Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang diandalkan dalam
upaya pemulihan ekonomi nasional setelah tertekan akibat pandemi Covid-19.
Menurut data kementerian industri pada tahun 2020 sektor industri tetap menjadi
kontributor terbesar untuk Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar 19,98%.
Salah satu penyumbang signifikan bagi perekonomian nasional adalah industri
kimia, farmasi dan obat tradisional. Menurut data Badan Pusat Statistik pada
tahun 2020 industri kimia, farmasi dan obat tradisional menyumbangkan PDB
sekitar 19,22% dengan angka sebesar Rp296.710.030.000.000. Dalam kondisi
apapun masyarakat selaku konsumen akan tetap membeli produk-produk
kesehatan, tidak heran jika banyak perusahaan memilih untuk mengembangkan
bisnisnya di sektor farmasi. Terjaminnya kelangsungan hidup suatu perusahaan
terlihat apabila tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu meningkatkan laba
perusahaan sesuai dengan rencana yang menunjang kestabilan perusahaan, dan
didukung oleh posisi keuangan perusahaan yang ada dalam keadaan stabil
Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan kondisi
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Menurut Fahmi (2017) laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi paling lengkap dari
sebuah perusahaan. Laporan keuangan yang disiapkan dan dibuat oleh manajemen
perusahaan, selain untuk keperluan pihak internal, juga dapat digunakan oleh
pihak eksternal perusahaan (investor, kreditor, pemerintah, dan semua pihak lain
yang berkepentingan terhadap kemajuan perusahaan) sebagai sumber informasi
mengenai kinerja dan kondisi perusahaan.
Menurut Rivai dan Basri dalam Masram (2017) kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar, target atau sasaran maupun kriteria yang telah ditentukan. Penilaian
kinerja adalah proses penilaian secara sistematis mengenai kinerja atau job
performance dari seseorang maupun suatu organisasi. Dalam suatu perusahaan
harus dilakukan penilaian kinerja untuk mengetahui kondisi perusahaan pada
periode tertentu, salah satunya dengan cara melakukan analisis kinerja keuangan.
Penilaian kinerja sangat penting bagi perusahaan, karena analisis ini digunakan
perusahaan untuk menentukan langkah tepat yang akan diambil perusahaan
dimasa yang akan datang. Selain untuk menentukan langkah perusahaan dimasa
yang akan datang, hasil analisis ini juga digunakan untuk mengetahui kelemahan
dan kekuatan perusahaan. Salah satu cara untuk melakukan pengukuran kinerja
perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan bentuk analisis untuk mengukur
performa perusahaan berdasarkan data yang terdapat dalam laporan keuangan
dalam satu periode tertentu. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen
dengan komponen yang lain dalam satu laporan keuangan atau antar komponen
yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian, angka yang dibandingkan dapat
berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2017).
Secara umum rasio keuangan terbagi menjadi empat yaitu rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas.
Salah satu jenis rasio yang sering digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2017) rasio profitabilitas
adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan. Alasan penulis menggunakan rasio profitabilitas dalam penyusunan
tugas akhir karena angka penjualan, laba, aset, dan ekuitas PT. Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya
meskipun terdampak pandemi Covid-19, dan dengan menggunakan rasio
profitabilitas perusahaan bisa mendapat gambaran tentang tingkat laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode (satu tahun), perusahaan dapat
memantau dan memahami perkembangan laba perusahaan dari waktu ke waktu,
produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri bisa dilihat dan dijadikan patokan, serta perusahaan dapat
mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
dapat dilakukan perbandingan dan untuk evaluasi.
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang barang konsumsi sub sektor kimia, farmasi dan obat tradisional. PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah salah satu perusahaan kimia,
farmasi dan obat tradisional yang terbesar di Indonesia. Diperlukan upaya
penetapan strategi agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan yang
bergerak di sub sektor kimia, farmasi dan obat tradisional lainnya. Dalam hal ini
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dituntut untuk menghasilkan
laba yang maksimal. Dengan banyaknya pesaing yang bergabung dalam industri
farmasi yang juga melakukan di Indonesia yang menyebabkan PT. Industri Jamu
dan Farmasi Sido Muncul Tbk memiliki pesaing yang cukup banyak. Beberapa
pesaing yang berada di industri yang sama dengan PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul berdasarkan Bursa Efek Indonesia adalah Kalbe Farma Tbk,
Indofarma Tbk, Kimia Farma Tbk, dan beberapa pesaing lainnya
Kemampuan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam
memperoleh laba dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 1. Penjualan, Laba Bersih Setelah Pajak, Aset, dan Ekuitas
Penjualan Laba Bersih Aset Ekuitas
Tahun (Jutaan Setelah Pajak (Jutaan (Jutaan
Rupiah) (Jutaan Rupiah) Rupiah) Rupiah)
2018 2.763.292 663.849 3.337.628 2.902.614
2019 3.067.434 807.689 3.529.557 3.064.707
2020 3.335.411 934.016 3.849.516 3.221.740
2021 4.020.980 1.260.898 4.068.970 3.471.185
Sumber: PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (2018-2021)
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penjualan, laba bersih setelah
pajak, aset, dan ekuitas pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul selalu
mengalami kenaikan setiap tahun dengan kondisi pesaing usaha semakin banyak.
Namun, kenaikan setiap tahunnya belum bisa membuktikan sepenuhnya bahwa
kinerja keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dalam keadaan
baik.
Laba yang diperoleh perusahaan tersebut merupakan suatu tujuan
jangka pendek dan jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan
harus mampu menganalisis rasio profitabilitas supaya bisa menjadi tolak ukur
perusahaan dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia untuk
menghasilkan hasil yang maksimal. Melalui laporan keuangan kinerja suatu
perusahaan dapat diketahui. Analisis yang dilakukan pada laporan keuangan
digunakan rasio-rasio keuangan sebagai pembanding dan saran untuk mengetahui
dan melihat kinerja manajemen perusahaan.
Hasil analisis ini nantinya akan menunjukkan kinerja perusahaan.
Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan
tingginya perolehan keuntungan perusahaan yang akhirnya investor akan
mendapatkan return yang terbaik (Fahmi, 2017). Dengan menggunakan analisis
ini juga perusahaan bisa mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
perusahaan dimana kelemahan tersebut harus diselidiki dan diperbaiki dan
kekuatan yang ada pada perusahaan digunakan sebagai bahan acuan untuk
perencanaan laba kedepannya untuk menggantikan manajemen yang baru setelah
manajemen yang lama mengalami kegagalan atau kelemahan. Oleh karena itu
rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen (Kasmir,
2017).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
analisis, yang penulis tuangkan dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Rasio
Profitabilitas Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk”.

B. Problem Statemant
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diuraikan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk dengan melakukan analisa perbandingan laporan keuangan
pada 4 tahun periode laporan keuangan yaitu periode laporan tahun 2018-
2021?
2. Bagaimana tingkat profitabilitas pada PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk jika diukur dari Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI) selama 4 tahun periode
laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menilai kondisi keuangan PT. Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk.
2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas pada laporan keuangan PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui secara teoritis mengenai tingkat kinerja perusahaan
khususnya PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
2. Membandingkan antara ilmu yang dipelajari dengan penerapan yang
dilakukan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
3. Agar perusahaan memperoleh manfaat dari masukan dan saran-saran
yang penulis kemukakan untuk penyempurnaan analisis rasio laporan
keuangan yang diharapkan.
4. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis mengenai dunia kerja.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan landasan teori yang menjelaskan tentang laporan keuangan
yang terdiri dari: pengertian laporan keuangan, tujuan dan manfaat laporan
keuangan, bentuk dan isi laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan yang terdiri dari: pengertian analisa laporan
keuangan, tujuan analisis laporan keuangan, metode dan teknik analisis
laporan keuangan, keterbatasan analisis rasio, teknik analisis rasio laporan
keuangan, analisis profitabilitas. Perusahaan yang terdiri dari: pengertian
perusahaan, jenis, tugas, dan fungsi-fungsi perusahaan.
BAB III GAMBARAN UMUM PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI
SIDO MUNCUL TBK.
Membahas tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari
sejarah umum perusahaan, filosofi logo dan warana perusahaan, visi dan misi
perusahaan, lokasi perusahaan, nilai-nilai dan kode etik, struktur organisasi,
dan aktivitas yang dilakukan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas data atau informasi hasil penelitian yang diolah,
dianalisis menggunakan alat analisis Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI), ditafsirkan, dikaitkan dengan
kerangka analisis sehingga jelas bagaimana data hasil penelitian dapat
menjawab permasalahan dan tujuan pembahasan dalam kerangka teoritik
yang telah dikemukakan terdahulu.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk. demi kelangsungan aktifitas perusahaan dan mahasiswa yang
akan melaksanakan prektek kerja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan


2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (revisi 2018) laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Menurut Munawir (2017) laporan keuangan merupakan hasil dari
proses akuntansi yang digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Kasmir (2017) dalam
pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (revisi
2018) adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna
laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik.
Sedangkan Kasmir (2017) menyebutkan beberapa tujuan laporan
keuangan, diantaranya:
1. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
2. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan.
3. Memberikan informasi mengenali jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi mengenai jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi mengenai catatan-catatan yang terdapat pada
laporan keuangan.
2.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan menurut Kasmir (2017) secara umum ada 5
macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan catatan atas laporan
keuangan.
a. Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Artinya dari posisi keuangan
dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta), dan pasiva
(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Di
dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah
biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari
jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba
atau rugi.
c. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk
(cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas
masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan
atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah
pengeluaran dan jenis-jenis pengeluaran seperti pembayaran biaya
operasional perusahaan.
e. Catatan atas laporan keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu.
2.2 Kinerja Keuangan
2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Hutabarat (2020) kinerja keuangan ialah cara untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aturan yang ada dengan baik.
Sedangkan menurut Mulyadi dalam Budiwibowo (2013) yang menyebutkan
bahwa “Kinerja keuangan adalah penentusecara periodik efektivitas operasional
perusahaan dan karyawannya sesuai sasaran, standar dan kriteria yang sudah
ditentukan sebelumnya”. Jadi kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian
tujuan atau keberhasilan dari suatu perusahaan setelah melaksanakan aturan-
aturan secara efektif dan efisien.
2.2.2 Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Sugiarso dan Winarni dalam Mutasowifin (2014) Evaluasi kinerja
suatu manajemen atau organisasi adalah kegiatan yang penting karena hasil
evaluasi kinerja dapat digunakan untuk mengetahui besarnya keberhasilan
perusahaan, dan temuan tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut
Marginingsih dalam Suhendro (2017) Evaluasi kinerja keuangan merupakan
analisis rasio yang dilakukan melalui analisis laporan keuangan yang
dibandingkan, termasuk data perubahan yang tercermin dalam nilai rupiah, untuk
menentukan seberapa efektif bisnis dalam perusahaan dapat mencapai tujuannya
dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan yang dibandingkan,
termasuk data mengenai perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, presentasi
dan trend. Jadi secara umum penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk
mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan baik dan untuk
mengetahui efisinsi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya.
2.2.3 Pengukuran Kinerja Keuangan
Berdasarkan tekniknya menurut Nur’Aini (2020:9-10) terdapat 8 macam
analisis keuangan, yaitu:
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan laporan keuangan adalah suatu metode analisis
yang membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih
dengan menunjukkan perubahannya.
2. Analisis Trend
Analisis Trend (tendensi posisi) merupakan metode analisis untuk
menentukan tendensi kondisi keuangan, apakah sedang meningkat atau
menurun.
3. Analisis (Common Size)
Analisis persentase per komponen (common size) adalah metode analisis
untuk melihat bagaimana persentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktiva atau utang.
4. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan metode analisis
untuk melihat besarnya sumber dan pengalokasian modal kerja melalui
dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas
Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan metode analisis untuk
melihat kondisi kas disertai penyebab terjadinya perubahan kas pada
periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis keuangan untuk menentukan
hubungan antara item tertentu di neraca dan laporan laba rugi secara
individu atau bersama.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor
Analisis perubahan laba kotor adalah metode analisis untuk melihat posisi
laba dan penyebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even
Analisis Break Even adalah metode analisis untuk melihat bagaimana
tingkat penjualan yang seharusnya dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kebangkrutan.

2.3 Analisis Ratio Keuangan


2.3.1 Pengertian Analisis Ratio Keuangan
Menurut Dermawan dan Djahotman dalam Budiwibowo (2013) analisis
rasio adalah salah satu analisis yang biasa digunakan karena sangat sederhana
yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks.
Menurut Munawir dalam Budiwibowo (2013) menyatakan bahwa “Rasio
mewakili hubungan atau keseimbangan antara satu jumlah dengan jumlah lainnya,
dan dengan menggunakan alat analisis rasio ini, analis dapat mengetahui kondisi
kesehatan atau keuangan perusahaan.
Angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan yang
digunakan sebagai pembanding”. Setelah melakukan analisia maka akan di
temukan hasil, dari hasil tersebut dapat disimpulkan apakah kinerja keuangan
suatu perusahaan berjalan baik atau sebaliknya. Sedangkan menurut Hutabarat
(2020) rasio keuangan merupakan perhitungan rasio yang dimana laporan
keuangan dijadikan sebagai indikator posisi dan kinerja keuangan suatu
perusahaan
2.3.2 Tahap Menganalisis Kinerja Keuangan
Menurut Hutabarat (2020) secara umum terdapat 5 tahap dalam
menganalisa kinerja keuangan yaitu:
1. Melakukan review pada data laporan keuangan Bertujuan untuk
mrngrtahui apakah kegiatan reviu sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
berlaku umum pada dunia akuntansi.
2. Melakukan perhitungan Saat melakukan perhitungan, diperlukan
penerapan metode perhitungan sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi
dan permasalahan yang akan dijalankan, kemudian hasil perhitungan dapat
disimpulkan berdasarkan analisis yang dilakukan.
3. Melakukan perbandingan pada hasil hitungan yang telah didapatkan. Dari
hasil hitungan yang didapatkan selanjutnya dilakukan perbandingan
dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang
umum digunakan ada 2 yaitu:
a. Time series analysis, yakni perbandingan secara antar waktu atau antar
periode, yang hasilnya akan diperlihatkan secara grafik
b. Cross sectional approach, yakni membandingkan hasil hitungan rasio
yang sudah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya pada
ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan bersama.
4. Melakukan penafsiran pada berbagai masalah yang didapatkan.
5. Mencari dan memberi solusi pada permasalahan yang didapatkan
2.3.3 Jenis-Jenis Rsio Keuangan
Menurut Kasmir (2016) terdapat 6 rasio keuangan yaitu:
1. Rasio likuiditas
Fred Westone, Rasio cepat atau quick ratio mengacu pada rasio yang
mewakili kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen atau
kewajiban lancarnya. Berarti, perusahaan dapat melunasi utang-utang
tersebut, terutama utang-utang yang menunggak, pada saat penagihan.
2. Rasio Solvabilitas (Laverage)
3. Rasio solvabilitas adalah metode yang digunakan untuk melihat sejauh
mana aset perusahaan ditutupi oleh kewajibannya. Yang berarti, seberapa
besar utang yang dimiliki oleh perusahaan dibanding dengan aset yang
dimiliki. Dalam arti luas, rasio solvabilitas dipergunakan untuk melihat
kemampuan suatu perusahaan dalam meelunasi seluruh kewajiban jangka
pendek dan jangka panjang jika perusahaan tersebut dibubarkan.
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efek pemanfaatan aset suatu
perusahaan, dan bisa juga dikatakan rasio yang mengukur efisiensi
pemanfaatan sumber daya suatu perusahaan. Misalnya, efisiensi
dipraktikkan dalam penjualan, inventaris, penagihan utang, dan efisiensi di
bidang lain. Tingkat aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang dipergunakan untuk menilai
kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan.
6. Rasio Pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan adalah ukuran pertumbuhan ekonomi dan
kemampuan suatu perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya
dalam industri. Rasio penilaian adalah rasio yang
2.4 Profitabilitas
2.4.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Syafri dalam Darmawan (2020) Rasio profitabilitas merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari semua keterampilan
dan sumber yang tersedia, misalnya penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan lain-lain. Sedangkan menurut Kasmir (2017) rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba. Rasio ini juga melihat seberapa besar keektifan suatu
perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini dilihat dari laba yang
didapatkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
2.4.2 Pengukuran Profitabilitas
Dalam praktiknya terdapat beberapa cara perhitungan atau alat yang
digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas yaitu:
a. Pengertian Profitabilitas
Menurut Syafri dalam Darmawan (2020) Rasio profitabilitas merupakan
ukuran kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari semua keterampilan
dan sumber yang tersedia, misalnya penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan lain-lain. Sedangkan menurut Kasmir (2017) rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba. Rasio ini juga melihat seberapa besar keektifan suatu
perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini dilihat dari laba yang
didapatkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
b. Pengukuran Profitabilitas
Dalam praktiknya terdapat beberapa cara perhitungan atau alat yang
digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas yaitu:
1 Return on Investment (ROI)
ROI merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan melalui tingkat pengembalian investasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase Return on
Invesment (ROI) adalah:
LabaOperasi
Returnon Invesment= × 100 %
Aset Operasi Rata−rata
Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak.
Sedangkan aset operasi rata-rata dihitung berdasarkan jumlah aset yang
benar-benar digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba operasi,
termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, bangunan dan peralatan.
Semakin tinggi ROI suatu usaha, maka semakin besar laba yang dihasilkan
setiap rupiah yang diinvestasikan dalam aset operasi suatu perusahaan.
Menurut Sony Waluyo, dkk. (2006), ROI dalam mengukur kinerja
perusahaan memiliki keunggulan, seperti:
a. ROI merupakan tolak ukur tunggal komprehensif yang dapat menunjukkan
trade-off antara pendapatan, biaya dan investasi.
b. ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dari berbagai sektor
bisnis, baik pesaing, maupun dalam industri.
c. Hasil perhitungan ROI dapat dibandingkan dengan tolak ukur keungan
lainnya.
ROI juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a. Dasar perhitungan yang digunakan adalah laba akuntansi yang lebih
bersifat learning management, dimana manajer dapat mempengaruhi ROI
untuk kepentingan jangka pendek dan merugikan perusahaan dalam jangka
panjang.
b. Keputusan investasi yang berdasarkan ROI mempunyai kecenderungan
suboptimalisasi keputuasan, yaitu manajer lebih mempertimbangkan
keuntungan divisinya dengan mengorbankan kepentingan perusahaan
secara keseluruhan,
c. Hasil perhitungan ROI bersifat bias, karena faktor kesulitan dalam
menghitung nilai investasu sebagai dominator ROI.
2 Return On Asset (ROA)
a. Pengertian Return On Asset
Menurut Kariyoto (2017) return on asset biasa disebut sebagai
economics profitability yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Menurut Lestari dan Sugiharto dalam Megasari (2015) nilai ROA dapat
dikatakan sehat jika lebih dari 2%. Rumus dipergunakan yaitu:
Laba Bersih Setelah Pajak
ReturnOn Asset= ×100 %
Total Aktiva
b. Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset
Menurut Munawir dalam Pertiwi (2016) menyatakan bahwa
besarnya return on asset dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1. Aset Turnover Ratio
Menurut Wijaya (2016) asset turnover adalah suatu rasio yang
dipergunakan untuk menilai perputaran semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dan mengukur berapa banyak penjualan yang didapatkan dari
setiap rupiah yang dikeluarkan.
Rasio ini hampir sama dengan rasio total aset turnover ratio
dimana jika nilai persentase yang yang dimiliki meningkat maka akan
semakin baik perusahaan dalam mengelola aset. Adapun rumus yang
digunakan yaitu:
Total Penjualan
Aset Turnover Ratio=
Aset Awal + Aset Akhir /2
2. Net Profit Margin
Laba bersih setelah pajak
Net Profit Margin= × 100 %
Penjualan bersih
3 Return On Equity
a. Pengertian Return On Equity
Menurut Kasmir (2016) Return On Equity adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal.
Menurut Hutabarat (2020) mengatakan bahwa secara umum rasio return
on asset mempunyai standar rata-rata industri yaitu 5% dan return on
equity sebesar 20%. Dengan memiliki nilai profitabilitas tersebut maka
dapat dikatakan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan laba perusahaan sesuai aset dan ekuitas yang dimiliki.
Semakin tinggi persentase dari rasio ini, maka semakin bagus.
Dimana jika posisi pemilik perusahaan semakin kuat maka demikian juga
sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Equity
(ROE) adalah:
Laba Bersih Setelah Pajak
ReturnOn Equity= ×100 %
Modal Sendiri
b. Faktor yang Mempengaruhi Return On Equity
Menurut Puteh (2013) ia menyatakan bahwa return on equity
adalah pengembalian hasil yang jumlahnya dinyatakan sebagai parameter
yang didapatkan dari investasi atas saham biasa untuk waktu tertentu.
Menurut Puteh (2013) dalam penelitiannya terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi ROE yaitu:
1. Curent Ratio
Aktuva Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar
2. Total Asset Turnover
Penjualan
Total Asset Turnover=
Total Aset

2.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian Arta Kusuma (2013) dengan judul Analisis Rasio Profitabilitas
Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada Bank BNI Syariah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Return On Asset dan Return On Equity Bank BNI
Syariah periode 2010-2012 berada di posisi cukup baik, karena mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Nilai Gross Profit Margin periode 2010-2012 berada
di posisi yang baik, karena nilai GPM tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Sedangkan Nilai Net Profit Margin cenderung fluktuatif. Ditahun 2011 nilai NPM
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 nilai Net Profit Margin
mengalami peningkatan dari tahun 2011. Hal ini berarti Bank BNI Syariah pada
tahun 2012 lebih efisien dalam penggunaan biaya operasional perusahaannya jika
dibandingkan tahun 2011.
Penelitian Fitriani Saragih (2013) dengan judul Analisis Rasio
Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Pelabuhan
Indonesia (Persero) Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan apabila dianalisis dengan menggunakan analisis rasio
keuangan dengan pendekatan rasio profitabilitas sudah berjalan dengan baik atau
tidak dan untuk mengetahui apakah tingkat profitabilitas yang diperoleh tiap
periodenya yang memperlihatkan OPM dan ROI mengalami penurunan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, sumber data yang
digunakan adalah data skunder, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
berada dalam kondisi kurang baik. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai OPM dan
ROI yang mengalami penurunan disebabkan karena adanya penurunan rasio
profitabilitas pengelolaan beban yang masih sangat buruk karena beban yang
meningkat sehingga laba operasi tidak sebanding dengan besarnya penjualan
mengakibatkan labanya menurun.
Penelitian Ibnu Sutomo (2014) dengan judul Analisis Rasio Profitabilitas
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Niagaraya Kreasi Lestari Banjarbaru.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rasio profitabilitas untuk menilai
kinerja keuangan pada PT Niagaraya Kreasi Lestari Banjarbaru. Sumber data
penelitian ini adalah laporan keuangan dari tahun 2009- 2013 di PT Niagaraya
Kreasi Lestari. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan masih kurang
baik, karena dari standar rata-rata industri masih di bawah standar. Untuk GPM,
NPM, ROE, maupun ROI, kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena nilai
yang dicapai rasio-rasio profitabilitas tersebut masih di bawah rata-rata standar
industri.
Penelitian Agus Subardi (2019) dengan judul Analisis Rasio Profitabilitas
Pada Pt Bank Permata, Tbk. perhitungan profitabilitas dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana manajemen perusahaan mengendalikan bisnisnya.
Variabel dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas, margin laba kotor, margin
laba bersih, pengembalian modal ekuitas, dan pengembalian total aset.
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat rasio profitabilitas setiap tahun selalu
menurun. Jika dibandingkan dengan standar Bank Indonesia, rasio profitabilitas
pada PT Bank Permata Tbk tidak sehat. Hal ini dikarenakan, tingkat rasio
profitabilitas lebih rendah dari standar Bank Indonesia, terutama pada tahun 2015.
Kecuali pada rasio laba kotor dan total aset, rasio ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Namun, bila dibandingkan dengan standar Bank Indonesia, rasio
ini masih di bawah standar. Dalam hal ini, pihak manajemen PT Bank Permata
Tbk, harus semakin meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan, terutama pada
pengembalian modal ekuitas dan pengembalian total aset dengan meningkatkan
pendapatan bersih dan pendapatan operasional perusahaan.
Penelitian Mutia Raisa (2018) dengan judul Analisis Rasio Profitabilitas
Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Jayawi Solusi Abadi
Medan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan
PT. Jayawi Solusi Abadi selama tahun 2013- 2017 berdasarkan net profit margin
dinilai sangat kurang baik, hal ini berdasarkan hasil perhitungan rata- rata net
profit margin selama 5 tahun yaitu 8,64%, yang masih berada jauh dibawah
standar industri net profit margin yaitu sebesar 20%. Kinerja keuangan PT. Jayawi
Solusi Abadi selama tahun 2013- 2017 berdasarkan return on assets dinilai sangat
kurang baik, hal ini berdasarkan hasil perhitungan rata- rata return on assets
selama 5 tahun yaitu 9,81%, yang masih berada jauh dibawah standar industri
return on assets yaitu sebesar 30%. Kinerja keuangan PT. Jayawi Solusi Abadi
selama tahun 2013- 2017 berdasarkan return on equity dinilai sangat kurang baik,
hal ini berdasarkan hasil perhitungan rata- rata returm on equity selama 5 tahun
yaitu 9,92%, yang masih berada jauh dibawah standar industri return on equity
yaitu sebesar 40%.
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh ROI (Return On Invesment) Terhadap Kinerja Keuangan
Return On Invesment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Peningkatan laba ini mempunyai
efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh
investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perusahaan (Sartono, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Romadhani, dkk (2016) Return On
Invesment berpengaruh terharap kinerja keuangan.
H1: Return On Invesment berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
2.6.2 Pengaruh ROA (Return On Asset) Terhadap Kinerja Keuangan
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Dengan kata lain,
semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik pula produktivitas aset (Asset)
dalam memperoleh keuntungan. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa
keuntungan/laba yang dicapai perusahaan semakin besar, sehingga akan menarik
minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Hery,
2016). Berdasarkan hasil penelitian dari Isnaini Nur Baety (2021) Return On
Asset berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
H2: Return On Asset berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
2.6.3 Pengaruh ROE (Return On Equity) Terhadap Kinerja Keuangan
Return On Equity adalah rasio untuk melihat sejauh mana investasi yang
telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang
diharapkan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan
dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.
Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keutungan yang dicapai
perusahaan sehinggan kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Pemilik perusahaan lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh keuntungan terhadap modal yang ditanamkan (Fahmi,
2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoga Pratama Putra, dkk
(2014) menyatakan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
H3: Return On Equity berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
2.7 Kerangka Berpikir
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang barang konsumsi sub sektor kimia, farmasi dan obat tradisional. PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah salah satu perusahaan kimia,
farmasi dan obat tradisional yang terbesar di Indonesia.
Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dan dapat dilakukan dengan beberapa rasio
keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.
Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterprestasikan sehingga menjadi
berarti bagi pengambilan keputusan.
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan
profit. Karena jika kondisi ini mengalami penurunan, hal itu cenderung membuat
perusahaan berada dalam ambang kondisi yang harus diwaspadai untuk kelayakan
dan keamanan dalam berinvestasi.
Dalam melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan bank maka perlu
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio.
Penelitian melakukan analisis terhadap rasio profitabilitas yang diukur dengan
menggunakan: Return on Invesment (ROI), Return On Asset (ROA), dan Return
On Equity (ROE). Setelah menganalisis profitabilitas tersebut, dilakukan analisis
dan membahas kinerja PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
berdasarkan rasio profitabilitas untuk menarik kesimpulan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut:

Laporan Keuangan PT. Industri


Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Analisis Laporan Keuangan

Rasio Profitabilitas

Return On Asset Return On Equity


(ROA) (X2) (ROE) (X3)
Return on Invesment
(ROI) (X1)

Kinerja Perusahaan
(Y)

Gambar 1. Kerangka Barpikir

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
mengadakan kegiatan pengumpulan data dan analisis data dengan tujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Arikunto, 2016).
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
tentang kinerja keuangan tahun 2018-2021 yang diukur dengan rasio profitabilitas
pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah perkumpulan yang terdiri dari individu ataupun kelompok
jumlah tak terbatas atau terbatas (Sugiyono, 2016). Populasi yang dipakai dalam
penelitian adalah PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Sampel merupakan sebagian atau banyaknya yang ditarik dan diteliti
(Arikunto, 2013). Sampel meerupakan bagian yang mempunyai karakter populasi.
Tetapi tidak bisa semua kelompok dari populasi menjadi objek penelitian oleh
karena diadakan untuk pengambilan sampel (Sugiyono, 2019). Peneliti
menjadikan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sebagai sampel.
Sampel yang diambil oleh peneliti dengan menggunakan laporan keuangan PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk periode tahun 2018-2021.
3.3. Data dan Metode Pengumpulan data
Jenis Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu data
yang diperoleh melalui laporan keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk berupa neraca dan laba rugi untuk tahun 2018 sampai 2021 yang
berhubungan dengan penelitian.
Metode pengumpulan data yaitu melalui pengambilan secara langsung
data-data dari laporan keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
untuk tahun 2018-2021. Data tersebut dipublikasikan melalui Indonesia Capital
Market Directory, dan melalui beberapa situs internet, seperti situs
www.idx.co.id.
3.4. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel dari penelitian ini terdiri dari Varibael independen dan dependen.
Variabel independen (X) terdiri dari Return on Invesment (ROI) (X1), Return On
Asset (ROA) (X2), dan Return On Equity (ROE) (X3). Sedangkan untuk variabel
dependen (Y) pada penelitian ini adalah kinerja keuangan.
a. Return on Invesment (ROI) (X1)

ROI merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja


perusahaan melalui tingkat pengembalian investasi, dimana:

LabaOperasi
Returnon Invesment= × 100 %
Aset Operasi Rata−rata
b. Return On Asset (ROA) (X2)

ROA menggambarkan kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan


dalam menghasilkan laba.

Laba Bersih Setelah Pajak


ReturnOn Asset= ×100 %
Total Aktiva
c. Return On Equity (ROE) (X3)
ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
yang diperoleh pemegang saham
Laba Bersih Setelah Pajak
ReturnOn Equity= ×100 %
Modal Sendiri
d. Kinerja Keuangan (Y)
Salah satu rasio untuk menilai prestasi atau kinerja keuangan perusahaan
adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang dimaksud dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkandalam aktiva
yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
3.5. Metode Analisa Data
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1. Uji Normalitas
3.5.2.2. Uji Multikolinearitas
3.5.2.3. Uji Heteroskedasitas
3.5.2.4. Uji Autokorelasi
3.5.3 Analisa Regresi Linier Berganda
3.5.4 Pengujian Hipotesis
3.5.4.1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
3.5.4.2. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
3.5.4.3. Koefisien Determinasi

Anda mungkin juga menyukai