Anda di halaman 1dari 39

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Total Asset Turnover, dan Net Profit Margin


Terhadap Pertumbuhan Laba pada Industri
Kesehatan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2019 – 2021

Oleh:
PUTRI KIRANA
NPM : 2020 21 0011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS BINA INSANI
BEKASI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kesehatan merupakan industri yang di dalamnya terdiri dari bisnis


yang menyediakan layanan medis, memproduksi peralatan medis atau obat-obatan,
menyediakan asuransi kesehatan, serta memfasilitasi penyediaan perawatan
kesehatan kepada pasien. Alasan dipilihnya industri kesehatan karena perusahaan
di dalam industri kesehatan ini memiliki perkembangan yang cukup pesat di
Indonesia, terlebih ketika pandemi Covid-19 mulai menyebar di Indonesia. Sejak
pandemi Covid-19, kondisi kesehatan masyarakat menjadi fokus utama,
masyarakat lebih sadar akan kesehatan mereka. Hal tersebut membawa dampak
yang cukup signifikan terhadap perkembangan industri kesehatan. Menurut hasil
survey dari Katadata Insight Center dan Sirclo terhadap kategori produk yang
paling digemari konsumen saat belanja online, menunjukkan bahwa transaksi
produk kesehatan meningkat sebesar 40,1% saat pandemi Covid-19, dibandingkan
pada tahun 2019 yang hanya mencapai 29,1[co1]%.
Pada industri kesehatan khususnya rumah sakit pada masa pandemi ini
mengalami peningkatan pendapatan yang didominasi dari pasien Covid-19.
Namun, untuk sektor farmasi melansir dari Kontan, (Intan 2021), menyatakan
bahwa salah satu perusahaan farmasi, PT Kimia Farma Tbk mengalami penurunan
penjualan neto sebesar 4,25% pada kuartal pertama tahun 2021. Hal tersebut
dikarenakan adanya penurunan kinerja pada sektor distribusi dan ritel yang
terdampak pandemi Covid-19. Namun, seiring dengan kembali tingginya angka
positif kasus Covid-19 di Indonesia yang membuat tingginya permintaan
masyarakat terhadap produk kesehatan seperti obat-obatan dan alat tes untuk
diagnostik membuat industri farmasi mencatat kenaikan penjualan, Kalbe Farma
mencatat kenaikan sebesar Rp19,10 triliun dan Indofarma mencatat kenaikan
sebesar Rp1,49 triliun dari yang semula Rp749,25 miliar[co2]. Hal tersebut
menunjukkan bahwa industri kesehatan di Indonesia saat ini merupakan salah satu
industri yang memiliki permintaan produk cukup tinggi dan memiliki volume
perdagangan dan pelayanan yang cukup besar. Besarnya volume perdagangan dan
pelayanan yang besar dapat diartikan bahwa penjualan perusahaan pada industri ini
tinggi, yang akan menghasilkan laba yang tinggi pula.
Pada umumnya, dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan,
masyarakat mengukur berdasarkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan dapat dievaluasi dengan menggunakan laporan keuangan
yang disajikan secara berkala untuk tiap periode. Informasi akuntansi dalam laporan
keuangan sangat penting bagi pebisnis dan investor dalam hal pengambilan
keputusan. Agar informasi akuntansi di dalam laporan keuangan menjadi informasi
yang berguna, informasi tersebut harus relevan dan dapat diinterpretasikan, karena
nantinya akan dijadikan sebagai pertimbangan di dalam pengambilan keputusan.
Informasi dianggap relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, sekarang,
atau masa depan, dengan mengonfirmasi atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu.
Agar dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan sesuai
dengan tujuan dan kepentingan pengguna informasi tersebut, maka telah
dikembangkan serangkaian teknik analisis berdasarkan laporan keuangan yang
dipublikasikan. Salah satu teknik yang diterapkan dalam praktik bisnis adalah
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara
laporan keuangan. (Kasmir 2016). Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah
membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan
sehubungan dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas.
Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan[co3]. Dari
informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting dimasa
yang akan datang. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk
selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli, menahan atau
menjual saham perusahaan tersebut. Apabila dari hasil analisis perusahaan
memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan kurang baik, maka investor akan
lebih berhati-hati. (Jiasti 2010).
Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena
sebagai alasan yaitu laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman
dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam
peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan
datang, dasar dalam perhitungan penilaian prestasi atau kinerja. Secara akuntansi,
selisih pendapatan dan pengeluaran atau biaya adalah definisi laba. (Harahap
2010b). Menurut (Estininghadi 2019), Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan
penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan periode atau tahun
sebelumnya, Perusahaan pasti menginginkan adanyaa peningkatan laba yaang
diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurrunan laba dilihat dari
pertumbuhan laba setiap periode sebelumya dan masa yang akan datang. Informasi
pertumbuhan laba sangat penting bagi pebisnis, seorang analis keuangan, pemegang
saham, ekonom, dan sebagainya.
Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat atau metode analisis yang dapat
memberikan resolusi dan gambaran gejala-gejala yang terwujud dalam suatu situasi
di dalam perusahaan. Rasio juga dapat menunjukkan bagian mana yang perlu
dipelajari dan diperhatikan lebih lanjut. Secara umum rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi empat rasio antara lain rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas,
rasio Aktivitas, dan rasio Profitabilitas. Pada penelitian sebelumnya yang meneliti
tentang pengaruh analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan
terbuka di BEI di beberapa industri didapatkan hasil yang berbeda-beda.
Pada industri farmasi, dalam penelitian (Riana and Diyani, 2016)
menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas Current Ratio, tidak memiliki pengaruh
dalam memprediksi perubahan laba karena tingkat Current Ratio yang mengalami
kenaikan dan penurunan. Rasio Solvabilitas Debt to Equity Ratio tidak memiliki
pengaruh dalam memprediksi perubahan laba karena naik dan turunnya tingkat
Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan peningkatan dan
penurunan laba. Rasio Aktivitas Total Asset Turnover memiliki pengaruh terhadap
prediksi perubahan laba, karena tingginya tingkat TAT akan menghasilkan
perubahan peningkatan laba, sedangkan jika TAT mengalami penurunan akan
menghasilkan perubahan penurunan laba. Tingginya tingkat TAT mengindikasikan
bahwa perusahaan mengelola total asetnya secara efisien, dan semakin tingginya
pejualan yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula tingkat TAT yang berdampak
pada perubahan peningkatan laba. Rasio profitabilitas Net Profit Margin tidak
berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba karena naik dan turunnya tingkat
NPM tidak memiliki dampak pada perubahan peningkatan maupun penurunan laba.
Masih di dalam industri farmasi, pada penelitian (Resihono, 2021) menunjukkan
bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan laba.
Sedangkan DER dan TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pertumbuhan laba pada industri farmasi.
Pada industri properti dan real estate, dalam penelitian yang dilakukan
(Estininghadi, 2019) menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas Current Ratio tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio Solvabilitas Debt
to Equity Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, hal
tersebut menunjukkan bahwa besar atau kecilnya laba berkaitan erat dengan
keefektivitasan perusahaan dalam menggunakan seluruh asetnya untuk
menghasilkan produk. Rasio Aktivitas Total Asset Turnover memiliki pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, hal tersebut menunjukkan bahwa besar atau
kecilnya laba berkaitan erat dengan keefektivitasan perusahaan dalam
menggunakan total asetnya untuk menghasilkan produk. Rasio Profitabilitas Net
Profit Margin tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai laba bersih tidak memiliki pengaruh terhadap
NPM.
Dalam penelitian (Anggani 2017) , pada industri manufaktur menunjukkan
bahwa Rasio Likuiditas Current Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba, dan rasio Solvabilitas Debt to Equity Ratio tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Masih di sektor yang sama, pada
penelitian yang dilakukan oleh (Mahaputra 2012) menunjukkan hasil bahwa CR,
DER, TAT, dan NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rasio Likuiditas
yang diwakili oleh Current Ratio yang dapat dihitung dengan membandingkan aset
lancar dengan utang lancar. Current ratio adalah ukuran yang umum digunakan
atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan
utang ketika jatuh tempo. Fahmi (2012:66) dalam (Anggani 2017). Tingkat Current
Ratio yang tinggi memberikan jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek
karena perusahaan mampu menyelesaikan kewajiban finansial jangka pendeknya .
Sebaliknya, tingkat Current Ratio yang tinggi bagi perusahaan dapat berdampak
buruk pada karena modal kerja tidak berfungsi dan banyak jumlah dana yang tidak
terpakai yang pada akhirnya dapat mengurangi laba, sehingga pertumbuhan laba
perusahaan dapat menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya
digunakan rasio Solvabilitas yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio. Menurut
(Anggani 2017) rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar porsi utang
yang digunakan dalam mendanai perusahaan. Semakin tinggi DER, hal ini
menunjukkan semakin tinggi pula penggunaaan hutang yang digunakan untuk
mendanai perusahaan. DER yang tinggi memiliki risiko yang besar bagi perusahaan
ketika perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap kegiatan operasional perusahaan yang tidak maksimal, hal tersebut akan
menurunkan laba perusahaan dan pertumbuhan labapun juga akan mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Rasio ketiga yang digunakan adalah Rasio
Aktivitas yang diwakili oleh Total Aset Turnover. TAT berfungsi untuk rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset (Sugiyono,
2011:64) dalam (Estininghadi 2019). Rasio keempat yaitu rasio profitabilitas yang
diwakili oleh Net Profit Margin. Menurut (Sugiyono, 2011:64) dalam
(Estininghadi 2019), NPM menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah
pajak (NIAT) terhadap total penjualannya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap
besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam analisis hasil empiris terkait
dengan analisis rasio keuangan. Terutama dalam hal manfaatnya untuk
mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan. Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat membantu
menginformasikan dan mengevaluasi kondisi keuangan masa lalu, sekarang, dan
masa depan sebuah perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah
ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan
laba. Atas dasar hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Net
Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba pada Industri Kesehatan yang
Terdaftar di BEI Tahun 2019 – 2021[co4].

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang di atas, rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Current Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap


pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan berdasarkan Current
Ratio tahun 2019 – 2021?
2. Apakah Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan
berdasarkan Debt to Equity Ratio tahun 2019 – 2021?
3. Apakah Total Asset Turnover Ratio mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan
berdasarkan Total Asset Turnover Ratio tahun 2019 – 2021?
4. Apakah Net Profit Margin Ratio mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan
berdasarkan Net Profit Margin Ratio tahun 2019 – 2021?
1.3 Tujuan Penelitian[co5]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh Current Ratio terhadap pertumbuhan laba perusahaan


industri kesehatan tahun 2019 – 2021.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap pertumbuhan laba perusahaan
industri kesehatan tahun 2019 – 2021.
3. Pengaruh Total Asset Turnover Ratio terhadap pertumbuhan laba
perusahaan industri kesehatan tahun 2019 – 2021.
4. Pengaruh Net Profit Margin Ratio terhadap pertmbuhan laba
perusahaan industri kesehatan tahun 2019 – 2021.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk
mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba
perusahaan. Pembaca juga dapat memberikan informasi dari hasil
penelitian ini kepada calon investor sebagai bentuk saran bagi mereka
dalam membantu mengambil keputusan berinvestasi di perusahaan
terbuka industri kesehatan.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh
rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan terbuka
industri kesehatan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan teori, tidak semua masalah dapat
dimasukkan ke dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti harus menetapkan
batasan penelitian yang meliputi:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan


Rasio Likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio, Rasio Solvabilitas
yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio, Rasio Aktivitas yang diwakili
oleh Total Asset Turnover dan Rasio Profitabilitas yang diwakili oleh
Net Profit Margin.
b. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada di dalam
industri kesehatan yang terdaftar di BEI.
c. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari laporan keuangan
tahun 2019 – 2021 perusahaan industri kesehatan yang terdaftar di BEI.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari 5 bab yang
masing-masing dirincikan menjadi beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan,


tujuan, kegunaan dan ruang lingkup penelitian, serta sistematika
penulisan.
b. Bab II Landasan Teori menjelaskan latar belakang teori yang digunakan
dalam penelitian, penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik dan
pembahasan penelitian saat ini, menjelaskan rerangka pemikiran dan
pembentukan hipotesis.
c. Bab III menjelaskan tentang metode yang digunakan oleh peneliti,
terbagi menjadi jenis penelitian yang digunakan, definisi operasional
variabel, populasi dan sampel, data, serta metode untuk analisis data
penelitian.
d. Bab IV Analisis dan Pembahasan merupakan bab yang memuat hasil
uji pengujian dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V merupakan bab terakhir yang meliputi kesimpulan, implikasi
dan keterbatasan dalam penelitian.
BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Landasan Teori

A. Laporan[co6] Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan


Menurut (Kasmir 2016), laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu.
Keadaan perusahaan saat ini adalah posisi keuangan perusahaan
pada saat tertentu (untuk laporan posisi keuangan) dan pada periode
tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya, laporan keuangan disusun
setiap kuartal. Misalnya, setiap tiga bulan atau setiap enam bulan untuk
kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, pelaporan dilakukan
lebih luas setahun sekali.
Menurut (Baridwan 2004) dalam “Intermediate Accounting”
menyatakan bahwa:

"Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari suatu proses


pencatatan. Suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan
juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai
laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.”
Menurut (Harahap, 2010) laporan keuangan adalah laporan
yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Menurut (Munawir, 2002) laporan keuangan adalah alat yang
sangat penting untuk memperoleh infomasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut (Weston dan Copeland 1995:24) laporan keuangan
melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan
dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan.”

2. Jenis Laporan Keuangan


Dalam praktiknya di suatu entitas atau perusahaan, laporan
keuangan terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan ringkasan dari kondisi
aset, liabilitas atau kewajiban, dan ekuitas suatu badan atau
perusahaan yang disusun secara sistematis dalam suatu
periode akuntansi. Dalam kondisi tertentu, laporan posisi
keuangan juga biasa disebut dengan neraca.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan keuangan yang
menggambarkan hasil operasi untuk suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi ini, jumlah pendapatan dan sumber
pendapatan ditampilkan. Kemudian juga menggambarkan
jumlah pengeluaran dan jenis biaya yang terjadi dalam suatu
periode akuntansi. Antara total pendapatan dan total biaya ada
selisih yang disebut laba atau rugi.
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang memuat
jumlah dan jenis modal yang dimiliki saat ini. Laporan ini
juga menjelaskan perubahan modal dan penyebab perubahan
modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang
dilakukan jika tidak ada perubahan modal, dengan kata lain,
laporan ini hanya dibuat ketika terjadi perubahan modal pada
perusahaan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang mewakili semua aspek
sehubungan dengan kegiatan badan atau perusahaan, yang
mempengaruhi, secara langsung atau tidak langsung terhadap
kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas
untuk periode pelaporan. Laporan ini mencakup arus kas
masuk dan arus kas keluar untuk suatu periode akuntansi
tertentu.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang
memberikan informasi jika ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan lebih terperinci.

3. Tujuan Laporan Keuangan


Menurut PSAK No.1 (Revisi 2009), tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. (Ikatan Akuntan Indonesia
2009).
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Munawir 2010) “analisis laporan keuangan
adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan
(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta
perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.
Menurut (Harahap 2010) analisis laporan keuangan berarti
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun non-kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Menurut (Kasmir 2016) tujuan dari analisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil
usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang
menjadi kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan
apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap
berhasil atau gagal.
f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

C. Analisis Rasio Keuangan


1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu
laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. (Kasmir
2016).
Sedangkan menurut (Harahap 2010) analisis rasio keuangan
adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio dilakukan untuk
menganalisis rasio dengan membandingkan suatu komponen dengan
komponen lainnya sebagai alat ukur dalam menilai kondisi
keuangan dan kinerja bisnis dan menjelaskan serta memberikan
wawasan tentang baik atau buruknya kondisi atau posisi keuangan
sebuah entitas atau perusahaan.

2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan umumnya digunakan oleh tiga
kelompok utama, yaitu manajer bisnis, analis kredit, dan analis pasar
saham. Menurut Brigham dan Houston (2006:119) dalam
(Mahaputra, 2012) kegunaan rasio keuangan untuk tiga kelompok
utama tersebut adalah adalah untuk membantu menganalisis,
mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan.
Menurut (Mahaputra, 2012) Rasio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya.
Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke
tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan
apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut. analisis keuangan yang
mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan
finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen
masa lalu dan prospeknya di masa mendatang.

4. Jenis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengukur kinerja perusahaan terbagi dalam beberapa
kategori, tergantung pada tujuan analis. Masing-masing rasio
tersebut memiliki arti yang berbeda, yang membantu analis
memperoleh informasi keuangan dari perusahaan dalam memenuhi
tugas dan tanggung jawabnya. Berikut merupakan jenis-jenis dari
rasio keuangan menurut (Munawir, 2010).
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar atau
Current Ratio. Menurut (Riana dan Diyani, 2016) Rasio
lancar merupakan indikator yang dapat menggambarkan
tingkat likuiditas perusahaan sesungguhnya, karena
membandingkan hubungan aset lancar dengan hutang lancar.
Aset Lancar
CR =
Utang Lancar

b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan sebagai alat
ukur untuk mengukur dan mengetahui seberapa baik suatu
perusahaan membiayai asetnya dengan kewajiban. Rasio
solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio. Menurut
(Mahaputra, 2012) Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Semakin besar rasio akan semakin baik.

Total Hutang
DER =
Total Ekuitas

c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya
keuangannya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio perputaran total aset atau Total
Asset Turnover. TAT digunakan untuk mengukur perputaran
semua aset yang dimiliki oleh perusahaan dan mengukur
jumlah pendapatan yang diperoleh dari setiap Rupiah aset.

Penjualan
TAT =
Total Aset
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas diartikan sebagai rasio untuk
membandingkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari penjualan. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah margin laba bersih atau
Net Profit Margin. Menurut (Riana dan Diyani, 2016) NPM
menunjukkan presentase perolehan laba bersih perusahaan
yang sesungguhnya dari setiap penjualan membandingkan
antara laba bersih setelah bunga dan pajak (earning after
interest and tax, EAIT) terhadap total penjualannya.

Laba Bersih
NPM =
Penjualan Bersih

D. Pertumbuhan Laba
Menurut (Estininghadi, 2019) Pertumbuhan laba merupakan
peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Besar dan kecilnya laba sebagai pengukur
kenaikan aset sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan
biaya. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Pertumbuhan Laba Bersih tahun t-Laba bersih tahun t-1


Laba = Laba bersih tahun t-1

E. Kajian Pustaka
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terkait analisis rasio
keuangan terhadap pertumbuhan pendapatan. Hasil dari beberapa penelitian
berikut ini akan digunakan untuk referensi dan perbandingan dalam
penelitian ini.
Legowo Dwi Resihono melakukan penelitian “Analisis Rasio
Keuangan terhadap Tingkat Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba karena hasil perhitungan menunjukkan nilai
DER yang rendah. TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba karena nilai TAT lebih rendah dari rata-rata industri.
Sedangkan NPM berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
laba. (Resihono, 2021)
Shinta Estininghadi melakukan penelitian “Pengaruh Current
Ratio, Debt Equity Ratio, Total Assets Turn Over Dan Net Profit Margin
Terhadap Pertumbuhan Laba”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR
tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba perusahaan. DER berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba, yang menunjukkan bahwa efisiensi
penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa sangat
erat kaitannya dengan ukuran atau profitabilitas perusahaan. TAT
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, menunjukkan efisiensi
bisnis dalam menggunakan semua asetnya untuk menghasilkan barang/jasa
yang terkait dengan ukuran atau profitabilitas perusahaan yang rendah.
NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, yang
menunjukkan bahwa nilai net profit tidak berpengaruh terhadap nilai NPM.
(Estininghadi 2019).
Devi Riana dan Lucia Ari Diyani melakukam penelitian “Pengaruh
Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Industri Farmasi
(Studi Kasus pada BEI Tahun 2011 – 2014)”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa CR tidak mempengaruhi
perkiraan perubahan laba karena kenaikan dan penurunan CR. DER tidak
mempengaruhi perkiraan perubahan laba karena kenaikan dan penurunan
tingkat DER tidak mempengaruhi kenaikan dan penurunan laba. TAT
berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba, karena TAT yang tinggi
akan menyebabkan peningkatan pada perubahan atas laba. Tingkat TAT
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mengelola total aset secara
efektif. NPM tidak berpengaruh pada perkiraan perubahan laba, karena
kenaikan dan penurunan NPM tidak mempengaruhi perubahan
pertumbuhan atau penurunan laba. (Riana and Diyani 2016).
Dini Susmiandini dan Ismi Yolanda Wirawan melakukan
penelitian “Pengaruh Current Ratio (Cr) Dan Debt To Equity Ratio (Der)
Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa CR dan DER sebagai variabel bebas tidak memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan laba sebagai variabel terikat. (Susmiandini dan Ismi
Yolanda, 2017).
Arnita Trimay Handayani dan Budi Nugroho melakukan penelitian
“Dampak Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Makanan dan Minuman”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa DER
berpengaruh terhadap perubahan pada laba. Semakin tinggi DER, semakin
banyak beban yang harus ditanggung perusahaan pada pihak eksternal
karena ketergantungannya pada pihak ketiga, sebaliknya jika DER utang
rendah, perusahaan akan mengurangi jumlah utang yang harus dipinjam dari
pihak ketiga, sehingga mengurangi DER, beban perusahaan pun lebih
rendah, sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. TAT berpengaruh
terhadap perubahan tingkat laba perusahaan. TAT sendiri digunakan untuk
mengukur besarnya pendapatan yang dihasilkan dari total aset. Besarnya
pendapatan yang dihasilkan oleh total aset tidak mempengaruhi kenaikan
atau penurunan laba. NPM memiliki pengaruh terhadap perubahan tingkat
laba perusahaan. NPM digunakan untuk mengukur laba bersih atas
penjualan bersih. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan dari penjualan
bersih, semakin besar pula perubahan labanya. (Trimay Handayani dan
Nugroho, 2018).
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Legowo Dwi Analisis Rasio Keuangan Menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap
Resihono terhadap Tingkat pertumbuhan laba karena hasil perhitungan menunjukkan nilai DER yang
(Politeknik Pratama Pertumbuhan Laba pada rendah. TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba karena
Mulia, 2021) Perusahaan Farmasi yang nilai TAT lebih rendah dari rata-rata industri. Sedangkan NPM berpengaruh
Terdaftar di Bursa Efek signifikan terhadap tingkat pertumbuhan laba
Indonesia Periode 2014-2018
2 Shinta Estininghadi Pengaruh Current Ratio, Debt Menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
(STIE PGRI Equity Ratio, Total Assets laba. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar
Dewantara Turn Over Dan Net Profit hutang jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun tidak
Jombang, 2019) Margin Terhadap berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan. DER berpengaruh
Pertumbuhan Laba signifikan terhadap pertumbuhan laba, yang menunjukkan bahwa efisiensi
penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa sangat erat
kaitannya dengan ukuran atau profitabilitas perusahaan. TAT berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, menunjukkan efisiensi bisnis dalam
menggunakan semua asetnya untuk menghasilkan barang/jasa yang terkait
dengan ukuran atau profitabilitas perusahaan yang rendah. NPM tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, yang menunjukkan bahwa
nilai net profit tidak berpengaruh terhadap nilai NPM
3 Devi Riana dan Pengaruh Rasio Keuangan Menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa CR tidak mempengaruhi perkiraan
Lucia Ari Diyani dalam Memprediksi perubahan laba karena kenaikan dan penurunan CR. DER tidak
(Akademi Perubahan Laba pada Industri mempengaruhi perkiraan perubahan laba karena kenaikan dan penurunan
Akuntansi Bina Farmasi tingkat DER tidak mempengaruhi kenaikan dan penurunan laba. TAT
Insani, 2016) (Studi Kasus pada BEI Tahun berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba, karena TAT yang tinggi
2011 – 2014) akan menyebabkan peningkatan pada perubahan atas laba. Tingkat TAT yang
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mengelola total aset secara efektif.
NPM tidak berpengaruh pada perkiraan perubahan laba, karena kenaikan dan
penurunan NPM tidak mempengaruhi perubahan pertumbuhan atau
penurunan laba.
4 Dini Susmiandini Pengaruh Current Ratio (Cr) Menunjukkan bahwa CR dan DER sebagai variabel bebas tidak memiliki
dan Ismi Yolanda Dan Debt To Equity Ratio pengaruh terhadap pertumbuhan laba sebagai variabel terikat.
Wirawan (Der) Terhadap Perubahan
Laba Pada Perusahaan Sub
(STIE La Tansa Sektor Farmasi Yang
Mashiro, 2017) Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
5 Arnita Trimay Dampak Rasio Keuangan Menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap perubahan pada laba.
Handayani dan terhadap Perubahan Laba Semakin tinggi DER, semakin banyak beban yang harus ditanggung
Budi Nugroho pada Perusahaan Makanan perusahaan pada pihak eksternal karena ketergantungannya pada pihak ketiga,
(Akademi dan Minuman sebaliknya jika DER utang rendah, perusahaan akan mengurangi jumlah utang
Akuntansi Bina yang harus dipinjam dari pihak ketiga, sehingga mengurangi DER, beban
Insani, 2018) perusahaan pun lebih rendah, sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.
TAT berpengaruh terhadap perubahan tingkat laba perusahaan. TAT sendiri
digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yang dihasilkan dari total
aset. Besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh total aset tidak mempengaruhi
kenaikan atau penurunan laba. NPM memiliki pengaruh terhadap perubahan
tingkat laba perusahaan. NPM digunakan untuk mengukur laba bersih atas
penjualan bersih. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan dari penjualan
bersih, semakin besar pula perubahan labanya.
2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya akan diuraikan secara ringkas karena


penelitian ini mencakup beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkupnya hampir sama, tetapi terdapat perbedaan dalam objek dan periode waktu
penelitiannya, sehingga menjadikannya sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Berikut merupakan hasil ringkasan dari penelitian sebelumnya:

1. (Resihono, 2021)
(Resihono, 2021), Analisis Rasio Keuangan terhadap Tingkat
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018, (Resihono 2021) meneliti
tentang pertumbuhan laba perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI
dengan rasio keuangan. Menggunakan 7 perusahaan sub sektor
dalam industri farmasi sebagai sampel. Dalam penelitian ini
menggunakan QR (Quick Ratio), DER, TAT, dan NPM sebagai
variabel bebas dan pertumbuhan laba sebagai variabel terikat.
Analisis yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah
dengan melakukan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik,
regresi linear berganda, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel QR
berpengaruh signifikan, variabel DER berpengaruh tidak signifikan,
variabel NPM berpengaruh signifikan dan variabel TATO tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan laba.
Sedangkan secara simultan rasio keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
laba. Dalam penelitian ini hanya rasio likuiditas QR saja yang
digunakan sebagai variabel bebasnya, dan hanya menggunakan
sampel dari perusahaan farmasi dalam periode 2014 – 2018.
2. (Estininghadi, 2019)
(Estininghadi, 2019) melakukan penelitian Pengaruh Current Ratio,
Debt Equity Ratio, Total Assets Turn Over Dan Net Profit Margin
Terhadap Pertumbuhan Laba. (Estininghadi, 2019) meneliti
pertumbuhan laba pada perusahaan Property and Real Estate
dengan rasio keuangan. Menggunakan 33 perusahaan Property and
Real Estate yang terdaftar di BEI sebagai sampel. Dalam penelitian
ini menggunakan CR, DER, TAT dan NPM sebagai variabel bebas
dan pertumbuhan laba sebagai variabel terikat. Analisis yang
digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah melakukan
analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
yang mempengaruhi pertumbuhan laba antara lain adalah DER dan
TAT, sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi pertumbuhan
laba adalah CR dan NPM. Dalam penelitian ini menggunakan
sampel 33 perusahaan Property and Real Estate yang di mana
berbeda industri dengan perusahaan kesehatan.
3. (Riana dan Diyani, 2016)
(Riana dan Diyani, 2016) melakukan penelitian Pengaruh Rasio
Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Industri
Farmasi (Studi Kasus pada BEI Tahun 2011 – 2014). (Riana dan
Diyani, 2016) meneliti prediksi perubahan laba perusahaan industri
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan rasio keuangan.
Menggunakan 9 perusahaan terbuka industri farmasi sebagai
sampel. Dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas (Current
Ratio, Quick Ratio, dan Working Capital to Total Assets), rasio
solvabilitas (Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt
to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Net Profit Margin, Gross Profit
Margin, Return on Asset, dan Return on Equity), dan rasio aktivitas
(Total Assets Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover,
Fixed Asset Turnover, dan Working Capital Turnover) sebagai
variabel bebas dan perubahan laba sebagai variabel terikat.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Analisis yang
digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio aktivitas TAT secara
sebagian memiliki pengaruh dalam memprediksi laba. Sedangkan
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio
aktivitas berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba secara
menyeluruh. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba industri farmasi dalam periode 2011 –
2014.
4. (Susmiandini dan Ismi Yolanda, 2017)
(Susmiandini dan Ismi Yolanda, 2017) melakukan penelitian
Pengaruh Current Ratio (Cr) Dan Debt To Equity Ratio (Der)
Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. (Susmiandini dan Ismi
Yolanda, 2017) meneliti perubahan laba pada perusahaan sub sektor
farmasi yang terdaftar di BEI dengan rasio keuangan. Menggunakan
6 perusahaan sub sektor farmasi sebagai sampel. Dalam penelitian
ini menggunakan CR dan DER sebagai variabel bebas dan
perubahan laba sebagai variabel terikat. Pendekatan yang digunakan
adalah studi kasus. Analisis yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas dalam
penelitian ini tidak berpengaruh secara menyeluruh terhadap
perubahan laba. Dalam penelitian ini hanya menggunakan CR dan
DER sebagai variabel bebas.
5. (Trimay Handayani dan Nugroho, 2018)
(Trimay Handayani dan Nugroho, 2018) melakukan penelitian
Dampak Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada
Perusahaan Makanan dan Minuman. (Trimay Handayani dan
Nugroho, 2018) meneliti perubahan laba pada perusahaan makanan
dan minuman dengan rasio keuangan. Menggunakan 11 perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012 – 2016
sebagai sampel. Dalam penelitian ini menggunakan Cash Ratio,
DER, TAT, dan NPM sebagai variabel bebas dan perubahan laba
sebagai variabel terikat. Analisis yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah analisis linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Cash Ratio, DER, dan NPM memiliki
pengaruh secara sebagian terhadap perubahan laba. Sedangkan
secara menyeluruh, Cash Ratio, DER, TAT, dan NPM memiliki
pengaruh terhadap perubahan laba. Dalam penelitian ini
menggunakan rasio likuiditas Cash Ratio dan dilakukan pada
perusahaan di dalam industri yang berbeda dengan industri
kesehatan, yaitu perusahaan makanan dan minuman.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian


sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Persamaan dan Perbedaan Penelitian

No. Persamaan Perbedaan


1 Beberapa variabel diambil dari Penelitian dilakukan dalam
penelitian sebelumnya. jangka waktu tiga tahun, yaitu
2019 – 2021.
2 Variabel terikat (dependen) Rasio keuangan yang
adalah pertumbuhan laba. digunakan adalah CR, DER,
TAT, dan NPM.
3 Analisis yang digunakan adalah Populasi penelitian adalah
regresi linear berganda. semua perusahaan di dalam
industri kesehatan yang
terdaftar di BEI.
2.3 Rerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam analisis hasil empiris


terkait dengan analisis rasio keuangan. Terutama dalam hal manfaatnya untuk
mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan. Rasio keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turnover dan Net Profit Margin. Rerangka pemikiran dapat dibentuk
sebagai berikut:

Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran

Current Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)


Pertumbuhan Laba (Y)
Total Asset Turnover (X3) B

Net Profit Margin (X4)

2.4 Perumusan Hipotesis[co7]

A. Current Ratio
Menurut (Riana dan Diyani, 2016) Rasio lancar merupakan
indikator yang dapat menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan
sesungguhnya, karena membandingkan hubungan aset lancar dengan
hutang lancar. Semakin tinggi nilai CR, maka semakin baik perusahaan
mampu melunasi hutangnya karena perusahaan memegang proporsi nilai
aset lancar yang lebih besar daripada nilai hutang lancarnya. CR dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Aset Lancar
CR =
Utang Lancar
Berdasarkan landasan teori dan rerangka pemikiran, maka dapat
dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1: Current Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap


pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan berdasarkan
Current Ratio tahun 2019 – 2021.

B. Debt to Equity Ratio

Menurut (Trimay Handayani dan Nugroho, 2018) “Debt to Equity


Ratio merupakan besarnya proporsi utang terhadap modal. Semakin tinggi
Debt to Equity Ratio maka semakin besar beban perusahaan terhadap pihak
luar karena menurunnya kinerja perusahaan akibat ketergantungan pada
pihak luar.” DER dapat dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Hutang
DER =
Total Ekuitas

Berdasarkan landasan teori dan rerangka pemikiran, maka dapat


dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H2: Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap


pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan berdasarkan Debt to
Equity Ratio tahun 2019 – 2021.

C. Total Asset Turnover Ratio

TAT digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang


dimiliki oleh perusahaan dan mengukur jumlah pendapatan yang diperoleh
dari setiap Rupiah aset. Menurut (Putri, 2010) dalam (Mahaputra, 2012)
Semakin tinggi total assets turnover, maka semakin tinggi pula
pertumbuhan laba. Dan semakin rendah total assets turnover maka semakin
rendah juga pertumbuhan laba. TAT dapat dirumuskan sebagai berikut:

Penjualan
TAT =
Total Aset

Berdasarkan landasan teori dan rerangka pemikiran, maka dapat


dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H3: Total Asset Turnover Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap


pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan berdasarkan Total
Asset Turnover Ratio tahun 2019 – 2021.

D. Net Profit Margin Ratio

NPM merupakan rasio yang menyatakan laba bersih atau laba yang
dihasilkan sebagai persentase dari penjualan. Menurut (Resihono, 2021)
Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba. NPM dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Laba Bersih
NPM =
Penjualan Bersih

Berdasarkan landasan teori dan rerangka pemikiran, maka dapat


dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H4: Net Profit Margin Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba perusahaan industri kesehatan berdasarkan Net
Profit Margin Ratio tahun 2019 – 2021.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif,


karena terdapat variabel-variabel yang akan diteliti pengaruhnya dan bertujuan
untuk menyajikan gambaran yang terstruktur dan realistis tentang fakta-fakta
hubungan antara variabel yang diteliti tersebut.

Menurut (Arikunto, 2013) Penelitian deskriptif adalah:


“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.”

Menurut (Sugiyono, 2017) metode penelitian kuantitatif adalah:


“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Jenis Nama
Definisi Pengukuran Skala
Variabel Variabel

Menurut (Kasmir, 2019) Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio Aset Lancar
Current Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka Utang Lancar Rasio
(X1) pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan.

Debt to Equity Menurut (Susmiandini dan Ismi Yolanda, 2017) Debt to Equity Ratio
Total Hutang
(X2) (DER) adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan Rasio
Variabel Total Ekuitas
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Independen

Total Asset Menurut (Mahaputra, 2012) Total assets turnover merupakan rasio yang
Penjualan
Turnover digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva Rasio
Total Aset
(X3) tetap berputar dalam satu periode.

Net Profit
Menurut (Kasmir, 2019) Net Profit Margin merupakan rasio yang Laba Bersih
Margin Rasio
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Penjualan
(X4)

Pertumbuhan Laba Bersih tahun t-


Variabel Pertumbuhan laba merupakan kenaikan dan penurunan laba yang diperoleh
Laba Laba bersih tahun t-1 Rasio
Dependen suatu perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
(Y) Laba bersih tahun t-1
3.3 Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam industri

kesehatan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 23 perusahaan yang masing-

masing terdiri dari sub sektor rumah sakit, farmasi, laboratorium, dan produsen alat

kesehatan. Daftar populasi dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Industri Kesehatan di BEI Tahun 2021

Kode Papan
No Nama Sub Sektor Tanggal IPO
Saham Pencatatan
1 BMHS Bundamedik Tbk. Rumah Sakit 06 Juli 2021 Utama
CARE Metro Healthcare
2 Rumah Sakit 13 Maret 2020 Pengembangan
Indonesia Tbk
DGNS Diagnos Laboratorium
3 Laboratorium 15 Januari 2021 Pengembangan
Utama Tbk
DVLA Darya-Varia Laboratoria 11 November
4 Farmasi Utama
Tbk. 1994
HEAL
5 Medikaloka Hermina Tbk. Rumah Sakit 16 Mei 2018 Utama
INAF Farmasi & Alat
6 Indofarma Tbk. 17 April 2001 Utama
Kesehatan
IRRA Produsen Alat
7 Itama Ranoraya Tbk. 15 Okt 2019 Pengembangan
Kesehatan
8 KAEF Kimia Farma Tbk. Farmasi 04 Juli 2001 Utama
9 KLBF Kalbe Farma Tbk. Farmasi 30 Juli 1991 Utama
10 MERK Merck Tbk. Farmasi 23 Juli 1981 Pengembangan
MIKA Mitra Keluarga
11 Rumah Sakit 24 Maret 2015 Utama
Karyasehat Tbk.
12 PEHA Phapros Tbk. Farmasi 26 Des 2018 Utama
13 PRDA Prodia Widyahusada Tbk. Laboratorium 07 Des 2016 Utama
14 PRIM Royal Prima Tbk. Rumah Sakit 15 Mei 2018 Pengembangan
15 PYFA Pyridam Farma Tbk Farmasi 16 Okt 2001 Pengembangan
RSGK 08 September
16 Kedoya Adyaraya Tbk. Rumah Sakit Utama
2021
SAME Sarana Meditama
17 Rumah Sakit 11 Januari 2013 Pengembangan
Metropolitan Tbk.
SCPI Organon Pharma
18 Farmasi 08 Juni 1990 Pengembangan
Indonesia Tbk.
SIDO Industri Jamu dan Farmasi
19 Farmasi 18 Des 2013 Utama
Sido
SILO Siloam International 12 September
20 Rumah Sakit Utama
Hospitals 2013
SOHO 08 September
21 Soho Global Health Tbk. Farmasi Utama
2020
SRAJ Sejahteraraya
22 Rumah Sakit 11 April 2011 Utama
Anugrahjaya Tbk.
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. Farmasi 17 Juni 1994 Utama
Sumber: Data Diolah
Sedangkan sampel menurut (Sugiyono, 2017) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive
Sampling merupakan teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria tertentu
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kriteria yang digunakan dalam
pengambilan sampel dalam penelitian adalah:
1. Perusahaan dalam industri kesehatan yang sudah go public dan
terdaftar di BEI tahun 2019-2021
2. Perusahaan dalam industri kesehatan yang sudah go public dan
terdaftar di BEI tahun 2019-2021 yang memiliki papan pencatatan
UTAMA
3. Perusahaan dalam industri kesehatan yang sudah go public dan
terdaftar di BEI tahun 2019-2021 yang mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap berturut-berturut.

Menurut kriteria tersebut, perusahaan dalam industri kesehatan yang


memenuhi kriteria adalah:
Tabel 3. 2
Sampel Penelitian
Kode Sub Sektor Papan
No Saham Nama Tanggal IPO Pencata
tan
HEAL Medikaloka Hermina Rumah Sakit
1 16 Mei 2018 Utama
Tbk.
2 KAEF Kimia Farma Tbk. Farmasi 04 Juli 2001 Utama
3 KLBF Kalbe Farma Tbk. Farmasi 30 Juli 1991 Utama
MIKA Mitra Keluarga Rumah Sakit
4 24 Maret 2015 Utama
Karyasehat Tbk.
PRDA Prodia Widyahusada Laboratorium
5 07 Des 2016 Utama
Tbk.
SIDO Industri Jamu dan Farmasi
6 18 Des 2013 Utama
Farmasi Sido
SRAJ Sejahteraraya Rumah Sakit
7 11 April 2011 Utama
Anugrahjaya Tbk.
TSPC Tempo Scan Pacific Farmasi
8 17 Juni 1994 Utama
Tbk.
Sumber: Data Diolah
3.4 Data Penelitian

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut (Sugiyono, 2017) data sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan perusahaan dalam industri kesehatan tahun 2019 – 2021 yang

terdaftar di BEI dengan papan pencatatan utama.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah studi pustaka. Studi pustaka atau kepustakaan merupakan serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data kepustakaan,
pembacaan dan pencatatan, serta pengolahan bahan penelitian. Studi pustaka
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membaca, mempelajari, dan
mengumpulkan informasi yang diperoleh dari literatur seperti jurnal dan
Internet serta sumber relevan lain yang berhubungan dengan topik penelitian,
yaitu informasi mengenai laporan keuangan perusahaan dalam industri
kesehatan yang diunduh dari website resmi Bursa Efek Indonesia.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan bagian dari proses analisis dimana data
yang terkumpul kemudian diolah untuk menarik kesimpulan. Untuk mencapai
tujuan penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi
Klasik, Analisis Regresi berganda, dan Uji Hipotesis.
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk memeriksa apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independen berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya
korelasi antar variabel bebas dalam model regresi.
Multikolinearitas berarti terdapat hubungan linier yang sempurna
antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model
regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah sebagai alat penguji model regresi
untuk mengeksplorasi ketidaksetaraan dalam varians residual
dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

3.5.2 Uji Hipotesis


Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji hipotesis. Metode regresi berganda melibatkan satu
variabel terikat dengan beberapa variabel bebas dalam satu model
prediksi. Untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini
memiliki signifikansi, maka dilakukan uji F, uji t dan koefisien
determinan.

3.5.3 Analisis Regresi Berganda


Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
pendekatan kuantitatif dengan beberapa alat analisis regresi. Data
yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif
dan memiliki lebih dari satu variabel bebas. Alat analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh
rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba selama tiga periode
yaitu tahun 2019 - 2021. Analisis ini menggunakan pertumbuhan
laba sebagai variabel terikat dan rasio keuangan sebagai variabel
bebas. Dalam mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan persamaan regresi berganda berikut:
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +e............................................(6)
(Mahaputra, 2012)

Di mana:
Y =Variabel Pertumbuhan Laba
a = Konstanta
b1b2b3b4 = Koefisien Regresi
X1 = Variabel CR
X2 = Variabel DER
X3 = Variabel TAT
X4 = Variabel NPM
e = Variabel Penganggu

Anda mungkin juga menyukai