Anda di halaman 1dari 19

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 5 No. 2, 2021

IMPLIKASI RASIO KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL


DISTRESS PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR
TELEKOMUNIKASI
Justika Dwi Cahyani1; Novi Permata Indah2
Universitas Singaperbangsa Karawang1,2
Email : justikadwi@gmail.com1; novi.permata@fe.unsika.ac.id2
ABSTRAK
Tujuan dari riset ini yaitu untuk ada atau tidaknya pengaruh dari rasio-rasio
keuangan pada financial distress. dalam peneitian ini memakai beberapa rasio keuangan
sebagai variabel bebas empat diantaranya yaitu: rasio profitabilitas(ROA), rasio
likuiditas(CR), rasio aktivitas (TATO) dan rasio leverage(DER). Sedangkan financial
distress yang diproksikan dengan z-score sebagai variabel terikat. Deskriptif kuantitatif
menjadi metode dalam penelitian yang dilakukan dengan memakai pupossive samping
yang digunakan dalam teknik sampling sehingga jumlah sampel dalam penelitian
sebanyak 40 data dari 4 perusahaan subsektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI
periode 2011-2020. Datasekunder merupakan jenis data yang dipakai dalam riset
dengan teknik analisi yang digunakan yaitu statistic descriptive, uji asumsi klasik dan
analisis regresi linier berganda dengan spss versi 25. Hasil penilitian ini menujukkan
secara parsial return on asset untuk mengukur rasio profitabilitas yang debt toequity
ratio dalam mengukur rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan. Current ratio
sebagai perhitungan rasio likuiditas dan total asset turnover sebagai alat ukur rasio
aktivitas memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap financial distress. dari
ROA, CR, TATO dan DER memiliki pengaruh secara simultan terhadap financial
distress. dari hasil adjusted r-square dari rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan
leverage memberikan kontribusi sebsar 95,6% pada financial distrees.
Kata kunci : rasio profitabilitas; rasio likuiditas; rasio aktivitas; rasio leverage; financial
distress
ABSTRACT
The research aims to examine the effect of financial ratios on financial distress,
In this study using some of financial ratios variabel independent of four ratios are
profitability (ROA), liquidity (CR), activity (TATO) and leverage (DER). Whereas
financial distress proxyed with z-score as dependent variable. This study was
descriptive quantitative with using purposive sampling for the technique sampling with
the resul amount of sample in this study was 40 in four sub-sector telecommunication
companies that listed on Indonesian stock change 2011-2020. This study used
secondary data, the analysis technique in this study used descriptive statistic, classical
assumption test and multiple linier regression with spss version 25. The result showed
that partially the ratio of profitability measure by return on asset and leverage
measured by debt to equity ratio had positive effect significant on financial distress,
while the liquidity measured by current ratio and activity measured by total asset
turnover had negative effect significant on financial distress for sub-sector
telecommunication company listed in BEI. There was simultaneous effect of ROA, CR,
TATO and DER variabels on financial distress (F hitung> Ftabel). From the value of
adjusted r-square the contribution of the effect of profitability, liquidity, activity and
solvency is 95.6% on financial distress.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2005


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Keyword : profitability ratio; liquidity ratio; activity ratio; leverage ratio; financial
distress

PENDAHULUAN
Melihat perkembangan perekonomian global yang mengalami perbaikan pada
tahun 2017 yang tumbuh sebesar 3,8%, dimana pertumbuhan ini didorong oleh
meningkatnya kinerja pertumbuhan negara-negara maju dan negara-negara amerika
latin (www.bi.go.id). Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dari 3,8% pada tahun
2017 menjadi 3,7% pada tahun 2018, perlambatan perekonomian ini terus berlanjut
disepanjang tahun 2019 dengan ketidakpastian dunia yang dipicu oleh perkembangan
ekonomi yang kurang menguntungkan(Bappenas, 2019). Perlambatan ekonomi juga
dibarengi dengan tidak meratanya pertumbuhan ekonomi secara global (www.bi.go.id).
Sehingga, yang perlu dilakukan oleh badan usaha harus terus meningkatkan penjualan
untuk meraih keuntungan maksimal. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
telah mentransformasikan Industri telekomunikasi di dunia. Industri telekomunikasi ini
dapat dikatakan sebagai industri yang strategis karena menguntungkan bagi para pelaku
usaha dibidang ini. Namun subsektor telekomunikasi ini belum mendapatkan dukungan
yang memadai sebab belum bisa berkontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Menurut Enny Sri Hartati selaku Direktur INDEF kontribusi yang
diberikan dari sektor telekomunikasi ini hanya berkisar 6%. (www.selular.id)
Memasuki masa pandemik pada awal tahun 2020 ditambah pemberlakuan sfh
dan wfh beberapa operator seluler pada perusahaan yang bergerak di sektor
telekomunikasi ini melaporkan kenaikan trafik dalam pemakaian online learning.
Berdasarkan keterangan sekjen ATSI yaitu Marwan O secara indutri pergeseran trafik
ini naik sebesar 12-30%.
Pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan meningkatnya trafik pada
operator telekomunikasi. Walaupun pada bulan februari-maret tahun 2020 industri
telekomunikasi merasakan peningkatan pendapatan hingga 9.9% tetapi pada bulan
selanjutnya mengalami penurunan hingga -1.9% bahkan pada periode mei-juni turun
hingga -5%. Hal ini terjadi lantaran operator telekomunikasi memindahkan dan
menambah kapasitas jaringan untuk meningkatkan kualitas layanan yang membutuhkan
biaya cukup besar selaras dengan meningkatnya kebutuhan sebagai penunjang kegiatan
wfh dan sfh. (http://dailysocial.id)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2006


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Dengan data penjualan yang masih terbilang fluktuatif, suatu Perusahaan dapat
dikatakan berhasil bergantung pada kinerja perusahaan dalam melaksanakan tanggung
jawabnya. Penilaian terhadap kinerja keuangan pada suatu perusahaan sangat
bermanfaat guna mengevaluasi sumber-sumber yang dimiliki perusahaan mengalami
penurunan atau peningkatan. Maka dari itu perluuntuk melakukan analisis laporan
keuangan. Jika perusahaan yang tidak bisa bersaing perusahaan akan mengalami
kemerosotan secara perlahan. Apabila penggunaan hutang tidak diperhitungkan maka
perusahaan mengalami kerugian dari risiko penggunaan hutang dan berdampak pada
kesulitan keuangan, sehingga dapat dikatakan pihak manajemen perusahaaan telah gagal
dalam mengelola kinerja keuangan suatu perusahan (Liana dan Sutrisno, 2014).
Financial distress menurut Platt & Platt (2002) yaitu sesuatu yang terjadi
sebelum kebanngkrutan atau likuidasi pada perusahaan dimana posisi keuangan berada
pada tahap yang terus menurun. Kesulitan keuangan dapat dianalisis melalui laporan
perbandingan untung rugi pada perusahaan. Kebangkrutan ialah keadaan terburuk dari
suatu perusahaan yang tengah berada dalam kondisi financial distress dimana
perusahaaan berada dititik terendah dari kondisi perusahaan yang tidak mampu
memenuhi hutang atau kewajibannya (Putri dan Merkusiwati (Indriani and Mildawati,
2019)). Terjadinya Financial distress diawali dengan kondisi perusahaan yang tidak
mampu untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang membuat menurunnya kondisi
keuangan pada suatu perusahaan (Rahayu and Sopian, 2017)
Ada beberapa metode yang terus dikembangkan dalam prakiraan terjadinya
financial distress salah satunya didapat melalui informasimengenai posisi keuangan
perusahaan menggunakan analisis rasio. Beberapa penelitian terdahulu yang sudah
dilakukan oleh Indriani & Mildawati (2019), Ginting (2017), Agung et al. (2017) untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya financial distress yaitu dengan menganalisis rasio
keuangan.
Pemilihian periode yang dimulai pdaa tahun 2011 merupakan tahun dimana
industry telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dan internet
sebagai pendatang baru dengan berbagai kemudahannya menggantikan surat menyurat
dalam komunikasi jarak jauh. Sehingga persaingan antar perusahaan sangat ketat, tahun
2020 merupakan tahun dimana perusahaan mempublikasikan data laporan keuangan
terbarunya pada suatu periode.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2007


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tujuan dilakukannya riset ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidak adnya
pengaruh yang disebabkan rasio profitabilitas, likuiditas, rasio aktivitas juga solvabilitas
padafinancial distress. manfaat dilakukannya penelitian ini Kegunaan teoritis yaitu
menambah pengetahuan bagi penulis dan juga untuk pihak lain mengenai analisis
laporan keuangan terhadap financial distress, sebagai salah satu referensi untuk peneliti
dimasa yang akan datang. kegunaan praktis : Sebagai tolak ukur dalam menilai kondisi
kesehatan keuangan perusahaan serta hasil usahanya. Dan dapat dijadikan salah satu
petimbangan bagi investor untuk menanamkan atau menarik kembali modal yang
dgunakan untuk investasi pada suatu perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (KUANTITATIF)
Analisis Laporan keuangan
Suatu kegiatan untuk menelaah bagian dari laporan keuangan termasuk laporan
perbandingan uuntung dan rugi, serta dokumen pendukung yang digunakan untuk
menentukan status keuangan juga kesehatan keuangan pada suatu perusahaan yang
diatur melalui sistem teknis tertentu dinamakan analisis laporan keuangan (Septiana,
2018;28). Analisis laporan keuangan sangat berarti karena dengan dilakukannya analisis
laporan keuangan, isi dari laporan keuangan dapat diartikan dengan lebih mudah dan
mendapat informasi baru yang tidak nampak jika hanya dilihat dari laporan keuangan.
Maka dari itu sebelum melakukan analisi diperlukan untuk memahami isi dari laporan
keuangan (Prihadi : 2019,18). Dalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat
bantu seperti rasio keuangan menurut Muhtar & Aswan (2017) menyatakan bahwa
dengan menganalisis rasio keuangan dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan
dimiliki oleh suatu perusahaan.
Financial distress
Kesulitan keuangan disebut juga financial distress biasanya menjadi indikasi awal
pada perusahan sebelum bangkrut. Menurut Plat dan Plat (Fahmi, 2014) financial
distress ialah kondisi menurunnya posisi keuangan sesaat sebelum likuidasiterjadi.
Menurut Hapsari (2012) dalam Evita Indriyani & Titik M, 2019) Financial distress
merupakan suatu keadaan padasaat perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam
melunasi seluruh hutang yang disebabkan tidak tersedianya dana serta kondisi arus kas
operasi tidak mencukupi untuk melunasi hutang-hutangnya pada suatu perusahaan yang
telah jatuh tempo seperti utang dagang atau beban bunga.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2008


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Hubungan rasio profitabilitas terhadap financial distress


Profitabilitas dipakai sebagai dasar penilaian terhadap besarnya perusahaan
menggunakan asset untuk kegiatan penjualan, kas, ekuitas dan lainnya untuk
mendapatkan keuntungan dalam suatu periode (Indriani and Mildawati, 2019). Alat
ukur dalam rasio profitabilitas salah satunya ialah return on asset (roa), besar kecilnya
nilai ROA menggambarkan kondisi suatu perusahaan pada satu periode. Ketika
perusaahan dapat menggunakan aktiva dengan baik dengan cara yang efektif dalam
menghasilkan profit dari penjualan dan investasi dengan tepat memunginkan ROA yang
diperoleh perusahaan tersebut tinggi (Hidayat dan Meiranto, 2014). Sehingga,
diharapkan dapat mengurangi beban perusahaan dengan begitu perusahaan akan
memiliki dana yang cukup untuk menjalankan usahanya. Sebaliknya, jika penilaian
dalam perhitungan return on asset (ROA) rendah menunjukkan adanya indikasi
financial distress yang dialami oleh perusahaan berpotensi besar. Sebelumnya terdapat
penelitian sebagai referensi dari Muhtar and Aswan (2017) jika financial distress
dipengaruhi oleh rasio profitabilitas.
H1 : rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap financial distress.
Hubungan rasio likuiditas pada financial distress
Rasio likuiditas menunjukkan kesanggupan perusahaan untuk menunaikan
segala kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio ini dapat mnegukur tingkat keamanan
krreditor jangka pendek (Sutrisno,2013: 222). Terdapat alat ukur yang bisa dipakai
dalam menilai rasio likuiditas ialah current ratio, persoalan rasio likuiditas bisa
menimbulkan potensi financial distress, asset lancar dibandingkan dengan kewajiban
lancar untuk menghitung current ratio. Jika, nilai current ratio terus membesar bisa
dikatakan tidak ada masalah dalam likuiditasnya. sehingga memungkinan kondisi
financial distress terjadi akan semakin rendah. (Steven & Viriany, 2016)
Suatu perusahaan memiliki resiko sulit melakukan pembayarn dengan jumlah aset
milik perusahaan lebih rendah dibanding jumlah hutangnya yang disebabkan
penggunaan hutang yang begitu besar. Ardian et al (2016) melakukan riset dan
membuktikan pengaruh positif juga signifikan terjadi pada financial distress dari rasio
likuiditas dengan menghitung CR. Sedangkan pembuktian adanya pengaruh yang
negatif melalui hitungan current ratio pada financial distress terdapat pada riset yang
sudah dilakukan Setiawan & Amboningtyas (2016).

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2009


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

H2 : rasio likuiditas memiliki perngaruh terhadap financial distress


Hubungan rasio aktivitas terhadap financial distress
Rasio aktivias merupakan rasio untk menilai seberapa efektif pengelolaan yang
dilakukan perusahaan dari persediaan dan piutangnya (sutrisno,2013:226). Total asset
turnover digunakan sebagai alat bantu dlam perhitungan rasio aktivitas. Menurut Fahmi
(2014) untuk mengetahui berapa nilai yang dicapai dalam hal pemanfaatan asset dengan
efektif secara keseluruhan yang menjadi tugas dari pihak manajemen pada perusahaan
disebut total asset turnover. Usaha yang perlu perusahaan lakukan yaitu meningkatkan
jumlah produksinya agar penjualan dan laba perusahaan terus meningkat dengan
mengefektifkan penggunaan assetnya dalam kegiatan operasi (Indriani and Mildawati,
2019). Penelitian sebelumnya oleh Ardian et al (2016) memberikan hasil rasio aktivitas
memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress.
H3 : aktivitas memiliki pengaruh terhadap financial distress
Hubungan leverage/solvabilitas pada financial distress
Menurut Kasmir (2015) rasio leverage dipakai guna mengetahui seberapa besar
pembiayaan dari pihak luar/kreditur untuk perusahaan. Apabila pembiayaan yang
dilakukan pada suatu perusahaan banyak menggubakan hutang, resiko yang terjadi
dimasa yang akan datang ialah sulit mengembalikan hutang yang jumlahnya lebih besar
dari asset yang dimiliki. Menurut Evita & Titik (2019) ketika perusahaan tidak mampu
melunasi hutang yang sangat besar dan berada dalam tenggat waktu diprediksi
kesulitan keuangan tengah dialami oleh perusahaan atau dalam keadaan yang disebut
financial distress. dalam penelitian dari Maulida et al, (2018) memberikan hasil yaitu
melalui debt to equity ratio, pada rasio leverage/solvabilitas adanya pengaruh yang
positif serta signifikan pada financial distress.
H4 : solvabilitas berpengaruh terhadap financial distress
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu cara kerja yang dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu.
Sedangkan metode penelitian dapat diartikan sebagai tata cara kerja di dalam proses
penelitian, baik dalam pencarian data ataupun pengungkapan fenomena yang ada
(Zulkarnaen, W., et al., 2020:229).

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2010


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Objek penelitian
Objek penelitian yang diambil berasal dari industry perusahaan bidang
telekomunikasi dan sudah bergabung di Bursa Efek Indonesia. Purposesive sampling
digunakan sebagai teknik sampling dalam penelitian ini yaitu dimana sampel
ditentukan berdasarkan kritereis. Sehingga terdapat 4 perusahaan yang dijadikan sebagai
objek. Dari 4 perusahaan dengan periode 2011 sampai dengan 2020 terdapat 40
dataobservasi yang digunakan sebagai sampel.
Definisi Operasional dan Variabel Pengukuran
Financial Distress
Menurunnya tingkat financial pada perusahaan sesaat akan terjadinya
penututpanperusahaan atau dinamakan bangkrut didefinisikan sebagai financialdistress
(Platt&Platt (Fahmi,2014).
Analisis financial distress mengacu pada periode yang berada ditahap sebelum
kebangkrutan terjadi yaitu adanya penurunan kondisi keuangan. Untuk mengukur
digunakan proksi Model Altman yang sudah dimodifikasi untuk perusahaan yang tidak
bergerak dibidang manufaktur. Dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana:
T1 = Working Capital / Total Assets
T2 = Retained Earnings / Total Assets
T3 = Earning before interest and taxes / Total Assest
T4 = Boof value of equity/Book value of total debt
Model Altman modifikasi untuk menghitung nilai Z-Score memiliki tiga kriteria
dalam menilai kebangkrutan suatu perusahaan sebagai berikut:
a. Besar nilai Z” < 1,1 dinyatakan kedalam kategori perusahaan bangkrut (tidak sehat)
b. Ketika nilai 1,1< Z”< 2,6 artinya prakiraan kebangkrutan tidak bisa dipastikan,
maka perusahaan ada pada grey area.
c. Ketika nilai Z”>2,6 berarti kebangkrutan tidak dialami oleh perusahaan (sehat).
Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas menilai seberapa besar efektivitas dari penggunaan aset oleh
oleh manajemen suatu perusahaan. Rasio pengembalian asset atau return on asset (ROA)
dipakai dalam menghitung rasio profitabilitas. Makin besar ROA maka dapat dinilai

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2011


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

perusahaan memiliki capaian posisi keuangan yang kian membaik. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diraih suatu perusahaan.
���� �����ℎ
������ �� ������ = �100%
����� ����
Rasio likuiditas
Alat ukur menilai rasio likuiditas salah satunya melalui perhitungan current ratio.
Agar diketahui apakah kewajiban dalam jangka pendeknya dalam waktu tenggat pada
suatu perusahaan bisa terpenuhi dapat menggunakan current ratio (Kasmir, 2015;134).
Sehingga, perhitungan pada rasio ini dilakukan guna menilai apakah suatu perusahaan
mampu menutupi dana pinjaman dengan sebutan liabilitas lancar dari banyaknya aktiva
lancar yang dimiliki. Perhitungan current ratio atau rasio lancar dihitng melalui rumus :
������ ������
Rasio Lancar (CR) =
ℎ����� ������
Rasio aktivitas
Menurut Kasmir (2015:185) dalam mengukur perputaran semua aktiva dalam
memperoleh total penjualan dari aktiva yang dimiliki perusahaan perlu menghitung total
asset turnover. Total assets turnover dihitung edngan rumus berikut:
����������
Perputaran Aktiva (TATO) =
����� ������
Rasio leverage
Kasmir (2015:157) mengatakan jumlah nilai hutang yang dibandingkan dengan
nilai ekuitas yang perusahaan miliki disebut dengan debt to equity ratio. Perhitungan
dalam rasio ini guna mengetahui modal sendiri yang dapat dijadikan jaminan hutang.
Rumus dalam menghitung DER yang dipakai adalah sebagai berikut :
����� ℎ�����
Rasio Hutang Total Ekuitas (DER) = �100 %
����� �������
Teknik Pengumpulan Data
Ada berbagai metode mengumpulkan data agar informasi didapat. Dalam riset ini.
yang dikenakan beruppa dokumentasi dan studi kepustakaan, karena jenis data termasuk
data dari pihak kedua atau data sekunder yang dipakai berisi pencatatan laporan
keuangan di suatu perusahaan subsektor telekomunkasi yang didapat melalui situs
www.idx.co.id dalam 10 tahun terakhir sejak 2011 hingga 2020.
Teknik Analisis Data

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2012


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Teknik analisis deskriptif dipakai guna menggambarkan hasil perhitungan seluruh


variabel dan regresi linier berganda digunakan sebagai teknik untuk mengalisis data dan
persamaan yang terbetuk ialah:

Software SPSS versi 25 dipilih sebagai alat bantu dalam proses pengolahan data
serta menguji hipotesis melalui uji T untuk parsial, uji F unntuk simultan serta koefisien
determinasi untuk besar kontribusi.
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Nilai statistic deskriptif
Tabel 1 di bawah menunjukkan hasil deskriptif statistik dimana terlihat nilai
minimum dari variabel X1 roa yaitu -18.06 dan sebesar 16,49 untuk nilai maximum.
Rata-rata nilai ROA dari 40 data observasi sebagai sampel sebesar 1.24 dengan standar
deviasi sebesar 9,77. Kemudian rasio likuiditas memilikinilai terkecil yaitu 0.26, nilai
maksimumnya sebesar 1.35 dan besar nilai rata-ratanya yaitu 0.6005 dengan standar
deviasi senilai 0.297.
Nilai 0.08 menjadi nilai minimum pada rasio aktivitass dan 0.69 menjadi nilai
maksimumnya. Pada rasio aktivitas besar rata-rata nilai yang dimiliki ialah 0.43 serta
nilai dari standar deviasi yaitu 0,18. Kemudian, skor terendah pada rasio solvabilitas
sebesar 63.59 juga skor tertingginya sebesar 386,16. Rata-rata nilai pada rasio
solvabilitas sebesar 183.66 dengan standar deviasi sebesar 97,11. Dari perhitungan
financial distress terdapat nilai paling kecil dan yang paling tinggi sebesar -3.76 dan
4.46 dengan rata-rata yang diperoleh pada financial distress sebesar 0.53 dan 2,51 untuk
nilai standardeviasi.
Uji Asumsi klasik
Suatu proses yang harus dilalui karena dalam melakukan analisis data harus
dipatikan bahwa data tersebut layak digunakan yang disebut uji asumsiklasik.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dan autokorelasi sudah memennuhi syarat uji
tetapi dalam uji normalitas dan multikolinearias, tidak lolos uji sehingga belum
memenuhi syarat dalam uji asumsi klasik. Makaa data diransformasi ke dalam
transformasi logaritma natura (Ln), sehingga hasil uji asumsi klasik sebagai berikut:
a. Uji normlaitas

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2013


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Pelaksanaan uji normlaitas guna menjawab apakah data dapat terdistribusi dengan
normal atau tidak. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil signifikan pad auji
Kolmogorov smirnov sebesar 0.18 > 0.05 sehingga data observasi yang berjumlah
sebanyak 40 data terdistribusi normal dan asumsi normalitas terpenuhi. Sehingga,
kesimpulan yang diterima adalah data berdistribusi secara normal.
b. Uji heteroskedastisitas
Dalam gambar 2 terlihat titik-titik dalam scatterplot tersebar disekitarnilai
positif dan negatif dan tidak terbentuknya pola atau. Sehingga asumsi
heteroskedastisitas sudah terpenuhi. Kesimpulan dari data yang akan dianalisis bahwa
tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas.
c. Uji multikolinearitas
Tabel 3 dalam lampiran di bawah menunjukkan bahwa dalam penelitian ini nilai
VIF pada semua variabel bebasnya tidak melebihi daari angka 10 juga nilai tolerance
harus melewati nilai 0.1. Sehingga gejala pada asumsi multikolinearitas tidak terjadi.
d. Uji autokorelasi
Ghozali (2013) menyatakan jika dalam persamaan regresi tidak terjadi msalah
autokorelasi maka persamaan tersebut layak untuk digunakan. Tetapi, ketika terjadi
autokorelasi maka persamaan tidak dapat digunakan untuk prediksi karena dianggap
tidak layak. Uji Durbin-Watson dipakai guna mengatasi masalah autokorelasi dengan
kriteria nilai DW berada lebih dari -2 dan tidak lebih dari 2. (Sunyoto, 2013:98)
Analisis Regresi Linier Berganda
Penggunaan persamaan model regresi linier berganda yang terbentuk, ialah:

1)Nilai -0,995 menjadi nilai konstanta dalam regresi, sehingga apabila tidak ada
pengaruh dari variabel bebas menandakan turunnya nilai financial distress sebsar
0.995.
2)0.312 merupakan besar nilai koefisien pada variabel profitabilitas. Apabila nilai rasio
profitabilitas meningkat sebesar Rp. 1,- dan variabel likuiditas, aktivitas, dan
solvabilitas dianggap tetap. Maka, adanya peningkatan pada variabel financial
distress sebesar Rp. 0.312,-.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2014


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

3)-0.448 merupakan koefisien dari variabel likuiditas yang menunjukkan bahwa


variabel financial distress akan menurun sebesar Rp. 0,448,- jika terjadi kenaikan Rp.
1,- pada nilai variabel likuiditas sedangkan variabel bebas lainnya tetap..
4)Variabel aktivitas memiliki nilai koefisien sebanyak -0.114. berarti pada saat variabel
rasio aktivitas naik sebanyak Rp. 1,- , maka terjadi tingkat penurunan pada financial
distress sebesar 0,114 jika nilai pada variabel lain tidak berubah.
5)Nilai koefisien pada variabel leverage sebesar 0.243. Sehingga ketika variabel
aktivitas naik sebesar Rp.1,- ketika variabel yang lain tidak berubah maka kondisi
financial distress pun meningkat sebanyak Rp. 0.243.
Uji hipotesis
Uji t
H1 : Rasio profitabilias berpengaruh terhadap financial distress
Berdasarkan tabel 6 dari analisis regresi linier berganda diketahui nilai
signifikansi dalam penelitian ini lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05), dari hasil
regresi tersebut dapat dikatakan rasio profitabilitas berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap financial distress. Disimpulkan, rasio profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap financial distress yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
H2 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap financial distress
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 6 nilai signifikansi berada dibawah 0.05 yaitu
sebesar 0.000 (0.000 < 0.05). Dari hasil regresi tersebut dapa dikatakan bahwa
rasio likuiditas berpengaruh signifikan. maka, dapat disimpulkan H2 diterima.
Artinya terdapat pengaruh dari rasio likuiditas terhadap financial distress.
H3 : Rasio aktivitas berpengaruh terhadap financial distress
Berdasarkan tabel 6 terlihat nilai signifikansi dalam penelitian ini lebih rendahdari
0.05 (0.032 < 0.05). dari hasil regresi tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh pada rasio aktivitas terhadap financial distress. Artinya H0 ditolak dan
H3 diterima, sehingga rasio aktivitas memiliki pengarus secara parsian terhadap
financial distress.
H4 : Rasio leverage berpengaruh terhadap financial distress
Berdasarkan tabel 6 dari hasil regresi di atas, dalam penelitian ini rasio levereage
memiliki nilai signifikansi berada di bawah 0.05 (0.000 > 0.05). Hasil regresi
menyimpulkan rasio solvabilitas berpengaruh signifikat secara parsial. Sehingga

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2015


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

tolak H0 dan terima H4, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio
leverage pada variabel Financial distress.

Uji f
Besar nilai sig pada tabel 7 yaitu 0.000, sehingga diketahui nilai sig lebih rendah
dari ketentuan nilai yaitu 0.000 < 0.05. Nilai F hitung melebihi nilai Ftabel
(213.075>2.64). Artinya, adanya pengaruh secara simultan dari variabel bebasnya
(profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas) pada variabel terikat yaitu financial
distress.
Koefisien determinasi
Pad tabel 8 tertera nilai adjusted r menunjukkan hasil 0,980 artinya eratnya
keterkaitan diantara variabel bebas dan variabel terikat begitu kuat. Pada adjusted
Rsquare terdapat nilai koefisien sebesar 0.956. artinya sebesar 95.6% keempat variabel
bebas berdasarkan rasio yang digunakan yaitu rasio profitabilitas(ROA), rasio
likuiditas(CR), rasio aktivitas(TATO) juga rasio solvabilitas(DER) mampu memberikan
kontribusi kepada variabel terikatnya yaitu financial distress dan sisanya sebanyak 4.4%
penjelasannya berasal dari faktor atau variabel yang memang tidak terdapat pada
penelitian ini.
Pembahasan
a. Implikasi rasio profitabilitas terhdapa financial dstress
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai beta sebesar 0,312. terlihat nilai beta memiliki
nilai positif sehingga return on asset yang digunakan untuk menghitung rasio
profitabilitas terdapat pengaruh positifyang signifikan pada financial distress.
penelitian ini memperoleh hasil riset yang serupa dengan Muhtar dan Aswan (2017)
yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan siignifikan dari return on asset
b. Implikasi rasio likuiditas pada financial distress
-0.448 merupakan hasil pengolahan data untuk nilai beta, dengan nilai beta yang
negative menandakan adanya pengaruh negatif yang diberikan dari current ratio pada
financial distress. hasilnya bisa disimpulkan rasio likuiditas di proksikan melalui
current ratio berpengaruh negatif juga signifikan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2016


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Hasil pendukung penelitian ini ditunjukkan oleh Setiawan & Amboningtyas (2016)
dimana pengaruh negative juga signifikan didapat melalui current ratio dalam
mengukur likuiditasnya terhdap financial distress.
c. Implikasi rasio aktivitas terhadap financial distress
Nilai beta padarasio aktivitas yang tertera yaitu -0.144 menunjukkan adanya pengaruh
negative dari rasio aktivita. Artinya, perhitungan total asset turnover guna mengukur
rasio aktivitas memberikan hasil pada financial distress dimana adanya pengaruh
negative juga signifikan. Rasio yang menggambarkan kemampuan organisasi dalam
hal efisiensi penggunaan assetnya dengan tujuan pengelolaan perusahaan disebut
rasio aktivitas (Hidayat and Meiranto, 2014). Jika perusahaan tidak dapat
memanfaatkan asetnya seefektif mungkin dalam meningkatkan penjualan maka atau
makin rendah nilai total asset turnover memberikan peluang adanya kondisi financial
distress semakin besar.
Kesimpulan riset yang dikerjakan oleh Noviandri (2014) mendukung hasil penelitian
ini yaitu terdapat pengaruh yang negatif serta signifikan pada financial distress dari
perhitungan rasio aktivitas melalui total asset turnover.
d. Implikasi rasio leverage/solvabilitas terhadap financial distress
Hasil memperlihatkan besar nilai betanya senilai 0.243 menandakan berarti adanya
pengaruh dengan arah yang positif pada financial distress dengan menghitung debt to
equity ratio(DER). sehingga melalui alat bantu hitung DER untuk rasio leverage
terdapat pengaruh yang positif juga signifikan pada kondisi financial distress. Rasio
DER digunakan untuk membandingkan total hutang dengan modal milik perusahaan
untuk mengetahui seberapa banyak yang digunakan oleh perusahaan dari hutangnya
untuk dijadikan sebagai mdoal (Maulida, Moehaditoyo and Nugroho, 2018). Semakin
tinggi nilai DER maka dapat mengindikasikan adanya kondisi financial distress.
Hasilnya mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Maulida & Moehaditoyo
(2018) yaitu melalui perhitungan debt to equity ratio (DER) untuk menilai rasio
solvabilitas pada financial distress berpengaruh positif dan signifikan.
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian dan hasil analisis yang sudah dibahas dibagian
sebelumnya dengan kesimpulan sebagai berikut :

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2017


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

1. Dengan alat ukur Return on asset yang dipakai, rasio profitabilitas memiliki
pengaruh pada financial distress.
2. Pengaruh positif yang signifikan didapat dari rasio leverage melalui perhitungan
DER pada financial distress.
3. Rasio likuiditas dihitung melalui Current Ratio memberikan hasil pengaruh negatif
terhadap financial distress secara parsial.
4. aktivitas dengan menggunakan total asset turnover sebagai alai ukurnya
berpengaruh negative yang juga signifikan secara parsial terhdap financial distress.
Saran
Peneliti dapat memberikan saran, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dari
modal yang ada untuk dapat meningkatkan penjualan
1.untuk perusahaan subsektor telekomunikasi, sebaiknya perusahaan dapat
menggunakan hutang dan assetnya seefektif mungkin untuk dapat meningkatkan
penjualan.
2.saran untuk peneliti selanjutnya;
a. Dalam penelitian masih variabel yang digunakan masih terbatas yaitu hanya
meneliti rasio ROA, CR, TATO dan DER terhadap financial distress, sehingga
harapan saya kedepannya peneliti lain melanjutkan penelitian ini dengan variabel
lain yang belum disebutkan.
b. Dengan hasil yang berbeda penelitian dimasa mendatang disarankan untuk
membuat kriteria yang lebih banyak dan sesuai dalam mengambil sampel, juga
menggunakan metode yang berbeda dari penelitian ini agar dapat diketahui
perbedaan hasil dalam uji hipotesis dari rasio keuangan terhadap financial distress.
c. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk meneliti pada perusahaan lain dengan
menambah periode tahun yang lebih banyak.
PENGHARGAAN/UCAPAN TERIMA KASIH (OPTIONAL)
Dukungan yang saya terima begitu tulus berasal dari orang tua saya dan sangat
berarti sebagai sumber penyemangat saya dan terimakasih kepada dosen pembimbing
saya yang sudah membimbing saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
REFERENSI
Febrian, Ahmad. (2019).Pertumbuhan Industri Telekomunikasi Harus Berdampat ke
Masyarakat dan Negara. www.kontan.co.id (28 Februari 2021)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2018


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Hamdani, trio. (2017). Catat! Tantangan yang Dihadapi Industri Telekomunikasi.


www.okezone.com (28 Februari 2021)
Rayana, U. (2018) Seluler tumbuh minus akhirnya kenyataan, www.seluler.id. (28
Februari 2021)
situs www.bi.go.id
Duli, Nikolaus. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Penerbit Deepublish. Sleman.
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Cv Alfabeta. Bandung.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Edisi revisi
7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasibuan, M. S. P., & Malayu S.P Hasibuan. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia. In Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.
Kariyoto. (2018). Manajemen Keuangan Konsep & Implementasi. Malang UB press,
Malang.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Kedelapan. In Raja
Grafindo Persada. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kurniawan, Robert dan Yuniarto, Budi. (2016). Analisis Regresi : Dasar dan
Penerapannya Dengan R. Kencana, Jakarta.
Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Cv Andi Offset. Yogyakarta.
Prihadi,Toto. (2019). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Rheza Pratama. (2020). Pengantar Manajemen. Grup Penerbitan Cv Budi Utama,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia, Bandung.
Sutrisno. (2013). Manajemen Keuangan Teori Konsep Dan Aplika si. Ekonosia, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Ardian, A. V., Andini, R. and Raharjo, K. (2015) ‘Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage, Rasio Aktifitas dan Rasio Profitabilitas Terhadap Financia Distress (pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2015)’.
Atika, Darminto and siti ragil, H. (2013) ‘Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap
Prediksi Kondisi Financial Distress’, jurnal administrasi bisnis, 1 no 2. Available at:
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/32.
Carolina, V., Marpaung, elyzabet i. and Pratama, D. (2017) ‘Analisis Rasio Keuangan
untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress ( Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015 )’, jurnal
akuntansi maranatha, 9(November), pp. 137–145.
Ginting, M. C. (2017) ‘Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio ( DER )
Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Property & Real Estate di Bursa Efek
Indonesia’, 3(2), pp. 37–44.
Gunarsih and Wibowo, D. H. (2018) ‘Analisis Likuiditas Terhadap Harga Saham
Perusahaan Telekomunikasi Dalam Kondisi Financial Distress: Bursa Efek
Indonesia 2009-2013’, Transparansi Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 6(2), pp.
115–123. doi: 10.31334/trans.v6i2.36.
Hanggara, B. and Handayani, A. (2020) ‘Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial
Distress Pada Perusahaan Ritel Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia’, 01(01),
pp. 46–55.
Hidayat, M. A. and Meiranto, W. (2014a) ‘Prediksi Financial distress Perusahaan

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2019


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Manufaktur di Indonesia’, 3(2002), pp. 1–11.


Ibrahim, M. M. (2018) Pengaruh Likuiditas Dan Leverage Terhadap Financial
Profitabilitas Dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi.
Indonesia, B. (2018) Laporan Perekonomian Indonesia. Available at: www.bi.go.id.
Indriani, E. and Mildawati, T. (2019) ‘Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas, Likuiditas,
Leverage Dan Arus Kas Terhadap Financial Distress Pada Pperusahaan
Telekkomunikasi’, Jurnal ilmu dan Riset Akuntansi, 8, nomor 4, pp. 1–21.
Khan, M. M. and Raj, K. B. (2020) ‘Liquidity-Profitability Analysis & Prediction of
Bankcrupty- A Study of Select Telecom Companies’, journal of critical reviews,
7(3), pp. 307–316.
Liana, D. and Sutrisno (2014) ‘Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi
Financial Distress Perusahaan Manufaktur’, jurnal studi manajemen dan bisnis,
1(2), pp. 52–62.
Made, N. et al. (2017) ‘ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI
FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 e-Journal S1
Ak Universitas Pendidikan Ganesha Pertumbuhan ekonomi Indonesia’, e-journal S1
Ak, 1(4).
Marfungatun, F. (2017) ‘Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
Terhhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia’, pp. 1–12. Available at:
http://repository.upy.ac.id/eprint/1281.
Maulida, indira shofia (universitas 17 agustus surabaya), Moehaditoyo, srie hartutie
and Nugroho, M. (2018) ‘Financial Ratio Analysis For Predicting Financial Distress
In Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange’, 2(1), pp. 179–
193.
Muhtar, M. and Aswan, A. (2017) ‘Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Terjadinya
Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia’, Jurnal
Bisnis Manajemen Dan Informatika, 13(3).
Muljono, D. R. and Suk, K. S. (2018) ‘Impacts of Financial Distress on Real and
Accrual Earnings Management’, jurnal akuntansi, XXII(02), pp. 222–238.
Noviandri, T. (2014) ‘Peranan analisis rasio keuangan dalam memprediksi kondisi
financial distress perusahaan sektor perdagangan’, jurnal ilmu manajemen, 2.
Nugraha, D. A. and Nursito (2021) ‘PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO
EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP FINANCIAL
DISTRESS THE’, COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting, 4(2),
pp. 591–600.
Nurcahyono and Sudharma, K. (2014) ‘Analisis rasio keuangan untuk meprediksi
kondisi financial distress’, management analysis journal, 1(3), pp. 1–6.
Nurhayati (universitas islam bandung) and Aprilio, muhammad kevin (2020) ‘pengaruh
rasio solvabilitas terhadap kondisi financial distress’, jurnal akuntansi, 21(2).
Rahayu, W. P. and Sopian, D. (2017) ‘Pengaruh rasio Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahan Foos And
Beverage Di Bursa Efek Indonesia)’, jurnal akuntansi dan kenangan, 1 no.2. doi:
http://dx.doi.org?10.31000/competitive.v1i2.240.
Setiawan, H. (universitas pandanaran semarang) and Amboningtyas, D. pandanaran
semarang) (2016) ‘Financial Ratio Analysis For Predicting Financial Distress
Condition’, 24(6), pp. 708–712.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2020


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Steven, S. and Viriany (2016) ‘Sean danViriany: Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Financial Distress...’, Jurnal ekonomi, pp. 43–60.
Sucipto, A. W. (2017) ‘Kinerja rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial
distress pada perusahaan jasa di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014’,
(October 2016), pp. 81–98. doi: 10.14414/jbb.v6i1
Analisis Perkembangan Industri Edisi I - 2019.pdf (27 Februari 2021).
Bappenas, kementrian P. (2019) Perkembangan ekonomi indonesia dan dunia. jakart
Resesi, A. and Akibat, D. (2020) ‘Perkembangan ekonomi indonesia dan dunia’, 4(1).
SDPPI, T. P. P. (2018) ‘ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA’.
Jakarta: Puslitbang Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan
Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya MAnusia.
Available at: http://balitbangsdm.kominfo.go.id.
Periode, D. B. E. I. et al. (2016) ‘Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi
Financial Distress Pada Perusahaan Sub Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar’,
(37), pp. 1–20
Rayana, U. (2018) Seluler tumbuh minus akhirnya kenyataan, www.seluler.id. Available
at: www.seluler.id.
Zulkarnaen, W., Fitriani, I., & Yuningsih, N. (2020). Pengembangan Supply Chain
Management Dalam Pengelolaan Distribusi Logistik Pemilu Yang Lebih Tepat
Jenis, Tepat Jumlah Dan Tepat Waktu Berbasis Human Resources Competency
Development Di KPU Jawa Barat. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 4(2), 222-243. https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp222-243.

GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL

Gambar 1. scatterplot pada heteroskedastisitas


Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 1. Deskriptif statistik

Sumber : data diolah SPSS versi 25

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2021


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tabel 2. Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 3. Nilai VIF dalam uji multikolinearitas

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 4. Hasil uji autokorelasi

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 5. Hasil analisis regresi linier berganda

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2022


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tabel 6. Hasil uji T

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 7. Hasil uji F

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

Tabel 8. Hasil koefisien determinasi

Sumber : data sekunder diolah SPSS versi 25

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 2023

Anda mungkin juga menyukai