W =U +T (1)
W =U +T (1)
W =U +T (1)
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
I anomali desintas masa dari mantel bagian bawah dan atas yang terjadi karena
adanya variasi temperatur dan tekanan;
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
I anomali desintas masa dari mantel bagian bawah dan atas yang terjadi karena
adanya variasi temperatur dan tekanan;
I struktur tektonik: lempeng samudra, lempeng benua, dan zona-zona
pertemuan lempeng;
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
I anomali desintas masa dari mantel bagian bawah dan atas yang terjadi karena
adanya variasi temperatur dan tekanan;
I struktur tektonik: lempeng samudra, lempeng benua, dan zona-zona
pertemuan lempeng;
I variasi geologi lokal pada kerak Bumi;
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
I anomali desintas masa dari mantel bagian bawah dan atas yang terjadi karena
adanya variasi temperatur dan tekanan;
I struktur tektonik: lempeng samudra, lempeng benua, dan zona-zona
pertemuan lempeng;
I variasi geologi lokal pada kerak Bumi;
I topografi daratan dan topografi dasar laut.
Gangguan atau anomali potensial terjadi karena beberapa hal, antara lain:
I topografi mantel dan inti Bumi;
I anomali desintas masa dari mantel bagian bawah dan atas yang terjadi karena
adanya variasi temperatur dan tekanan;
I struktur tektonik: lempeng samudra, lempeng benua, dan zona-zona
pertemuan lempeng;
I variasi geologi lokal pada kerak Bumi;
I topografi daratan dan topografi dasar laut.
g = g P
Q (3)
-IM Anjasmara, 2022-
normal geoid
O
topografi
normal elipsoid
P
geoid
gP
elipsoid Q
γQ
I Nilai koreksi free-air digunakan untuk mereduksi semua nilai gayaberat ukuran
ke bidang yang sama (biasanya mean sea-level) dengan memperhitungkan
penurunan nilai gayaberat terhadap ketinggian (inverse-square law rate of
decay of gravity with height).
I Nilai koreksi free-air tidak memperhitungkan densitas massa dari topografi,
sehingga seolah-olah pengukuran gayaberat dilakukan pada posisi tanpa
massa atau “free-air”
-IM Anjasmara, 2022-
Penghilangan massa antara posisi pengukuran dan geoid diperlukan karena nilai
aktual dari gradien gayaberat di dalam Bumi tidak diketahui (karena distribusi
densitas massa di dalam Bumi tidak bisa diketahui secara pasti).
Penghilangan massa antara posisi pengukuran dan geoid diperlukan karena nilai
aktual dari gradien gayaberat di dalam Bumi tidak diketahui (karena distribusi
densitas massa di dalam Bumi tidak bisa diketahui secara pasti).
Maka, untuk menghitung koreksi gayaberat free-air, digunakan pendekatan berikut:
@g
@h
@@
h (4)
Penghilangan massa antara posisi pengukuran dan geoid diperlukan karena nilai
aktual dari gradien gayaberat di dalam Bumi tidak diketahui (karena distribusi
densitas massa di dalam Bumi tidak bisa diketahui secara pasti).
Maka, untuk menghitung koreksi gayaberat free-air, digunakan pendekatan berikut:
@g
@h
@@
h (4)
Nilai gayaberat di atas geoid (gP ) dapat dihitung dari nilai gayaberat observasi di
atas permukaan Bumi (gO ) menggunakan deret Taylor pada H (tinggi orthometric
dari lokasi pengamatan) sebagai berikut:
gP = g + g
O F (5)
dimana
@
= + 12 @@h
+ :::
2
gF H
H2 (6)
@ h Q 2
Q
j
adalah koreksi free-air dan Q menunjukan bahwa perhitungan dilakukan
sepanjang tinggi elipsoida, h .
-IM Anjasmara, 2022-
@
2
@h
= a
1 ( +f +m 2f sin2 ) 0:3086 mGal=m (7)
@ 2
@h 2
1:4 10 7
mGal=m (8)
gF = 2
(1 + f + m 2f sin ) +
2
H
a
H2
3
2
a
(9)
gF = 2
(1 + f + m 2f sin ) +
2
H
a
H2
3
2
a
(9)
gF = 0:3086H (10)
g = g
F O
+ g F (11)
Efek dari material yang terdapat di antara titik observasi gayaberat dan geoid dapat
memperbesar nilai gayaberat observasi karena adanya gaya tarik dari massa
material tersebut.
Efek dari material yang terdapat di antara titik observasi gayaberat dan geoid dapat
memperbesar nilai gayaberat observasi karena adanya gaya tarik dari massa
material tersebut.
note: Bouguer diambil dari nama ahli Geodesi Perancis, Pierre Bouguer
mass excess
P
mass deficit
H H’ Bouguer plate
H’
gB = 2G H (12)
dimana adalah densitas dari koreksi Bouguer, biasanya digunakan nilai 2670
kg.m 3 .
Jika H dalam meter dan gB dalam mGal, maka Pers. (12) menjadi:
gB = 0:1119H (13)
g = g
B O
+ g F gB (14)
Nilai koreksi Bouguer dikurangkan dari nilai gayaberat observasi karena efek
gravitasi dari massa topografi perlu dihilangkan, dalam hal ini topografi
direpresentasikan dengan sebuah lempeng.
Akan tetapi, karena geodesi umumnya hanya berkaitan dengan permasalahan
penentuan ukuran bentuk Bumi (massa dan posisi geoid), maka koreksi dan
anomali Bouguer jarang digunakan, padahal artinya terjadi penghilangan massa.
-IM Anjasmara, 2022-
Jika diperlukan nilai anomali Bouguer di wilayah laut, maka perlu digunakana nilai
densitas mass yang sesuai pada Pers. (12). Untuk mempertahankan
kekonsistenan dengan anomali Bouguer di darat, lautan di representasikan oleh
lempeng Bouguer dengan ketebalan yang sama dengan kedalaman dasar laut
pada titik observasi. Sehingga:
gB = 2G ( )
w D (15)
I Efek kumulatif di titik P dari koreksi untuk kelebihan dan kekurangan massa
disebut sebagai koreksi terain, gT . Nilai koreksi tersebut dihitung dan
dijumlahkan dari semua deviasi jarak di permukaan Bumi yang berhubungan
dengan lempeng Bouguer.
I Efek kumulatif di titik P dari koreksi untuk kelebihan dan kekurangan massa
disebut sebagai koreksi terain, gT . Nilai koreksi tersebut dihitung dan
dijumlahkan dari semua deviasi jarak di permukaan Bumi yang berhubungan
dengan lempeng Bouguer.
I Secara matematis, koreksi terain dapat dinyatakan sebagai berikut (sampai
orde kedua untuk pendekatan Bumi datar):
gT = G R 2 Z (H 0 H ) d
2
3G R 2 Z (H 0 H ) d
4
(16)
2 l3 8
l5
2
=
=
2
=
elemen-elemen dari digital elevation
1
= 1
model (DEM).
Kelebihan penggunaan DEM adalah
prosedurnya dapat dilakukan secara
digital menggunakan komputer.
g = g
CB O
+ g F gB + g T (17)
g = g
CB O
+ g F gB + g T (17)
g = g
CB O
+ g F gB + g T (17)
Koreksi yang memperhitungkan efek gaya tarik oleh massa atmosfir harus
diberikan untuk semua anomali gayaberat yang dihitung dari nilai observasi di
permukaan Bumi.
Koreksi yang memperhitungkan efek gaya tarik oleh massa atmosfir harus
diberikan untuk semua anomali gayaberat yang dihitung dari nilai observasi di
permukaan Bumi.
Hal ini karena:
1. massa atmosefir di atas gravimeter dapat menyebabkan bacaan nilai
gayaberat menjadi lebih kecil
2. semua massa di luar geoid harus dipindahkan ke dalam geoid untuk
menentukan potensial harmonik.
gac = +
0:871 1:0298 10 4 H 5:3105 10 9 H 2
+
2:1642 10 13 H 3 9:5246 10 18 H 4 (18)
2:2411 10 22 H 5
dimana gac dalam mGal, and tinggi ortometrik, H , dalam meter.
Anomali Helmert ditentukan dengan cara mereduksi nilai anomali gayaberat ke atas
geoid (melalui koreksi free-air), menghilangkan efek gaya tarik massa topografi
(melalui koreksi Bouguer komplit, gB + g ), tetapi kemudian mengembalikan
T
massa topografi tersebut sebagai gaya tarik dari massa lempengan silinder dengan
radius tak hingga yang sangat tipis.
g = g
H O
+ g F gB + g + g
T C (19)
I Pada anomali Bouguer komplit, karena efek topografi pada gayaberat telah
dihilangkan, maka diprediksi nilainya akan berfluktuasi di sekitar angka nol.
Akan tetapi, seperti telah dibahas sebelumnya, umumnya anomali Bouguer
komplit nilainya besar dan negatif di wilayah darat.
I Alasan mengapa nilai tersebut tidak nol adalah karena adanya proses
geofisika yang disebut dengan isostasi. Istilah isostasi diambil dari bahasa
Yunani yang berarti “equal standing”.
I Isostasi pertama kali ditemukan oleh Pierre Bouguer pada saat melakukan
pengukuran defleksi vertikal di sebuah gunung di Ekuador yang massanya
telah diketahui. Bouguer mencatat nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan
nilai yang diprediksikan oleh teori yang berlaku saat itu.
sea level
D
0 1 2 3 4 5 6 7
compensation depth
Jika 0 adalah densitas dari sebuah kolom dengan tinggi D (yaitu kolom pertama
dimana nilai 0 = 2670 kg m 3
), maka untuk sebarang kolom dengan tinggi H di
atas permukaan laut dan densitas didapatkan:
(D + H ) = D 0 (20)
Sehingga, perbedaan densitas antar tiap kolom dengan densitas referensi adalah:
0 = D H+ H 0 (21)
0 = D d+ d ( 0 w ) (22)
sea level
T
0 0 0 0 0 0 0 0
t’
(
t a 0 ) = H 0 (23)
t0 =
0 w
0
d 2:73d (25)
a
I Model isostasi Airy dan Pratt merupakan model yang sangat ideal, dimana
tidak ada gap diantara kolom-kolomnya. Sehingga, dengan skema kompensasi
lokal tersebut, beban yang bekerja pada permukaan Bumi, seperti sebuah
gunung, hanya dapat menggantikan litosfer/astenosfer yang tepat berada di
bawahnya (sesuai model Airy).
I Saat ini, para ilmuwan kebumian memodelkan litosfer sebagai sebuah
lempeng tipis elastis yang pada saat dikenai beban hanya akan melengkung
tanpa pecah pada wilayah yang lebih luas dibanding yang dapat dimodelkan
oleh kompensasi lokal.
Load
Flexured crust
Moho
Mantle
gB gB
topography
Large
Load
root
coherence ~ 1 coherence 1
gB gB
Small
Load
coherence = 0 coherence ~ 1
Gambar 5: Beban besar dan kecil pada litosfer yang kuat dan lemah
-IM Anjasmara, 2022-
Koherensi (dan admittance) adalah fungsi dari panjang gelombang dari beban yang
bekerja, dan mengindikasikan apakah beban tersebut akan dikompensasikan atau
ditahan. Dengan membandingkan prediksi dari model beban secara teori dan
koherensi dan admittance hasil observasi, kedalaman elastis dari litosfer dapat
ditentukan.