Anda di halaman 1dari 36

OLEH :

AGUNG WIBOWO
00/137402/PA/08323

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2002
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendahuluan
Daerah Karangsambung termasuk dalam jalur Pegunungan
Serayu Selatan yang merupakan antiklinorium memanjang dengan
Tinjauan arah barat-timur. Karangsambung merupakan daerah yang
Dasar Teori mempunyai struktur geologi yang sangat rumit dimana terdapat
singkapan batuan pratersier di permukaan.
Metode Penelitian

Hasil

Pembahasan 2. Tujuan
Kesimpulan • Menafsirkan struktur batuan daerah gunung bujil dan sekitarnya.
• Melakukan pemetaan penyebaran batuan beku di gunung bujil dan
sekitarnya.
3. Tempat dan Waktu

•Tempat : Dukuh Baniara lor, Banyu Urip, Karangsambung,


Kebumen, Jawa Tengah
•Waktu : Tanggal 24 Januari 2005 s/d 2 Febuari 2005.

Legenda :

Interval kontur 12,5 m


TINJAUAN PUSTAKA

1.Geologi Daerah Karangsambung


Satuan batuan yang terdapat di karangsambung umumnya
Pendahuluan
merupakan kompleks batuan melange. Struktur geologi di daerah
Tinjauan Luk Ulo didominasi oleh dua arah struktur utama. Struktur berarah
timurlaut–baratdaya umumnya bersifat tektonik sesar. Struktur
Dasar Teori
berarah barat–timur melibatkan batuan tersier berupa perlipatan
Metode Penelitian dengan poros lipatan.
Hasil
Menurut Asikin, 1986 stratigrafi Kebumen mulai yang tertua hingga
Pembahasan
yang termuda adalah :
Kesimpulan 1. Kompleks Melange Luk Ulo 6. Formasi Halang
2. Formasi Karangsambung 7. Formasi Peniron
3. Formasi Totogan 8. Breksi Lembah Serayu
4. Formasi Waturanda 9. Endapan Aluvial
5. Formasi Penosogan
K

L Daerah penelitian

Peta Geologi daerah Karangsambung (Kurniasih, 1995)


2. Penelitian Geofisika
U G. Budjil G. Tumpeng

(meter)

0 Batulempung bersisik
( 2,40 – 2,50 gr/cm3 )
-1000 Diabas (2,72 gr/cm3)

-2000

-3000 0 500 1000 1500 2000

(Meter)
Kondisi geologi bawah permukaan daerah Baniara Lor (Kurniawan, 2005)

Intrusi batuan beku diabas di G. Budjil ( Riyanto, 2005 )


DASAR TEORI
1 Teori Magnetik
1.1.Gaya magnet
Pendahuluan
Dua buah kutub magnet m1 dan m2 (e.m.u) yang berjarak r (cm)
Tinjauan akan menimbulakan gaya coloumb (dyne) sebesar :
Dasar Teori
 mm
Metode Penelitian F  1 22 rˆ
0 r
Hasil

Pembahasan
1.2.Kuat Medan Magnet

Kesimpulan Kuat Medan adalah gaya yang timbul pada suatu titik akibat
kutub magnet m’ yang terletak sejauh r dari titik tersebut :


 F m
H   rˆ
m'  r 2 1
1.3.Momen magnetik
Bila dua buah kutub m+ dan m- magnet yang berlawanandimana
keduanya terletak dalam jarak l
 
M  mlr

1.4.Intensitas Kemagnetan
Intensitas kemagnetan adalah kemampuan untuk menyearahkan
momen magnet dalam suatu medan luar.


 M
I 
V
1.5.Suseptibilitas kemagnetan
Kemampuan suatu benda magnetik untuk dimagnetisasi
ditentukan oleh susebtibilitas kemagnetan k

 
I  kH
1.6. Induksi Magnetik
Induksi magnetik B didefinisikan sebagai medan total dari benda
magnetik tersebut ditulis sebagai:

  
B  H  4I  (1  4k ) H  H
2. Medan Magnet Bumi
1. Medan magnet bumi
Komponen medan magnet bumi

BX
BH

BY
•Deklinasi (D)
•Inklinasi (I)
•Intensitas horisontal (H)
•Intensitas total atau medan
B magnet total (B)
BZ
Peta IGRF total medan magnet bumi tahun 2005
(www.geo.fmi.fi/MAGN/IGRF/applet.html)
2. Medan Magnet Luar

• Electrical Conductivity of Plasma


• Manetic storm field & Substorm
• Diurnal variation
• Pulsation

3. Medan Magnet Lokal

  
B  BT  B

 
B = medan magnet lokal B = medan magnet utama

BT = medan magnet total
3. Transformasi Medan Magnetik

3.1. Reduksi bidang datar


Suatu transformasi yang digunakan untuk membawa data
potensial magnetik yang menyebar pada suatu ruang ke suatu
bidang horison.


 z  z0  n n
U  x , y , z0   U  x , y , z    U  x , y , z0 
n 1 n! z n
3.2. Kontinuasi ke atas
Proses membawa nilai potensial ke ketinggian tertentu

1
 
 1 U  x , y , z0   1
U  x , y , z0  z  
4  r z  U  x, y, z0  z r  dx dy

3. Reduksi kutub
Reduksi ke kutub merupakan proses dimana seolah posisi di suatu
titik dibumi ke kutub yang memiliki inlinasi 90 dan deklinasi 0

f  P    s Q    P, Q  dv
R
3.4. Transformasi pseudogravitasi
Potensial skalar magnetik dan gaya gravitasi mempunyai
kesamaan. suatu benda yang termagnetisasi M dan mempunyai
densitas p, potensial skalar magnetiknya:
r 1
V  P   Cm M   P  dv
R
r

dan potensial gravitasinya:


1
U  P     dv
R
r

Dari substitusi maka persamaan menjadi:

Cm M
V  mˆ  PU
 
3.5. Gradien horisontal

1
 g  x, y    g  x, y  
2 
2 2

h x, y    z    z  
  x   y  
METODE PENELITIAN
1. Peralatan yang digunakan
1. Dua set Proton Precision Magnetometer
Pendahuluan
2. Satu set Global Positioning System
Tinjauan 3. Kompas
4. Peta topografi dan geologi
Dasar Teori
5. Buku kerja
Metode Penelitian 6. Jam digital
Hasil

Pembahasan
2. Akisisi data
Kesimpulan Pengambilan data magnetik dilakukan :
• Data base station
Pengukuran data medan magnet dioperasikan secara
otomatis dengan interval waktu dua menit
• Medan magnet total
Pengambilan data pada titik – titik yang mengcover daerah
penelitian secara random. Pada setiap titik dilakukan
pengambilan data lebih dari sekali untuk menhilangkan
pengaruh lokal.

3. Pengolahan data
Pengolahan dilakukan dengan software dan surfer Excel untuk
mendapatkan anomali medan magnet. Untuk proses pengangkatan
ke atas dan reduksi ke kutub digunakan software magpick. Sedang
dalam pemodelan digunakan software mag2dc
INPUT DATA :
Medan Magnetik Total (H), Hari,
Tanggal, Waktu

INPUT PARAMETER
MODEL
Inklinasi, Deklinasi, IGRF

SATU
SENSOR DUA SENSOR

KOREKSI VARIASI HARIAN


MODEL BENDA DAN
INFORMASI
ANOMALI, KOREKSI IGRF
GEOLOGI
SUSEPTIBILITAS
GRADIEN VERTIKAL
KONTUR ANOMALI
PERHITUNGAN
ANOMALI MODEL MEDAN MAGNET
TOTAL

REDUKSI KE BIDANG DATAR

ANOMALI KONTUR
GANTI GRADIEN
ANOMA OBSERVASI
MODEL VERTIKAL
LI MEDAN KOREKSI ANOMALI
MODEL MAGNET REGONAL MEDAN MAGNET

TRANSFORMASI
REDUKSI KE KUTUB GRADIEN
TIDAK HORISONTAL,
COCO TRANSFORMASI
K PSEUDOGRAVITASI
?
YA

INTERPRETASI
KUALITATIF
INTERPRETASI
KUANTITATIF

KESIMPULAN
HASIL dan PEMBAHASAN

1800

U
Pendahuluan 1600

Tinjauan 1400
230
220
1200 210
Dasar Teori 200
190
1000 180

Metode Penelitian 170


160
800 150

Hasil 140
130
600 120

Pembahasan 110
100
400
90
80
Kesimpulan 70
200
60

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Topografi daerah penelitian


1. Anomali medan magnet total

1800
U
1600
nT
1000
1400
900
800
700
1200
600
500
400
1000 300
200
100
800 0
-1 0 0
-2 0 0
600 -3 0 0
-4 0 0
-5 0 0
400 -6 0 0
-7 0 0
-8 0 0
-9 0 0
200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Anomali medan magnet total sensor atas


2. Reduksi Bidang datar

1800
U
1600
nT
1400 1000
900
800
700
1200 600
500
400
1000 300
200
100
0
800 -1 0 0
-2 0 0
-3 0 0
600 -4 0 0
-5 0 0
-6 0 0
-7 0 0
400
-8 0 0
-9 0 0
-1 0 0 0
200 -1 1 0 0

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Anomali medan magnet pada bidang datar ketinggian 138 meter


3. Pengangkatan ke atas

1800 U

1600 nT

1400 30
27
24
21
18
1200
15
12
9
6
1000 3
0
-3
-6
800 -9
-1 2
-1 5
-1 8
600 -2 1
-2 4
-2 7
-3 0
400 -3 3
-3 6
-3 9
-4 2
200 -4 5

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
meter
0 200 400 600

Anomali medan regional magnet total pada ketinggian 638 meter


4. Koreksi regional

1800
U
1600
nT
40
1400 35
30
25
1200 20
15
10
5
1000
0
-5
-1 0
800 -1 5
-2 0
-2 5
600 -3 0
-3 5
-4 0
-4 5
400
-5 0
-5 5
-6 0
200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600 meter

Anomali lokal pada ketinggian 238 meter


5 Reduksi ke kutub

1800
U
1600
nT
1400 70
60
50
1200 40
30
20
1000
10
0

800 -1 0
-2 0
-3 0
600 -4 0
-5 0
-6 0
400
-7 0
-8 0
-9 0
200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Anomali anomali lokal yang telah direduksi kutub


6. Pseudo gravity

1800
U
1600
nT
90
1400 80
70
60
50
1200
40
30
20
1000 10
0
-1 0
-2 0
800 -3 0
-4 0
-5 0
-6 0
600
-7 0
-8 0
-9 0
400 -1 0 0
-1 1 0
-1 2 0
-1 3 0
200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600 meter

Gambar 5.10.Pseudo graviasi dari anomali lokal


7. Gradien
1800
U
1600
nT
1400 45
40
35
1200 30
25
20
15
1000
10
5
0
800 -5
-1 0
-1 5
600 -2 0
-2 5
-3 0
-3 5
400
-4 0
-4 5
-5 0
200 -5 5

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Gradien vertikal medan magnet total


1800
U
1600 nT
0 .0 2 6
1400 0 .0 2 5
0 .0 2 4
0 .0 2 3
0 .0 2 2
1200 0 .0 2 1
0 .0 2
0 .0 1 9
0 .0 1 8
0 .0 1 7
1000 0 .0 1 6
0 .0 1 5
0 .0 1 4
0 .0 1 3
800 0 .0 1 2
0 .0 1 1
0 .0 1
0 .0 0 9
0 .0 0 8
600 0 .0 0 7
0 .0 0 6
0 .0 0 5
0 .0 0 4
400 0 .0 0 3
0 .0 0 2
0 .0 0 1
0
200 -0 .0 0 1

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
0 200 400 600 meter

Nilai gradien horisontal medan magnet total


8. Sayatan
1800
E C U
1600 A nT
1400 70
60
50
1200
40
B 30

1000 20
10
0
800 F D -1 0
-2 0
-3 0
600
-4 0
-5 0
-6 0
400
-7 0
-8 0
200 -9 0

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

0 200 400 600


meter

Sayatan medan magnet total pada ketinggian 238 meter


9. Pemodelan

Pendahuluan

Tinjauan

Dasar Teori

Metode Penelitian

Hasil

Pembahasan

Kesimpulan -0.001
-0.009
-0.003 V
0.0080
I 0.0080
III
II
IV

Pemodelan sayatan A-B


-0.001 0.0017 IX
VII VIII
VI -0.010
0.0074

Pemodelan sayatan C-D


0.0028 XIII 0.013 XIV

X -0.014 0.0077 -0.011

XI
XII

Pemodelan sayatan E-F


U

0 -0.001
emu

200

Meter 400

600

0.0078
1000 emu -0.01
emu

Meter
0 200 400 600
Ket :

: Satuan Breksi Batulempung


: Batuan beku diabas

: Batulempung bersisik

Model 3 demensi daerah Budjil


KESIMPULAN dan SARAN

1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di daerah Gunung Bujil dan
Pendahuluan
sekitarnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Geologi bawah permukaan daerah Gunung Budjil, Gunung
Tinjauan Tumpeng didominasi oleh batuan beku diabas dengan nilai
Dasar Teori susebtibilitas 0.0078 emu. Batuan beku diabas tersebut
mengintrusi satuan batulempung bersisik dari formasi
Metode Penelitian Karangsambung yang memiliki densitas -0.01 emu.
Hasil 2. Batuan dasar daerah gunung Budjil dan sekitarnya di Dusun
Baniara Lor, Desa Banyu Urip, Karangsambung, Kebumen,
Pembahasan Jawa Tengah berupa batuan beku diabas
Kesimpulan
2. Saran
1. Untuk mendapat informasi yang lengkap maka area survei
perlu diperluas.
2. Perlu dilakukan penelitian menggunakan metode lain untuk
melengkapi hasil penelitian sebelumnya
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai