Anda di halaman 1dari 21

Presentasi Kelompok 4

Model pita sering digunakan dalam interpretasi


data magnetik karena intrusi batuan beku
dalam bentuk dike atau vein sering membawa
mineral-mineral magnetik.

2
3
z ( x, y )  Ms 1  cos 2  cos 2   f ( x, y  Y )  f ( x, y  Y )

dimana f ( x, y  Y )
y Y  ( x  l cos d ) sin Q  ( h  l sin d ) cos Q 
  
C 2  ( y  Y )2  C2 

y Y  x sin Q  h cos Q   ( A  l ) cos d A cos d   KB  ( y  Y ) sin Q 


     
D2 D 2  ( y  Y ) 2   B  ( y  Y )
2 2
D 2  ( y  Y )2    C 2  ( y  Y ) 2 
 1 1 
 K sin d   
 C 2  ( y  Y ) 2 D 2  ( y  Y ) 2 

dengan A  h sin d  x cos d Q  d 


B  x sin d  h cos d tan 
  tan 1
C 2  ( x  l cos d ) 2  (h  l sin d ) 2 tan 
D2  x2  h2
K  cos  cot 
4
Ada 6 parameter dalam rumus tersebut. Setelah
panjang l diskala secara linier, 5 parameter lain
masih berupa variabel bebas.
5 parameter tersebut adalah :
 h/l
 Y/l Kedalaman target

γ
Panjang strike
ι
Sudut/dip
d Panjang penunjaman/dip

5
Pengandaian Y  ∞

Z ( x)  2 Ms 1  cos 2  cos 2  f ( x; h, l , d )

( x  l cos d ) sin Q  (h  l sin d ) cos Q x sin Q  h cos Q


dimana f ( x; h, l , d ) 
( x  l cos d ) 2  (h  l sin d ) 2

x 2  h2

Pengandaian l >> h

h cos Q  x sin Q
Z ( x)  2 Ms 1  cos 2  cos 2 
x2  h2

6
w½ L
= 2 sec Q = 2 cosec Q
h h

Untuk mendapatkan h harus


menentukan nilai Q :
w½ W½
= tan Q
L

ΔZmax 1+ cos Q
=
ΔZmin 1- cos Q

7
Dari nilai medan magnet dan induksi magnetisasi didapat :

f= 1/(1+4πk)

sin ι cos τ = sin λ cos i (cos2 d + f sin2 d) + sin i sin d cos d (1-f)

sin τ = sin λ cos i sin d cos d (1-f) + sin i (f cos2 d +sin2 d)

tan (d-γ) = f tan (d-β)

d didapat dengan mengandaikan k=0


(Z max  Z min ) w 1 cos Q
Atau nilai k didapat dari : ks  2

4 H 0 1  cos  cos 2 
2

8
Catatan untuk pita tak terhingga:
1. Efektif digunakan untuk pola anomali dengan

peak tajam dan sangat panjang.


2. Merupakan penyerdehanaan masalah yang
perhitungannya kadang meleset di lapangan.

9
Lebih mendekati kenyataan
Perhitungan rumit, dilakukan dengan
pendekatan grafis (profil anomali medan magnet

10
Profil anomali medan magnet di atas pita 2D
dengan variasi dip dan kedalaman dan arah
magnetisasi

11
Kesimetrisan profil sangat-sangat ditentukan
oleh perbedaan/selisih nilai d dan γ dibanding
nilai dua sudut tersebut secara individual.

Ketajaman profil ditentukan oleh


seberapa dalam pita terkubur di bawah
permukaan tanah.

12
200 < d < 900
00 < Q < 700
0.05 < h/l < 0.5
γ=900

K=0.2

kurva penghitung rasio Y/l

13
eliptisitas anomali digunakan untuk menentukan Y/l secara langsung
digunakan untuk menentukan
nilai h, l dan d (dip).

14
15
Untuk memperkirakan suatu model yang
memiliki ketebalan.
Model pita tidak dapat digunakan.
Mengasumsikan ketebalan pita adalah
finite/berhingga.

 Jika kedua sayap dari profil (-), maka yang


berperan penting adalah kedalaman
 Jika salah satu sayap masih (+), yang
berperan penting adalah strike

16
17
Z  M 1  cos2  cos2  sin d   x  w, y  Y   f  x  w, y  Y   f  x  w, y  Y   f  x  w, y  Y  

dimana
   y  Y  A x  w 
 1  y  Y  
f  x  w, y  Y   cos Q tan    tan 
1

  B x  w   B x  w D 2  x  w   y  Y  2  
 
1 1 
 sin Q  ln  D 2  x  w   y  Y    y  Y    ln  D 2  x  w   y  Y    y  Y   
2 2

 2   2   

dengan A x  w  h sin d   x  w cos d


B x  w   x  w sin d  h cos d
D 2  x  w    x  w  h 2
2

1
w s cos ec d Q  d  18
2
Penurunan rumus ini mengabaikan O(Y/h) -2
Rumus tersebut akan akurat jika Y>>3h
Dapat lebih mudah untuk memperkirakan s
daripada parameter lainnya
Dimungkinkan untuk membuat kurva
karakteristik dari rumus ini dengan cara yang
sama seperti model pita.
Dalam kasus ini kita set s = 1 dan skala dari
semua jarak dalam unit ketebalan sehingga s
sekarang menjadi dimensi karakteristik linier
dari model.

19
Dengan mengandaikan Y>>s,h rumus menjadi :
  x  w 2  h 2 2wh 
Z  x   2 M 1  cos  cos  sin d sin Q ln
2 2 1
 cos Q tan 2 
  x  w 2  h 2 x  w2  h 2 

Rumus ini merupakan jumlahan dari 2 fungsi.
Pertama adalah asimetri dengan x = 0, dan
yang kedua simetri. Dari formula di atas dapat
digunakan untuk memperkirakan secara
kuantitatif nilai dari s, h dan d dari data
observasi.

20
Terima Kasih Atas Perhatiannya…

Anda mungkin juga menyukai