Hernadi Prabowo
NIM : 03 / 165303 / PA / 09330
Program Studi Geofisika – Universitas Gadjah Mada
E-mail : bonaaja@yahoo.com
ABSTRAK
.
Beberapa mineral memiliki besaran medan magnet yang cukup signifikan untuk
diukur dari atas permukaan tanah demi tujuan ilmiah ataupun terapan. Data-data
magnetisasi bumi yang diambil di lapangan adalah data mentah yang belum dapat
menginterpretasikan apapun, karenanya perlu dilakukan pengolahan data yang kemudian
digunakan untuk menafsirkan bentuk bentuk geologi bawah permukaan. Perlu diingat
bahwa metode magnetik hanya dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran mineral
magnetik.
Tulisan dibawah ini membahas reduksi ke bidang datar dan kontinuasi ke atas
berdasarkan Blakely, 1995. Reduksi ke bidang datar akan mempermudah analisa data
karena kontur anomali medan magnet tidak lagi tercampur dengan topografi, caranya
dengan menggunakan pendekatan deret Taylor (Taylor’s Series Approximation).
Pengolahan dilakukan dengan menggunakan bahasa program M.S. Fortran yaitu
watfor77. Kemudian kontinuasi ke atas dilakukan untuk memisahkan anomali lokal
dengan anomali regionalnya. Lalu terakhir dengan Reduksi ke Kutub (Reduce To
Pole/RTP), analisa data dengan metoda RTP ini untuk mendapatkan gambaran kualitatif
tentang benda anomali penyebab timbulnya medan magnet anomali.
I PENDAHULUAN
Studi magnetisasi bumi telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu. Sir William
Gilbert (1540-1603) adalah orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi
bumi secara ilmiah. Gilbert adalah orang yang pertama kali melihat bahwa medan
magnet bumi ekivalen dengan arah utara-selatan sumbu rotasi bumi.
Dewasa ini pengolahan data geomagnet berbasis teknologi komputer sudah
banyak digunakan sebagai salah satu metoda dalam eksplorasi mineral logam. Banyak
sudah perangkat lunak yang dikembangkan dan disempurnakan demi menyelesaikan
persoalan magnetisasi bumi. Diagram alir pengolahan data dalam metode geomagnetik :
II REDUKSI KE BIDANG DATAR (Blakely, 1995)
Reduksi ke bidang datar adalah metode yang digunakan untuk membawa data
medan potensial yang terdistribusi di bidang yang tidak datar ke bidang datar. Dengan
menggunakan pendekatan deret Taylor (Taylor’s Series Approximation) yang
menggunakan fungsi turunan pada suatu titik untuk mengekstrapolasi fungsi di sekitar
titik tersebut. Deret Taylor juga dapat digunakan untuk memprediksi nilai medan
potensial pada titik-titik yang jauh dari bidang observasi.
Jika dianggap kontinuasi dari suatu medan potensial H x, y, z 0 yang diukur
pada bidang datar ( z0 = konstan) dan diinginkan nilai medan potensial tersebut pada
bidang yang tidak datar z x, y . Maka nilai medan potensial pada suatu titik x, y , z
dari permukaan yang baru ini dinyatakan dalam persamaan (Blakely, 1995) :
z z0 2 2
H x, y , z H x, y , z 0 z z 0
H x, y , z 0 H x, y, z 0 ...
z 2 z 2
z z0 n n
H x, y , z 0 (1)
n 0 n! z n
Secara empiris konvergensi persamaan (1) dapat berlangsung apabila z0
kontinuasi dari suatu level bidang datar ke suatu level bidang yang tidak datar. Dengan
mengisolasi bentuk pertama barisan penjumlahan dari persamaan (1) pada bagian ruas
kiri, maka dapat dinyatakan dengan persamaan :
z z0 n n
H x, y , z 0 H x, y , z H x, y , z 0 (2)
n 1 n! z n
nilai H x, y , z 0 ditentukan pada iterasi ke-i dan dapat digunakan untuk menentukan
S menyatakan batas dari R, n arah normal keluar dan r jarak dari titik P ke titik
integrasi dari S. Persamaan ini menggambarkan prinsip dasar kontinuasi ke atas yaitu
suatu potensial dapat dihitung pada sembarang titik di dalam sebuah ruang dari sifat
medan pada permukaan yang dilingkupi ruang tersebut.
Kontinuasi paling sederhana adalah untuk medan potensial terukur pada bidang
datar, kemudian diturunkan menggunakan sistem koordinat kartesian dimana sumbu-z ke
bawah. Jika diasumsikan suatu medan potensial terukur pada suatu bidang datar di z=z0,
dan diinginkan suatu medan di titik tunggal P(x,y,z0-Δz) di atas bidang datar (Δz > 0).
Permukaan S yang terdiri dari bidang datar dan setengah bola (hemisphere) dengan radius
, seperti ditunjukan oleh gambar D.1. Sumber berada pada z > z0.
Jika α→∞, maka :
1 1 H ( x' , y ' , z0 ) 1
H ( x, y , z0 z )
4 r
z '
H ( x ' , y ' , z0 ) dx ' dy '
z ' r
(2)
dengan r ( x x' ) 2 ( y y ' ) 2 ( z 0 z z ' ) 2 dan Δz > 0.
Gambar 1. Kontinuasi ke atas dari suatu bidang datar.
V yang terdefinisi disini memenuhi syarat yang diperlukan yaitu V+1/r=0 pada bidang
horizontal, V+1/r akan hilang pada hemisfer jika α membesar dan V selalu harmonik
karena ρ tidak pernah hilang, sehingga persamaan (3) menjadi:
1 1 1 H 1 1
H ( P)
4 r n
S
H dS
n r
(4)
Jika hemisfer membesar, suku pertama hilang pada setiap titik pada S, dan suku kedua
akan hilang kecuali pada permukaan horizontal, sehingga persamaan (4) menjadi :
1 1 1
H ( x, y, z0 z )
4
H ( x ' , y ' , z0 )
z '
r
dx ' dy '
(5)
Metode reduksi ke kutub ditinjau dari hubungan antara medan potensial dengan
distribusi sumber penyebab anomali (Blakely,1995):
dengan :
f P s Q P, Q dv
R R adalah volume yang terisi materi sumber
P adalah titik pengamatan
Q adalah titik distribusi sumber
ψ(P,Q) adalah fungsi Green
Jika f(P) merupakan medan potensial, maka :
s(Q) adalah kuantitas fisika (magnetisasi),
ψ(P,Q) adalah suatu fungsi green berupa medan magnetik dipol tunggal, yang
bergantung pada gemometris tempat titik observasi (P) dan titik distribusi
(Q), dan andaikan medan potensial tersebut diukur pada bidang horisontal
dengan ketinggian z, maka (Blakely,1995):
T x, y, z M x' , y ' , z ' x x' , y y ' , z z ' dx' dy' dz '
z
F ( x x ' , y y ' ) F ( x, y ) e
i k x x ' k y y '
F M z ' e
k z'
2Cm m f k e
k z0
dz '
z
F T 2C m m f k e F M z' e
k z0 k z'
dz'
z0
ˆ 'z k z m
m ˆ 'y ky fˆ ' k fˆ ' y k y
' m m
ˆ ' z i ' f fˆ ' z i z z
k k
Arah m dan f dapat diubah tetapi M (x,y,z) sebagai penyebab anomali adalah tetap,
'm ' f
F Tt F T F t F t
m f
Nilai di atas akan mengubah anomali medan total terukur kedalam komponen vertikal,
tetapi masih disebabkan oleh sumber yang sama.
F[M(z’)] menunjukkan transformasi Fourier magnetisasi pada slice horisontal
benda magnetik pada kedalaman z, pada kutub utara magnet bumi nilai m = f = 0,0,1.
Anomali hasil Transformasi Fourier:
F Tt F t F T
Maka nilai transformasi reduksi ke kutubnya adalah :
2
1 k
F r
m f a1k x a2 k y a3 k x k y i k b1k x b2 k y
2 2
dengan :
ˆ z fˆz m
a1 m ˆx fˆx ˆ x fˆz m
b1 m ˆz fˆx
a m ˆ
ˆ f m ˆ fˆ
2 z z y y b m
2 ˆ fˆ m
y z ˆ z fˆ
y
ˆ y fˆx m
a3 m ˆ x fˆy
V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, R.J, 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge
University Press, USA.
Nugroho Adi, Ir, MMSI, Penerapan Teknologi Komputer Sebagai Alat Bantu Penafsiran Geologi
Bawah Permukaan Melalui Data Magnetisasi Bumi (geomagnet), Jurusan Manajemen
Informatika – Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Internet
Rosyid Syamsu, Reduksi Ke Kutub Untuk Penentuan Anomali Magnetik Di Daerah Muaralaboh,
Sumatra Barat , Departemen Teknik Geofisika ITB, Internet