Laporan Tugas
Diajukan untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Metodelogi Penelitian
Oleh :
M.Farhan (2004107010050)
Kemajuan teknologi dalam bidak eksplorasi sumber daya alam bawah permukaan semakin
dikembangkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia.Batuan dan kandungan mineral
di bawah permukaan bumi tidak dapat dilihat secara kasat mata. Para peneliti di duunia
melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi baik itu dalam model
bentuk maupun kedalam.Banyak metode geofisika yang dapat digunakan dalam mengeksplorasi
sumber daya alam bawah permukaan. Salah satunya metode yang dapat digunakan untuk
membuat model bawah permukaan bumi adalah metode magnetik.
Metode magnetik adalah metode yang sering digunakan dalam eksplorasi bawah permukaan
seperti pada eksplorasi panas bumi, minyak bumi, penyelidikan batuan dan kandungan mineral
batuan serta dapat diterapkan dalam pencairan prospeksi benda–benda arkeolog. Metode inidapat
digunakan untuk menentukan struktur bawah permukaan serta keberadaan mineral logam yang
terdapat di bawah permukaan. Pengoprasian alat juga relatif sederhana, mudah dan cepat jika
dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Sesuai namanya metode magnetik bekerja
berdasarkan sifat-sifat magnetik batuan yang terdapat di bawah permukaan bumi.Dengan
menggunakan metode magnetik, data yang diperoleh akn menggambarkan kontur anomali
medan magnetik batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dalam survei ini, yang
menjadi target pengukuran adalah variasi medan magnet yang terukur di permukaan, atau
dikenal sebagai anomali magnetik. Pengolahan anomali magnetik berupa pemodelan bawah
permukaan menghasilkan nilai suseptibilitas yang akan digunakan untuk menginterpetasikan
kondisi bawah permukaan.
Penentuan nilai suseptibilitas batuan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran
suseptibilitas sampel batuan di laboratorium. Pengukuran suseptibilitas magnetik dari sampel
yang diambil dari alam akan memberikan informasi tentang mineral yang terkandung di dalam
sampel tersebut. Nilai suseptibilitas magnetik batuan selalu berada antara satu dengan lainnya.
Hal ini menyebabkan suseptibilitas batuan menyebar secara tidak merata di permukaan. Besar
kecilnya nilai suseptibilitas batuan di pengaruhi oleh litologi dan kandungan mineralnya.
Semakin besar kandungan mineral magnetik di dalam batuan, maka akan semakin besar pula
nilai suseptibilitasnya dan begitu juga sebaliknya. Perbedaan suseptibilitas itu sendiri pada
dasarnya diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral yang bersifat feromagnetik,
paramagnetik, dan diamagnetik.
Penelitian ini dilakukan di Gampong Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh
Besar, Provinsi Aceh . Jadi disini saya selaku penulis ingin mempelajari dari penelitian yang
dilakukan di daerah tersebut agar saya lebih paham untuk melakukan penelitian di wilayah saya
sendiri. Maka topik dari penelitian ini adalah ” Interpretasi Anomali Magnetik untuk Mengetahui
Keberaan Mineral Sulfida”
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola sebaran anomali magnetik di sekitar daerah penelitian?
2. Bagaimana membuat model 2D menggunakan prangkat lunak Magpick dan Mag2DC?
3. Bagaimana informasi keberadaan mineral sulfida di daerah penelitian berdasarkan metode
magnetik?
BAB II
DASAR TEORI
Metode magnetik merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang seringkali
digunakan dalam rangka eksplorasi mineral logam maupun non logam yang beasosiasi dengan
mineral yang memiliki karakteristik magnetik (mengandung unsur Fe). Metode magnetik sangat
mudah digunakan dan cepat, sehingga bisa diaplikasikan untuk daerah yang luas, tetapi
kelemahan dari metode magnetik ini adalah dia memiliki resolusi vertikal yang rendah seperti
kelemahan metode potensial lainnya seperti metode gravity.Oleh karena itu metode magnetik
umumnya digunakan untuk survey pendahuluan untuk memperkirakan sebaran atau luas dari
daerah yang prospek sebelum dilajutkan dengan survey geofisika lainnya yang memiliki resolusi
vertikal yang bagus.Prinsip dasar dari metode magnetik ini adalah derajat dari kemagnetan
batuan yang terinduksi dengan medan magnet bumi. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan sifat
kemagnetan suatu mineral.
Induksi magnetik atau kerapatan fluks magnetik adalah perubahan lingkungan yang
disebabkan oleh adanya arus listrik. Mereka memodifikasi sifat ruang yang mengelilinginya,
menciptakan bidang vektor.Vektor induksi magnetik, kerapatan fluks magnetik atau hanya
medan magnet B, memiliki tiga ciri-ciri khas: intensitas diungkapkan oleh nilai numerik, arah
dan juga rasa yang diberikan pada setiap titik dalam ruang. Hal ini disorot dalam huruf tebal
untuk membedakannya dari jumlah murni numerik atau skalar.
Ketika sebuah magnet diletakkan dalam medan magnet, itu mengubah momen magnetnya.
Intensitas Magnetisasi didefinisikan sebagai perubahan momen magnetik per satuan volume.
I = M⁄V
Momen magnetik, M = mx
Volume, V= Ax
⇒ I = mx ⁄ A x = m ⁄ A
Dimana :
Dimana H0 = IGRF