Anda di halaman 1dari 19

TEORI DASAR

METODE MAGNETIK
METODE GEOFISIKA MERUPAKAN ILMU YANG MEMPELAJARI
TENTANG BUMI DENGAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN
FISIS PADA ATAU DI ATAS PERMUKAAN. DARI SISI LAIN,
GEOFISIKA MEMPELAJARI SEMUA ISI BUMI BAIK YANG
TERLIHAT MAUPUN TIDAK TERLIHAT LANGSUNG OLEH
PENGUKURAN SIFAT FISIS DENGAN PENYESUAIAN PADA
UMUMNYA PADA PERMUKAAN (DOBRIN DAN SAVIT, 1988).

METODE GEOFISIKA DIBAGI MENJADI DUA KATEGORI,


YAITU METODE PASIF DILAKUKAN DENGAN MENGUKUR
MEDAN ALAMI YANG DIPANCARKAN OLEH BUMI DAN
METODE AKTIF DILAKUKAN DENGAN MEMBUAT MEDAN
GANGGUAN KEMUDIAN MENGUKUR RESPON YANG
DILAKUKAN OLEH BUMI.
PENGERTIAN METODE GEOMAGNET

METODE MAGNETIK MERUPAKAN SALAH SATU METODE


GEOFISIKA TERTUA YANG MEMPELAJARI KARAKTERISTIK
MEDAN MAGNET BUMI. DALAM METODE GEOMAGNETIK
INI, BUMI DIYAKINI SEBAGAI BATANG MAGNET RAKSASA
DIMANA MEDAN MAGNET UTAMA BUMI DIHASILKAN.
ORIENTASI KUTUB MAGNET DAN FLUKS MAGNET
YANG DIHASILKAN OLEH MEDAN MAGNET BUMI
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE MAGNETIK

METODE MAGNETIK TELAH DIKENAL SEKITAR 400 TAHUN YANG LALU.


ORANG YANG PERTAMA KALI MELAKUKAN PENELITIAN MAGNETISASI
BUMI SECARA ILMIAH ADALAH SIR WILLIAM GILBERT (15401603).
GILBERT ADALAH ORANG YANG PERTAMA KALI MELIHAT BAHWA
MEDAN MAGNET BUMI EKIVALEN DENGAN ARAH UTARASELATAN
SUMBU ROTASI BUMI. VAN WREDE (1843) UNTUK MELOKALISIR
ENDAPAN BIJIH BESI DENGAN MENGUKUR VARIASI MAGNET DI
PERMUKAAN BUMI. HASIL PENELITIANNYA KEMUDIAN DIBUKUKAN
OLEH THALEN (1879) DENGAN JUDUL: THE EXAMINATION OF IRON
ORE DEPOSITE BY MAGNETIC MEASUREMENT
MEDAN MAGNET BUMI
MEDAN MAGNET BUMI TERKARAKTERISASI OLEH
PARAMETER FISIS ATAU DISEBUT JUGA ELEMEN MEDAN
MAGNET BUMI (GAMBAR 1), YANG DAPAT DIUKUR YAITU
MELIPUTI ARAH DAN INTENSITAS KEMAGNETANNYA.
PARAMETER FISIS TERSEBUT MELIPUTI :

DEKLINASI (D), YAITU SUDUT ANTARA UTARA


MAGNETIK DENGAN KOMPONEN HORIZONTAL YANG
DIHITUNG DARI UTARA MENUJU TIMUR
INKLINASI(I), YAITU SUDUT ANTARA MEDAN MAGNETIK
TOTAL DENGAN BIDANG HORIZONTAL YANG DIHITUNG
DARI BIDANG HORIZONTAL MENUJU BIDANG VERTIKAL
KE BAWAH.
INTENSITAS HORIZONTAL (H), YAITU BESAR DARI
MEDAN MAGNETIK TOTAL PADA BIDANG HORIZONTAL.
MEDAN MAGNETIK TOTAL (F), YAITU BESAR DARI
VEKTOR MEDAN MAGNETIK TOTAL.
Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah
permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan
geologi yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan
magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa
diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi
SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

Suseptibilitas magnetik batuan merupakan


harga magnet suatu batuan terhadap
pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan
kandungan mineral dan oksida besi. Semakin
besar kandungan mineral magnetit di dalam
batuan, semakin besar harga
suseptibilitasnya.
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu
dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibilitas
kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang
ditulis sebagai:

I=kH
MAGNETOMETER
Alat utk mengukur medan magnet bumi namanya
magnetometer.
Hasil pengukurannya adalah medan magnet absolut,
ketelitiannya biasanya sampai 1 nt (nano tesla)
Cara mengukurnya bisa dgn magnetometer portable (alatnya
digendong seperti tas\ punggung), bisa dgn aero
magnetometer (yg ini digandeng dgn pesawat) dan
menggunakan kapal laut.
ANOMALI MAGNET

Anomali medan magnet bumi adalah perbedaan nilai medan magnet


antara hasil pengamatan dan medan magnet teoritis (IGRF).
Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan
pembentuk batuan, maka bentuk medan magnetik anomaly yang
ditimbulkan oleh benda penyebabnya tergantung pada:
1.Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda penyebab
2.Geometri benda penyebab
3.Kecenderungan arah dipol dipol magnet didalam benda
penyebab
4.Orientasi arah dipole dipole magnet benda penyebbab
terhadap arah medan bumi.
Anomali magnetik diperoleh dari persamaan:

T =Tobs + TIGRF TVH

T = anomali magnetik
Tobs = medan magnetik pengukuran pada stasiun tertentu
TIGRF = medan magnet teoritis berdasarkan IGRF pada stasiun Tobs
TVH = koreksi medan magnetik akibat variasi harian.
INTENSITAS MAGNETISASI
Gaya magnet (F) adalah gaya tarik menarik / tolak-menolak dari
dua kutub magnet (m1,m2) yang berjarak r.
Hukum Coloumb:
F = m1.m2/(.r2)
= konstanta permeabilitas magnet
Suatu medan magnetik yang ditempatkan pada suatu medan
magnet akan mengalami magnetisasi oleh imbas magnetik
yang didefinisikan sebagai:
I=M/V
M = momen magnetik dikutub (dipole)
I = jarak antara kutub +m dan m
V = volum benda
Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari
kutub negatif ke kutub positif. Intensitas magnetik (I) adalah
momen magnet per satuan volume. Intensitas magnet ini
sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah
dengan medan magnet yang menginduksi.
I = k. H
I = intensitas magnetik
H = kuat medan magnet
SIFAT MAGNETIK BATUAN

Diamagnetik
Paramagnetisme
Ferromagnetic
Antiferromagnetik
Ferrimagnetik
Berdasarkan proses terjadinya maka ada dua
macam magnet :
1. Magnet induksi ( bergantung pada
suseptibilitasnya menyebabkan anomaly
pada medan magnet bumi ).
2. Magnet permanen : bergantung pada
sejarah pembentukan batuan.

Berdasarkan nilai k, batuan dibagi menjadi:


1. Paramagnetik : Mempunyai nilai k yang
bernilai positif
Contoh : olivine, biotit.
2. Feromagnetik : Mempunyai nilai k yang
sangat besar dan positif
Contoh: besi dan nikel.
3. Diamagnetik : Mempunyai nilai k yang
negatif
EKSPLORASI MINYAK BUMI DENGAN METODE MAGNETIK

Metode ini mengukur variasi medan magnetik


bumi yang disebabkan perbedaan properti
magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Survei magnetik dan gravitasi biasanya
dilakukan di wilayah yang luas seperti
misalnya suatu cekungan (basin).

Dalam eksplorasi migas metoda gravity dan


magnetik memang hanya dipergunakan untuk
tahap awal , terutama guna tujuan regional
untuk mengetahui konfigurasi basement
(batuan dasar). Tujuan utamanya adalah
untuk mengetahui ketebalan sedimen, makin
PERSAMAAN & PERBEDAAN METODE GRAVITASI DAN GEOMAGNET

Metode magnetik mirip dengan metode gravitasi, karena sama-


sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya
sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian,
ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya
mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus
mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi,
sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih
menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian,
metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih
besar.
KELEBIHAN METODE MAGNETIK

Kelebihan metode magnetik dibanding metode yang lain:


1. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya
digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur
geologi.
Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral
ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan
sekelilingnya.
2. Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat
kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh
karena itu efektif digunakan untuk mempelajari daerah yang
dicurigai mempunyai potansi Geothermal
3. Data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit
metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan
untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang
maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki
SEKIAN.

TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai