Oleh
Alyaa choirunnisaa putri
1955051013
NPM : 1955051013
Fakultas : Teknik
Kelompok : 6 (Enam)
Masrul hidayat
NPM.1815051001
i
WAKTU GEOLOGI
Oleh
ABSTRAK
Waktu geologi adalah satuan waktu yang digunakan untuk menentukan umur
suatu batuan atau peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah. Skala waktu geologi
dibagi menjadi 2 yaitu skla waktu relatif yaitu waktu yang ditentukan
berdasarkan urutan perlapisan batuan dan kehidupan organisme dimasa lalu dan
praktikum kali ini kam diberi pemahaman tentang bagaimana menentukan umur
menggunakan skla waktu geologi, kami juga diberi pemahaman bagaimana cra
membaca tabel skala waktu geologi dengan baik dan benar sesuai aturannya.
Pemahaman tentang tabel skala waktu geologi ini dibutuhkan untuk mata kuliah
yang diambil di semester selanjutnya. Pada praktikum kali ini kami menggunakan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Alat Tulis.......................................................................................4
A. Latar Belakang
Waktu adalah satuan yang didasari oleh suatu siklus. Waktu sangat penting
dalam kehidupan manusia maka dengan itu, para ilmuwan mencoba
menciptakan alat ukur waktu.
Skala waktu geologi adalah skala yang digunakan para ilmuwan dan ahli
geologi untuk menentukan umur dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepajang sejarah bumi. Penentuan skala waktu ini didasarkan oleh rekaman
kehidupan organisme pada masa lalu yang ada di lapisan batuan dan penarikan
radioaktif. Pada awal era pembentukan bumi terdapat empat era yaitu era
prakambrium, kemudian era paleozoikum yang terdiri dari zaman kambrium,
zaman silur, zaman devon, zaman karbon dan zaman prem. Lalu berlanjut ke
era mesozoikum yang terdiri dari zaman trias, zaman jura dan zaman kapur.
Kemudian era berikutnya yaitu era kenozoikum atau era neozoikum ya g terdiri
dari zaman tersier dan zaman kwarter. Pada masa sekarang ini bumi berada
pada masa holosen muda. Diperkirakan manusia muncul 2 juta tahun yang lalu.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Praktikan dapat membaca skala waktu geologi.
2. Praktikan dapat menentukan umur suatu perlapisan berdasarkan skala waktu
geologi.
II. TEORI DASAR
Waktu geologi adalah skala waktu yang meliputi semua sejarah bumi mulai dari
terbentuknya hingga saat ini. Skala waktu yang digunakan sekarang
dikembangkan oleh para ilmuwan sejak 200 tahun terakhir dan terus diperbaiki.
Skala waktu geologi membantu para ilmuwan untuk mengatahui sejarah bumi.
Skala waktu geologi yang digunakan saat ini dibuat berdasarkan penarikan
radioaktif dan rekaman kehidupan organisme yang terawetkan di dalam lapisan
batuan. Sebagian besar batas skala waktu geologi sekarang berhubungan dengan
periode kepunahan dan kemunculan spesies baru (Mulyo, 2004).
Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang
terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya
ditandai dengan peristiwa besar geologi atau palentologi seperti kepunahan massa.
Sebagai contoh batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikakn dengan
peristiwa kepunahan dinasourus dan berbagai spesies laut. Periode yang lebih tua
yang tak memiliki peninggalan fosil yangdapat diandallkan perkiraan usianya
didefisinikan sebagai umur absolute ( Magetsari, 1989).
Mulai
selesai
A. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini tidak di ambil data pengamatan.
B. Pembahasan
Telah dilakukan praktikum tentang skala waktu geologi, untuk dapat
mengetahui apa itu skala waktu geologi dan bagaimana cara membacanya,
asisten memberikan kami pemahaman tentang apa itu waktu geologi
bagaimana cara membacanya dan apa kegunaan skala waktu geologi.
Kesimpulannya waktu geologi adalah satuan waktu untuk menentukan umur
suatu fosil atau lapisan batuan, membaca tabel waktu geologi dimulali dari
yang paling terperinci yaitu dari kanan lalu ke kiri, kegunaan tabel waktu
geologi untuk menentukan umur fosil melalui tahapan yang panjang, setalah
ditentukan dahulu fosil tersebut terdapat di lapisan apa maka kita bisa
menentukan berapa umur lapisan fosil tersebut dan dilihat pada tabel skala
waktu geologinya di kala mana lapisan tersebut terbentuk atau peristiwa yang
pernah terjadi di bumi
Masa paleozoikum adalah zaman paling pertama yang ada dibumi atau zaman
paling tua dari semua zaman, zaman ini dimulai dari 542-252 juta tahun yang
lalu. Pada zaman ini terdapat 6 periode yaitu periode kambrium, devon, silur,
prem, karbon dan ordovisium. Zaman ini ditandai dengan mulai adanya
mikroorganisme dan hewan tak bertulang belakang.
Masa mesozoikum adalah zaman yang dimulai dari 252-66 juta tahun yang lalu
atau zaman yang terjadi setelah zaman paleozoikum. Zaman ini disebut zaman
reptile karena, pada zama ini berbagai macam reptile mulai berkembang seperti
Dinasaourus, Iguanodon, dan Megalosaurus ada juga tumbuhan berbiji. Zaman
mesozoikum memiliki 3 periode yaitu periode trias, jura, dan kapur.
Massa U238 semula (N0) = 1+(236 206×0,76) gram = 1,88 gram Umur batuan (t)
dapat dicari dengan persamaan: ln 1 1,88 = − 0,693 4,5×109 ×𝑡 Jadi umur batuan
tersebut (t) = (4,5×109 0,693)×ln1,88 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 4,099×109𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛.
Wilayah lereng barat Gunungapi Merapi telah sejak lama ditempati oleh
penduduk. Keberadaan kompleks Candi Asu di sempadan Sungai Pabelan
menunjukkan di wilayah tersebut telah berlangsung penghunian oleh masyarakat
disertai dengan berkembangnya kebudayaan sejak masa Hindu-Buddha. Namun
demikian, disamping potensi sumberdaya alam Gunungapi Merapi juga
menyimpan potensi bencana yang cukup besar (Sutikno dkk, 2007: 20-30).
Gunungapi Merapi dikenal sebagai salah satu vulkan paling aktif di Indonesia,
bahkan oleh Sudradjat dkk (2011) disebut sebagai vulkan paling aktif selama
Holosen dengan aktivitas yang berkesinambungan. Kajian fasies gunungapi
berperan sebagai penyedia catatan sejarah erupsi pada masa lampau, untuk
pengenalan dan pemahaman sifat erupsi yang terjadi pada suatu tempat sehingga
dapat diprediksi dampak erupsi pada masa mendatang (Marfai dkk, 2012: 3).
Analisis fasies gunungapi menganggap bahwa setiap proses yang terjadi saat
erupsi akan menghasilkan jenis batuan yang berbeda sehingga dengan
mengidentifikasi batuan tersebut akan diketahui jenis bahaya erupsi yang pernah
terjadi pada suatu tempat (Marfai dkk, 2006: 3). Oleh karena itu kajian fasies
gunungapi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk rekonstruksi
bencana erupsi masa lalu sekaligus prediksi bencana masa mendatang di wilayah
kompleks Candi Asu. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif-survei
dengan pendekatan keruangan dan kelingkungan. Survei geomorfologi digunakan
dengan memperhatikan aspek morfologi dan morfogenesa.
Secara geomorfologi, daerah penelitian berada di lahan kaki Gunungapi Merapi (
volcanic foot), dijelaskna bahwa cirri-ciri bagian bawah dari tubuh gunung api
ditandai perubahan kemiringan lereng dan relief dari semula bukit menjadi
bergelombang pada kaki gunungapi, proses geomorfologi yang berlangsung
didominasi oleh proses eksogen yaitu berupa pengendapan material vulkanik yang
bersumber dari kepundan. Proses lain yang berlangsung adalah pelapukan, erosi,
dan gerakan massa. Kemiringan lereng rata-rata adalah 12-15% dengan
menghadap lereng kea rah barat-barat daya. Bogie dan Mackenzie membedakan
fasies gunung api
menjadi faseies sentral, piroksimal, medial, dan distal. Kompleks candi asu yang
berada pada kaki gunungapi termaksud dalam faies medial. Material yang
dijumpai antara lain tuf, endapan piroklastik, dan lahar. Daerah penelitian di
anggap sebagai fasies medial karena kedudukan satuan morfologi kaki gunungapi
di daerah penelitian dekat dengan lereng bawah gunungapi serta pengaruh kondisi
morfologi regional yang berada pada titik pertemuan kaki Gunungapi Merapi dan
Merbabu, satuan morfologi kaki gunungapi yang berdekatan dengan lereng bawah
gunungapi termaksuk dalam fasies distal. Sebenarnya fasies gunungapi dapat
dikenali dari karakteristik morfologinya terutma pada gunungapi berusia kuarter
karena bentuknya yang berupa kerucut dengan tekuk-tekuk lereng membatasi
masing-masing wilayah. Bronto (2006: ) menjelaskna material tuf dan breksi
piroklastika merupakan material yang sangat dominan dijumpai pada fasies
medial, endapan lahar sebgai peciri fasies medial terdapat pada tebing-tebing
sungai yang memiliki lembah yang dalam. Pada morfologi regional pada daerah
penelitian, ring plain tidak berupa daratan yang ideal tetapi berupa bentuk
pengendapan material baru pada lembah-lembah sungai. Pada masa lalu wilayah
ini pernah mengalami bencana akibat aliran lahar, awan panas, dan hjan abu.
Bukti-bukti letusan Merapi di masa lalu antara lain dijumpai lembah sungai
Padelan berupa endapan lahar dan proklastik serta endapan jatuhan yang
mendominasi sebagaian besar wilayah. Bukti-bukti letusan di masa lampau yang
dijumpai di sekitar Candi Asu diduga merupakan faktor yang menyebabkan
kemunduran kehidupan masyarakat. Secara umum gangguan tatanan kehidupan
masyarakatjuga disebabkan oleh beberapa periode letusan besar Gunungapi
Merapi. Diduga kompleks Candi Asu mulai ditinggalkan masyarakat bersamaan
dengan perpindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada saat
sekarang wilayah tersebut kembali ditempati oleh penduduk sehingga
menimbulkan risiko bencana pada masa mendatang, potensi bahaya berdasarkan
sejarah bencana masa lalu, yang diidentfikasi melalui kajian fasies gunungapi.
Indonesia terletak pada batas pertemuan tiga lempeng besar dunia yang sangat
aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia serta
satu lempeng mikro yaitu lempeng mikro Filipina, karena itu maka wilayah
Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempagempa tektonik. Akibat
tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman atau subduksi.
Daerah penunjaman oleh lempeng Indo-Australia memanjang di sebelah Barat
Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa
Tenggara bergerak ke utara sekitar 50-70 mm/tahun. Jadi di wilayah ini yang
terjadi bukan penunjaman lempeng lautan lagi tapi zona tumbukan lempeng benua
terhadap lempeng kepulauan.
Di Indonesia Timur, Lempeng Pacifik menabrak sisi utara Pulau Irian dan pulau-
pulau di utara Maluku dengan kecepatan 120 mm/tahun, dua kali lebih cepat dari
kecepatan penunjaman lempeng di bagian sisi Barat dan Selatan Indonesia.
Sementara yang lebih kompleks dan rumit adalah penunjaman pada pertemuan
antara beberapa lempeng yang terjadi dibagian utara pulau Sulawesi dan kawasan
Laut Maluku. di Indonesia yang tahan terhadap gempa. Pemodelan sumber gempa
merupakan salah satu upaya mitigasi dalam mengetahui besarnya percepatan suatu
gerakan tanah yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi..
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gempa yang pernah terjadi
disekitar pulau Sulawesi dari bulan April tahun 1963 sampai bulan Juli 2011. Data
dikumpulkan dari dua katalog yakni USGS dan ANSS. Parameterparameter
geologi, geodesi dan geofisika yang digunakan bersumber dari studi literatur
(jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu lainnya). Wilayah katalog dari
1200BT-1300BT dan 2 0LS-5 0LU. Skala magnitudo minimum yang digunakan
adalah Mw ≥ 5 dengan kedalaman maksimum sebesar 300km. Hasil dari
penyeragaman data gempa selama selang pengamatan dari tahun 1963 sampai
tahun 2011 dengan magnitudo Mw ≥ 5 dan mempunyai kedalaman maksimum
sampai 300 km. Didapatkan bahwa distribusi kejadian gempa utama disetiap
daerah atau wilayah Sulawesi bagian utara hampir merata. Ini berbarti bahwa
wilayah ini sangat rawan akan bencana gempa bumi. Gempagempa dangkal
banyak terjadi di sekitar Laut Maluku akibat aktivitas tumbukan ganda laut
Maluku. Sedangkan gempa-gempa menengah dan dalam kebanyakan terjadi
disekitar Laut Sulawesi sebagai akibat gempa-gempa dalam dari tumbukan Laut
Maluku dan penunjaman lempeng Laut Filipina. Di daratan Sulawesi Utara juga
terjadi banyak gempa-gempa dangkal akibat dari aktivitas subduksi Sulawesi
Utara dan juga akibat dari sesar-sesar aktiv lainnya yang ada di wilayah ini. Hasil
pemisahan gempa utama dari gempa rintisan menggunakn pemodelan yaitu
pemodelan sumber gempa merupakan tahap awal dlam analisa hazard gempa
yang menggunakan 3 sumber gempa yaitu sumber gempa backsound, sesar dan
subduksi. Dari pemodelan sumber gempa yang telah dilakukan ditarik beberapa
kesimpulan bahwa: Wilayah Sulawesi Utara dan Sekitarnya adalah wilayah yang
sangat rentan akan goncangan gempa bumi hal ini dapat dilihat dari peta
percepatan gempa di batuan dasarnya. 2. Dari hasil perhitungan analisis hazard
didapatkan nilai percepatan gempa di batuan dasar Sulawesi Utara dan sekitarnya
pada kondisi peak ground acceleration (PGA) untuk probabilitas terlampui 10%
dalam 50 tahun berkisar antara 0,05 g sampai 0,6
V. KESIMPULAN
1. Waktu geologi digunakan untuk menentukan kurun, era, zaman dan kala umur
suatu lapisan batuan.
2. Skala waktu geologi adalah sistem penanggalan bumi yang dipakai untuk
menjelaskan umur dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
bumi.
3. Waktu geologi terbagi dua yakni waktu relatif yang didasarkan atas urutan
perlapisan batuan serta evolusi kehidupan organism di masa lalu dan waktu
absolut yang didasarkan atas pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang
terkandung dalam batuan.
4. Pembacaan tabel skala waktu geologi dimulai dari yang paling kanan dan
bergerak ke kiri.
DAFTAR PUSTAKA
Rosminah, Eva. Dewi, Puspa dkk. 2017. Kehidupan di Berbagai Era Geologi.
Makalah Pendidikan Biologi Universitas Borneo Trakan.
1. Jalannya praktikum
2. Deskripsi masa paleozoikum dan mesozoikum
3. Hubungan paleontology dengan waktu geologi
4. Penentuan umur batuan dengan radioaktif
5. Resume 2 jurnal