Anda di halaman 1dari 24

JURNAL KARTOGRAFI

JURNAL KARTOGRAFI

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN KARTOGRAFI

DI KEC. BANGKALA, KAB. JENEPONTO, PROV. SULAWESI


SELATAN

PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPASS, THEODOLITE,


DAN PENGUKURAN MANUAL

Amalia, Amanda anzar putri1


1
Program Studi Pendidikan Geografi-ICP, Universitas Negeri Makassar

Info Artikel Abstrack


Keywords : Cartography is the study and practice of making maps or globes. That
Cartography, is, cartography is always related and specifically discuss about the
theodolite, making of maps and interpretations. To convey various information,
waterpass,
either in the form of graphic information or attribute information, in
graphic, and
document need of the right media to convey it, using the map as a
communication medium in hardcopy or in softcopy form. Stages of
the process are data collection, data processing and map making.
This study compares measurements results using both digital and
manual theodolite performed at Jeneponto.

Abstrak
Kata Kunci : Kartografi adalah studi dan praktik membuat peta atau globe.
Kartografi, Artinya, kartografi selalu berhubungan serta membahas secara
theodolite, khusus tentang pembuatan peta serta interpretasinya. Untuk
waterpass,
menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis
grafis, dan
dokumen maupun informasi atribut, diperlukan oleh media yang tepat untuk
menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media
komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.
Tahapan proses yang dilakukan adalah pengumpulan data,
pengolahan data dan pembuatan peta. Penelitian ini membandingkan
hasil pengukuran menggunakan teodolit digital dan manual yang
dilakukan di Jeneponto.


Alamat korespondensi : Amalia00.a@gmail.com
JURNAL KARTOGRAFI

1. LATAR BELAKANG tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna

Peta adalah representasi dua bagi pekerjaan perencanaan yang

dimensi dari suatu ruang tiga membutuhkan data-data koordinat

dimensi. Ilmu yang mempelajari dan ketinggian titik lapangan.

pembuatan peta disebut kartografi Dalam praktikum ini kita

(suatu teknik yang secara mendasar memakai Plane Surveying (Ilmu

dihubungkan dengan kegiatan Ukur Tanah). Ilmu Ukur tanah

memperkecil keruangan suatu daerah dianggap sebagai disiplin ilmu,

yang luas sebagian suatu bentuk teknik dan seni yang meliputi semua

yang dapat mudah diobservasi, metoda untuk pengumpulan dan

sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemrosesan informasi tentang

kepentingan komunikasi. Dalam permukaan bumi dan lingkungan

membuat peta, manusia pada fisik bumi yang menganggap bumi

umumnya harus didukung dengan sebagai bidang datar, sehingga dapat

beberapa alat. Untuk itu dalam ditentukan posisi titik-titik di

praktik kali ini kami akan permukaan bumi. Dari titik yang

mengaplikasikan apa yang telah kami telah didapatkan tersebut dapat

dapat di ruang kuliah dengan disajikan dalam bentuk peta. Dalam

menggunakan alat-alat dasar praktikum Ilmu Ukur Tanah ini

pembuatan peta tersebut, sebagai mahasiswa akan berlatih melakukan

permisalan yaitu theodolite dan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan

kompas geologi. Peta yang akan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang

kami buat yaitu peta arah jalan dan didapat dibangku kuliah dapat

peta kemiringan. diterapkan di lapangan, dengan

Ilmu ukur tanah adalah bagian demikian diharapkan mahasiswa

rendah dari ilmu Geodesi, yang dapat memahami dengan baik aspek

merupakan suatu ilmu yang diatas. Dengan praktikum ini

mempelajari ukuran dan bentuk bumi diharapkan dapat melatih mahasiswa

dan menyajikannya dalam bentuk melakukan pemetaan situasi teritris.


Hal ini ditempuh mengingat bahwa
JURNAL KARTOGRAFI

peta situasi pada umumnya non optik yang kemudian di


diperlukan untuk berbagai keperluan tuangkan dalam bentuk peta arah
perencanaan teknis atau keperluan- jalan dan peta kemiringan sebuah
keperluan lainnya yang daerah. Praktik ini merupakan salah
menggunakan peta sebagai acuan. satu penunjang dalam mata kuliah
Kartografi Dasar. Pelaksanaan
Kartografi merupakan bagian dari
praktek lapang ini wajib diikuti oleh
ilmu geografi yang berhubungan
semua mahasiswa yang memprogram
dengan pemetaan. Hal ini berkaitan
mata kuliah Kartografi Dasar.
erat dengan sistem komunikasi antara
si pembuat peta dan si pengguna 2. MAKSUD DAN TUJUAN
peta. ilmu yang bertujuan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini
menggambarkan bentuk topografi
dimaksudkan sebagai aplikasi
muka bumi dalam suatu peta dengan
lapangan dari teori-teori dasar Ilmu
segala sesuatu yang ada pada
Ukur Tanah yang didapatkan oleh
permukaan bumi seperti kota, jalan,
praktikan di bangku kuliah seperti
sungai, bangunan, dan lain-lain
poligon, alat dan penggunaannya,
dengan skala lingkaran tertentu
sampai pada pembuatan peta.
sehingga dengan mempelajari peta
kita dapat mengetahui jarak, arah dan Tujuan yang ingin dicapai dari
posisi tempat yang kita inginkan. praktikum Ilmu Ukur Tanah ini
adalah agar praktikan dapat
Pelaksanaan Praktikum Mata
mengetahui dan memahami dengan
Kuliah Kartografi didasarkan pada
baik bagaimana menggunakan alat,
program semester genap,yang
mengukur poligon, mengolah data,
mengharuskan adanya praktek
dan penggambaran peta; agar
lapangan pada mata kuliah ini. Pada
mahasiswa dapat terampil
praktik lapangan kartografi yang
menggunakan alat ukur dilapangan
dilakukan di Kec. Bangkala Kab.
yaitu waterpass, theodolit, dan
Jeneponto yaitu praktik dalam
pengukuran manual; serta diharapkan
mengukur arah jalan dengan
mahasiswa terampil mengelola peta
menggunakan alat optik maupun alat
JURNAL KARTOGRAFI

hasil ukuran dan melatih mahasiswa 1. Waterpass


ketelitian dalam menggambar peta.

3. BAHAN DAN METODE


a. Bahan
1. Waterpass
2. Theodolite
3. Kompas Geologi a) Pengertian
4. Mistar Bak ukur Waterpass ialah alat yang dipakai
5. Kaki stuff/ kaki theodolite untuk mengukur perbedaan
6. Meteran ketinggian dari satu titik acuan ke
7. Kertas milimeter acuan berikutnya. Waterpass ini
8. Kertas HVS A4 dilengkapi dengan kaca dan
9. Alat tulis gelembung kecil di dalamnya. Untuk
10. Alat gambar mengecek apakah sudah terpasang
b. Metode dengan benar, perhatikan gelembung
di dalam kaca berbentuk bulat. Jika
Kajian ini menggunakan data
gelembung tepat berada di tengah, itu
yang berlokasi di Kec. Bangkala,
artinya waterpass telah terpasang
Kab Jeneponto. Lokasi ini di pilih
dengan benar. Pada waterpass,
karena wilayahnya yang dekat dari
terdapat lensa untuk melihat sasaran
kota Makassar atau dengan kata lain
bidik
mudah di jangkau, selain itu wilayah
b) Kegunaan / fungsi
ini memiliki dataran yang tidak rumit
Digunakan untuk mengukur atau
sehingga memudahkan pengukuran.
menentukan sebuah benda atau garis
dalam posisi rata baik pengukuran
Data yang digunakan yaitu dari
secara vertikal ataupun horizontal.
hasil data waterpass, theodolit dan
manual, berikut ini teknik c) Cara Menggunakan / Mengukur
pengambilan data dari alat tersebut :
Caranya dengan menempatkan
permukaan alat ke bidang permukaan
yang di cek. Untuk mengecek
kedataran maka dapat diperhatikan
gelembung cairan pada alat pengukur
JURNAL KARTOGRAFI

yang ada bagian tengah alat 10) Sekrup pengatur sudut


waterpass. Sedangkan untuk 11) Sekrup pengamat ketajaman
mengecek ketegakan maka bisa
12) Sekrup penggerak halus aldehide
dilihat gelembung pada bagian ujung
waterpass. Guna memastikan apakah horizontal
bidang benar benar rata maka 10) Klem aldehide horizontal
gelembung harus tepat berada
11) Teropong
ditengah alat yang ada.
12) Plat dasar
d) Tingkat ketelitian
g) Skala utama/skala nonius
Tingkat ketelitian waterpass ialah
Skala pada rambu ukur (BA, BB,
1.5 mm.
dan BT) dibaca dan dicatat di lembar
e) Cara Membaca Skala dan Hasil survey 5.
1) Pada skala utama tentukan besar 2. Theodolite
derajat dan menit dengan melihat
jarum yang berhimpit pada skala,
setiap skala mempunyai nilai 10’.
2) Pada skala nonius juga
menentukan besar derajat jarum yang a) Pengertian
berhimpit dengan skala, dengan Theodolite adalah instrument/alat
besar sudut setiap skala 20”. yang dirancang untuk pengukuran
sudut yaitu sudut mendatar yang
3) Jumlahkan hasil bacaan antara dinamakan dengan sudut horizontal
skala utama dan nonius. dan sudut tegak yang dinamakan
f) Bagian-bagian Waterpass dengan sudut vertical. Dimana sudut
– sudut tersebut berperan dalam
1) Nivo Kotak
penentuan jarak mendatar dan jarak
2) Cermin tegak diantara dua buah titik
3) Visier lapangan.
b) Cara Menggunakan
4) Lensa
1) Kendurkan sekrup pengunci
5) Lensa okuler
perpanjangan
6) Lensa objektif
2) Tinggikan setinggi dada
7) Pelindung lensa objektif
3) Kencangkan sekrup pengunci
8) Sekrup a, b, dan c
perpanjangan
9) Sekrup pengatur fokus terang
JURNAL KARTOGRAFI

4) Buat kaki statif berbentuk segitiga biasa dan sudut luar biasa untuk
sama sisi mengetahui nilai kesalaha index
5) Kuatkan (injak) pedal kaki statif tersebut.
6) Atur kembali ketinggian statif c) Bagian-bagian dan fungsi
sehingga tribar plat mendatar theodolite
7) Letakkan theodolite di tribar plat 1) Mikrometer adalah bagian
8) Kencangkan sekrup pengunci theodolit yang berfungsi untuk
centering ke theodolite mengatur arah vertikal dengan
9) Atur (levelkan) nivo kotak geseran halus guna menempatkan
sehingga sumbu kesatu benar-benar sudut halus.
tegak / vertical dengan 2) Lensa objektif ialah bagian
menggerakkan secara beraturan theodolit yang bermanfaat untuk
sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat melihat objek yang dituju supaya
ukur tersebut. tampak lebih jelas apabila dilihat dari
10) Atur (levelkan) nivo tabung suatu titik tertentu.
sehingga sumbu kedua benar-benar 3) Vertikal klaim merupakan sekrup
mendatar dengan menggerakkan pengunci teropong jika nivo tabung
secara beraturan sekrup pendatar / pada teropong berada tepat di suatu
kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. keseimbangan yang menunjukkan
11) Posisikan theodolite dengan garis lurus secara horisontal. Selain
mengendurkan sekrup pengunci itu, bagian ini juga berfungsi untuk
centering kemudian geser kekiri atau mengunci besar sudut vertikal yang
kekanan sehingga tepat pada tengah- diperlukan sehingga posisinya tidak
tengah titi ikat (BM), dilihat dari berubah.
centering optic. 4) Vertical tangen screw adalah
12) Lakukan pengujian kedudukan sekrup diafragma gerakan tangan
garis bidik dengan bantuan tanda T horisontal yang berguna sebagai
pada dinding. penentu sudut bacaan pada sumbu
13) Periksa kembali ketepatan nilai pertama dan sumbu kedua.
index pada system skala lingkaran 5) Upper plat tangens screw yaitu
dengan melakukan pembacaan sudut sekrup pengunci repetisi bagian atas
JURNAL KARTOGRAFI

yang bermanfaat untuk mengunci 3. Kompas Geologi


alat agar posisinya yang sudah tepat
mengarah pada sasaran tidak tergeser
kembali.
6) Lower plate screw yakni sekrup
pengunci repetisi bagian bawah yang
juga berguna untuk mempertahankan a) Pengertian
posisi sasaran bidik dan Kompas Geologi digunakan untuk
mengembalikan sudut nol pada arah mengukur arah (azimuth) pada suatu
utara sebagai pedoman pengukuran. titik ataupun kelurusan struktur,
7) Lensa okuler merupakan bagian mengukur kemiringan lereng,
theodolit yang berperan untuk maupun mengukur jurus ataupun
membidik objek yang diincar. kedudukan perlapisan dan
8) Reflektor berbentuk sekrup untuk kemiringan lapisan batuan.
mengatur intensitas cahaya agar b) Cara menggunakan Kompas
objek tangkapan terlihat lebih jelas. geologi
9) Nivo tabung berbentuk tabung Pada praktek ini kita
yang berisi air dan udara yang menggunakan kompas geologi untuk
berfungsi untuk memeriksa tingkat mengukur arah dan kemiringan
kedataran sumbu II horisontal. 1) Menentukan arah (Azimuth)
10) Nivo kotak berfungsi untuk Yang dimaksud dengan arah adalah
mengecek tingkat kedataran sumbu I arah lokasi titik yang akan dituju dari
vertikal. titik lokasi dimana kita berdiri.
11) Operating keys adalah tombol Caranya adalah sebagai berikut :
yang dipakai untuk memberikan o Pegang kompas dengan tangan
perintah dan menginformasikan data kiri setinggi pinggang atau dada
sudut, mengatur 0 derajat, tingkat o Cermin (tutup kompas) dibuka
kemiringan, dan sebagainya. ±135º dan menghadap kedepan.
12) Display ialah layar untuk o Bila menggunakan kompas merek
menampilkan data terkait Brunton, maka “sighting arm”
pengukuran tanah.
JURNAL KARTOGRAFI

dibuka horizontal dan “peep sight” tingginya harus sama dengan mata
ditegakkan. dan atur dengan menaik turunkan
o Putar kompas sedemikian rupa kompas.
sampai ke titik yang dimaksud o Gerakkan klinometer dengan
tampak dalam cermin dan berimpit memutar pengatur datar yang
dengan ujung jari “Sighting arm” dan terdapat dibagian belakang kompas,
garis hitam cermin. sehingga gelembung dalam nivo
o Bila nivo leveling (nivo mata lonjong berada ditengah dapat dilihat
lembu) sudah berada ditengah, baca melalui cermin.
jarum utara kompas dan catat angka o Baca dan catat angka yang
yang ditunjuknya. ditunjukkan oleh klinometer.
2) Mengukur sudut lereng (slope)/ c) Bagian-bagian dan fungsi
mengukur kemiringan Kompas geologi
Besarnya sudut lereng dapat diukur Bagian-bagian utama kompas
menggunakan kompas dengan cara geologi terdiri dari :
membaca klinometer. Ketelitian 1) Jarum magnet
pembacaan sudut lereng dengan Ujung jarum bagian utara selalu
kompas Brunton adalah seperempat mengarah kekutub utara magnet
derajat (15 detik). Caranya adalah bumi. Dalam hal ini arah utara
sebagai berikut : sebenarnya harus dikoreksi terhadap
deklinasi dan inklinasi yang
o Buka tutup kompas hingga
harganya tergantung dari posisi
membentuk sudut ±45º. Tangan-
kutub magnet bumi dimana kompas
tangan penunjuknya dibuka dan
tersebut digunakan. Penting sekali
ujungnya ditekuk 90º.
untuk memperhatikan dan kemudian
o Pegang kompas dengan tangan
mengingat-ingat tanda yang
yang ditekuk ±90º dan pada posisi
digunakan untuk mengenal ujung
vertikal.
utara jarum kompas itu. Biasanya
o Bidik titik yang dituju melalui
diberi warna (merah, biru, atau
lubang “peep sight” dan “sighting
putih).
window” dimana titik tersebut
JURNAL KARTOGRAFI

2) Lingkaran pembagian derajat tinggi dengan menggunakan pesawat


(Graduated circle) sipat datar, rambu ukur biasanya
Dikenal 2 macam jenis kompas yaitu terdiri dari beberapa jenis, antara lain
kompas azimuth dengan pembagian rambu interval 5 mm dan rambu
derajat dimulai 0o arah utara (N) interval 10 mm.
samapi 360o, tertulis berlawan Penggunaan alat ini cukup
dengan arah perputaran jarum jam sederhana cukup meletakkannya di
dan kwadra, denganpembagian suatu tempat yang ingin di ketahui
derajat dimulai 0o pada arah utara jarak ataupun perbedaan
(N) dan selatan (S), sampai 90o pada ketinggiannya dari titik yang pertma
arah timur (E) dan barat (W). dan penempatan alat ini harus lurus
3) Klinometer atau tegak untuk menghasilkan atau
Klinometer adalah bagian kompas mendapatkan data yang lebih akurat.
untuk mengukur besarnya 5. Kaki Stuff / Kaki Theodolite
kecondongan atau kemiringan suatu
bidang atau lereng.
4) Penunjuk Arah (sighting arm)
Gunanya adalah untuk menunjukkan
arah mata angin sesuai jarum
kompas.

4. Mistar Bar Terbuat dari kayu atau aluminium.


Terdiri dari sebuah kepala kaki tiga,
tempat alat diletakkan 3 buah kepala
kaki tiga terbuat dari kayu atau
logam yang bersendi pada kepala
kaki tiga. Fungsinya sebagai dasar
atau penampang yang menyangga
alat survey dan menjaga agar tetap
Rambu Ukur berfungsi sebagai stabil terpancah ditanah.
alat bantu dalam menentukan beda
JURNAL KARTOGRAFI

4. PROSEDUR PENGAMBILAN Kec. Bangkala Kab. Jeneponto


Sulawesi Selatan. Setiap kelompok
DATA
dibagi menjadi 5 dan daerah yang
a. Metode pengambilan data
berbeda-beda. Penentuan lokasi
Metode yang digunakan yaitu
berdasarkan pada peta citra yang
teknik observasi yaitu pengamatan
digunakan, dengan memperhatikan
langsung di lapangan. selain itu
tinggi dan kemiringan suatu tempat.
pengambilan data dilakukan dengan
Salah satu hambatan dalam
cara membagi kelompok menjadi
melakukan pengukuran manual
tiga masing-masing kelompok
adalah jalannya berkelok dan lokasi
mendapatkan alat yang digunakan
yang tidak cukup luas.
dan jarak yang di tentukan yaitu 500
c. Diagram Alur Praktek
m untuk manual dan digital 750 m.
Diagram ini dilakukan dengan
b. Lokasi pengambilan data
teknik yang sudah dilakukan atau
Lokasi tempat praktek lapangan
digunakan.
ini berlokasikan di Dusun Bontotene

Pembekalan Berangkat ke Melakukan


alat tempat praklap observasi

Membuat
Mengolah data
laporan

Ket: diagram alur praktek


JURNAL KARTOGRAFI

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
1. THEODOLITE
Tabel analisis data

Titik TA BA BT BB HA VA

0-1 144 161 144,25 127,5 2850 52’ 00” 880 23’ 00”

1-2 139,6 151,9 129,55 127,2 2790 27’ 40” 890 00’ 25”

2-3 147,4 160 147,25 134,5 2820 52’ 55” 880 45’ 50”

3-4 144,3 156,7 144,55 132,4 2880 24’ 30” 880 58’50”

4-5 141,4 154 141,7 129,4 2820 31’ 00” 88028’20”

5-6 141,8 154,5 142,55 130,6 2850 40’ 40” 880 33’ 00”

6-7 138,7 151 138,55 126,1 2900 20’ 30” 88014’55”

7-8 140,8 153,3 140,85 128,4 2840 15’ 20” 870 08’ 30”

8-9 149,9 163,2 150,75 138,3 2830 31’ 15” 87017’ 20”

9-10 152,4 164,9 153,3 141,7 2890 52’ 13” 870 22’ 40”

10-11 138,2 150,6 138,15 125,7 280004’ 55” 86007’00”


A. Pengelolaan dan Analisis
Pengolahan dan analisis data

a. Penentuan HA.DD (Horizontal Angel)


HA.DD = Derajat + (menit/60) + (detik/3600)

Titik Pengolahan
= 285 + (52/60) + (00/3600)
0-1
= 285,86
= 279 + (27/60) + (40/3600)
1-2
= 279,46
= 282 + (52/60) + (55/3600)
2-3
= 282,87
= 288 + (24/60) + (30/3600)
3-4
= 288,4
= 282 + (31/60) + (00/3600)
4-5
= 282,51
5-6 = 285 + (40/60) + (40/3600)
JURNAL KARTOGRAFI

= 285,67
= 290 + (20/60) + (30/3600)
6-7 = 290,33
= 284 + (15/60) + (20/3600)
7-8 = 284,25
= 283 + (31/60) + (15/3600)
8-9 = 283,51
= 289 + (52/60) + (13/3600)
9-10 = 289,86
= 280 + (04/60) + (55/3600)
10-11 =280,01
b. Penentuan VA.DD (Vertical Angel)
VA.DD = Derajat + (menit/60) + (detik/3600)

B.VA.DD = 90 - Derajat + (menit/60) + (detik/3600)

Dari data sebelumnya, Setiap koordinat telah dikurangi 90 derajat. Hanya


untuk Data B.VA

Titik Pengolahan
= 90 - 88 + (23/60) + (00/3600)
0-1
= 2,38
= 90 - 89 + (00/60) + (25/3600)
1-2
=1
= 90 - 88 + (45/60) + (50/3600)
2-3
= 2,76
= 90 - 88+ (58/60) + (50/3600)
3-4
= 2,97
= 90 - 88 + (28/60) + (20/3600)
4-5
= 2,46
= 90 - 88 + (33/60) + (00/3600)
5-6
= 2,55
= 90 - 88 + (14/60) + (55/3600)
6-7
= 2,24
= 90 - 87 + (08/60) + (30/3600)
7-8
= 3,13
= 90 - 87 + (17/60) + (20/3600)
8-9
= 3,28
= 90 - 87 + (22/60) + (50/3600)
9-10
= 3,37
= 90 - 86 + (07/60) + (00/3600)
10-11
= 4,01
JURNAL KARTOGRAFI

c. Penentuan JO (Jarak Optik)


JS = (BA – BB) X 100

Titik Pengolahan
(161-127,5) X 100
0-1
=3350
(151,9-127,2) X 100
1-2
=2470
(160-134,5) X 100
2-3
=2550
(156,7-132,4) X 100
3-4
=2430
(154-129,4) X 100
4-5
=2460
(154,5-130,6) X 100
5-6
=2390
(151-126,1) X 100
6-7
=2490
(153,3-128,4) X 100
7-8
=2490
163,23-138,3) X 100
8-9
=2490
(164,9-141,7) X 100
9-10
=2320
(150,6-125,7) X 100
10-11
=2490
d. Penentuan JD (Jarak Datar) dan JP (Jarak Peta)
Dalam penentuan nilai JD dan JP dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :
JD = JO x Cos2 VA.DD (Untuk Thedolit 90o)
JP = ( )

Titik Pengolahan JD Pengolahan JP


=3350 x Cos22,38 =3347,11/ 3500
0-1
= 3347,11 = 0,95631714
=2470 x Cos21 = 2469,62/ 3500
1-2
= 2469,62 = 0,70560571
= 2550 x Cos22,76 = 2547,04/ 3500
2-3
= 2547,04 = 0,72772571
= 2430 x Cos22,97 = 2426,74/ 3500
3-4
= 2426,74 = 0,69335429
JURNAL KARTOGRAFI

= 2460 x Cos22,46 = 2457,73/ 3500


4-5
= 2457,73 = 0,70220857
= 2390 x Cos2 2,55 = 2387,63/ 3500
5-6
= 2387,63 = 0,68218
= 2490 x Cos22,24 = 2488,10/ 3500
6-7
= 2488,10 = 0,71088571
= 2490 x Cos23,13 = 2486,29/ 3500
7-8
= 2486,29 = 0,71036857
= 2490 x Cos2 3,28 = 2485,93 / 3500
8-9
= 2485,93 = 0,71026571
= 2320 x Cos23,37 = 2316/ 3500
9-10
= 2316 = 0,66171429
= 2490 x Cos24,01 = 2483,93 / 3500
10-11
= 2483,93 = 0,70969429

JP JP
Titik TA BA BT BB HA(DD) VA(DD) JO JD KEMIRINGAN
ARA
H

0-1 144 161 144,25 127,5 285,86 2,38 3350 3347,11 3347,11

1-2 139,6 151,9 129,55 127,2 279,46 1 2470 2469,62 2469,62

2-3 147,4 160 147,25 134,5 282,87 2,76 2550 2547,04 2547,04

3-4 144,3 156,7 144,55 132,4 288,4 2,97 2430 2426,74 2426,74

4-5 141,4 154 141,7 129,4 282,51 2,46 2460 2457,73 2457,73

5-6 141,8 154,5 142,55 130,6 285,67 2,55 2390 2387,63 2387,63

6-7 138,7 151 138,55 126,1 290,33 2,24 2490 2488,10 2488,10

7-8 140,8 153,3 140,85 128,4 284,25 3,13 2490 2486,29 2486,29

8-9 149,9 163,2 150,75 138,3 283,51 3,28 2490 2485,93 2485,93

9-10 152,4 164,9 153,3 141,7 289,86 3,37 2320 2316 2316

10-11 138,2 150,6 138,15 125,7 280,01 4,01 2490 2483,93 2483,93

2. WATERPASS
Pengelolahan dan analisis data :

Tinggi Benang Benang Benang Jarak


Beda
No. Nomor Patok Alat Atas Bawah Tengah Optik
Tinggi
(TA) (BA) (BB) (BT) (JO)

1. P0 – P1 141 236,5 211,5 224 2500 -83

2. P1 – P2 141,5 184 167,5 176 1650 -117,5


JURNAL KARTOGRAFI

3. P2 – P3 141 165 140 153 2500 -129,5

4. P3 – P4 139 181,5 156,5 169 2500 -159,5

5. P4 – P5 147,5 180 155 167,5 2500 -179,5

6. P5 – P6 145 158 140 149 1800 -183,5

7. P6 – P7 144,25 132,5 107,5 120 2500 -159,25

8. P7 – P8 143 158,5 133,5 146 2500 -162,25

9. P8 – P9 137,75 162,5 137,5 150 2500 -174,5

10. P9 – P10 142 189,5 164,5 177 2500 -209,5

11. P10 – P11 139 172,5 147,5 160 2500 -230,5

Total 1561 815.5 25950

Cara Pengolah Data :

Rumus :

Bt = TT + TA – BT

Hasil Pengolahan Data Beda Tinggi (Bt).

1. P0 – P1
Bt = TT + TA – BT
= 0 + 141 – 224
= -83 cm
JURNAL KARTOGRAFI

2. P1 – P2
Bt = TT + TA – BT
= -83 + 141,5 – 176
= -117,5 cm

3. P2 – P3
Bt = TT + TA – BT
= -117,5 + 141 – 153
= -129,5 cm

4. P3 – P4
Bt = TT = TA – BT
= -129,5+ 139 – 169
= -159,5 cm

5. P4 – P5
Bt = TT + TA – BT
= -159,5 + 147,5 – 167,5
= 179,5cm

6. P5 – P6
Bt = TT + TA – BT
= -179,5 + 145 – 149
= -183,5cm

7. P6 – P7
Bt = TT + TA - BT
= -183,5 + 144,25 – 120
= -159,25 cm

8. P7 – P8
Bt = TT + TA - BT
= -159,25 + 143 – 146
= -162,25 cm

9. P8 – P9
Bt = TT + TA - BT
= -162,25 + 137,75 – 150
= -174,5
JURNAL KARTOGRAFI

10. P9 – P10
Bt = TT + TA - BT
= -174,5+142 – 177
= -209,5

11. P10 – P11


Bt = TT + TA - BT
= -209,5 + 139 – 160
= -230,5

3. PENGKURAN SECARA MANUAL


Kemiri Penggunaan lahan
Patok Jarak ngan Arah Luas jalan Kanan Kiri Saluran
(˚)
Po - P1 19 m -4˚ N26˚E 3m Masjid Pemukiman -
P1 - P2 25 m -4˚ N14˚E 2 m 55 cm k.jagung k.jagung -
P2 - P3 13 m -12˚20’ N17˚E 2 m 60 cm Ladang Ladang -
P3 - P4 10 m -11 ˚ N27˚E 2 m 40 cm Ladang Ladang -
P4 - P5 4m -20˚10’ N39˚E 3m Ladang Ladang -
P5 - P6 7m -15˚10’ N39˚E 2 m 60 cm Ladang Sawah -
P6 - P7 13 m -4˚30’ N39˚E 2 m 50 cm Ladang Ladang -
P7 - P8 25 m -3˚ N12˚E 1 m 50 cm Sawah Sawah 3m
P8 - P9 25 m -1˚10’ N12˚E 1 m 60 m Sawah Ladang 3m
P9 - P10 25 m 1˚30’ N12˚E 1 m 90 cm Sawah Ladang 3m
P10-P11 17 m 1 ˚20’ N21˚E 1 m 30 m Sawah Ladang 3m
P11-P12 25 m -2˚ N45˚E 1 m 60 cm Sawah Ladang 3m
P12-P13 25 m -2˚50’ N45˚E 1 m 40 cm Sawah Ladang 3m
P13-P14 25 m 3˚10’ N45˚E 1m Sawah Ladang 3m
P14-P15 10 m 1˚40’ N43˚E 1m Sawah Ladang 3m
P15-P16 7m 1˚30’ N7˚E 1m Sawah Ladang 3m
P16-P17 25 m 2˚ N335˚E 1 m 20 cm Sawah Ladang 3m
P17-P18 25 m 3˚10’ N335˚E 1 m 10 cm Sawah Ladang 3m
P18-P19 25 m 2˚40’ N345˚E 1 m 10 cm Sawah Ladang 3m
P19-P20 7m 4˚40’ N35˚E 1 m 50 cm Sawah Ladang 3m
P20-P21 25 m 2˚ N25˚E 1 m 10 cm Sawah Ladang 3m
P21-P22 25 m 4˚30’ N47˚E 1 m 50 cm Sawah Ladang 3m
P22-P23 22 m 1˚20’ N65˚E 2m Sawah Ladang 3m
P23-P24 25 m 5˚20’ N10˚E 1 m 80 cm Sawah Ladang 3m
P24-P25 25 m 1˚50’ N15˚E 1 m 80 cm Sawah Ladang 3m
P25-P26 21 m 2˚10’ N9˚E 1 m 20 cm Sawah Ladang 3m
Konferensi kemiringan
JURNAL KARTOGRAFI

Menghitung Kemiringan DMS ke DD



=D+( 60
) + (3600)

P0  P1= 4˚

P1  P2 = 4

P2  P3 = 12+ ( 60 )

= 12+ 0,33

=12,33

= 12o

P3  P4 = 11o

P4 P5 =20 +( 60 )

= 20 + 0,16

= 20,16

= 20o

P5  P6 = 15+ ( 60 ) =1+0,16

=1,16
= 15+0,16
= 1˚
= 15,16

= 15o P9  P10 = 1+( 60 )

P6  P7 = 4+( 60 ) =1+0,5

=1,5
= 9+0,5
=1o
=9,5

=9o P10  P11 =1+( 60 )

P7  P8 =3o =1+0,33

P8  P9 = 1+( 60 ) =1,33
JURNAL KARTOGRAFI

=1˚ P18  P19 = 2+ ( 60 )


P11  P12 =2o = 2+0,66
P12  P13 =2+( 60 ) =2,66

=2+0,83 = 2
1
=2,83 P19  P20 = 4+ (60 )
=2o
= 3+ 0,16
P13  P14 = 3+( 60 ) =3,16

=3+0,16 = 3o

=3,16 P20  P21 = 2 o

=3o P21 P22 = 4+(60)


30

P14  P15 = 1+( 60 ) = 4+0,5

=1+0,66 = 4,5

=1,66 = 4˚

=1o P22  P23 = 1+ ( 60 )

P15 P16 = 1+( 60 ) = 1+0,33

=1+0,5 = 1,33

=1,5 = 1o

=1o P23  P24 = 5+( 60 )


P16  P17 =2o
= 9+0,33
P17  P18 = 3( 60 ) =9,33

=3+0,16 =9o

=3,16 P24  P25 = 1+( 60 )


=3o
=1+0,83
JURNAL KARTOGRAFI

=1,83 data mentah dan harus diolah


kebeberapa rumus tertentu.
=1o

P25  P26 = 2+( 60 )


Manual
=2+0,16
Analisis data dapat dilakukan dengan
=2,16 cara manual atau dengan bantuan alat
tertentu misalnya kompas geologi
=2o dan meteran tergantung kemampuan
peneliti dan kesulitan dalam
B. PEMBAHASAN
pengolahan data. Bantuan alat
Waterpass manual jarang digunakan karena
Lokasi pengukuran menggunakan sekarang alat memiliki kecanggihan.
waterpass terdiri dari 11 titik jarak peneliti mengolah data waktu. Hal
antara titik satu dengan yang lainnya yang harus duperhatikan adalah
rata-rata 25 m kecuali yang terdapat kompas geologi dan meteran
belokan rata-rata 20 m.hasil dari terkadang dapat memahami esensi
waterpass menghasilkan benang atas penelitian kita, jadi peneliti harus
(BA),benang bawah (BB) benang secara benar dan teliti melakukan
tengah (BT) .yang ingin diketahui pengolahan data dengan baik dan
dalam metode alat waterpass adalah benar mulai dari tahapan awal hingga
mengetahui beda tinggi,dalam hal ini akhir.
dapat diketahui cara mendapatkan
beda tinggi menggunakan rumus
Bt= TT+TA-BT, dimana TT= beda
tinggi, TA= tinggi alat, dan BT=
benang tengah.

Theodolite

Berdasarkan hasil pengukuran di


lapangan akan diperoleh beberapa
data dan setelah diolah menggunakan
persamaan-persamaan diperoleh hasil
teodolit digital. Lokasi pengukuran
terdiri atas 11 titik, data yang
dihasilkan oleh alat theodolite yaitu
JURNAL KARTOGRAFI

A. KESIMPULAN - Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah


Theodolite, waterpass dan manual yang digunakan untuk menentukan tinggi
merupakan alat survey yang bisas digunakan tanah dengan sudut mendatar dan sudut
oleh para surveyor pada pekerjaan tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
pengukuran tanah. Masing-masing dari alat
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
tersebut mempunyai perbedaan fungsi di
theodolit sudut yang dapat di baca bisa
lapangan. Pada perkembangan jaman yang
semakin modern ini, theodolite dan sampai pada satuan sekon (detik).
waterpass tersebut menjadi perangkat yang B. SARAN
ampuh untuk membantu kinerja pengukuran
Sebaiknya mahasiswa lebih aktif memperhat
tanah. walaupun harganya terbilang mahal
akan tetapi mampu memberikan kontribusi ikan dan lebih mau berbagi dengan teman-
yang luar biasa di bidang pengukuran tanah. teman sesama praktikan lain agar cara
Saya bisa bilang seperti ini karena memang penggunaan alat dapat juga diketahui oleh
selama ini theodolite dan waterpass lah yang
semua praktikan.
membantu pada pengerjaan proyek-Proyek
ya kedua alat itu. bandingkan apabila anda Sebaiknya pembimbing lebih mempertimba
akan mengukur lahan seluas 2 hektar ngkan antara kondisi alat dan kondisi mahasi
menggunakan meteran. Berapa lama waktu
swa yang memprogram mata kuliah ini agar
yang dibutuhkan. tidak salah lagi alat ini
mampu memberikan efisiensi waktu saat pelaksanaan pengukuran lebih efisien.
pengukuran. kedua instrumen ini tidak bisa Sebaiknya
berdiri sendiri saat melakukan pengukuran.
asisten lebih meminimalisir ketidakbersama
Ada instrumen pelengkap lainnya yaitu
rambu atau bak ukur, statif dan meteran. an antara mahasiswa saat praktikum agar se
Bak ukur digunakan untuk membaca benang mua pengetahuan yang didapatkan pada
atas, tengah dan bawah. Statif adalah kegiatan lebih tersebar merata.
instrumen tempat meletakkan theodolit
maupun waterpass yang mempunyai tiga
kaki penyangga ke tanah. DAFTAR PUSTAKA

- Data manual adalah data yang diambil Bishop, M. P., James, L. A., Jr., J. F.,
secara manual dengan menggunakan alat &Walsh, S. J. (2012). Geospatial
Technologies and
seperti kompas dan mteran.dan dilakukan DigitalGeomorphological
oleh manusia itu sendiri. Mapping:Concepts,Issues and
- Waterpass adalah alat yang digunakan untuk Research.Geomorphology, 5(26), 5-
26.
mengukur atau menentukan sebuah benda
atau garis dalam posisi rata baik pengukuran
secara vertikal maupun horizontal.
JURNAL KARTOGRAFI

Gallant,J.,&Wilson,J.(2000). Primary Józsa, E., & Fábián, S. Á. (2016).


topographic attributes.i J. Wilson, &
J. Gallant, Terrain Analysis: LandformsAndGeomorphological
Principles and Applications (ss. 51- Landscapes Of Hungary Using Gis
85). NewYork: Wiley. Techniques. Studia Geomorphologica
Carpatho Balcanica, 19-31.

Hugget, R. J. (2007). Fundamentals of


Geomorphology. Second Edition. K. G. Nikolakopoulos; E. K. Kamaratakis;
NewYork:Routledge. N. Chrysoulakis. (2006). International
Journal of Remote Sensing,
27(21),4819-4838.

LAMPIRAN

Lampiran 1: Foto saat pengambilan data


JURNAL KARTOGRAFI

Lampiran 2: Peta situasi

Lampiran 3: Profil memanjang


JURNAL KARTOGRAFI

Lampiran 4: Profil melintang

Anda mungkin juga menyukai