0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
139 tayangan2 halaman
Bentuk lahan dipengaruhi oleh agen geomorfologi seperti proses vulkanik, struktural, fluvial, solusional, dan denudasi yang menyebabkan degradasi dan agradasi. Bentuk lahan tersebut berkaitan dengan kebencanaan, eksplorasi, dan pengembangan wilayah karena merefleksikan kondisi masa lalu dan kerawanan suatu daerah yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan.
Bentuk lahan dipengaruhi oleh agen geomorfologi seperti proses vulkanik, struktural, fluvial, solusional, dan denudasi yang menyebabkan degradasi dan agradasi. Bentuk lahan tersebut berkaitan dengan kebencanaan, eksplorasi, dan pengembangan wilayah karena merefleksikan kondisi masa lalu dan kerawanan suatu daerah yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan.
Bentuk lahan dipengaruhi oleh agen geomorfologi seperti proses vulkanik, struktural, fluvial, solusional, dan denudasi yang menyebabkan degradasi dan agradasi. Bentuk lahan tersebut berkaitan dengan kebencanaan, eksplorasi, dan pengembangan wilayah karena merefleksikan kondisi masa lalu dan kerawanan suatu daerah yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan.
Kaitan agen geomorfologi dan bentuk lahan yang terbentuk
Bentuk lahan yang terbentuk dipengaruhi dengan agen geomorfologi yang membawa material batuan. Karena agen geomorfologi ini menjadi penyebab adanya degradasi dan agradasi yang pada akhirnya memengaruhi perubahan bentuk lahan. Bentuk yang diciptakan oleh agen-agen geomorfologi juga memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda. 1. Bentuk lahan asal proses volkanik (V), adalah bentuk lahan yang terjadi akibat dari aktivitas gunung api. Contoh : laccolith, kawah, dan kaldera. 2. Bentuk lahan asal proses struktural (S), adalah bentuk lahan yang terjadi akibat dari pengaruh kuat struktur geologis. Contoh : pegunungan patahan, pegunungan lipatan, perbukitan, dan kubah. 3. Bentuk lahan asal fluvial (F), adalah bentuk lahan yang terjadi akibat dari adanya aktivitas sungai. Contoh : dataran banjir, teras sungai, rawa belakang, dan tanggul alam. 4. Bentuk lahan asal proses solusional (S), adalah bentuk lahan yang terjadi akibat dari proses pelarutan batuan yang mudah larut. Contoh : stalagnit, stalaktit, dolina. 5. Bentuk lahan asal proses denudasional (D), adalah bentuk lahan yang terjadi akibat dari proses degradasi (erosidanlongsor). Contoh : bukit sisa, lembah sungai, lahan kritis, dan peneplain.
2. Kaitan antara agen-agen geomorfologi dan aplikasi di bidang
kebencanaan, eksplorasi, pengembangan wilayah, dan berbagai konstruksi bangunan kritis : Agen-agen geomorfologi menjadi faktor bentuklahan yg terbentuk saat ini, maka dapat diketahui pula keadaan di masa lalunya berdasarkan agen-agen geomorfologi yang membentuk. Hal tersebut juga memengaruhi: 1. Dalam kebencanaan : agen agen geomorfologi dapat diteliti sehingga seorang geologI dapat mengetahui parameter agen geomorfo seperti aktifitas gunung dan proses structural sehingga kebencanaan dapat di minimalisir akibatnya. 2. Dalam eksplorasi : agen agen geomorfologi sangat dibutuhkan pada saat eksplorasi, karena dengan adanya agen agen geomorfologi tersebut seorang eksplorasi dapat mengetahui dimana letak kawasan yang strategis dan menguntungkan apabila dilakukan eksplorasi serta eksploitasi, dengan adanya agen agen tersebut dapat diketahui dimana terdapat patahan, lipatan dan cekungan yang dimana hal ituadalah hal yang dicari oleh seorang eksplorasi. 3. Dalam pengembangan wilayah dan kontruksi bangunan kritis : agen agen geomorfologi sangat berperan dalam pengembangan wilayah, karena dengan menganalisis agen agen geomorfologi kita dapat menentukan daerah daerah yang aman dan rawan untuk pembangunan, hal tersebut ditentukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pelapukan dan degredasi yang terjadi di wilayah tersebut, proses vulkanik dan aktivitas aktivitas agen geomorfologi yang lain.
3. hubungan antara bentuk lahan dan bidang kebencanaan, eksplorasi,
pengembangan wilayah, dan berbagai konstruksi bangunan kritis : 1. Dalam kebencanaan : bentuk lahan dapat diteliti sehingga seorang geology dapat menghasilkan peta peta kebencanaan, dan kerawanan bencana suatu daerah. Karena dalam suatu daerah yang memiliki potensi kebencanaan memiliki bentuk lahan yang khas. 2. Dalam eksplorasi : bentuk lahan sangat dibutuhkan pada saat eksplorasi, karena dengan adanya bentuk lahan tersebut seorang eksplorasionis dapat mengetahui dimana letak kawasan yang strategis dan menguntungkan apabila dilakukan eksplorasi serta eksploitasi, dengan adanya agen agen tersebut dapat diketahui dimana terdapat endapan sedimen, delta, reservoir dan hal hal yang dicari pada saat eksplorasi 3. Dalam pengembangan wilayah dan kontruksi bangunan kritis : bentuk lahan geomorfologi kita dapat menentukan daerah daerah yang aman dan rawan untuk pembangunan,hal tersebut ditentukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap lansekap lapangan yang meliputi relief, kemiringan lereng, ketinggian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai, litologi, dan struktur geologi yang berkembang.
PTF-1 - Analisis Potensi Tanah Longsor Menggunakan Metode Seismik Refraksi Critical Distance Method Dan Delay Time Plus Minus Pada Daerah Kebun Karet, Kecamatan Imogiri