Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH
(GKP0202)

ACARA III
Membangun Kunci Interpretasi untuk Beberapa Jenis Penutup/Penggunaan Lahan

Disusun oleh:
Nama : Zahra Hanifa Candra
NIM : 20/455026/GE/09260
Hari, Waktu : Senin, 11:00-12:40
Asisten : 1. Filman Firdausman
2. Zulaikha Fajri Nur R

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH


DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
Acara III Waktu Praktikum Nilai :
Membangun Kunci Interpretasi untuk 11:00-12:40
Beberapa Jenis Penutup/Penggunaan Lahan
Disusun oleh Asisten Praktikum Tanggal Praktikum
Nama 1. Filman 22 Maret 2021
NIM Firdausman
2. Zulaikha Fajri
Nur R
Tujuan
1. Membangun kunci interpretasi berdasarkan observasi lapangan dan kenampakan
pada foto udara sekaligus
Bahan dan Alat
1. Citra Quickbird
2. Kertas Kalkir
3. Alat Tulis
Lampiran
1. Delineasi penutup/penggunaan lahan beserta keterangan (terlampir)
2. Tabel 3.1 Pengisian unsur-unsur interpretasi (terlampir)
3. Tabel 3.2 Kunci Interpretasi (terlampir)
Langkah Kerja
Pembahasan
Lahan adalah material dasar dari suatu lingkungan (situs), yang berhubungan
dengan beberapa karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, topografi, hidrologi dan
biologi (Aldrich, 1981). Penutup lahan (land cover) dan penggunaan lahan (land use)
adalah bagian dari dinamika dan kehidupan manusia di alam. Penutup lahan merupakan
jenis liputan yang ada di suatu lahan (Johan.A.Howard 1996) atau berbagai obyek dan
kenampakan yang berada di atas permukaan bumi (Lillesand, 2004) seperti vegetasi, air
dan tanah. Penggunaan lahan (land use) menurut Lillesand dan Kiefer (1997) berkaitan
dengan kegiatan manusia pada suatu bidang lahan, misal permukiman, perkebunan,
bentangan sawah dan lain-lain. Kedua hal tersebut berbeda karena penggunaan lahan
sifatnya abstrak dan berhubungan dengan aspek fungsionalnya, sedangkan penutup lahan
sifatnya konkret dan fisikal, meskipun berbeda sifat keduanya saling berkaitan.

Dalam melakukan klasifikasi objek dengan cara interpretasi citra yang baik,
diperlukan pemahaman tentan unsur-unsur interpretasi citra. Sutanto (1986) menyebutkan
8 unsur interpretasi yang digunakan untuk mengenali suatu obyek pada citra. Unsur-unsur
tersebut adalah warna/rona, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs dan asosiasi.
Dari kedelapan unsur interpretasi, warna/rona merupakan hal yang paling dominan dalam
interpretasi citra. Seluruh unsur interpretasi itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian
dalam piramida unsur-unsur interpretasi. Pada bagian paling bawah terdapat unsur-unsur
yang mudah untuk dikenali pada citra, yaitu warna/rona, bentuk, dan bayangan. Pada
bagian berikutnya ada ukuran, tekstur dan pola, yang dalam proses mengenalinya
diperlukan pemahaman tentang konfigurasi ruang. Pada jenjang paling atas tedapat situs
dan asosiasi, yang merupakan unsur paling sulit untuk diinterpretasi tapi biasanya menjadi
faktor kunci dalam proses interpretasi.

Pada proses klasifikasi, secara garis besar obyek pada citra dapat dibedakan
menjadi kenampakan vegetasi, tanah, dan bangunan, sedangkan untuk kenampakan air
tidak ditemukan dalam citra tersebut. Kenampakan vegetasi seperti sawah, perkebunan,
hutan, semak belukar dan ladang menurut pengalaman saat melakukan interpretasi visual,
obyek tersebut sudah dapat dikenali melalui warnanya, sawah biasanya memiliki bentuk
kotak atau persegi berwarna hijau dengan tekstur yang agak halus, hutan warnanya juga
hijau tapi lebih pekat dan teksturnya kasar. Perkebunan berwarna hijau kekuningan dan
teksturnya agak kasar letaknya berada di dekat sawah dan hutan. Semak belukar juga
berwarna hijau biasanya terletak di sekitar permukiman dengan pola memanjang
mengikuti permukiman tersebut, dan yang terakhir ladang biasanya berwarna coklat dan
sedikit kehijauan, teksturnya agak kasar dan terletak dekat dengan sawah.

Untuk kenampakan seperti bangunan dapat dikenali dari ukurannya, gedung dan
pabrik memiliki ukuran yang besar, sedangkan untuk permukiman biasanya berukuran
lebih kecil dan polanya agak tidak teratur. Untuk kenampakan berupa tanah atau lahan
kosong dapat dikenali dengan melihat warnanya yang pada umumnya berwarna coklat
dan teksturnya halus.

Dalam interpretasi kenampakan vegetasi, warna menjadi kunci dari interpretasi


karena dari warna kita sudah dapat mengetahui jenis dari kenampakan obyek tersebut,
warna hijau sangat identik dengan kenampakan vegetasi baik itu sawah, hutan, ladang,
perkebunan atau semak-semak. Untuk interpretasi kenampakan seperti bangunan kunci
dari interpretasinya adalah ukuran obyeknya, jika berukuran besar berarti
kemungkinannya adalah gedung atau pabrik, jika berukuran kecil dan terletak agak tidak
teratur dengan warna dominan coklat adalah permukiman penduduk. Untuk interpretasi
tanah atau lahan kosong, kunci interpretasinya adalah warna dan teksturnya, warnanya
pada umumnya berwarna coklat dan tekstur yang halus.

Interpretasi visual adalah metode interpretasi yang berdasarkan pada penyimpulan


visual ciri-ciri obyek pada citra yang dikenali dari bentuk, ukuran, pola, bayangan,
tekstur, dan lokasi obyeknya. Metode ini disebut juga sebagai metode manual karena
dilakukan oleh manusia sebagai interpreter. Kelebihan dari interpretasi visual adalah kita
bisa mengontrol sendiri delineasinya tidak langsung otomatis terpilih berdasarkan sample
oleh sistem yang kadang tidak tepat, tetapi kekurangannya adalah proses interpretasi
visual atau manual ini lebih rumit pengerjaannya apalagi bagi yang punya masalah dalam
kemampuan mata untuk melihat yang kurang baik dan pengetahuan tentang ciri obyek
yang terbatas.
Kesimpulan
1. Penutup lahan dan penggunaan adalah dua hal yang berbeda namun keduanya
saling terkait. Setiap kenampakan memiliki karakteristik fisik atau fitur yang
berbeda-beda sehingga dalam interpretasinya juga dibutuhkan jumlah unsur
interprestasi yang berbeda, ada yang hanya butuh beberapa unsur sudah bisa
dikenali tetapi ada juga yang perlu menggunakan semua unsur interpretasi baru
bisa dikenali, menurut teori biasanya situs atau asosiasi yang menjadi kunci
interpretasi, tetapi kemampuan tiap orang yang berbeda kunci interpretasi juga
tidak selalu situs dan asosiasi, berdasarkan praktikum kali ini yang dominan
sebagai kunci interpretasi unsur adalah rona/warna dan tekstur. Dalam interpretasi
visual ini kemampuan serta pemahaman kita terhadap ciri obyek akan sangat
membantu dan mempengaruhi kunci interpretasi yang kita gunakan.
Daftar Pustaka
1. Aldrich FT. 1981. Land Use : A Spatial Approach. Dubuque: Kendall Hunt
Publication.
2. John. A. Howard. 1996. Penginderaan Jauh untuk Sumberdaya Hutan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
3. Lillesand dan Kiefer, 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
4. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tugas
1. Jelaskan pengaruh tinggi rendahnya resolusi spasial citra terhadap kemampuan
dalam mengenali objek pada citra penginderaan jauh!

Resolusi spasial sangat berpengaruh terhadap ketelitian interpretasi. Semakin tinggi


resolusi spasial citra maka kenampakan objek yang ada pada citra menjadi semakin jelas
sehingga semakin baik pula ketelitian hasil interpretasinya, tingginya ketelitian
interpretasi akan membuat ketelitian pemetaan semakin tinggi pula.

2. Jelaskan kelebihan kajian multitemporal (time series) dengan menggunakan citra


penginderaan jauh. Kaitkan dengan resolusi temporal citra satelit penginderaan
jauh.

Kajian multitemporal dengan menggunakan citra penginderaan jauh sangat membantu


dalam proses identifikasi objek, kemudian kajian temporal juga akan menghasilkan
ketelitian yang lebih maksimal terhadap citra yang memiliki sensor berbeda. Kaitannya
dengan resolusi temporal dalam hal ini adalah waktu dalam perekaman atau pengambilan
gambar.multitemporal akan menghasilkan ketelitian lebih maksimal untuk citra yang
memiliki sensor berbeda. Contohnya adalah sungai, jika proses pengambilan gambar
dilakukan saat musim kemarau maka ronanya akan gelap sedangkan saat pengambilan
gambar dilakukan pada musim hujan maka ronanya akan lebih cerah.

3. Review Jurnal

Judul Klasifikasi Berbasis Objek untuk Pemetaan Penggunaan Lahan


menggunakan Citra SPOT 5 di Kecamatan Ngaglik

Jurnal E-Journal Teknik UNDIP

Volumen & Vol 40, No. 2


Halaman
7 Halaman

Tahun Agustus 2019

Penulis Nurhadi Bashit, Yudo Prasetyo dan Andri Suprayogi

Reviewer Zahra Hanifa Candra

Tanggal 11 April 2021

Tujuan Memantau penggunaan lahan untuk mengetahui kesesuaian


Penelitian pembangunan wilayah yang telah dilakukan terhadap rencana
pengembangan wilayah di Kecamatan Ngaglik

Subjek Penduduk Kecamatan Ngaglik


Penelitian

Metode Metode Pengumpulan Data


Penelitian
Pengumpulan data menggunakan metode tidak langsung , yakni
mengambil data citra SPOT 5, peta administrasi dan survei hasil
lapangan Kecamatan Ngaglik yang sudah tersedia sebelumnya,

Metode Segmentasi

Deliniasi objek dari sekumpulan piksel yang memiliki kesamaan


nilai spectral (homogen) menggunakan metode watershed.

Metode Klasifikasi Berbasis Objek

Proses klasifikasi berbasis objek menggunakan rule based


classification yang merupakan metode untuk menentukan jenis
objek berdasarkan aturan dari atribut objek.

Metode Penggunaan Lahan

Melakukan pengkelasan dengan cara memperhatikan jenis kegiatan


apa yang dilakukan masyarakat pada suatu lahan tertentu.
Hasil Penelitian Hasil segmentasi dapat dilihat secara visual sehingga deliniasi
objek hasil segmentasi yang terbaik dapat ditentukan berdasarkan
kenampakan secara visual.

Semakin besar parameter skala yang digunakan maka hasil objek


yang terdelinasi menjadi semakin besar dan sebaliknya.Penentuan
nilai parameter skala dengan nilai yang tinggi menyebabkan obyek
lebih sedikit terdeliniasi serta bentuk objek lebih besar. Penentuan
nilai parameter skala dengan nila i yang rendah menyebabkan
obyek Lebih banyak terdeliniasi serta bentuk objek lebih kecil.
Selanjutnya dilakukan klasifikasi dengan rule based classification.
Pemisahan objek dilakukan berdasarkan identifikasi nilai spektral
pada masing-masing kelas. Identifikasi nilai spektral dapat
menginterpresentasikan keseluruhan nilai spektral setiap objek
pada satu kelas.

Hasil klasifikasi memperlihatkan di Kecamatan Ngaglik masih


didominasi oleh pertanian lahan basah sebesar 21.892.324,90 m2
dan perumahan tidak teratur sebesar 11.596.465,01 m2. Perumahan
penduduk memiliki luas setengah dari luas pertanian disebabkan
karena Kecamatan Ngaglik terletak berbatasan langsung dengan
Kota Yogyakarta. Hal ini mempengaruhi meningkatnya
pembangunan di Kecamatan Ngaglik serta ketersediaan
aksesibilitas daerah-daerah yang berdekatan dengan Kota
Yogyakarta dan dilewati oleh jalan utama seperti Jalan Ring Road
Utara serta adanya objek wisata Museum Monumen Yogya
Kembali.

Kelebihan Struktur penulisannya runtun, metode yang digunakan dalam


penelitian sudah cukup sesuai dan sejalan dengan tujuan yang akan
dicapai dari penelitian ini, pemilihan metode pengumpulan data
secara tidak langsung adalah pilihan yang tepat karena jika
pengumpulan data dilakukan secara langsung akan kurang efektif
karena memakan waktu yang relatif lebih lama.

Kekurangan Seharusnya dalam penentuan kelas diperkirakan terlebih dahulu


resolusi citranya agar dapat diklasifikasikan dengan mudah, bisa
juga ditambah pemanfaatan DEM untuk meningkatan kualitas hasil
klasifikasi citra. Pada beberapa bagian analisis terlalu banyak
paparan data berupa gambar peta atau tabel tetapi tidak diuraikan
lebih lanjut dengan lengkap.
LAMPIRAN

1. Delineasi penutup/pe nggunaan lahan dan keterangan


2. Tabel 3.1 Pengisian Unsur Interpretasi

Objek Unsur Interpretasi Foto


Rona/Warna Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
Sawah Hijau Kotak Sedang Tidak ada Agak Memanja Permukiman Dekat dengan
Kasar ng dan ladang dan
teratur permukiman

Sawah Hijau Kotak Sedang Tidak ada Agak Memanja Permukiman Dekat dengan
Kasar ng dan ladang dah
teratur permukiman

Sawah Hijau Kotak Sedang Tidak Ada Agak Memanja Permukiman Dekat dengan
Kasar ng dan jalan dan
teratur permukiman
Ladang Cokelat Persegi Sedang Tidak Ada Agak Memanja Permukiman Dekat dengan
panjang Kasar ng dan sawah dan
teratur jalan

Gedung Hitam Persegi Besar Ada Kasar Memanja Permukiman Dekat dengan
panjang ng dan jalan dan
teratur permukiman

Gedung Cokelat Persegi Besar Ada Kasar Terpisah- Permukiman Dekat dengan
kehitaman panjang pisah jalan,
namun permukiman
teratur dan semak
mengikuti belukar
pola
jalanan
disamping
nya
Semak Hijau Persegi Kecil Tidak ada Kasar Mengikuti Permukiman Dekat dengan
Belukar pola jalan dan
bangunan permukiman
di
sekitarnya

Semak Hijau Persegi Kecil Tidak ada Kasar Mengikuti Permukiman Dekat dengan
Belukar pola jalanan dan
bangunan gedung
di
sekitarnya

Pabrik Putih cerah Kotak Besar Ada Halus Mengikuti Permukiman Dekat dengan
pola permukiman
bangunan dan jalan
dan jalan
di
sekitarnya

Pabrik Putih cerah Kotak Besar Ada Halus Mengikuti Permukiman Dekat dengan
pola permukiman
bangunan
dan jalan
di
sekitarnya
Jalan Abu-abu Garis Besar Tidak ada Halus Memanja Permukiman Dekat dengan
memanj ng dan kenampakan
ang mengikuti vegetasi dan
pola letak bangunan,
vegetasi permukiman
dan
bangunan
disekitarn
ya
Perkebu Hijau Kotak Kecil Tidak ada Agak Polanya Permukiman Dekat dengan
nan kasar teratur sawah, hutan
mengikuti dan
bentuk permukiman
vegetasi
lain
disekitarn
ya
Tanah Cokelat Kotak Besar Tidak ada Halus Memanja Permukiman Dekat dengan
Kosong ng permukiman

Permuk Dominan Kotak Kecil Tidak ada Kasar Memanja Jalan Dekat dengan
iman Coklat ng di tanah kosong
sepanjang dan jalanan
jalan
Hutan Hijau - Kecil Tidak ada Kasar Memanja Permukiman Dekat dengan
ng di permukiman
pinggir
permukim
an

3. Tabel 3.2 Kunci Interpretasi

NO Objek Kunci Interpretasi


1 Sawah Warna/Rona

2 Sawah Warna/Rona dan Tekstur

3 Sawah Warna/Rona dan Tekstur

4 Ladang Warna/Rona dan Tekstur

5 Gedung Bentuk dan Ukuran

6 Gedung Bentuk dan Ukuran

7 Semak Belukar Warna/Rona dan Tekstur

8 Semak Belukar Warna/Rona dan Tekstur

9 Pabrik Bentuk dan Ukuran

10 Pabrik Bentuk dan Ukuran


11 Jalan Warna/Rona dan Bentuk

12 Perkebunan Warna/Rona dan Tekstur

13 Tanah Kosong Warna/Rona dan Tekstur

14 Permukiman Bentuk dan Ukuran

15 Hutan Warna/Rona dan Tekstur

Anda mungkin juga menyukai