Anda di halaman 1dari 1

Nama : Zahra Hanifa Candra

NIM : 20/455026/GE/09260

Studi Kasus Pengembangan Pesisir di Kota Padang, Indonesia

Kota Padang terletak di pantai barat Sumatera dengan luas wilayah 649,96 km2, panjang
pantainya mencapai 84 km dengan pulau-pulau kecil berjumlah 19 yang berhahadapan
langsung dengan Samudera Indonesia. Kawasan pesisir Padang memiliki dinamika
pertumbuhan yang pesat, ditandai dengan berkembangnya pusat pemukiman, perkotaan,
perdagangan, pelabuhan, dan wisata bahari. Disamping potensi pembangunan yang besar,
pesisir Kota padang juga memiliki ancaman eksploitasi dari proses antropogenik yang
mengarah pada degradasi habitat dan pencemaran pantai. Berdasarkan studi 10 tahun terakhir,
di pesisir Kota Padang terdapat kerusakan mangrove sebesar 50% dan kerusakan terumbu
karang 75%. Kemudian, menurut (Nurifdinsyah, 2013) kualitas perairan pantai di Kota Padang
juga telah melampaui ambang baku mutu air.
Proses antropogenik adalah sebuah proses yang berkaitan dengan aktivitas manusia.
Menurut (Rositasari, 2001) aspek utama yang memicu perubahan di wilayah pesisir adalah
proses anthropogenic dan alamiah. Solusi yang dapat dipertimbangkan untuk menyelesaikan
permasalahan pesisir di Kota Padang adalah dengan menggunakan metode Integrated Coastal
Zone Management (ICZM). ICZM merupakan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan pesisir yang berbasis hubungan terkait antara kondisi fisik, sosial-ekonomi, dan
politik dalam sistem pesisir yang dinamis. Pemilihan ICZM sebagai metode penyelesaian
masalah pesisir ini didasarkan pada penyebab permasalahannya yang juga berkaitan dengan
kegiatan sosial-ekonomi penduduk di sekitar pesisir Kota Padang.
Secara konsep, metode ICZM akan membantu untuk melihat permasalahan dengan
menganalisis hubungan kegiatan manusia dan pembangunan infrastruktur di pesisir serta
dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Dengan demikian, penyelesaian masalah
pesisir dengan metode ICZM akan sangat berguna untuk mengendalikan berbagai macam
kegiatan masyarakat pesisir terkait pemanfaatan sumberdaya seperti air, habitat hewan dan
tumbuhan di pesisir laut sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan. Masyarakat juga
akan ikut andil dalam penyelesaiannya karena pedoman penyusunan regulasi ICZM bersifat
multi-sector, multi-level, dan multi-stakeholder. Dengan adanya keikutsertaan dari masyarakat
sebagai orang yang sangat paham dengan kondisi pesisir sebagai tempat tinggalnya,
penyelesaian masalah akan lebih komprehensif.

Referensi
Rositasari, R. (2001). Indonesia Menuju Manajemen Wilayah Pesisir Terintegrasi. Oseana.
26(2): 25-3.
Nurifdinsyah, J., & Eriza, M. (2013). PENGELOLAAN LINGKUNGAN PESISIR DENGAN
PENDEKATAN PEMANFAATAN RUANG BERKELANJUTAN (Studi Kasus di Pesisir
Kota Padang – Sumatera Barat). Jurnal Bung Hatta, 2. Retrieved from
http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/Seminar%20Nasional/Prosiding/john_n.pdf.

Anda mungkin juga menyukai