Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan 1 - Desain Simbol Peta

09 February 2021 7:30

Definisi Kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu, dan teknologi tentang pembuatan peta, mulai dari pengumpulan data sampai
diseminasi, termasuk kajiannya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni.

Definisi Peta
Peta adalah penyajian kenampakan nyata atau abstrak di permukaan bumi atau benda angkasa yang
digambarkan pada bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

Dalam pembuatan peta, ada 4 hal penting yang harus dikuasai :


1. Simbolisasi
Ahli pembuat peta harus bisa merancang simbol-simbol pada peta karena simbol digunakan untuk
merepresentasikan objek di lapangan. Data harus divisualisasikan dengan simbol yang mudah dipahami
oleh pengguna peta.
2. Skala
Skala peta berkaitan dengan generalisasi, dapat berupa pengecilan, penghilangan, pergeseran, dan
sebagainya.
3. Generalisasi
Generalisasi ada karena adanya skala, tidak ada satu peta pun yang tidak mengalami generalisasi.
4. Proyeksi
Ahli pembuat peta harus mampu memilih sistem proyeksi yang akan digunakan sesuai dengan tujuan
pemetaan, apakah mempertahankan bentuk, luas, atau arah. Harus dapat memilih bidang proyeksi
apakah azimuth, silinder, atau kerucut sesuai dengan daerah yang dipetakan.

Peta yang dihasilkan oleh kartografer tidak hanya bagus, tetapi juga presisi sehingga dapat digunakan untuk
penyusunan kebijakan.
Peta topografi -> penekanan dipelajari oleh geodesi
Peta diklasifikasikan jadi 3 Peta tematik -> penekanan yang harus diperdalam oleh geografi
Navigation charts -> penekanan dipelajari oleh perhubungan.

Without maps, we are spatially blind.

Peta topografi adalah peta yang menyajikan semua kenampakan, baik kenampakan alami atau buatan
manusia yang disajikan dengan ketelitian atau akurasi tinggi.
Peta topografi sering disebut base map untuk membuat peta tematik.
-> akurasi peta topografi sangat akurat.

Peta tematik adalah peta yang menyajikan satu atau lebih tema tertentu, yang ada kaitannya dengan detil
topografi tertentu.
Peta topografi digunakan sebagai background pembuatan peta tematik. Peta tematik tidak dapat lepas dari
peta topografi.
Pada peta tematik, simbol tema harus ditonjolkan, bukan kenampakan topografinya.
-> akurasi peta tematik mengikuti peta topografi yang ditonjolkan tema tertentu.

Penggunaan peta topografi sebagai dasar dari pembuatan peta tematik tidak dapat langsung digunakan, tetapi
harus memperhatikan :
- Skala peta topografi. Apabila skala peta topografi tidak sama dengan skala peta tematik, maka harus
dilakukan generalisasi terhadap data dasar yang akan digunakan.
- Pembuat peta harus selektif memilih informasi dasar apa yang akan disajikan sebagai pendukung peta
tematiknya, tidak semua informasi detil topografi ditampilkan.

Pertemuan 1 Page 1
Orienteering map adalah peta yang menyajikan kenampakan topografi dan tematik sama pentingnya -> peta
topografi dan tematik bobotnya sama. Peta ini jarang ditemukan di Indonesia karena apabila topografi dan
tematik ditampilkan bersamaan akan crowded dan petanya tidak dapat dibaca dengan jelas.

Peta tematik selalu mengikutkan unsur-unsur topografi yang diambil dari peta topografi -> yang diambil
harus dipilih sesuai dengan tema.
Peta tematik terdiri atas :
1. Unsur dari peta topografis (sebagai latar belakang)
2. Tema yang dipetakan (aspek yang ditonjolkan).
Pada peta tematik, temanya harus tegas ditonjolkan.
Contoh : peta kepadatan penduduk. Unsur peta topografis yang ditampilkan sebagai latar belakang adalah
batas administrasi, sedangkan tema yang dipetakan adalah kepadatan penduduk. Maka simbol yang
ditonjolkan adalah simbol kepadatan penduduk, bukan batas administrasinya.

Pertemuan 1 Page 2
ditonjolkan adalah simbol kepadatan penduduk, bukan batas administrasinya.

Basic map adalah peta skala besar yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan. Basic map itu
seperti sketch map tetapi punya dimensi yang benar dan simbolnya belum memenuhi kaidah kartografis.

Simbol Peta
- Salah satu alat untuk melakukan komunikasi antara map maker dan map user.
- Semua jenis peta menggunakan simbol untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan di
permukaan bumi.
- Simbol pada peta digunakan untuk mewakili kenampakan-kenampakan yang ada di lapangan. Map user
harus bisa memahami simbol peta tanpa harus datang ke lapangan.

Masalah : Bagaimana cara membuat simbol agar peta akhir yang dihasilkan menjadi peta yang baik dan
benar?
Untuk menjawab permasalahan:
- Simbol-simbol pada peta topografi sudah konvensional -> dibuat kesepakatan masyarakat. Misalnya :
air laut berwarna biru, vegetasi hijau.
- Simbol-simbol pada peta tematik dirancang oleh pembuat peta yang didasarkan pada kaidah-kaidah
kartografi.

Desain simbol peta berdasarkan kaidah kartografi.


Pertimbangan-pertimbangan :
a. Dimensi data
b. Sifat data
c. Ukuran data
d. Bentuk simbol
e. Arti atau sifat simbol
f. Penggambaran simbol
g. Variabel visual.

Ketika akan membuat simbol, perlu diperhatikan terlebih dahulu karakter data yang akan dipetakan.
1. Dimensi data
○ Titik : misalnya persebaran fasilitas umum (pasar, bank, kantor polisi, dsb).
○ Garis : misalnya peta jaringan jalan.
○ Area : misalnya peta penggunaan lahan.
2. Sifat data
○ Kualitatif -> hanya menekankan pada jenisnya, tidak ada informasi besaran kuantitatif.
○ Kuantitatif -> ada keterangan besarannya.
3. Ukuran data
○ Nominal -> data yang memiliki tingkatan sama, hanya perbedaan jenis yang ditonjolkan.
Contoh : jenis kelamin laki-laki dan perempuan, penutup lahan : lahan terbuka, tubuh air, lahan
terbangun.
○ Ordinal -> data dibedakan berdasarkan tingkatan tertentu, jarak antar kategori tidak diketahui.
Misalnya : tinggi, sedang, rendah ; SD, SMP, SMA.
○ Interval -> data yang memiliki tingkatan(data ordinal) tetapi jarak antar kategori diketahui,
memiliki nol relatif. Diberi info julat atau intervalnya. Contoh : tinggi > 100 mm, sedang 50 - 100
mm, dsb.
○ Ratio -> data yang memiliki tingkatan tertentu dan mempunyai nilai nol mutlak. Terdapat angka
pasti. Misalnya : jumlah penduduk 500.000

Pertemuan 1 Page 3
Setelah mengetahui karakter data, tahap berikutnya adalah mendesain simbol.
4. Bentuk simbol, harus sesuai dengan dimensi data yang akan ditampilkan (titik, garis, area).
5. Arti atau sifat simbol harus sesuai dengan sifat data (kuantitatif atau kualitatif).
6. Penggambaran simbol (piktorial -> sesuai kenampakan aslinya, atau abstrak).
7. Variabel visual -> untuk membedakan simbol dengan simbol lain di peta.
a. Bentuk
b. Ukuran
c. Kepadatan
d. Arah
e. Nilai
f. Posisi
g. Warna
Pada peta digital, terdapat variabel visual tambahan yaitu : animasi, bayangan, dan multimedia.

Pertemuan 1 Page 4
Pertemuan 2 - Pemetaan Kualitatif
dan Kuantitatif Data Titik
16 February 2021 7:30

1. Pemetaan kualitatif
a. Pemetaan kualiatif data titik
▪ Objek/kenampakan/fenomena ditunjukkan sifat (karakteristik) dan lokasinya tanpa
menyertakan besaran atau nilai.
▪ Data direpresentasikan dengan simbol titik menggunakan tiga tipe, yaitu simbol
geometrik, simbol piktorial, dan simbol huruf.
□ Simbol geometrik -> menggunakan bentuk tertentu seperti persegi, segitiga,
lingkaran.
□ Simbol piktorial -> sesuai dengan kenampakan aslinya.
□ Simbol huruf -> menggunakan huruf -> simbol yang hanya digunakan untuk
kenampakan yang singkatannya familiar atau baku.
Contoh : peta persebaran bahan tambang -> yang ditulis nama unsur kimianya,
misal Fe, Au, Ag, Mg, dsb. Tidak boleh menggunakan simbol huruf secara
sembarangan.
Sw -> sawah -> tidak boleh digunakan, kecuali untuk private maps yang tidak
dipublikasikan.
▪ Contoh peta tematik kualitatif data titik :
□ Peta distribusi fasilitas umum
□ Peta wisata
□ Peta sebaran fauna.
b. Pemetaan kualitatif data garis
▪ Data garis merujuk pada kenampakan atau objek yang memiliki bentuk linier (jalan,
sungai, batas, rute, dsb.)
▪ Data direpresentasikan dengan simbol garis kualitatif.
▪ Simbol dapat mencerminkan tingkatan (hierarki) tetapi tidak menunjukkan nilai atau
besaran tertentu.
▪ Contoh peta tematik kualitatif data garis :
□ Peta jaringan jalan
□ Peta daerah aliran sungai
□ Peta jaringan rel kereta api.
c. Pemetaan kuantitatif data areal
▪ Data areal merujuk pada kenampakan atau objek yang memiliki luasan (tanah,
geologi, penggunaan lahan, dan sebagainya).
▪ Batas antar unit pemetaan ditunjukkan dengan garis penuh (umumnya berwarna
hitam, tetapi dapat pula abu-abu atau warna lain).

Pertemuan 2 Page 5
hitam, tetapi dapat pula abu-abu atau warna lain).
▪ Garis putus-putus, dapat digunakan untuk menunjukkan batas yang tidak dapat
diidentifikasi dengan tepat.
▪ Pemilihan warna pada peta ini perlu diperhatikan. Maksimal mata manusia hanya bisa
membedakan 7 tingkatan warna jadi tidak boleh digunakan lebih dari 7 gradasi warna
pada peta. Misal ada 60 unit pemetaan yang perlu dipetakan dalam 60 warna -> tidak
boleh gradasi warna semua -> harus dibuat klasifikasi data terlebih dahulu, dibuat
kelas.
Contoh :
Kelas hutan semula ada 10 kelas. Kelas hutan dapat diberi warna hijau, tetapi 10 kelas
hutan itu jangan dibuat gradasi hijau, tetapi bisa diberikan simbol huruf atau
angka -> misalnya hutan primer diberi warna hijau dan angka 1, hutan sekunder
diberi warna hijau dan angka 2.
▪ Data boleh divisualisasikan dalam bentuk gradasi warna, tetapi harus merupakan
data yang memiliki tingkatan dan gradasi tidak boleh lebih dari 7 tingkatan karena
akan sulit dibedakan.

Catatan dalam pemetaan kualitatif


○ Unit dalam pemetaan kualitatif memiliki nilai yang sama, variabel visual yang dipilih harus
dapat mencerminkan kesamaan tersebut.
○ Beberapa unit dalam suatu peta, kemungkinan memiliki hubungan. Simbol yang digunakan
harus dapat mencerminkan hubungan tersebut.
Misal : jenis tanah, jenis vegetasi.

Penggunaan simbol dapat menggunakan abstrak dan piktorial sekaligus tetapi pembuat peta
harus tau seberapa crowded peta tersebut. Kalau mudah dibaca tidak apa-apa digunakan
keduanya.

2. Pemetaan kuantitatif.
a. Pemetaan kuantitatif data titik, dapat dilakukan dengan : 1) simbol, atau 2) grafik dan
diagram.
1) Simbol dengan indikasi nilai
□ Cara paling sederhana untuk merepresentasikan informasi kuantitatif pada peta
□ Tidak ada kesan visual secara langsung tentang mana penting dan kurang
penting.
□ Contoh : peta sebaran harga lahan.

2) Simbol dengan nilai satuan


□ Satu simbol mencerminkan nilai dengan satuan tertentu.
□ Kelipatan dari nilai satuan ditunjukkan dengan mengulang simbol beberapa kali
sesuai dengan nilai yang akan ditunjukkan.
 Prinsip pengulangan
Misal : nilai satuan yang digunakan adalah 50, maka untuk memetakan
kuantitas sebesar 300, diperlukan pengulangan 6 kali (50 x 6 = 300)
Masalah terjadi apabila data mempunyai rentang yang cukup tinggi dan
masalah terkait penempatan simbol yang berkaitan dengan ketersediaan
ruang.

Pertemuan 2 Page 6
ruang.

 Prinsip dot, yang perlu diperhatikan :


◊ Nilai satuan yang dipakai
Misal : 1 dot mewakili 10, 100. dsb.
◊ Ukuran dot
Misal : 0,5 mm, 0,75 mm dsb.
◊ Penempatan dot
Distribusi grid atau distribusi geografis. Distribusi grid -> dibuat
grid dan ditempatkan secara merata. Distribusi geografis ->
ditempatkan sesuai lokasi fenomena.

Pertemuan 2 Page 7
Pertemuan 3 - Pemetaan Kuantitatif Data Titik dan Garis
23 February 2021 7:30

3) Simbol proporsional
Simbol shape
a) Lingkaran
Menggambarkan apa yang dipetakan, terutama jumlah.
Karakter data yang cocok direpresentasikan : kuantitatif, mempunyai ukuran data
rasio (bisa dikonversi juga menjadi interval) -> dikelaskan.
Jumlah lingkaran = jumlah kelas -> peta di bawah ini terdiri atas 5 lingkaran -> 5
kelas.

+ pengguna lebih suka simbol lingkaran daripada simbol geometrik lain.


+ lingkaran adalah bentuk yang paling sering dan umum digunakan oleh
perancang peta.
b) Square
-Kurang efisien
-Luas bujur sangkar agak sulit untuk dibandingkan.
+ luas bujur sangkar lebih akurat diperkirakan.

c) Pictographic
+ cukup efektif
+ erat kaitannya dengan tema, sehingga pengguna peta dapat dengan mudah
mengetahui fenomena yang diwakili di lapangan.
- pada wilayah yang padat, simbol sulit ditafsirkan.

Pertemuan 3 Page 8
d) 3D symbols
-> dapat berupa lingkaran tetapi 3 dimensional yang berkaitan dengan volume.
- kurang bagus untuk estimasi.
- user tidak dengan mudah membaca, khususnya membandingkan.
+ tampilan bagus dan estetik

Simbol proporsional (proportional/graduated)

Cara menghitung lingkaran-lingkaran proporsional :


Pedoman untuk menghitung jari-jari lingkaran pada kelompok data yang akan dipetakan
adalah angka yang terkecil dan terbesar.
Misal :
Pada suatu wilayah, jumlah penduduk yang terkecil adalah 10.000 jiwa, dan yang terbesar
adalah 150.000 jiwa. Dengan melihat luas wilayah yang ditempati oleh penduduk yang
terkecil tsb. selanjutnya ditentukan jari-jari lingkarannya (misalnya 0.1 inchi). Berdasarkan
angka tsb., maka jari-jari lingkaran yang lain, dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :

3,16 ×

Berdasarkan perhitungan tsb., maka lingkaran yang ditempatkan pada setiap wilayah dapat
dihitung jari-jarinya.
Hasilnya, dapat dibuat lingkaran sendiri-sendiri (secara absolut) atau

Pertemuan 3 Page 9
Hasilnya, dapat dibuat lingkaran sendiri-sendiri (secara absolut) atau
Diklasifikasikan, seperti contoh berikut.

Harus teliti karena peta harus komunikatif. Lingkaran yang tertutup oleh lingkaran besar
harus tetap terlihat.

2. Pemetaan kuantitatif data garis


a) Arrow symbol
▪ Kuantitas direpresentasikan menggunakan simbol anak panah (arrow) dengan
ketebalan garis yang berbeda.
▪ Arah pergerakan (movement) ditunjukkan dengan arah anak panah (arrow),
kuantitas pergerakan ditunjukkan dengan ketebalan garis dari arah panah.
▪ Aplikasi :
□ Pemetaan pergerakan udara
□ Pemetaan comutter

b) Flow line -> kuantitas direpresentasikan menggunakan garis dengan ketebalan


berbeda. Tebal garis proporsional terhadap nilai yang direpresentasikan.
Jenis-jenis flow line :
▪ Smoothly curved "origin-destination"
Titik asal (starting point) dan titik tujuan (destination point) direpresentasikan
dengan garis lengkung (kurva).

Pertemuan 3 Page 10
dengan garis lengkung (kurva).

▪ Straight "origin-destination"
Titik asal dan titik tujuan direpresentasikan dengan garis lurus. Garis tidak
mencerminkan rute sesungguhnya.

▪ Irregular lines
Titik asal dan titik tujuan direpresentasikan dengan garis mengikuti rute
sesungguhnya.

Pertemuan 3 Page 11
Pertemuan 4 - Pemetaan Kuantitatif Data Areal
02 March 2021 7:30

Sistem Pemetaan Data Areal Kuantitatif


- Isarithmic (isoline) -> menunjukkan gradien kuantitas
- Choropleth -> menunjukkan kuantitas yang terdapat pada suatu luasan tertentu atau unit
area (misal : administratif).
- Dasymetric -> menunjukkan area yang mempunyai keseragaman nilai dengan mengabaikan
batas unit area.

Peta tematik area kuantitatif dapat dibentuk pula dari simbol garis dan simbol area
Terminologi untuk simbol garis
1. Isometric
2. Isopleth
Keduanya merupakan isoline.

Terminologi untuk simbol areal


1. Choropleth
2. Dasymetric

Simbol garis (isoline)


1. Isometric -> true point data.
○ Data betul-betul diperoleh dari pengukuran pada titik tertentu. Misalnya : data
temperatur diperoleh dari data temperatur pada stasiun cuaca di lokasi tertentu.
○ Garis yang merepresentasikan distribusi nilai absolut. Setiap titik pada garis tersebut
mempunyai suatu nilai. Contoh lain : elevasi, curah hujan, tekanan udara.
○ Data dapat berasal dari pengukuran tunggal atau rerata.

Pertemuan 4 Page 12
2. Isopleth -> conceptual point data.
○ Data dikumpulkan di seluruh wilayah, dan peta dibuat dengan cara menginterpolasi
nilai yang diberikan pada pusat daerah. Misalnya : peta hasil voting di US.
○ Garis yang merepresentasikan konsep yang merupakan fungsi dari elemen dan ruang,
misal kepadatan.
○ Setiap titik pada garis tersebut belum tentu mempunyai suatu nilai.

Simbol Areal
1. Choropleth
○ Simbol area yang diterapkan pada wilayah administrasi.
○ Warna yang diterapkan harus bertingkat (gradasi warna) dengan maksimal 7
tingkatan, kalau lebih harus dikelompokkan lagi.

2. Dasymetric
○ Simbol area dengan batas unit tertentu dan tidak memperhatikan batas administrasi.

Pertemuan 4 Page 13
○ Simbol area dengan batas unit tertentu dan tidak memperhatikan batas administrasi.
Misalnya : jumlah penduduk, mapping unit yang digunakan permukimannya saja.

Pertemuan 4 Page 14
Pembahasan Soal UTS Kartografi Tematik
03 April 2022 14:33

Soal Pak Sudaryatno Tahun 2016/2017

Peta Dasimetrik merupakan peta tematik area kuantitatif yang divisualisasikan menggunakan
simbol area dengan batas unit sesuai dengan kenyataannya di lapangan dan tidak berdasarkan
daerah administrasi. Misalnya : jumlah penduduk, mapping unit yang digunakan permukimannya
saja, tidak berdasarkan daerah administrasi.

Perbedaan peta dasimetrik dengan peta choropleth yaitu peta dasimetrik menggunakan unit
pemetaan sesuai dengan realita di lapangan, sedangkan peta choropleth menggunakan unit
pemetaan berupa daerah administrasi.

Choropleth Dasymetric

Sumber :
Karunarathne, A., & Lee, G. (2019). Estimating hilly areas
population using a dasymetric mapping approach: a case
of Sri Lanka’s highest mountain range. ISPRS International
Journal of Geo-Information, 8(4), 166.

Kepadatan penduduk =
Jumlah penduduk =Kepadatan penduduk × luas wilayah
Jumlah penduduk = 200 × (13+27+15)

Soal Page 15
Jumlah penduduk = 200 × (13+27+15)
Jumlah penduduk = 200 × 55
Jumlah penduduk = 11.000 jiwa

Kepadatan penduduk dasimetrik =


Kepadatan penduduk dasimetrik =
Kepadatan penduduk dasimetrik = 846 jiwa/km2

Hal yang harus diperhatikan yaitu desain simbol pada peta tematik harus dapat dipahami dengan
mudah oleh pengguna peta. Pertimbangan yang diperlukan yaitu :
1. Dimensi data
2. Sifat data
3. Ukuran data
4. Bentuk simbol
5. Arti atau sifat simbol
6. Penggambaran simbol
7. Variabel visual

a. Proportional point symbol adalah simbol pada peta tematik kuantitatif dimana data titik
diwakili oleh simbol yang ukurannya bervariasi menyesuaikan nilai data, atau data luas yang
diasumsikan agregat pada titik-titik tertentu yang diwakili pula oleh simbol titik
proporsional.
b. Metode pemetaan tersebut sebaiknya digunakan pada saat data yang akan divisualisasikan
yaitu data kuantitatif, yaitu ketika data berupa data titik dengan nilai tertentu dan ketika data
merupakan data area dengan nilai tertentu yang diagregatkan pada titik di dalam area
tersebut. Metode ini sesuai untuk memetakan data yang menekankan pada jumlah, misalnya
peta jumlah penduduk.
c. Cara mengatur ukuran simbol proporsional dalam peta tersebut yaitu dengan menggunakan
persamaan berikut :

Soal Pak Noorhadi UTS 2019/2020

Desain simbol peta tematik harus dilakukan berdasarkan kaidah kartografi.


Pertimbangan-pertimbangan :
a. Dimensi data
b. Sifat data
c. Ukuran data
d. Bentuk simbol
e. Arti atau sifat simbol
f. Penggambaran simbol
g. Variabel visual.

Soal Page 16
Langkah pertama dalam desain simbol peta tematik yaitu mengetahui karakter data yang akan
dipetakan, meliputi :
a. Dimensi data
○ Titik : misalnya persebaran fasilitas umum (pasar, bank, kantor polisi, dsb).
○ Garis : misalnya peta jaringan jalan.
○ Area : misalnya peta penggunaan lahan.
b. Sifat data
○ Kualitatif -> hanya menekankan pada jenisnya, tidak ada informasi besaran
kuantitatif.
○ Kuantitatif -> ada keterangan besarannya.
c. Ukuran data
○ Nominal -> data yang memiliki tingkatan sama, hanya perbedaan jenis yang
ditonjolkan. Contoh : jenis kelamin laki-laki dan perempuan, penutup lahan : lahan
terbuka, tubuh air, lahan terbangun.
○ Ordinal -> data dibedakan berdasarkan tingkatan tertentu, jarak antar kategori tidak
diketahui. Misalnya : tinggi, sedang, rendah ; SD, SMP, SMA.
○ Interval -> data yang memiliki tingkatan(data ordinal) tetapi jarak antar kategori
diketahui, memiliki nol relatif. Diberi info julat atau intervalnya. Contoh : tinggi >
100 mm, sedang 50 - 100 mm, dsb.
○ Ratio -> data yang memiliki tingkatan tertentu dan mempunyai nilai nol mutlak.
Terdapat angka pasti. Misalnya : jumlah penduduk 500.000
Setelah mengetahui karakter data, tahap berikutnya adalah mendesain simbol dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
1. Bentuk simbol, harus sesuai dengan dimensi data yang akan ditampilkan (titik, garis, area).
2. Arti atau sifat simbol harus sesuai dengan sifat data (kuantitatif atau kualitatif).
3. Penggambaran simbol (piktorial -> sesuai kenampakan aslinya, atau abstrak).
4. Variabel visual -> untuk membedakan simbol dengan simbol lain di peta.
a. Bentuk
b. Ukuran
c. Kepadatan
d. Arah
e. Nilai
f. Posisi
g. Warna
Pada peta digital, terdapat variabel visual tambahan yaitu : animasi, bayangan, dan
multimedia.

Simbol yang cocok digunakan untuk menyajikan data sebaran penderita covid 19 adalah simbol
titik dengan nilai satuan (dot maps).
Urutan pembuatannya yaitu :
1. Ketahui karakteristik data yang akan dipetakan :
a. Dimensi data : titik
b. Sifat data : kuantitatif
c. Ukuran data : ratio
2. Melakukan desain simbol
a. Bentuk simbol : titik
b. Sifat simbol : kuantitatif
c. Penggambaran simbol : abstrak -> menggunakan dot map.
d. Variabel visual : posisi
3. Tentukan ukuran, nilai, dan penempatan dot.
Misalnya :
a. Nilai : 1 dot mewakili 10 orang penderita.
b. Ukruan : 1 dot berukuran 0,5 mm.
c. Penempatan dot : distribusi geografis.

Soal Page 17
c. Penempatan dot : distribusi geografis.

Simbol yang digunakan untuk menyajikan data peta sebaran penderita covid 19 pada setiap
wilayah kabupaten di Pulau Jawa yaitu simbol areal dengan menyajikannya dalam bentuk peta
choropleth.
Urutan pembuatannya yaitu :
1. Ketahui karakteristik data yang akan dipetakan :
a. Dimensi data : area
b. Sifat data : kuantitatif
c. Ukuran data : interval
2. Melakukan desain simbol
a. Bentuk simbol : area
b. Sifat simbol : kuantitatif
c. Penggambaran simbol : abstrak
d. Variabel visual : warna
3. Tentukan jumlah kelas dan interval kelas
Perhitungan jumlah kelas :

Perhitungan interval kelas dapat dilakukan dengan berbagai metode, speerti : interval
teratur, interval aritmatik, interval geometrik, interval kuartil, dispersal graph.

Soal Page 18

Anda mungkin juga menyukai