Anda di halaman 1dari 11

ACARA I

IDENTIFIKASI BAGIAN - BAGIAN FOTO UDARA

I.1 TUJUAN
Mahasiswa mampu mengindentifikasi dan memahami tanda-tanda pada
citra satelit atau foto udara.

I.2 ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
- Laptop
B. Bahan :
- Foto udara berwarana

I.3 DASAR TEORI


Suatu gambar (picture) atau citra (image) pada dasarnya
menyatakan realitas dalam format dua dimensi. Menurut Kulkarni (2001),
citra atau image adalah representasi spasial dari suatu objek yang
sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam
koordinat cartesian x-y, dan setiap koordinat mempresentasikan satu sinyal
terkecil dari objek. Citra foto ini didapatkan dengan cara memotret dengan
menggunakan sebuah wahana (alat transportasi) berupa balon udara,
peawat udara, gantole, pesawat ultra-ringan, dan pesawat tanpa awak.
Pemotretan ini dilakukan dengan menentukan tujuan pemotretan
(disesuaikan dengan tujuan pemetaan pula), menentukan jalur
penerbangan, dan menetukan jalur penerbangan, dan menetukan arah
penerbangan. Melalui bantuin kamera udara dan pesawat udara ini, maka
pemotretan udara dapat dilakukan.
Foto udara terdapat beberapa jenis pemotretan, yaitu :
a. Pemotretan udara secara tegak (vertical)
Pemotretan udara secara tegak ini dapat dikatakan bahwa pemotretan
dilakukan dengan posisi pesawat udara yang membawa kamera
melakukan pemotretan secra tegak lurus dengan permukiman bumi
maka akan menghasilkan foto udara dengan pemotretan secara
vertical.
Keunggulan foto udara vertikal dibandingkan dengan foto udara
condong adalah skala foto vertikal selalu tetap dibandingkan dengan
skala foto condong. Sehingga akan mempermudah untuk melakukan
pengukuran-pengukuran pada foto dan hasil yang diperoleh lebih
diteliti, untuk keperluan tertentu foto udara vertikal dapat digunakan
sebagai pengganti peta, foto udara vertikal lebih mudah diinterprestasi
dari foto udara condong. Ini dikarenakan skala dan obyek-obyek yang
lebih tetap bentuknya, tidak menutupi obyek-obyek lain sebanyak yang
terjadi pada foto udara condong.
b. Pemotretan udara secara condong (oblique)
Pemotretan ini dilakukan dengna posisi antara pesawat udara yang
membawa kamera dengan permukaan bumi memiliki sudut yang agak
miring (untuk pemotretan agak condok atau low oblique) dan dengan
kemiringan tertentu (untuk pemotretan condong atau oblique).
Pemotretan udara secara sondong ini memiliki karekter hasil foto
udara terlihat agak miring dan tau miring, namun batas cakraawala
atau horizon tidak terlihat. Hal inilah yang membedakan antara
pemotretan udara condong dan sangat condong. Keuntungan foto
udara condong dibandingkan dengan foto udara vertikal, yaitu : foto
udara condong meliputi kawasan yang lebih luas daripasa kawasan
yang ditangkap oleh suatu foto udara vertikal, jika lapisan awan
seringkali menutupi suatu daerah yang tidak memungkinkan dilakukan
dengan pemotretan vertikal maka dapat dilakuka dengan pemotretan
condong, bebrapa obyek yang tidak dapat dilihat atau tersembunyi dari
atas pada foto udara vertikal (misalnya obyek dibawah bangunan
tinggi dapat terlihat pada pemotretan condong).
c. Pemotretan udara sangat condong (high oblique).
Pemotretan udara sangat condong atau high oblique. Sedikit berbeda
dengan pemotretan udara condong. Seperti yang telah dijelaskan
bahwa membedakan pemotretan udara condong dan sangat condong
terlihat atau tidaknya garis batas cakrawala atau batas horizon. Namun,
perbedaan lain adalah sudut pengambilan gambar pada optical axis-
nya, sehingga batas cakrawala bisa ikut terpotret.

Gambar 1 : Jenis – Jenis Foto Udara


Sumber : https://2.bp.blogspot.com/-
Zgy672AMoN0/UPidnDjVR3I/AAAAAAAAL0U/ceYfKDI-
r5c/s1600/Skala-Foto-Udara-Tegak-di-Daerah-Datar.jpg

Ketinggian pesawat udara terhadap permukaan bumi pada saat


pemotretan juga mempengaruhi skala foto udara yang dihasilkan. Semakin
tinggi pesawat udara, maka akan menghasilkan skala foto udara yang
relative kecil namun cakupan cukup luas dan kenampakan obyek yang
cukup detail. Namun, sekali lagi dijelaskan bahwa pemotretan udara ini
dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan pemotretan dan pemetaan.
Adapun tanda – tanda pada foto udara besaerta fungsinya sebagai berikut.

No. Nama Fungsi


1. Notepad / level Mengetahui kondisi kemiringan antara
pesawat udara dengan kamera yang
digunakan untuk pemotretan terhadap
permukaan bumi. Pada level ini,
terdapat nivo atau gelembung udara
yang menandakan kemiringan kamera
untuk pemotretan.
2. Altimeter Untuk mengetahui informasi tinggi
terbang pesawat terhadap permukaan
bumi. Ketinggian berpengaruh pada
skala foto udara yang dihasilkan.
3. Jam pemotretan Memberikan informaasi waktu
pemotretan. Efeknya pemotretan
dilakukan pada pagi hari atau tidak
ada/sedikit gangguan atmosferik
(awan,mendung,kabut, dll).
4. Panjang fokus kamera Memberikan informasi mengenai besar
(dalam mm) panjang fokus kamera yang digunakan.
5. Nomor seri lensa kamera Mengetahui jenis lensa kamera ynag
digunakan.
6. Nomor foto udara Memberikan informasi mengenai nomor
seri foto udara.
7. Nama lokasi Memberikan informasi lokasi
pemotretan foto udara.
8. Tanggal pemotretan Mengetahui tanggal perekaman foto
udara
9. Nomor registrasi Mengetahui nomor registrasi pada foto
udara.
10. Nomor jalur terbang pesawat Mengetahui jalur terbang pesawat.
11. Skala foto udara Diperlukan untuk mengetahui jarak,
luas dan volume suatu objek yang
tergambar pada foto udara.
12. Fidusial mark (titik fidusial) Mengetahui orientasi titik tengah pada
foto udara. Tiap foto udara terdapat 4
atau 8 tanda fidusial.

I.4 LANGKAH KERJA


A. POIN-POIN
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati informasi yang terdapat pada foto udara, meliputi :
1. Tanda fidusial
2. Nivo
3. Altimeter
4. Waktu perekaman foto udara
5. Panjang fokus kamera
6. Tanggal perekaman foto udara
7. Skala foto udara
8. Lokasi perekaman foto udara
9. Nomor seri foto udara
3. Mengidentifikasi tiap-tiap bagian pada foto udara
4. Membuat tabel bagian foto udara
5. Memberikan keterangan pada tiap unsur
6. pembahasan
B. DIAGRAM ALIR

Menyiapkan alat dan bahan

Mengamati informasi yang terdapat pada foto udara

Mengidentifikasi tiap-tiap bagian pada foto udara

Membuat tabel bagian foto udara

Memberikan keterangan pada tiap unsur

pembahasan

I.5 HASIL PRAKTIKUM


1. Idetifikasi tanda – tanda pada citra satelit.
No. Nama Informasi Pada Foto Udara
1. Notepad / level ada
2. Altimeter 1,9 x 1000 = 1900 meter
3. Jam pemotretan Pukul 08.55
4. Panjang fokus kamera 44 mm
(dalam mm)
5. Nomor seri lensa kamera Tidak ada
6. Nomor foto udara 0167B
7. Nama lokasi Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan
8. Tanggal pemotretan Juni 2007
9. Nomor registrasi Tidak ada
10. Nomor jalur terbang pesawat Tidak ada
11. Skala foto udara 1:5000
12. Fidusial mark (titik fidusial) ada

I.6 PEMBAHASAN
Pada dasarnya teknologi pemotretan udara dan penginderaan jauh adalah
suatu teknologi yang merekam interaksi sinar atau berkas cahaya yang
berasal dari sinar matahari dan benda atau objek di permukaan bumi
ditangkap oleh kamera atau sensor, tiap benda tau objek memberikan nilai
pantul yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Hasil rekaman berkaitan
dengan sumbu kamera dan sudut liputan yang digunakan ketika
perekaman objek. Sumbu kamera merekam merekam suatu objek yang
luas dalam bentuk persegi, meskipun distorsinya bersifat radial.
Ukuran foto udara dicetak dengan ukuran standar yaitu 23 x 23 cm. untuk
mengetahui tanda fidusial, sudut liputan, tinngi penerbangan, waktu serta
tanggal perekaman foto dapat kita ketahui dari keteranangan yang terdapat
pada tepi dari foto udara.
1. Tanda fidusial

Tanda fidusial berfungsi untuk mengetahui titik principal atau titik


tengah dari foto udara, dimana titik tengah tersebut merupakan titik
tembus dari sumbu kamera pada objek atau daerah yang direkam. Titik
principal diperoleh dari perpotongan garis dari tanda fidusial yang
perpotongan garis tersebut tergambar bentuk (x) atau (+). Pada foto
udara tersebut terdapat 4 titik fidusial yaitu pada bagian tengah sebelah
kanan, bagian tengah sebelah kiri, bagian tengah sebelah bawah dan
bagian tengah sebelah atas.
2. Nivo

Nivo tabung merupakan nivo dimana bejananya berbentuk tabung


lengkung dan bagian lengkungnya berasa di bagian atas, sehingga
dalam keadaan mendatar gelembungnya akan berada di tengah tabung
tersebut. Dalam foto udara tersebut terdapat informasi mengenai nivo
seperti pada gambar di atas, artinya sumbu kamera yang digunakan
pemerekaman tegak lurus dengan pusat objek yang direkam. Foto
udara ini dapat juga disebut foto udara vertikal dimana titik tembus
sumbu kamera diperoleh dari perpotongan garis yang ditarik dari tanda
fidusial maupun titik principal.
3. Altimeter

Altimeter merupakan alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari


permukaan laut. Dalam foto udara, altimeter berfungsi ntuk mengetahui
informasi tinggi terbang pesawat terhadap permukaan bumi. Ketinggian
berpengaruh pada skala foto udara yang dihasilkan. Ketinggian pesawat
terbang di atas awan dan kabut akan menghambat tenaga termal untuk
mencapai alat perekam. Pada altimeter tersebut menunjukan angka 1,9
yang jika dihitung (1,9 x 1000) menghasilkan 1900 meter, artinya pesawat
melakukan pereakaman pada wilayah tersebut pada ketinggian 1900 meter
sehingga wilayah yang dicakup tidak cukup luas namun objek yang terekam
akan lebih detail.
4. Waktu perekaman foto udara

Atmosfer merupakan gangguan di udara yang sulit untuk dinetralisis,


karena udara yang mengandung salju, awan, kabut serta angin
membentuk lapisan seperti semir (Susanto, 1986). Selain awan dan
kabut yang mempenagruhi secara langsunng daerah bayangan dari
awan merupakan daerah yang suhunya relatif rendah sehingga
pancaran tenaganya kurang. Sabin (1978) mengemukakan bahwa
gangguan oleh awan tidak hanya disebabkan oleh tutupannya,
melainkan juga oleh kenaikan suhunya. Oleh karena itu sebaran awan
dan ketebalannya memperngaruhi kualitas dat uyang menggunakan
tenaga termal. Pada foto udara menunjukan bahwa pereakaman
dilakukan pad pukul 08.55 dimana aktivitas atmosfer masih rendah
juga suhu udara yang tidak terlalu panas juga tidak teralu dingin
karena sudut datang matahari yang kecil, kondisi ini sangat
memungkinkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
5. Panjang fokus kamera

Panjang fokus kamera berbanding lurus dengan jarak kamera dengan


objek. Oleh karean itu, informasi panjang fokus sangat berguna untuk
perhitungan skala. Pada foto udara tersebut dapat diketahui bahwa
panjang fokusnya 44 mm.
6. Tanggal perekaman foto udara dan lokasi perekaman foto udara

Untuk mengetahui dimana lokasi dan tanggal perekaman foto udara.


Kita dapat melihatnya pada bagian tepi bawah pada foto. Dari gambar
di atas, dapat diketahui bahwa foto udara direkam pada Juni 2007 di
Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
7. Skala foto udara

Skala merupakan perbandingan antara jarak 2 titik pada foto udara dan
jarak 2 titik secara mendatar di lapangan. Perhitungan skala yang
dilakukan dengan membandingkan panjang fokus dengan ketinggian
terbang dari objek, tetapi bila foto udara tidak mencantumkan
ketinggian terbang, maka perhitungan skala dapat ditentukan dengan
membandingkan jarak foto udara dengan jarak datar di lapangan. Pada
foto udara tersebut dapat diketahui bahwa skalanay 1:5000 artinya tiap
1 cm pada foto sama dengan 5000 cm pada lapangan sebenarnya.
8. Nomor seri foto udara

Pada setiap foto udara kita dapat menjumpai nomor seri yang berfungsi
untuk informasi mengenai daerah yang dipotret. Tujuannya adalah
untuk mempermudah dalam pengarsipan dan penyusunan atau
komplikasi foto udara ketika membuat mozaik foto udara. Pada foto
udara tertera nomor seri 0167B yang artinya 0167 nomor urut foto
dalam jakur terbang B.

I.7 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam foto udara
terdapat bagian- bagian yaitu informasi tepi dan foto udara itu sendiri.
Informasi tepi antara lain seperti nivo, altimeter, skala, tanda fidusial, jam
perekaman, panjang fokus kamera, lokasi dan tanggal pereakaman.

DAFTAR PUSTAKA
http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-3-Keterangan-Tepi-Foto-
Udara.pdf (diakses pada 16 Februari 2020 pukul 21:09)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00290-IF%20Bab%202.pdf
(diakses pada 18 Februari 2020 pukul 01:31)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195805261986031-
DEDE_SUGANDI/BUKU_AJAR_PENGINDERAAN_JAUH.pdf (diakses pada 18
Februari 2020 pukul 01:56)
Kiefer, Ralph W. & Thomas M. Lillesand. 1993. Penginderaan Jauh dan
Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Purwanto.2016.Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar.Malang: Fakultas
Ilmu Sosial-Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN
N NAMA GAMBAR KETERANGAN
O
1. Tanda Terdapat 4 tanda
fidusial

2. Nivo Tegak

3. Altimeter 1,9 x 1000 = 1900


meter

4. Waktu Pukul 08.55


perekaman
foto udara

5. Panjang 44 mm
fokus
kamera

6. Tanggal Juni 2007


perekaman
foto udara

7. Skala foto 1:5000


udara
8. Lokasi Kota Banjar Baru,
perekaman Kalimanatan Selatan
foto udara
9. Nomor seri 0167B
foto udara

Anda mungkin juga menyukai