Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

“TATA RUANG PENGEMBANGAN WILAYAH”

Disusun Oleh
Nama : Arief Rahman Hakim Ritonga
NPM : 140710220031
Kelompok :3
Nama Asisten : Ambrosiana Zirly Shaliza

LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
MODUL 8 (TATA RUANG PENGEMBANGAN WILAYAH)
(Tata Ruang Pengembangan Wilayah)
Rabu, 02-11-2022
I. Tujuan Praktikum
1.1. Praktikan mampu memahami peta geologi dan kontur
1.2. Praktikan mampu memahami tata ruang pengembangan wilayah dengan
memperhatikan besar sudut lereng.

II. Alat dan Fungsi


2.1. Alat Tulis, sebagai alat bantu untuk menulis
2.2. Pensil Warna, sebagai alat bantu untuk memberi warna pada kertas
2.3. Penggaris, sebagai alat bantu untuk membuat garis lurus
2.4. Peta Morfologi, sebagai objek untuk diamati

III. Keyword
3.1. Peta Geologi
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah /kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi
menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,stratigrafi,
struktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi
disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.
Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekahan geologi,
dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.

3.2. Jenis-Jenis Peta Geologi


3.2.1. Peta geologi permukaan, peta geologi permukaan memberikan berbagai
formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Tetapi
umumnya dasar pelapukan tidak dicantumkan (peta yang ditutupi).
Skalanya adalah 1 : 50.000 atau lebih besar. Peta ini berguna dalam
menentukan lokasi bahan-bahan bangunan (pasir dan kerikil),drainase,
pencarian air, pembuatan lapangan terbang dan jalan, dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan skala yang digunakan untuk peta, seringkali
dianjurkan pemboran yang tidak terlalu dalam, penggalian sumur uji (test
pits), dan sebagainya untuk pengontrolan atau penerapan pada titik titik
yang kritis.
3.2.2. Peta pengungkap atau peta ungkapan. Umumnya berskala besar. Yang
dicantumkan hanyalah tempat ditemukannya batuan padat, yang dapat
memberikan sejumlah keterangan dan pemboran dan sebagainya beserta
sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk

1
menentukan di mana misalnya material untuk pecahan batu dapat
ditemukan langsung di bawah permukaan.
3.2.3. Peta ikhtisar geologis. Umumnya berskala sedang atau kecil, 1 : 100.000
atau lebih kécil. Peta ini tidak saja memberikan pengamatan langsung
terhadap formasi-formasi yang telah tersingkap, akan tetapi ada kalanya
pula ekstrapolasi atas daerah-daerah yang beberapa formasinya misalnya
diliputi oleh lapisan holosen.
3.2.4. Peta struktur, berskala sedang hingga besar. Peta ini adalah peta dengan
garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah
lapisan tertentu, yang berada di dalam tanah-bawah.
3.2.5. Peta isopach, berskala sedang hingga besar, di mana garis-garis
menghubungkan titik-titik yang sama tebal dan sebuah formasi atau
lapisan (dengan demikian konfigurasi struktural tidak kita temukan di
dalamnya).
3.2.6. Peta fotogeologi. Pada umumnya, foto udara diambil vertikal ke bawah.
Titik potong sumbu optic-negatif dalam kamera (yakni permukaan bumi
dalam keadaan yang sebenarnya) disebut “titik utama”, yaitu pusat
proyeksi. Lewat penghimpitan foto-foto, terdapat kemungkinan
dilakukannya studi stereoskopik ; antara lain paralaks, pengukuran selisih
ketinggian, pembuatan kontur. Foto udara (stereoskopik) dapat
memberikan gambaran topografis yang sangat baik, yang sesuai untuk
perencanaan jalan, bendungan, dan sebagainya, mengenali daerah
longsoran tanah, teras sungai, tepi atau alur sungai tua di daerah rawa,
dan sebagainya. Di daerah di mana geologi tidak banyak dikenal orang,
foto udara digunakan pula untuk orientasi geologi.
3.2.7. Peta hidrogeologi. Kebanyakan negara barat sedang sibuk menyusun
sejumlah peta yang menyangkut keadaan air tanahnya. Sebuah
peta-ikhtisar internasional berskala kecil tentang Eropa oleh UNESCO
berskala 1 : 1.500.000 hanya membedakan daerah yang mengandung
air-tanah dalam batuan primer yang berpori, batuan sekunder yang
berpori (daerah karst), dan di mana tidak terdapat air-tanah dalam jumlah
yang berarti (dataran tinggi).

2
3.3. Unsur dan Simbol Peta
3.3.1. Judul peta, judul peta memuat informasi sesuai dengan isi informasi peta.
Karena itu, judul peta merupakan hal yang pertama dilihat oleh pembaca
peta. Biasanya, judul peta terletak di bagian tengah atas peta. Jika judul
peta diletakkan di bagian peta yang lain, letak judul tidak boleh
mengganggu kenampakan seluruh peta.
3.3.2. Garis tepi, adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung
tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan.
3.3.3. Orientasi peta atau diagram petunjuk arah, menunjukkan posisi dan arah
suatu titik maupun wilayah. Orientasi peta biasanya berbentuk tanda
panah yang menunjuk ke arah utara dan dapat diletakkan di bagian mana
saja dan peta sejauh tidak mengganggu kenampakan peta.
3.3.4. Skala Peta, adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang atau
luas wilayah di peta dan jarak sebenarnya dengan satuan ukur yang sama.
Persamaan skala peta adalah sebagai berikut. Skala peta = jarak objek di
peta : jarak objek di permukaan bumi
3.3.5. Legenda peta, memuat keterangan semua simbol yang terdapat pada peta
agar mudah dipahami. Tidak adanya aturan baku dalam penggunaan
simbol dan warna menjadikan legenda sebuah informasi penting yang
dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi pada sebuah peta.
Biasanya, legenda ditempatkan pada sisi kiri atau kanan bagian bawah
suatu peta atau di dalam garis tepi pada peta. Penempatan legenda peta
hendaknya tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
3.3.6. Garis astronomi atau disebut juga garis bujur dan lintang. Garis bujur dan
lintang biasanya ditunjukkan dengan satuan derajat.
3.3.7. Simbol Peta. Simbol peta digunakan untuk mewakili benda yang
sebenarnya. Agar simbol yang digunakan pada peta dapat memberikan
informasi yang tepat, simbol harus sederhana, mudah dimengerti dan
bersifat umum.
3.3.8. Lettering. Lettering adalah semua tulisan bermakna yang terdapat pada
peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital huruf kecil, kombinasi huruf
kapital-kecil, tegak dan miring.
3.3.9. Warna. Warna lazim digunakan untuk menonjolkan perbedaan objek pada
peta. Perbedaan objek tersebut kemudian digambarkan dengan warna
berbeda.

3
3.4. Simbol Peta Geologi
Peta geologi menggunakan tanda-tanda yang menunjukkan jenis batuan,
kedudukan, serta struktur geologi yang ada pada daerah tersebut. Beberapa simbol
yang umum dipakai ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar 1. Unsur dan Simbol Peta


(Sumber : Pengantar Geologi, Mukhtar W.)

3.4. Singkapan dan Formasi Batuan


Singkapan didefinisikan sebagai suatu lokasi dan perpotongan batuan
sedimen, beku, dan metamorf dengan permukaan bumi. Berdasarkan
singkapan-singkapan tersebut, akan didapatkan analisis dan diinterpretasikan dan
akhirnya disimpulkan dalam bentuk peta geologi, sedangkan formasi adalah satuan
batuan yang homogen, atau asosiasi dari satuan batuan berselang-seling yang

4
berbeda, dapat dipisahkan dengan satuan batuan di atasnya dan yang di bawahnya
(Brookfield, M. E., 2004).

3.5. Persyaratan Penggunaan Wilayah Menurut Mabari (1992)


Pada suatu wilayah, diperlukan syarat berupa batas sudut lereng yang dapat
ditoleransi untuk pengembangan suatu wilayah, berikut adalah batasan sudut lereng
maksimum beserta pembangunannya.

Tabel 1. Skala waktu Geologi Relatif


(Sumber : Noor, 2012)

3.6. Kontur dan Peta Kontur


Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik di dalam peta
dengan ketinggian yang sama (dihitung dari permukaan laut). Sifat-sifat kontur
adalah sebagai berikut
3.6.1. Titik-titik dalam satu garis kontur mempunyai ketinggian yang sama
di atas permukaan laut
3.6.2. Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan satu sama lain, kecuali
pada vertical cliff dan over hanging cliff (jarang/hampir tidak ada).
3.6.3. Garis-garis kontur tidak mungkin bercabang.
3.6.4. Garis kontur yang berspasi seragam (uniformly spaced contour)
menunjukan suatu lereng yang seragam.
3.6.5. Garis kontur yang berdekatan/berhimpit menunjukkan suatu lereng
yang terjal/curam.

5
3.6.6. Garis kontur yang berjauhan/renggang menunjukan suatu lereng yang
landai/pedataran.
3.6.7. Suatu garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang lain
dan memisahkan semua titik yang lebih tinggi dari semua titik dari
ketinggian yang lebih rendah.
3.6.8. Garis kontur yang melingkar/menutup dalam batas peta menunjukan
suatu bukit.
3.6.9. Garis kontur lembah biasanya berbentuk V, dengan ujung V mengarah
ke hulu.
3.6.10.Garis kontur bukit biasanya berbentuk U, dengan busur U mengarah
ke hilir (kaki bukit).
3.6.11.Garis kontur yang bergerigi menunjukan suatu depresi (daerah yang
rendah). Gerigi atau garis-garis pendek menunjukan arah depresi
tersebut
Sedangkan peta kontur itu sendiri adalah peta yang menggambarkan garis –
garis yang menghubungkan titik – titik yang sama pada permukaan bumi.

3.6. Hukum V
Hukum V adalah hukum yang menjelaskan hubugan antara lapisan batuan
dengan lapisan lainnya yang membentuk huruf ‘V’. Berikut adalah ilustrasi dari
hukum V.

Gambar 2. Ilustrasi Hukum V


(Sumber : Responsi Geologi Dasar, HMG UNPAD)

6
Daftar Pustaka
ZUHDI, M. (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.
http://eprints.unram.ac.id/14627/1/BUKU%20AJAR%20PENGANTAR%20GEOLOGI.pdf

HMG UNPAD (2010). Responsi Geologi Dasar. Jatinangor: Universitas Padjadjaran.

PUTRAWAN, K. (2019). E-Modul Geografi.

Anonim. (2009). Pedoman Praktikum Geologi Dasar. Bandung

ARSYAD, M. & Tim. (2017) Modul Geologi Teknik. Bandung


.
THOMPSON & TURK (1998). Introduction to Physical Geology.

Anda mungkin juga menyukai