FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2022 ACARA I PEMETAAN STATISTIK I. TUJUAN : Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami dan membuat peta statistik kuantitatif maupun peta statistik kualitatif II. BAHAN & ALAT : 1. Peta RBI sebagai peta dasar 2. Data-data statistik (data kependudukan dan sosial ekonomi) 3. software GIS 4. Alat tulis menulis III. DASAR TEORI Data dan informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan cara, antara lain dalam bentuk tabel, diagram, grafik, maupun peta. Penyajian dalam bentuk peta mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bentuk lain, khususnya untuk penyajian data yang berhubungan dengan lokasi, distribusi, dan masalah keruangan. Melalui peta, akan dapat diketahui dengan tepat lokasi dan distribusi spasial fenomena permukaan bumi. Peta statistik merupakan suatu peta distribusi/agihan, yaitu peta yang menggambarkan penyebaran secara geografis dari satu atau beberapa elemen tertentu. Dalam pembuatan peta statistik, pada umumnya digunakan diagram, yaitu suatu cara grafis untuk menyatakan data statistik baik yang kaulitatif maupun kuantitatif. Secara garis besar, peta statistik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu peta statistik kualitatif dan peta statistik kuantitatif. Peta statistik kualitatif adalah peta statistik yang menggambarkan distribusi secara geografis dari satu jenis/beberapa jenis elemen tertentu tanpa memperhitungkan nilai/kuantitasnya. Berdasarkan simbol yang digunakan, peta statistik kualitatif dibedakan menjadi : peta statistik kualitatif dengan simbol titik, garis, maupun area. Peta stasitik kuantitatif adalah peta statistik yang menggambarkan distribusi geografis satu/beberapa jenis elemen tertentu dengan memperhatikan nilai/ kuantitasnya. Berdasarkan simbol yang digunakan, peta statistik kuantitatif dibedakan menjadi : peta statistik kuantitatif dengan simbol titik, garis, maupun area. Penyajian data dalam peta statistik, pada umumnya digunakan diagram. Beberapa jenis diagram yang dapat digunakan antara lain : 1. Diagram Garis Diagram garis merupakan salah satu diagram yang banyak digunakan, karena sangat mudah pembuatannya maupun interpretasinya. Diagram garis ditekankan penggunaannya untuk melihat perkembangan suatu fenomena, dan digunakan untuk data-data yang bersifat kontinyu, misalnya suhu, curah hujan, dsb. Diagram ini berbentuk garis, pada sumbu vertikal (sumbu Y) untuk mencerminkan variabel tertentu seperti jumlah, atau nilai, sedangkan sumbu horisontal (sumbu X) digunakan untuk mencerminkan variabel bebas (misalnya waktu : tahun, bulan, jam, dsb). Diagram garis dibedakan lagi menjadi : diagram garis sederhana, diagram garis campuran, dan diagaram garis gabungan. 2. Diagram Batang Diagram batang atau diagram pias sering digunakan dalam peta statistik, karena memiliki kelebihan antara lain : mudah pembuatannya, mudah interpretasinya, dan memberikan informasi yang cukup. Diagram batang ditekankan penggunaannnya untuk menunjukkan jumlah/kuantitas. Dengan demikian, panjang batang sesuai dengan nilai/jumlah datanya, sedangkan faktor tebal/lebar batang tidak dipentingkan. Sumbu horisontal digunakan untuk meletakkan variabel bebas, sumbu vertikal digunakan untuk meletakkan variabel tertentu seperti jumlah, dan dimulai dari nol. Untuk tujuan perbandingan, data haris digambarkan dengan skala yang sama. Diagram batang dibedakan lagi menjadi : • Diagram Batang sederhana : digunakan apabila data yang digambarkan hanya satu jenis • Diagram Batang Campuran : digunakan untuk tujuan perbandingan, setiap batang diletakkan secara berdampingan, satu batang untuk menggambarakan satu data • Diagram Batang Gabungan : ditekankan penggunaannya untuk melihat total jumlah suatu data. Dengan demikian, panjang total/keseluruhan batang sesuai dengan total datanya. • Mirrored Bar Graph : diagram batang yang mempunyai dua sisi untuk menunjukkan data yang bertolak belakang (misalnya data lahir – mati, laki-laki – perempuan, dsb). 3. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran berbentuk lingkaran 3600, ditekankan untuk perbandingan kuantitas data. Lingkaran dibagi-bagi ke dalam beberapa segmen/bagian, sehingga jumlah segmen lingkaran tergantung jenis datanya. Besarnya jari-jari lingkaran, dihitung dari akar kuadrat total datanya ( kuantum / totaldata ). Sebagai contoh, apabila total datanya 400, maka jari-jari lingkaran yang digunakan adalah ( 400 ) = 20. Ukuran segmen lingkaran seimbang dengan kuantitas data, dan dinyatakan dalam prosen (%) atau pembagian berdasarkan derajatnya. Data yang sudah dibuat dalam bentuk diagram, kemudian dimasukkan dalam peta, sesuai dengan wilayah masing-masing, sehingga diperoleh peta statistik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta statistik antara lain : peta yang dihasilkan harus rapi dan mudah dibaca, perlu pemilihan diagram yang paling tepat untuk penyajian datanya, perlu diperhatikan hal-hal yang memerlukan penekanan, untuk tujuan perbandingan harus digunakan skala yang sama, informasi tulisan pada peta statistik menggunakan huruf tegak/ horisontal, dan untuk daerah daerah yang tidak bisa dibaca karena terlalu ruwet, perlu dibuat inset IV. HASIL Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut : V. PEMBAHASAN Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bantu Provinsi Yogyakarta. Batas-batas wilayah kecamatan Dlingo sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Piyungan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Playeng dan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah timur laut berbatasan dengan kecamatan patuk dan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Playen dan kabupaten Gunung Kidul, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Imogiri. Dan sebelah barat laut berbatasan dengan kecamatan Pleret. Kecamatan dlingo adalah desa/kelurahan terluas di Kabupaten Bantul dengan luasan daerahnya 55.87 km². Didalam kecamatan Dlingo terdapat 6 desa, 58 Padukuhan, dan 327 Rukun Tetangga (RT) yang meliputi : desa Mangunan, desa Muntuk, desa Dlingo, desa temuwuh, desa Jatimulyo, dan desa Terong. Dari ke 6 desa tersebut, desa Muntuk memiliki Luasan terluas yaitu 12.85 km² atau sekitar 23% dari luasan Kecamatan Dlingo sedangkan desa terkecil terdapat 2 desa yaitu desa Terong dengan luas 7.76 km² atau 13,89% dari luasan kecamatan Dlingo dan desa Temuwuh dengan luas 7.67 km² atau 13,73% dari luas Kecamatan Dlingo. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk pria dan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk pria per 100 wanita. SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Rumus : SR = Pl / Pw SR : Sex Ratio Pl : Jumlah penduduk Laki-laki Pw : Jumlah penduduk perempuan Satuan : Prosentase (%) a. SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. b. SR = 100 berarti jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk perempuan. c. SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen. Secara agregat penduduk Kecamatan Dlingo pada tahun 2021 tercatat 40.002. Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo sebesar 716. jiwa/km². Desa Muntuk merupakan desa yang kepadatan penduduknya menduduki peringkat terakhir yaitu hanya 8.822 jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.860 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 19.845 jiwa sehingga sex rationya sebesar 98.45. Ditinjau dari distribusi atau persebaran penduduknya, penduduk terbanyak berada di Desa Muntuk, yaitu sebesar 8.822 jiwa dan desa yang berpenduduk paling sedikit adalah Desa Sidomulyo sebanyak 5.765 jiwa. Tabel 01. Data ratio jenis kelaamin pada Kecamatan Dlingo B Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis e Kelamin r Mangunan i 2.397 2.538 4.935 94.44 k Muntuk 4.435 4.387 8.822 101 u Dlingo t 2.904 2.965 5.866 98.04
Temuwuh 3.731 3.719 7.450 100,32
a Jatimulyo 3.524 3.640 7.164 96.81 d Terong a 2.854 2.911 5.765 98.04 l Dingo 19.845 20,157 40.002 98.45 a
Dari tabel diatas nampak bahwa rasio jenis kelamin Koecamatan
Dlingo 89.45 artinya dari setiap 1 penduduk perempuan terdapat 98.45 penduduk laki-laki. Berbeda dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki. Jika diamati masing-masing wilayah di Kecamatan Dlingo, yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu Desa Muntuk dengan sex ratio sebesar 101,09. Sedangkan rasio jenis kelamin terendah94,44 terdapat di Desa Mangunan. Perbandingan jenis kelamin disetiap desa nya tidak tarpaut jauh anatara laki-laki dan perempuan.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan
Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh simpulan sebagai berikut :
Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo pada tahun 2021
tercatat 40.002. Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo sebesar 716. jiwa/km². Desa Muntuk merupakan desa yang kepadatan penduduknya menduduki peringkat terakhir yaitu hanya 8.822 jiwa/km². Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.860 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 19.845 jiwa sehingga sex rationya sebesar 98.45. Ditinjau dari distribusi atau persebaran penduduknya, penduduk terbanyak berada di Desa Muntuk, yaitu sebesar 8.822 jiwa dan desa yang berpenduduk paling sedikit adalah Desa Sidomulyo sebanyak 5.765 jiwa. Rasio jenis kelamin Koecamatan Dlingo 89.45 artinya dari setiap 1 penduduk perempuan terdapat 98.45 penduduk laki-laki. Berbeda dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki. Jika diamati masing-masing wilayah di Kecamatan Dlingo, yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu Desa Muntuk dengan sex ratio sebesar 101,09. Sedangkan rasio jenis kelamin terendah94,44 terdapat di Desa Mangunan. Perbandingan jenis kelamin disetiap desa nya tidak tarpaut jauh anatara laki-laki dan perempuan. b. Saran
Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan
Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disarankan sebagai berikut : Mungkin untuk pembuatan peta nya tidak semua mahasiswa sudah bisa. Saat sebelum mengerjakan laporan praktikum bisa diberikan contoh terlebih dahulu dalam pembuatan petany.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Robinson, et all. 1995. Element of Cartography. Canada: John Wiley &