Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA


ACARA I (SATU)
PEMETAAN STATISTIK

Dosen Pengampu: 1. Rahning Utomowati, S.Si., M.Sc.

2. Gentur Adi Tjahjono, S.Si., M.Pd

Disusun oleh:
Salwa Awalia Wahyuningtyas
K5420071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
ACARA I
PEMETAAN STATISTIK
I. TUJUAN :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat memahami
dan membuat peta statistik kuantitatif maupun peta statistik kualitatif
II. BAHAN & ALAT :
1. Peta RBI sebagai peta dasar
2. Data-data statistik (data kependudukan dan sosial ekonomi)
3. software GIS
4. Alat tulis menulis
III. DASAR TEORI
Data dan informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan cara,
antara lain dalam bentuk tabel, diagram, grafik, maupun peta. Penyajian
dalam bentuk peta mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
bentuk lain, khususnya untuk penyajian data yang berhubungan dengan
lokasi, distribusi, dan masalah keruangan. Melalui peta, akan dapat
diketahui dengan tepat lokasi dan distribusi spasial fenomena permukaan
bumi.
Peta statistik merupakan suatu peta distribusi/agihan, yaitu peta yang
menggambarkan penyebaran secara geografis dari satu atau beberapa
elemen tertentu. Dalam pembuatan peta statistik, pada umumnya
digunakan diagram, yaitu suatu cara grafis untuk menyatakan data statistik
baik yang kaulitatif maupun kuantitatif.
Secara garis besar, peta statistik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu peta
statistik kualitatif dan peta statistik kuantitatif. Peta statistik kualitatif
adalah peta statistik yang menggambarkan distribusi secara geografis dari
satu jenis/beberapa jenis elemen tertentu tanpa memperhitungkan
nilai/kuantitasnya. Berdasarkan simbol yang digunakan, peta statistik
kualitatif dibedakan menjadi : peta statistik kualitatif dengan simbol titik,
garis, maupun area. Peta stasitik kuantitatif adalah peta statistik yang
menggambarkan distribusi geografis satu/beberapa jenis elemen tertentu
dengan memperhatikan nilai/ kuantitasnya. Berdasarkan simbol yang
digunakan, peta statistik kuantitatif dibedakan menjadi : peta statistik
kuantitatif dengan simbol titik, garis, maupun area.
Penyajian data dalam peta statistik, pada umumnya digunakan diagram.
Beberapa jenis diagram yang dapat digunakan antara lain :
1. Diagram Garis
Diagram garis merupakan salah satu diagram yang banyak digunakan,
karena sangat mudah pembuatannya maupun interpretasinya. Diagram
garis ditekankan penggunaannya untuk melihat perkembangan suatu
fenomena, dan digunakan untuk data-data yang bersifat kontinyu,
misalnya suhu, curah hujan, dsb. Diagram ini berbentuk garis, pada
sumbu vertikal (sumbu Y) untuk mencerminkan variabel tertentu seperti
jumlah, atau nilai, sedangkan sumbu horisontal (sumbu X) digunakan
untuk mencerminkan variabel bebas (misalnya waktu : tahun, bulan,
jam, dsb). Diagram garis dibedakan lagi menjadi : diagram garis
sederhana, diagram garis campuran, dan diagaram garis gabungan.
2. Diagram Batang
Diagram batang atau diagram pias sering digunakan dalam peta statistik,
karena memiliki kelebihan antara lain : mudah pembuatannya, mudah
interpretasinya, dan memberikan informasi yang cukup. Diagram batang
ditekankan penggunaannnya untuk menunjukkan jumlah/kuantitas.
Dengan demikian, panjang batang sesuai dengan nilai/jumlah datanya,
sedangkan faktor tebal/lebar batang tidak dipentingkan. Sumbu
horisontal digunakan untuk meletakkan variabel bebas, sumbu vertikal
digunakan untuk meletakkan variabel tertentu seperti jumlah, dan
dimulai dari nol. Untuk tujuan perbandingan, data haris digambarkan
dengan skala yang sama. Diagram batang dibedakan lagi menjadi :
• Diagram Batang sederhana : digunakan apabila data yang
digambarkan hanya satu jenis
• Diagram Batang Campuran : digunakan untuk tujuan perbandingan,
setiap batang diletakkan secara berdampingan, satu batang untuk
menggambarakan satu data
• Diagram Batang Gabungan : ditekankan penggunaannya untuk melihat
total jumlah suatu data. Dengan demikian, panjang total/keseluruhan
batang sesuai dengan total datanya.
• Mirrored Bar Graph : diagram batang yang mempunyai dua sisi untuk
menunjukkan data yang bertolak belakang (misalnya data lahir – mati,
laki-laki – perempuan, dsb).
3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran berbentuk lingkaran 3600, ditekankan untuk
perbandingan kuantitas data. Lingkaran dibagi-bagi ke dalam beberapa
segmen/bagian, sehingga jumlah segmen lingkaran tergantung jenis
datanya. Besarnya jari-jari lingkaran, dihitung dari akar kuadrat total
datanya ( kuantum / totaldata ). Sebagai contoh, apabila total datanya
400, maka jari-jari lingkaran yang digunakan adalah ( 400 ) = 20. Ukuran
segmen lingkaran seimbang dengan kuantitas data, dan dinyatakan
dalam prosen (%) atau pembagian berdasarkan derajatnya. Data yang
sudah dibuat dalam bentuk diagram, kemudian dimasukkan dalam peta,
sesuai dengan wilayah masing-masing, sehingga diperoleh peta statistik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta statistik
antara lain : peta yang dihasilkan harus rapi dan mudah dibaca, perlu
pemilihan diagram yang paling tepat untuk penyajian datanya, perlu
diperhatikan hal-hal yang memerlukan penekanan, untuk tujuan
perbandingan harus digunakan skala yang sama, informasi tulisan pada
peta statistik menggunakan huruf tegak/ horisontal, dan untuk
daerah daerah yang tidak bisa dibaca karena terlalu ruwet, perlu dibuat
inset
IV. HASIL
Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan
Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut :
V. PEMBAHASAN
Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan di wilayah
Kabupaten Bantu Provinsi Yogyakarta. Batas-batas wilayah kecamatan
Dlingo sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Piyungan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Playeng dan
Kabupaten Gunung Kidul, sebelah timur laut berbatasan dengan
kecamatan patuk dan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Playen dan kabupaten Gunung Kidul,
dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Imogiri. Dan
sebelah barat laut berbatasan dengan kecamatan Pleret.
Kecamatan dlingo adalah desa/kelurahan terluas di Kabupaten
Bantul dengan luasan daerahnya 55.87 km². Didalam kecamatan
Dlingo terdapat 6 desa, 58 Padukuhan, dan 327 Rukun Tetangga (RT)
yang meliputi : desa Mangunan, desa Muntuk, desa Dlingo, desa
temuwuh, desa Jatimulyo, dan desa Terong. Dari ke 6 desa tersebut,
desa Muntuk memiliki Luasan terluas yaitu 12.85 km² atau sekitar
23% dari luasan Kecamatan Dlingo sedangkan desa terkecil terdapat 2
desa yaitu desa Terong dengan luas 7.76 km² atau 13,89% dari luasan
kecamatan Dlingo dan desa Temuwuh dengan luas 7.67 km² atau
13,73% dari luas Kecamatan Dlingo.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk
pria dan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu
tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk pria
per 100 wanita. SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
Rumus : SR = Pl / Pw
SR : Sex Ratio
Pl : Jumlah penduduk Laki-laki
Pw : Jumlah penduduk perempuan
Satuan : Prosentase (%)
a. SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
b. SR = 100 berarti jumlah penduduk laki-laki sama dengan
jumlah penduduk perempuan.
c. SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan
gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan
pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya,
karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan
pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan
pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua
jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan
perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis
kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk
meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Secara agregat penduduk Kecamatan Dlingo pada tahun 2021 tercatat
40.002. Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo sebesar 716.
jiwa/km². Desa Muntuk merupakan desa yang kepadatan
penduduknya menduduki peringkat terakhir yaitu hanya 8.822
jiwa/km².

Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.860 jiwa dan penduduk


perempuan sebanyak 19.845 jiwa sehingga sex rationya sebesar
98.45. Ditinjau dari distribusi atau persebaran penduduknya,
penduduk terbanyak berada di Desa Muntuk, yaitu sebesar 8.822 jiwa
dan desa yang berpenduduk paling sedikit adalah Desa Sidomulyo
sebanyak 5.765 jiwa.
Tabel 01. Data ratio jenis kelaamin pada Kecamatan Dlingo
B
Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
e
Kelamin
r
Mangunan
i 2.397 2.538 4.935 94.44
k
Muntuk 4.435 4.387 8.822 101
u
Dlingo
t 2.904 2.965 5.866 98.04

Temuwuh 3.731 3.719 7.450 100,32


a
Jatimulyo 3.524 3.640 7.164 96.81
d
Terong
a 2.854 2.911 5.765 98.04
l
Dingo 19.845 20,157 40.002 98.45
a

Dari tabel diatas nampak bahwa rasio jenis kelamin Koecamatan


Dlingo 89.45 artinya dari setiap 1 penduduk perempuan terdapat
98.45 penduduk laki-laki. Berbeda dengan gambaran rasio jenis
kelamin secara nasional lebih banyak penduduk perempuan
dibanding penduduk laki-laki. Jika diamati masing-masing wilayah di
Kecamatan Dlingo, yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu
Desa Muntuk dengan sex ratio sebesar 101,09. Sedangkan rasio jenis
kelamin terendah94,44 terdapat di Desa Mangunan. Perbandingan
jenis kelamin disetiap desa nya tidak tarpaut jauh anatara laki-laki dan
perempuan.

VI. SIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan

Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan


Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan diperoleh simpulan sebagai berikut :

Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo pada tahun 2021


tercatat 40.002. Kepadatan penduduk Kecamatan Dlingo sebesar
716. jiwa/km². Desa Muntuk merupakan desa yang kepadatan
penduduknya menduduki peringkat terakhir yaitu hanya 8.822
jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.860 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 19.845 jiwa sehingga sex rationya sebesar
98.45. Ditinjau dari distribusi atau persebaran penduduknya,
penduduk terbanyak berada di Desa Muntuk, yaitu sebesar 8.822
jiwa dan desa yang berpenduduk paling sedikit adalah Desa
Sidomulyo sebanyak 5.765 jiwa.
Rasio jenis kelamin Koecamatan Dlingo 89.45 artinya dari
setiap 1 penduduk perempuan terdapat 98.45 penduduk laki-laki.
Berbeda dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional
lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki.
Jika diamati masing-masing wilayah di Kecamatan Dlingo, yang
memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu Desa Muntuk dengan
sex ratio sebesar 101,09. Sedangkan rasio jenis kelamin
terendah94,44 terdapat di Desa Mangunan. Perbandingan jenis
kelamin disetiap desa nya tidak tarpaut jauh anatara laki-laki dan
perempuan.
b. Saran

Pada praktikum Kartografi Tematik acara I dilakukan


Pemetaan Statistik pada 2 Oktober 2022. Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan maka dapat disarankan sebagai berikut :
Mungkin untuk pembuatan peta nya tidak semua mahasiswa
sudah bisa. Saat sebelum mengerjakan laporan praktikum bisa
diberikan contoh terlebih dahulu dalam pembuatan petany.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Robinson, et all. 1995. Element of Cartography. Canada: John Wiley &


Sons, INC

Purwanto, 2006. Laporan Praktikum Kartografi Tematik. Jur.


Geografi. UGM

Sinaga, maruli. 1999. Pemetaan Statistik. Fak. Geografi. UGM

Utomowati Rahning. 2022. Petunjuk Praktikum Acara 1 Kartografi


Tematik. Surakarta. Pendidikan Geografi FKIP UNS.
LAMPIRAN

Gambar 01. Proses pembuatan peta rasio jenis kelamin Kec. Dlingo

Gambar 02. Proses pembuatan laporan praktikum

Anda mungkin juga menyukai