Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN KONTUR DAN KEMIRINGAN LERENG

Daftar Isi

Daftar isi................................................................................................................ 1

1. Tujuan Praktikum............................................................................................. 2

2. Alat dan Bahan................................................................................................. 2

3. Prosedur Kerja.................................................................................................. 2

4. Kajian Teori...................................................................................................... 2

5. Hasil dan pembahasan

5.1 hasil............................................................................................................. 7

5.2 Pembahasan................................................................................................ 9

Kesimpulan dan saran........................................................................................... 12

Daftar pustaka....................................................................................................... 13
ACARA 4

INTERPOLASI TITIK KONTUR

DAN MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG

1. Tujuan

Setelah melakukan praktikum acara ini, diharapkan:

a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang interpolasi titik kontur dan kemiringan lereng

b. Mahasiswa dapat mengetahui cara menginterpolasi titik kontur

c. Mahasiswa mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur

2. Alat dan Bahan

Peta RBI

Kertas ganbar

Alat tulis menulis

3. Prosedur kerja

a) Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik

b) Dengan memanfaatkan garis kontur, menginterpoasi titik kontur

c) Menghitung nilai interpolasi titik kontur dari langkah b) diatas

d) Dengan memanfaatkan garis kontur, memilih salah satu area kontur untuk dihitung nilai
kemiringan lerengnya

e) Menghitung nilai kemiringan lereng dengan memanfaatkan komponen peta

4. Kajian teori
Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama.
Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi
relief secara relatif ini, diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk
daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan
garis-garis tersebut secara renggang.

Informasi relief secara absolute, diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan
ketinggiangaris tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan
adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur ini sama dengan beda tinggi antar kedua
kontur. Interval sangat bergantung kepada skala peta, juga pada relief permukaan.

Interpolasi Titik Kontur

Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama
atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta
dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis
tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta
untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.

Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah
rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek
(bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap
ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi
tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan
mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan
tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk
melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading.
Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :

a) Berbentuk kurva tertutup.

b) Tidak bercabang.

c) Tidak berpotongan.

d) Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.

e) Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.

f) Tidak tergambar jika melewati bangunan.

g) Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.

h) Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai

i) Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka
interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur
adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah
1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200
dikalikan dengan nilai skala peta.

j) Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah
berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.

k) Satu garis kontur mewakili satuketinggian tertentu.

l) Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.

m) Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.

n) Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu lembah/jurang

Kemiringan Lereng
Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua
tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya
kelerengan.

Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Leeng merupakan
parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif,
dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana
suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan
membahayakan hidrologi produksi pertanian dan pemukiman. Salah satunya dengan menbuat

Peta Kemiringan Lereng (Peta Kelas Lereng). Dengan pendekatan rumus Went-Worth yaitu pada
peta topografi yang menjaadi dasar pembuatan peta kemiringan lereng dengan dibuat grid atau
jaring-jaring berukuran 1 cm kemudian masing-masing bujur sangkar dibuat garis horizontal.

Dengan mengetahui jumlah konturnya dan perbedaan tinggi kontur yang memotong garis horizontal
tersebut, dapat ditentukan :

kemiringan atau sudut lereng dengan menggunakan rumus

S (%)=[((n-1)Ci)/(D Ps)]

Mencari Kontur Interval dengan menggunakan rumus

Ci=1/2000Ps

Mencari Panjang Diagonal dengan menggunakan rumus

D = (a^2+b^2 )

Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara: Metode Blong (1972), Metode
wentworth, Metode Lingkaran, Menggunakan Kompas Geologi

Kelas Kemiringan Lereng antara lain:

a. Kelas I =<8%

b. Kelas II = 8 15 %

c. Kelas III = > 15 25 %

d. Kelas IV = > 25 45 %

e. Kelas V = > 45 %
5. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil
Interpolasi kontur Daerah Kecamatan Limboto

Skala 1 : 50.000
1. Menentukan jarak di medan Tempat A-B

Rumus : Jarak A-B x Penyebbut Skala (PS)

Dik: Jarak A-B = 0.4 Cm

Penyebbut Skala = 50.000

Dit: jarak medan tempat A-B =..?

Peny: Jarak A-B x PS

= 0.4 x 50.000

= 20.000 Cm

= 200 M

2. Menentukan tinggi tempat A-B

Dik: Tinggi A = 155 Cm

Tinggi B = 205 Cm

Dit: Beda tinggi A-B =..?

Peny: Tinggi dari tempat A ke B

= 155 sampai 205

= 50 Cm

Maka tinggi bedanya = 50 Cm

3. Menghitung beda tinggi

Dalam persen (%)

Rumus: Beda tingi : Jarak di medan

Dik: Beda tinggi A-B = 50 Cm

Jarak A-B di medan = 200 M

Dit: Beda tinggi A-B dalam persen =.?

Peny: Beda tinggi x Jarak di medan

= 50 : 200 x 100 %

= 0.25 x 100 %
= 25 %

Dalam Derajat ()

Dik: Beda tinggi A-B = 50 Cm

Jarak A-B di medan = 200M

Dit: Beda tinggi A-B dalam Derajat

Peny: Beda tinggi x Jarak di medan

= 50 : 2000 x 1

= 0.25 x 1

= 0.25

5.2 Pembahasan

Interpolasi titik kontur

v Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik

Langkah awal yang kami lakukan sebagai praktikan yaitu terlebih dahulu menyiapkan peta RBI atau
peta tematik yang akan di amati, pada langkah ini kami mengamati peta daerah Kecamatan Limboto,
kabupaten Gorontalo untuk melakukan interpolasi titik kontur.

v Menginterpolasi titik kontur dan menentukan interval kontur

Dengan memanfaatkan garis kontur, pada tahap ini kami melakukan interpolasi titik kontur. Pada
interpolasi titik kontur ini kami interpolasi titik konturnya adalah ketinggian 230 cm. sehingga kontur
yang kami dapatkan memiliki interval masing-masing 25 cm dengan skala 1: 50.000 dari ketinggian
230 cm sampai ketinggian 130 cm yang mana kontur ini memiliki lima garis kontur.

Untuk menghitung interval kontur (Ci) dapat menggunakan rumus Ci = 1 / 2000 x Penyebut skala
(Ps). Sehingga dapat di ketahui interval kontur ini dengan memasukan rumus tersebut terhadap data
yang di peroleh dari peta RBI tersebut yaitu daerah Kecamatan Limboto yang berskala 1: 50.000
adalah 25 cm.

v Menghitung nilai interpolasi titik kontur

Interpolasi adalah mencari nilai titik yang belum diketahui nilainya, dalam melakukan praktikum
tersebut kita butuh data yang akan di hitung, misalnya data pada lyaout di atas. Untuk mendapatkan
data tersebut tahap Pertama kami harus mencari garis kontur yang ada di peta sebanyak 2 dan harus
berdekatan, setelah itu kami lihat ketiggianya yang menjadi titik A dan titik B, dan titik yang belum di
ketahui nilainya kami simbolkan dengan C agar lebih memudahkan dalam melakukan perhitungan.
Setelah di dapat garis kontur dan titik ketinggiannya maka kami tentukan interpolasinya.

Cara menentukan interpolasi yaitu menghitung jarak antara garis kontur B dengan garis kontur C
dengan menggunakan penggaris atau mistar. setelah di dapat hasilnya kemudian di catat. Sehingga
hasil yang kami dapatkan yaitu : jarak di medan tempat A-B yaitu 0.4 dan penyebut skalanya adalah
50.000 dari sksla 1 : 50.000. dengan menggunakan rumus jarak A-B x Penyebut skala dapat di
dapatkan yaitu : 0.4 x 50.000 = 20.000 cm, kemudian di rubah kedalam meter menjadi 200 M. jadi
jarak di medan tempat A-B adalah 200 M di lapangan.

Kemiringan lereng

v Menghitung tinggi tempat A-B

Pada tahap ini kami menghitung tingi tempat dari A ke B, ini di lakukan untuk mengetahui jarak atau
tinngi tempat dari A ke B berapa. Untuk menentukan tinggi tempat A-B terseebut caranya mudah,
yaitu hanya mengetahui tinggi antara ke dua tempat tersebut maka akan di ketahui perbedaan
tingginya. Tinggi tempat A yaitu 155 cm dan tinggi tempat B yaitu 205. Jadi perbedaan tinngi dari
tempat A B adalah 50 cm. Hasil ini di dapatkan dengan cara mengurangi tinnggi tempat A dengan
tinggi tempat B yaitu 205 - 155 = 50 cm. sehingga dapat di ketahui bahwa beda tinggi antara tempat
A-B adalah 50 cm.

v Menghitung beda tinggi

Untuk menghitung beda tinggi ada dua prosedur yang kami lakukan yaitu dengan mencari beda
tinggi Dalam Persen (%) dan menghitung beda tinggi Dalam Derajat ().

Untuk menghitung beda tinggi dalam persen kami menggunakan rumus Beda tinggi : jarak di
medan. Sehingga hasilnya dapat di dapat dengan memasukan data terhadap rumus tersebut yaitu
beda tinggi adalah 50 dan jarak di medan adalah 200. Beda tinggi di dapatkan dari hasil mencari
tinggi tempat antara A dan B, sedangkan jarak di medan di dapatkan dari hasil menentukan jarak di
medan tempat A-B. karena ini menghitung beda tinggi dalam persen, maka dari hasil tersebut di kali
dengan seratus persen. Sehingga hasilnya adalah 25 %.
Langkah menghitung beda tinggi dalam derajat sama dengan menghitung beda tinggi dalam persen,
yaitu beda tinggi di bagi dengan jarak di medan kemudian dari hasil bagi tersebut di kali dengan 1.
Sehingga hasilnya dapat di tuliskan adalah 0.25.
6. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahawa, semakin besar nilai
suatu titik kontur antara satu sama lain, maka akan semakin besar pula interval atau interpolasi
kontur suatu tempat tersebut. Dengan mengetahui nilai suatu tempat dari tempat A B maka akan
di ketahui pula beda tinggi antara kedua tempat tersebut.

6.2 Saran

Dalam menentukan titik interpolasi kontur dan kemiringan lereng, seharusnya di ketahui terlebih
dahulu nilai interpolasi dari kontur tersebut, sehingga kemiringan dari suatu lereng tersebut dapat di
tentukan, dan beda tinggi antara tempat yang di hitung dapat dengan mudah di ketahui.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak sekali defenisi tentang peta, tapi pada dasarnya peta adalah alat peraga, dimana melalui alat
peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya pada orang lain. Ide tentang
gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topografi, ide gambaran
penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta geologi), penyebaran jenis tanah
(peta tanah atau soil map), penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut
kedudukannya dalam ruang.

Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat
dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan
yang sangat baik dan pesat. Pengumpulan data-data geografis secara manual diperkuat dengan
teknologi seperti foto udara, foto satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta,
dari sekian banyak lembar peta kemudian disusun dalam suatu sistem yang mampu
menginformasikan peta yang banyak tadi dalam waktu cepat melalui Sistem Informasi Geografis
(SIG) yang tentunya dengan komputerisasi.

Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata dari permukaan bumi, yaitu
perbedaan perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan permukaan bumi. Relief dipresentasikan
dengan cara membuat garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai
ketinggian yang sama ( garis tersebut disebut dengan garis kontur). Peta topografi adalah peta yang
didalamnya berisi garis-garis kontur dengan ketinggian berkelipatan sesuai dengan interval
konturnya.

Alasan mengapa pada praktikum acara keempat ini mahasiswa ditugaskan untuk membuat
penampang ( profil ) dan kemiringan lereng adalah karena pada prinsipnya pembuatan garis kontur
dilakukan secara logika yaitu dengan cara interpolasi terhadap titik titik hasil pengukuran secara
langsung di lapangan. Beberapa kegunaan dari pembuatan garis kontur adalah untuk mengetahui
bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief sepertigaris kontur yang
rapat menunjukkan lereng curam/terjal sedangkan garis lereng yang renggang menunjukkan bentuk
lereng yang datar/landai.

B. WAKTU DAN TANGGAL PRAKTIKUM

Waktu : Kamis, tanggal 21 dan 28 April 2011

Tempat : Gedung FKIP baru ruang 2.02


C. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :

Melatih ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah


dan menghitung kemiringan lereng.

Dalam praktikum pembuatan peta kontur ini diharapkan mahasiswa mampu membuat peta
garis kontur dari penyebaran titik-titik ketinggian suatu wilayah tertentu.

Agar mahasiswa dapat membaca atau menelaah


bentuk bentukmedan atau relief permukaan bumi berdasarkan peta konturatau peta garis tinggi yan
g ada.

BAB II

TEORI

A. LANDASAN TEORI

Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini
berkaitan erat dengan system komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk
menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut,
diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai
media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.

Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala
tertentu.

Salah satu cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang
mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah.
Penyebaran titi-titik ketinggian tersebut diukur secara terestrial dengan mengikatkan salah satu titik
ketinggian tertentu dan titik ketinggian tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut.
Titik ketinggian tertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar teknik (TDT), titik puncak
bukit, titik pada garis pantai sebagai titik nol (0 m) atau titik tertentu yang mempunyai nilai
ketinggian. Dalam pelaksanaan pengukuran biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk
acuan ketinggian tempat adalah peta topografi atau peta rupa bumi. Karena kedua macam peta
tersebut adalah peta yang lengkap yang memperlihatkan unsur-unsur alami dan unsur-unsur buatan
manusia di atas permukaan bumi termasuk titik-titik ketinggian dan juga kontur-kontur dengan
memperhitungkan skala peta yang digunakan.
Peta kontur adalah merupakan peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu
wilayah yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena
kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang mempunyai
ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan kontur yang lain tidak akan saling
berpotongan.

Dalam pembuatan peta kontur dapat dari data hasil pengukuran secara terestrial seperti
dikemukakan di atas, tetapi juga dapat dilakukan dari hasil fotogrametris. Sebagai data dari
praktikum acara ini adalah berupa penyebaran dari titik-titik ketinggian hasil pengukuran secara
terestrial dan pola aliran sungai yang ada di wilayah tersebut. Sedang titik ketinggian sendiri adalah
titik ketinggian dipermukaan bumi yang dihitung berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut.
Sedangkan harga nol (awal) ketinggian permukaan laut dihitung atau dimulai dari titik atau garis
rata-rata antara pasang tertinggi dan surut terendah permukaan air laut pada pantai setempat.
Banyak cara untuk menentukan titik ketinggian suatu tempat antara lain dengan alat altimeter, GPS,
mengukur langsung dengan alat theodolit dari titik nol di pantai atau menggunakan data yang sudah
ada titik-titk ketinggiannya yaitu peta topografi atau peta rupa bumi. Titik ketinggian tempat yang
ada pada peta ini berupa titik trianggulasi, puncak bukit atau puncak gunung, titik ketinggian tempat
tertentu yang dianggap penting dan juga menggambarkan garis kontur. Dari titik ketinggian yang ada
tersebut, dapat digunakan sebagai titik ikat awal dari pengukuran yang dilaksanakan.

Disamping mengukur penyebaran titik-titik ketinggian tersebut, untuk membantu penarikan kontur
perlu juga diukur atau dipetakan unsur-unsur alam (geografi) yang lain seperti pola aliran sungai,
jalan, rawa dan lain-lain. Dari peta penyebaran titik-titik kontur dan unsur-unsur alam terutama pola
aliran sungai di suatu wilayah sangat membantu arah penarikan kontur, karena bentuk relief atau
bentuk medan ada kaitannya dengan pola aliran yang ada, dan terjadinya bentuk-bentuk relief atau
bentuk medan yang ada salah satunya karena adanya kikisan air.

Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada besarnya
perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan ketinggian
tersebut disebut dengan interval kontur (contour interval).

B. ALAT DAN BAHAN

Bahan dan alat beserta fungsinya yang digunakan dalam praktikum acara ke IV ini adalah sebagai
berikut :

Peta yang akan di salin (guide map): gambar /peta kontur suatu daerah.

Kertas kalkir

Kertas milimeter

Rapodograph/drawing pen

Sablon

Alat tulis dan gambar

Isolasi
Kaca pembesar (LUP)

C. CARA KERJA

Pembuatan penampang atau profil dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Diperoleh dari peta kontur

2. Langsung dibuat atau di ukur dilapangan .

Pembuatan penampang atau profil dari peta kontur

Siapkan peralatan praktikum yang akan dipergunakan.

Rekatkan guide map dengan selotip pada meja, kemudian berilah tanda dengan untuk
memperjelas kontur dengan pinsil/pulpen.

Mulailah menyalin peta dengan teliti, terutama penggambaran kenampakan garis kontur dan
nilai interval kontur yang tercantum pada peta yang dipilih dengan memperhatikan rapido atau
drawing pen berukuran apa saja yang di pergunakan, menurut peta pandu yang disalin.

Gambarlah penampang profil pada kertas milimeter, buatlah perbedaan lereng yang tergambar
menjadi lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah.

Cantumkan nama hasil praktikum, sumber yang disalin, nama dan NIM.

Kemudian salin kembali ke atas kertas kalkir

Berilah ulasan singkat mengenai hasil praktikumpada laporan kerja anda yang meliputi hasil
proses pengerjaan ,proses penggambaran yang dilakukan dan kenampakan peta yang ada.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISA HASIL PRAKTIKUM

Dari penganalisaan praktikum acara keempat ini mahasiswa harus tahu apa garis kontur , peta
kontur serta syaratsyarat untuk membuat peta kontur. Pada praktikum 4 ini mahasiswa juga dilatih
keterampilannya dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung
kemiringan lereng, yang dapat diketahui dengan cara membuat peta kontur,yaitu peta yang terdiri
daripada garis-garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang
sama (garis kontur). Adapun kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng,
besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk relief.
Karakteristik sebuah garis kontur antara lain:

o Garis kontur yang memiliki ketebalan , yang tebal biasanya terdapat CI

o Sifat dari garis kontur:

1. Semakin rapat garis kontur maka semakin terjal sebua lereng.

2. Semakin renggang garis ontur maka semakin lndai sebuah lereng.

Setelah kita megetahui semua materi kemudian kita di suruh untuk mencari Countur Indeks (CI) yang
antara lain :

Countur Indeks (CI) 2.500

Countur Indeks (CI) 2.200

Countur Indeks (CI) 1.900

Countur Indeks (CI) 1.500

Countur Indeks (CI) 1.200

B. MAMFAAT PRAKTIKUM

Adapun manfaat yang kami ( saya ) peroleh melalui acara keempat praktikum ini adalah :

1. Ketika menggambar peta, mahasiswa lebih teliti, terutama dalam hal penggambaran titik dan
garis dari peta kontur

2. Melatih ketrampilan mahasiswa dalam membuat penampang melintang/profil suatu daerah dan
menghitung kemiringan lereng.

3. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu peta kontur, bagaimana garis pada peta kontur.

a. Kemudahan

Adapun kemudahan pada praktikum ini antara lain:

Adanya panduan praktikum untuk melakukan cara kerja.

Dengan adanya kertas milimeter, memudahkan dalam mengetahui ketinggian lereng.

Tersedianya guide map (peta pandu) sehingga mudah menggambarkan hasil penampang/profil
lereng.

Tersedinya kaca pembesar (LUV) yang sngat membantu dalam praktikum ini.
b. Kesulitan

Adapun kesulitan pada praktikum 4 ini adalah:

Mahasiswa sulit membedakan ketinggian lereng pada garis-garis kontur.

Mahasiswa sulit membedakan antara garis kontur yang satu dengan garis kontur yang lainnya.

Garis kontur sangatlah rapat sehingga sulit membedakannya, bahkan ada yang tidak nampak.

Butuk ketelitian yang sangat akurat saat mempaca peta guide mapnya.

BAB IV

KESIMPULAN

Dengan acara praktikum keempat ini kita dapat mengetahui cara untuk membuat peta garis tinggi
(peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang mempunyai ketinggian yang sama dari data
penyebaran titik-titik ketinggian pada suatu daerah. Peta topografi adalah peta yang didalamnya
berisi garis-garis kontur dengan ketinggian berkelipatan sesuai dengan interval konturnya.
Sedangkan peta kontur adalah peta yang menggambarkan bentuk-bentuk medan/relief dari suatu
wilayah yang digambarkan dengan garis yang mempunyai ketinggian yang sama (kontur). Karena
kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dipermukaan bumi yang mempunyai
ketinggian yang sama, maka antara garis kontur yang satu dengan kontur yang lain tidak akan saling
berpotongan.

Penggambaran garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :

a. Berbentuk kurva tertutup.

b. Tidak bercabang.

c. Tidak berpotongan.

d. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.

e. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.

f. Tidak tergambar jika melewati bangunan.

g. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.

h. Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai

Adapun kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya kemiringan
lereng dan menunjukkan bentuk relief. Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng curam/terjal,
sedangkan yang renggang menunjukkkan bentuk lereng yang datar/landai. Untuk membuat
penampang melintang/profil suatu daerah dan menghitung kemiringan lereng maka digunakan
teknik peta kontur, yaitu peta yang terdiri daripada garis-garis yang menghubungkan titik di
permukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama (garis kontur).

Hasil penampang/profil lereng peta kontur dapat dipakai sebagai panduan keadaan pada daerah
sebenarnya. Peta kontur berfungsi sebagai penunjuk/penggambaran suatu keadaan lereng pada
suatu daerah.maka dapat dikatakan bahwa bila kita ingin mencari ketinggian suatu wilayah maka
kita harus menggunakan peta kontur untuk memudahkan dalam pencarian tersebut.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pemetaan seringkali digunakan pada ilmu matematika untuk menujukkan proses pemindahan
informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, proses tersebut sama dengan yang dilakukan oleh
kartografer,yaitu memindahkan informasi dari permukaan bumi ke dalam kertas. Hasil dari
pemindahan informasi tersebut dinamakan peta atau denah atau map.Perkembangan dalam
teknologi.
Komputer memungkinkan perpindahan media untuk pemetaan menjadi digital. Pemetaan digital
menjadi lebih fleksibel karena banyaknya jumlah informasi yang dimiliki dan mudahnya pengaksesan
informasi. Bentuk peta digital yang paling sederhana adalah memindahkan media peta yang
sebelumnya kertas menjadi gambar pada komputer, misal JPEG tanpa adanya database dengan
kemampuan interaktif (Fitriani et al.,2011).
Salah satu pemetaan dengan teknologi sederhana adalah dengan menggunakan GPS kemudian
dipindahkan datanya ke GIS. GPS Map edit merupakan salah satu software yang yang berfungsi
untuk pemrosesan data hasil dari perekaman GPS. Beberapa jenis GPS adalah Garmin, ALAN, Holux,
dan Navitel Navigator.Sedangkan GIS merupakan salah satu flowmap yang paling modern. GIS
umumnya didesain untuk manajemen dan menampilkan yang mana umumnya merupakan data yang
terkait dengan satu lokasi di bumi, bisa titik, garis atau poligon dan spasial. Flowmap dikembangkan
pada tahun 1990, dimulai dengan pengembangan program simpel untuk aliran barang dan manusia
di peta.
Diversitas pepohonan endemik dan eksotik di lingkungan Universitas Sriwijaya memiliki potensi
besar untuk dikembangkan, mengingat pentingnya menjaga kelestarian ekosistem flora pada suatu
tempat. Kekayaan flora tersebut dapat menunjang kehidupan manusia, misalnya sebagai sarana
pengambilan oksigen yang digunakan untuk bernapas, sarana rekreasi dan sarana edukasi untuk
mengetahui kekerabatan suatu spesies dan apakah spesies tumbuhan tersebut endemik ataukah
eksotik. Akan tetapi, kekayaan flora tersebut memiliki perhitungan yang sulit sehingga diperlukan
suatu metode dalam pemetaan yang lebih efisien.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum penggunaan GPS yaitu praktikan dapat mengetahui pengertian dari GPS,
Kemudian dari pengertian tersebut praktikan dapat mengetahui klasifikasi GPS Sehingga
akhirnya praktikan dapat mengetahui metode atau cara penggunaan GPS dan dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari- hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian GPS
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan system untuk menentukan
posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama kali di
kembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan i=untuk kepentingan militer
maupun sipil (survey dan pemetaan).
System GPS, yang nama asinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satelite Timing and Ranging Global
Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima/pengguna.
Satelit yang GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti),
seluruhnya berjumah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
satelit bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang di transmisikan oleh stasiun-stasiun
pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam
atomic di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima
(resiver) dari pengguna
pengontrol betugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek
kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit dan waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan
mengirim data ke satelit.
penerima bertugas menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi (posisi 3
dimensi yaitu koordinat dibumi dan ketinggian), arah, jarak, dan waktu yang diperlukan oleh
pengguna. Ada 2 macam penerima yaitu tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang termasuk resiver
tipe NAVIGASI antara lain : Topcon, Leica, Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain. Dalam bidang
survey dan pemetaan untuk wilayah terumbu karang, GPS dapat digunakan untuk menentukan
posisi titik-titik lokasi penyelaman maupun transek. Posisi yang di peroleh adalah posisi yang benar
terhadap system koordinat bumi. Dengan mengetahui posisinya yang pasti, lokasi-lokasi penyelaman
maupun transek dapat di plotkan ke dalam peta kerja.
Sekilas tentang system koordinat
Pengenalan tentang system koordinat sangat penting agar dapat menggunakan GPS secara
optimum. Setidaknya ada dua klasifikasi yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan : system
koordinat global dan system koordinat di dalam bidang proyeksi.
koordinat geografi diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajat decimal, derajat menit
decimal atau derajat menit detik.
koordinat di dalam bidang proyeksi merupakan koordinat yang dipakai pada system proyeksi
tertentu. Umunya berkait erat dengan system proyeksinya, walaupun adakalanya (karena itu
memungkinkan) digunakan koordinat geografi dalam bidang proyeksi. Membicarakan system
koordinat dalam bidang proyeksi tidak dapat terlepas dari datum yang digunakan. Ada dua macam
datum yang umum digunakan dalam perpetaan yaitu datum horizontal dan datum vertical. Dengan
demikian transformasi antar datum, antar system proyeksi, dan antar system koordinat dapat
dilakukan.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi serta informasi mengenai waktu. GPS terdiri dari 3 segmen yaitu segmen angkasa,
kontrol/pengendali, dan pengguna. Segmen angkasa terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6
orbit pada ketinggian 20.200 km dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama
dalam 12 jam). Segmen Kontrol/Pengendali terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di
Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Pada sisi
pengguna dibutuhkan penerima GPS yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena. akan
ditunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali.

2. Klasifikasi GPS
Fungsi Fungsi Tombol Garmin GPS Navigasi 60
Garmin GPS Navigasi 60 adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang dilengkapi dengan
Kompas Digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :
1. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang & bujur), koordinat pada
proyeksi peta (UTM), dll
2. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
3. Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah
4. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
5. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik.
Fungsi fungsi tombol pada keypad Receiver Garmin GPS 60 adalah sebagai berikut :

1. Tombol ON/OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan Receiver atau untuk mengatur
terang/gelap layar.
2. Tombol Zoom In dan tombol Zoom Out
Tombol ini berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk memperbesar atau
memperkecil tampilan peta dilayar.
3. Tombol FIND
Tombol Find berfungsi untuk menampilkan menu Find, berguna untuk navigasimencari suatu titik
yang telah diketahui koordinatnya (waypoint) atau mencari suatu kota (Cities).
4. Tombol MARK
Tombol Mark berfungsi untuk menyimpan posisi saat ini ke dalam waypoint.
5. Tombol QUIT
Tombol Quit berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke halaman sebelumnya.
6 Tombol ROCKER
Tombol Rocker berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada tampilan di layer.
7. Tombol PAGE
Tombol Page berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke halaman berikut.
8. Tombol MENU
Tombol Menu berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan halaman atau kalau
ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama.
9. Tombol ENTER
Beberapa fungsi tombol ini adalah sebagai berikut :
Untuk memilih menu/submenu Untuk memasukkan data (misalnya memasukkan koordinat ke
waypoint).
Dibagian belakang Receiver Garmin GPS terdapat :
1. Port untuk koneksi kabel ke antena luar.
2. Port untuk koneksi kabel ke batterai luar.
3. Port untuk koneksi kabel USB ke computer.
4. Kunci penutup batterai.
5. Tempat batterai.
Tampilan Informasi Layar (PAGE)
Receiver Garmin GPS Navigasi 60 menampilkan informasi ke pengguna dalam bentuk halaman per
halaman (page) informasi di layer monitor, ada lima (5) tampilan halaman informasi yang terdiri dari
Satelite Page, Trip Komputer Page, Map Page, Compass Page, Main Menu Page. Untuk pindah dari
tampilan halaman satu ke halaman lainnya dapat melakukan dengan menekan tombol PAGE atau
QUIT.
1. Satellite Page
Menampilkan informasi jumlah satelit yang diterima dalam bentuk diagram batang dan sky plot,
posisi atau koordinat Geografi (lintang dan bujur) serta ketelitian koordinat.
2. Trip Komputer Page
Menampilkan informasi data untuk navigasi seperti kecepatan, arah, jarak, waktu, posisi, ketinggian
dan lain-lain
3. Map Page
Menampilkan peta dan informasi navigasi (sesuai kebutuhan). Pada tampilan halaman peta ini
beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Zoom IN/OUT (memperbesar atau memperkecil) tampilan skala peta. Menampilkan titik waypoint.
Menampilkan hasil pengukuran Track (seperti jalan, dll). Mengukur jarak antara 2 titik di peta, dll.
4. Compass Page
Menampilkan informasi navigasi, pada dasarnya sama dengan Map Page :
Speed (kecepatan).
Dist To Next (jarak ke titik yang dituju).
To Course (arah/azimuth ke titik yang dituju).
Off Course, koreksi ke arah garis tujuan di lapangan (kiri atau kanan)
Track (arah perjalanan/pergerakan receiver).
Untuk mengganti/ merubah tampilan kotak informasi dapat menggunakan.
5. Main Menu
Main Menu adalah Menu untuk mengatur parameter receiver (datum, format koordinat), satuan
panjang/sudut/waktu yang diinginkan, atau informasi mengenai GPS, tinggi muka laut, waypoint,
beberapa program bantu seperti kalkulator, kalender, stopwatch, games dan lain-lain.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di jalan menuju lahan sawit dan aboretum atau di samping Laboratorium
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada hari Selasa, tanggal 7 Mei
2013.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dipakai pada praktikum ini adalah 1). Tiang kayu/bambu , 2). Jam, 3).
Kompas, 4). Benang, 5). Waterpass, 6). Data deklanasi matahari, 7). Laptop, 8). Gps, 9). Kalkulator,
10). Penggaris, 11). Alat tulis.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu :
1. Tentukan tempat yang akan diamati yang mengenai sinar matahari.
2. Tancapkan bambu ke tanah.
3. Pasang tali benang sesuai arah yang terkena sinar matahari atau mengikuti bayangan.
4. Catat dan hitung hasil yang akan digunakan dalam menentukan letak bujur lintang.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum pemetaan ini adalah :
Pengamatan I
A

200 tan = 90/200


Tan = 0,432o = 22, 538o
B 90 C koordinat = 22. 32 17 17. 28 23 = 05o 0344(posisi)
Pada jam 12 08 29, jarak antara matahari dan deklanasi terletak di lintang selatan pada 22o 32 17
Posisi bujur = 12 08 29 11 56 26 = 00. 11. 58
Konversikan dengan detik 660 + 58 = 718/ 4 = 179.5 = 2o 59 24 BT

Pengamatan II
A
tan = 114/200 = 0,95
200 = 28,39, konversikan dengan detik
= 0,39 x 60 = 24
B 114 C = 28o 23 24
Koordinat 28o 23 24 17o 29 03
= 10o54 21
Maka posisi lintangnya adalah lintang selatan, dengan lintang sebesar10o54 21
Dan posisi bujurnya adalah 13 14 10 11 56 26 = 01 17 44
Dikonversikan dengan detik, 3388/4
= 847/60 = 14,11
0.11 x 60 = 6,6
0,6 x 60 = 36
Jadi lintang bujur nya adalah 14o 6 36
B. Pembahasan
Cahaya merupakan faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya memegang
peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.
Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2).
Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang sulit. Rekayasa
lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem
perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak
ada. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas cahaya
tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau tanaman pertanian
dinaungi untuk tujuan tertentu misal camellia sinensis untuk membuat teh putih atau tembakau
untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis.
Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting. Sebagian tipe
tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau menghasilkan hasil yang baik,
namun ada juga yang tidak; misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran
melebihi 15 jam sehari tidak akan menghasilkan gula yang banyak jika tidak mendapatkan cahaya
lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak dipengaruhi lamanya penyinaran. Fenomena ini disebut
fotoperiodisme.
Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan sebagai sumber peta dasar adalah; citra foto udara,
citra satelit Landsat, citra satelit Spot, citra satelit Ikonos, dan citra satelit Quickbird. Dengan
menggunakan citra penginderaan jauh, gambaran muka bumi yang akan dipetakan akan dapat
memberikan data dan informasi yang terkini. Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan
budaya beserta batas-batas administratif maupun batas geografis akan tampak. Dengan demikian
kerangka letak (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau ditelusuri lewat citra tersebut.
Kemajuan teknologi informasi (TI) proses pembuatan peta telah terbantu, sehingga untuk melakukan
pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan peta dasar yang
dahulu banyak bersumber dari peta rupabumi, sekarang sudah banyak yang beralih menggunakan
citra penginderaan jauh.
Modul praktek mikrokontroler yang digunakan sebagai media praktikum pemprograman
mikrokontroler di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, selama ini aplikasinya masih sangat terbatas
pada aplikasi LED, keyped, motor dc, motor server, dan LCD. Untuk mengikuti perkembangan
teknologi dan juga memperluas pengetahuan mahasiswa maka dirasa perlu untuk menambah
beberapa aplikasi yang salah satunya adalah aplikasi GPS (Global Positioning System). GPS adalah
sistem satelit navigasi dan penentuan posisi, dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu,
secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara
simultan.
Modul praktek mikrokontroler yang digunakan sebagai media praktikum pemprograman
mikrokontroler di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, selama ini aplikasinya masih sangat terbatas
pada aplikasi LED, keyped, motor dc, motor server, dan LCD. Untuk mengikuti perkembangan
teknologi dan juga memperluas pengetahuan mahasiswa maka dirasa perlu untuk menambah
beberapa aplikasi yang salah satunya adalah aplikasi GPS.
Teknologi Mikrokontroller berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pasar yang membutuhkan
suatu piranti yang dapat mendukung perangkat yang canggih namun dengan biaya yang murah.
Mikrokontroller merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih
banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil. Produsen mikrokontroller berlomba-lomba
membuat inovasi baru dalam memenuhi permintaan pasar.
Mikrokontroller adalah suatu komponen semikonduktor yang didalamnya sudah terdapat suatu
sistem mikroprosessor seperti ALU, ROM, RAM dan port I/O dan dibedakan menjadi dua jenis /tipe,
yaitu:(Wardana Lingga, 2006)
Tipe CISC atau Complex Instruction Set Computing, yaitu tipe yang mempunyai banyak instruksi
namun fasilitas internal secukupnya saja.
Tipe RISC atau Reduced Instruction Set Computing yaitu tipe yang mempunyai banyak fasilitas
internal namun jumlah instruksi lebih sedikit.
Salah satu pabrikan mikrokontroller yang cukup terkenal dan sudah banyak digunakan adalah
ATMEL, dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegards Risc processor),
teknologi AVR membuat para desainer sistem elektronika dan kendali telah diberi suatu teknologi
yang memiliki kapabilitas yang amat maju, tetapi dengan minimal.Mikrokontroller AVR memiliki
arsitektur tipe RISC yang mempunyai instruksi hanya sekitar 118 dan sebagian instruksi dieksekusi
dalam satu detak namun jika dibandingkan seri MCS51 yang mempunyai instruksi lebih banyak yaitu
255, dan dieksekusi dalam 12 siklus detak, semakin banyak instruksi membuat pemrogram lebih sulit
karena lebih kompleks dan semakin lama instruksi dieksekusi membuat lambat kecepatan
mikrokontroller. Secara umum, mikrokontroller AVR dapat dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu
keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur
dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi, dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu diseluruh dunia tanpa bergantung waktu
dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan,
percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian
bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Hingga saat ini GPS
merupakan sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik
di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS
yang cukup banyak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi,
geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga
bidang olahraga dan rekreasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini yaitu :
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan system untuk menentukan
posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit.Satelit yang GPS yang mengorbit bumi,
dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumah 24 buah dimana
21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman karena merupakan
sumber energi bagi fotosintesis tanaman.
Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang sulit. Rekayasa
lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem
perlampuan.
Berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi
tersebut antara lain GPS.
Pada pesawat GPS juga terdapat fasilitas untuk membuat peta lokasi-lokasi yang kita tinggali atau
lewati. Peta ini akan digunakan sebagai guide dalam perjalanan.

B. Saran
Pada praktikum pemetaan perlu adanya penambahan waktu, agar materi dapat dikuasai oleh
praktikan dengan baik. Ketepatan waktu pelaksanaan praktikum perlu ditingkatkan, terutama pada
shift 1/ pagi hari.

http://khayatul1234khoiri.blogspot.co.id/2015/11/pemetaan-dengan-gps-global-positioning.html

Anda mungkin juga menyukai