Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

Dosen Pengampu:
Dr. Didik Taryana, M.Si

Acara 1
Pemetaan Tanah Menggunakan Metode Poligon Terbuka

Disusun Oleh:
NAMA : Risky Rena Anggia Sari
NIM : 190722638030
Off/Tahun : H/2019

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
I. Pemetaan Tanah Menggunakan Metode Poligon Terbuka

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan kompas geologi dengan baik
dan benar.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemetaan tanah menggunakan
metode polygon terbuka dengan alat kompas geologi.
3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil dari pemetaan tanah.

II. Dasar teori


1. Teori Poligon
Pemetaan merupakan kegiatan pendukung rekayasa yang turut
menentukan kehandalan hasil perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, operasi, dan pemeliharaan. Ketepatan pengukuran akan
sangat membantu, terutama perencana, pelaksana, dan pengawas
dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ketepatan
pengukuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
ketepatan kerangka dasar. Kerangka dasar adalah sejumlah titik yang
diketahui koordinatnya dalam sistem tertentu yang mempunyai fungsi
sebagai pengikat dan pengontrol ukuran baru. Mengingat fungsinya,
titik-titik kerangka dasar harus ditempatkan menyebar merata di
seluruh daerah yang akan dipetakan dengan kerapatan tertentu.
Muhamadi (2004) menjelaskan bahwa kerangka dasar adalah sejumlah
Untuk pemetaan daerah kecil, penyelenggaraan titik-titik kerangka
dasar umumnya digunakan metode poligon. Karena metode poligon
dapat menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan ketelitiannya dapat
memadai, terutama poligon tertutup dan terbuka terikat sempurna,
untuk pemetaan topografi. Poligon adalah serangkaian garis berurutan
yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi.
Secara umum poligon dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu poligon
tertutup, terbuka terikat sempurna, dan poligon terbuka tidak terikat
(Muhamadi, 2004). Poligon berasal dari kata poligon yang berarti
poli: banyak dan gon (hilang): titik. Yangkita maksud disini adalah
poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan
yangmemiliki titik dimana titik tersebut mempunyai sebuah koordinat
X dan Y.

II.1. Poligon Kerangka Dasar


Pada daerah yang relatif sempit (20 km x 20 km) biasanya
menggunakan pengukuran dengan cara poligon. Poligon disini
merupakan kumpulan titik-titik yang terhubungkan dalam suatu
garis khayal. Dalam penentuan koordinat titik satu ke titik lain,
pekerjaan pengukuran harus meliputi :
1. Koordinat titik awal/ akhir
Koordinat ini bisa diketahui dari pengukuran-pengukuran
sebelumnya atau ditentukan sembarang.
2. Azimuth awal/ akhir
Azimuth dapat ditentukan dari perhitungan koordinat yang
sudah ada, pengamatan astronomi (bintang/ matahari) ataupun
pengukuran dengan menggunakan teodolit kompas.
3. Jarak
Pengukuran jarak merupakan data yang diperoleh dari
lapangan, dapat dilakukan dengan cara manual (menggunakan
pita ukur) ataupun dengan menggunakan teodolit. Dalam
pengukuran jarak, dibuat selurus mungkin antar titik-titik
polygon dan juga jika kondisi tanah miring, usahakan dalam
pengukuran jarak pita ukur dalam posisi sedatar mungkin.
4. Sudut dalam
Sudut juga ditentukan berdasarkan hasil pengukuran di
lapangan. Pengukuran sudut ini menggunakan alat ukur teodolit
dengan arah putaran alat sebaiknya searah dengan jarum jam.
Gambar 1. Contoh Poligon

II.2. Bentuk polygon


1. Poligon Terbuka : titik awal tidak dijadikan sebagai titik akhir

Gambar 2. Contoh Poligon Terbuka

2. Poligon Tertutup : Titik awal dan titik akhir koordinat


berhimpit (satu titik), berawal dan berakhir di satu titik.

Gambar 3. Contoh Poligon Tertutup

3. Poligon Bercabang : poligon terbuka yang memiliki cabang

Gambar 4. Contoh Poligon Bercabang

4. Poligon Kombinasi : perpaduan anatara poligon terbuka dan


poligon tertutup.

Gambar 5. Contoh Poligon Kombinasi


2. Kompas Geologi
2.1. Kompas Geologi dan Bagian-Bagiannya
Kompas Klinometer dan ”hand level” merupakan alat-alat
yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat
digunakan untuk mengukur kedududkan unsur-unsur struktur
geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga
fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini
adalah ”Brunton” atau tipe Brunton dari berbagai merk.

Bagian-bagian utama kompas geologi terdiri dari :


a. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara
magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu
terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita
kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari
satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk
posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus
diputar. Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian
mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung
utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru
atau putih).
b. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas
geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat
dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas
kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah
utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur
(E) dan barat (W). (Gambar 5)
Gambar 5. pembagian Derajat Pada Kompas Geologi

c. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya
kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng.
Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan
gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala (Gb.
6). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan
persen.

Gambar 6. Klinometer

Gambar 7. Membaca Klinometer.

d. Penunjuk Arah (sighting arm)


Gunanya adalah untuk menunjukkan arah mata angin sesuai
jarum kompas.
2.2. Bagian-bagian Kompas Brunton
Gambar 8. Kompas Geologi tipe Brunton

a. Folding sight : Digunakan dalam pengukuran bearing dan


inclination sighting, digunakan juga sebagai bagian penutup
kompas.
b. Lid : Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial
line, dan sighting window yang berguna ketika membidik
suatu sasaran.
c. Mirror : Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai
alat yang membantu untuk melihat sasaran, terutama ketika
mengukur arah dengan kompas sejajar pinggang.
d. Axial line : Berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas
dengan sasaran yang dibidik.
e. Sighting window : Lubang yang terletak pada lid,
ditengahnya dilewati oleh axial line, berfungsi untuk
membidik suatu sasaran di hadapan pengamat dengan tepat.
f. Bull’s eye level: Terletak di bagian utama kompas,
berfungsi sebagai indikator horizontal dari kedudukan
kompas geologi.
g. Clinometer level : Terletak di bagian utama kompas dan
dapat diputar melalui bagian bawah kompas geologi,
berfungsi sebagai indikator horizontal ketika mengukur
kemiringan suatu objek.
h. Graduated circle : Lingkaran pembagi derajat, merupakan
bagian yang ditunjuk oleh jarum kompas.
i. Index pin : Suatu titik di dekat permukaan graduated circle
yang berfungsi untuk penyesuaian deklinasi magnetik.
j. Compass needle : Merupakan batang jarum yang berfungsi
menunjuk utara dan selatan dari medan magnet bumi.
k. Lift pin : Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah
dari jarum kompas agar dapat diamati dengan baik.
l. Adjusting screw : Berfungsi untuk mengubah graduated
circle agar kompas menunjukkan posisi geografi yang
benar.
m. Wire coil : Merupakan lilitan pada jarum kompas yang
dapa digeser, berfungsi sebagai pemberat untuk
menyesuaikan inklinasi magnetik.
n. Hinge : Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat,
terdapat dua buah pada kompas geologi, hinge pada
sighting arm dan hinge pada lid.
o. Sighting arm : Merupakan lengan pada sisi kompas,
berfungsi terutama saat membidik suatu sasaran, dan
indikator arah suatu kemiringan objek ketika mengukur
kemiringan (dip).
p. Open slot : Merupakan lubang pada sighting arm,
ditengahnya terdapat benang aksial, berfungsi untuk
membantu membidik sasaran dengan tepat.
q. Peep sight : Berfungsi untuk membidik objek dalam
pengukuran azimuth.
r. Pivot needle : Jarum vertikal yang berfungsi sebagai poros
berputarnya jarum kompas.
s. Jewel : Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan
pivot needle, berfungsi menahan tubuh jarum kompas
diatas pivot needle.
2.3. Cara Pembacaan Kompas Geologi
Kita mengenal adanya dua jenis skala kompas, yaitu
azimuth dan kwadran. Pada kompas Azimuth (pembagian
lingkaran 360o) selalu dibaca jarum Utara melalui timur, dan
kemudian diamati angka yang ditunjukannya. Biasnya jarum
utara dibedakan dengan jarum selatan dengan diberi tanda putih
atau merah pada ujungnya.
Untuk menyatakan arah, dibaca N 220oE, berarti arah yang
ditunjukan kompas adalah barat daya (pembacaan selalu
mengikuti pi\utaran N-E). Pada kompas kuadaran (Pembagian
lingkaran 90o), dibaca jarum Utara, disebutkanangka yang
ditunjukan, dan letak kwadran yang ditujujan jarum utara,
Umpamanya S 45o E, berarti arah yang ditunjukan adalah
tenggara.
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya
diperiksa trelebih dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya
telah disesuaikan denga keadaan tempat pekerjaan. Inklinasi
adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh
perbedaan letak geografis suatu daerah terhadap kutub bumi.
Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita
berada di dekat / di sekitar Equator, dan semakin bertambah
besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian,
maka tiap tempat diatas muka bumi ini akan mempunyai sudut
deklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat
digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal.
Untuk menanganinya, bisa digunakan beban yang dapat digeser
sepanjang jarum kompas dan diletakan pada bagian jarum yang
bermagnet.
2.4. Penggunaan Kompas Geologi
Penggunaan kompas geologi antara lain adalah sebagai
berikut :
2.4.1. Menentukan arah
Arah yang dimaksud disini adalah arah dari titik tempat
pengukuran ketempat yang dibidik atau yang dituju.
Cara menembakkan kompas untuk menentukan arah
dapat dengan cara:
a. Kedudukan Kompas Setinggi Pinggang atau Dada
Cara kerjanya :
 Kompas dipegang setinggi pinggang atau
dada
 Kompas dibuat horizontal dan dipertahankan
sedemikian ruoa, selama penembakan.
 Cermin diatur sedemikian rupa sehingga
terbuka kira-kira 135o menghadap sasaran
dan sighting arm dibuka horizontal dengan
peep sight ditegakan.
 Kompas diputar sedemikian rupa sehingga
sasaran tampak pada cermin dan berhimpit
dengan ujung sighting arm dan garis pad
cermin.
 Baca ujung utara kompas setelah jarum tidak
bergerak, hasil pembacaan adalah arah
sasaran yang dimaksud.

Gambar 9. Cara Menentukan Arah dengan


Kedudukan Kompas Geologi Setinggi Dada
atau Pinggang
Gambar 10. Kedudukan Kompas dengan
Bukaan Cermin Kompas

b. Kedudukan Kompas Setinggi Mata


Cara kerjanya :
 Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting
arm dibuka dan peep sighn ditekuk 90o.
 Kompas dipegang dengan tangan kanan
yang ditekung pada posisi horizontal.
 Bidik sasaran melalui peep sigh dan sighting
window.
 Kompas dihorizontalkan nivo dilihat melalu
cermin.
 Baca ujung selatan jarum kompas setelah
jarum kompas diam. Hasil pembacaan
adalah arah yang dimaksud.
Gambar 11. Cara Menentukan Arah Dnegan
Kedudukan Kompas Geologi Setinggi Mata

Gambar 12. Kedudukan Bukaan Cermin


Kompas Geologi

III. Metode
Dalam melakukan pemetaan poligon terbuka pada praktikum ini
menggunakan metode kompas geologi, dimana pengukuran yang
dilakukan adalah pegukuran sudut azimuth.

IV. Alat dan Bahan


1. Alat :
- Kompas geologi
- Yalon
- Pita ukur
- Alat tulis
- Busur dan penggaris
2. Bahan :
- Kertas milimeterblock ukuran A3

V. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan kemudian tentukan lokasi yang akan
dilakukan pengukuran,
2. Menentukan titik-titik pengukuran,
3. Menandai masing – masing titik dengan yalon,
4. Mengukur jarak antar titik,
5. Membidik titik misal A ke B dengan yalon sebagai patokannya,
6. Menentukan titik akhir pengukuran
7. Mencatat nilai azimuth yang telah diperoleh
8. Menggambarkan data hasil pada milimeter block
9. Menganalisis data

VI. Diagram Alir

Menyiapkan Alat Menentukan lokasi Menentukan Titik


dan Bahan pengukuran Pengukuran

Melakukan
Pengukuran Dengan Mengukur Jarak Menandai Titik-titik
Membidik Kompas Antar Titik Dengan Yalon
Pada Yalon

Mencatat Nilai Menggambarkan


Azimuth Yang Telah Data Hasil Pada Menganalisis Data
Diperoleh Millimeterblock

VII. Hasil
1. Hasil penggambaran polygon terbuka
2. Tabel perhitungna polygon
Tabel 1. Hasil Pengukuran Di Lapangan Basker A2
Titik Azimuth Jarak d sin α d cos α Titik
(α) (d)
Q1 Q1
92 8,10 m 8,095 -0,282
A A
123 20,7 m 17,36 -11,27
B B
38 39 m 24,01 30,732
C C
124 20,4 m 16,91 -11,407
D D
54 13,67 m 11,059 8,035
Q2 Q2

VIII. Pembahasan
Pada praktikum acara 1, praktikan melakukan pemetaan tanah
menggunakan metode polygon terbuka dengan alat kompas geologi.
Metode pengukuran polygon merupakan serangkaian pengukuran garis
lurus yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi. Tujuan dari
pengukuran polygon sendiri adalah untuk menentukan titik-titik
control koordinat atau titik ikat pengukuran. Pemetaan polygon
terdapat 2 macam yaitu polygon terbuka dan polygon tertutup. Untuk
polygon terbuka sering digunakan untuk menganlisis jalan, jembatan
dan lainyya sedangkan polygon tertutup lebih banyak digunakan untuk
mencari luasan wilayah atau bangunan. Pada pengukuran metode
polygon terbuka tidak dilakukan pengukuran anatra titik akhir dengan
titik awal sehingga bentuk polygon disebut polygon terbuka. Bentuk
polygon memiliki dua jenis seperti polygon terbuka,dan polygon
terbuka terikat sempurna. Polygon terbuka merupakan rangkaian titik,
dimana titik awal dan akhir tidak berhimpit atau titik awal tidak sama
dengan titik akhir. Polygon terbuka terikat sempurna adalah polygon
yang titik awal dan akhir terikat oleh koordinat dan azimuth atau oleh
dua koordinat pada awal dan akhir pengukuran. Polygon jenis ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan polygon terbuka lainnya. Pad
apolygon ini kesalahan sudut serta kesalahan jarak dapat di control
dengan diketahuinnya azimuth awal dan koordinat awal serta azimuth
akhir dan koordinat akhir.
Untuk melakukan pemetaan perlu disiapkan alat dan bahan seperti
kompas geologi, tongkat yalon, pita ukur dan alat tulis untuk mencatat
hasil dari pengukuran. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu
mennetukan lokasi. Praktikan mengambil lokasi Lapangan Basket A2
di Universitas Negeri Malang sebagai lokasi ukur. Dengan pengukuran
dimulai pada titik selatan kemudian bergerak ke arah utara.
Pembidikan dilakukan dengan menembakkan arah bidik kompas ke
arah tongkat yalon pada titik berikutnya dengan memperhatikan titik
bidik melalui peep sigth dalam pengukuran azimuth. Berikut adalah
data yang diperoleh :
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran di Lapangan
Titik Jarak Azimuth
Q1 ke A 8,10 m 92 °
A ke B 20,7 m 123 °
B ke C 39 m 38 °
C ke D 20,4 m 124 °
D ke Q2 13,67 m 54 °

Tabel 3. Ukuran Lapangan dan Luasnya


Titik Panjang Luas Lapangan
A ke B 20,7 m = (a+b) x t / 2
B ke C 39 m = (39 + 34,17) x 20,4 /
C ke D 20,4 m 2
D ke A 34,17 m = 73,17 x 20,4 / 2
= 1.492,668 / 2
= 746,334 m2

Pada pengukuran , praktikan menetukan 4 titik ukur dengan


symbol A sebagai titik ukur pertama, B tidik ukur keduam C titik ukur
ketiga dan D untuk titik ukur akhir serta 2 titik lainnya sebagai titik
control yang disimbolkan dengan Q1 sebagai titik control awal dan Q2
sebagai titik kontro akhir. Untuk perolehan data sendiri seperti pada
tabel 2. Setalah data yang diperoleh dan dilakukan perhitungna
kemudian digambarkan pada kertas milimeter block dengan skala 1 :
300. Untuk pengoreksian sendiri, sebenarnya dibutuhkan data polygon
tertutup sebagai perbandingan. Namun karena praktikum hanya
dilakukan untuk pemetaan polygon terbuka saja sehingga tidak dapat
dilakukan pengorekian data karena tidak ada data pembanding.

IX. Kesimpulan
Metode polygon merupajan salah satu cara untuk menentukan
posisi horizontal melalui banyak tiitk. Tujuan dari penggunaan metode
ini adalah untuk menentukan koordinat titik -titik ikat pengukuran,
yang diukur anatar alain adalah Panjang sisi-sisi polygon, besar sudut
titik-titik ukur dan beasr sudut miring titik-titik ukur polygon. Polygon
terbuka terikat sempurna memiliki kelebihan dibandingkan dengan
polygon terbuka lainnya. Pada polygon ini kesalahan sudut serta
kesalahan jarak dapat di control dengan diketahuinnya azimuth awal
dan koordinat awal serta azimuth akhir dan koordinat akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2009. Modul Kerja 1 : Praktek Pengukuran Dan Penggambaran


Polygon. (online)
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/15129/mod_assign/intro/modul
%20kerja%20pemetaan%201%20-%20selesai.pdf (diakses pada 26
Oktober 2020)

Bayu , Y. 2012. Kompas Geologi Dan Kegunaannya. (online)


https://geologidokterbumi.wordpress.com/2012/05/18/kompas-
geologi-dan-kegunaannya/ (diakses pada 27 Oktober 2020)

Zulkarnain, I. 2011. Korelasi Perlakuan Lapang Terhadap Galat Tereduksi


Polygon Terbuka. (online)
https://www.researchgate.net/publication/324804160_Korelasi_Per
lakuan_Lapang_terhadap_Galat_Tereduksi_Poligon_Terbuka
(diakses pada 27 Oktober 2020)

Lampiran

1. Tabel perhitungan
Lokasi : lapangan basket A2, Universitas Negeri Malang

Tabel 4. Perhitungan Sin Dan Cos


Titik d sin α d cos α
Q1 = 8,10 x sin (92°) = 8,10 x cos (92°)
= 8,10 x 0,9993 = 8,10 x (-0,0348)
= 8,095 = - 0,282
A = 20,7 x sin (123°) = 20,7 x cos (123°)
= 20,7 x 0,838 = 20,7 x (-0,544)
=17,36 = - 11,27
B = 39 x sin (38°) = 39 x cos (38°)
= 39 x 0,615 = 39 x 0,788
= 24,01 = 30,732
C = 20,4 x sin (124°) = 20,4 x cos (124°)
= 20,4 x 0,829 = 20,4 x (-0,559)
= 16,91 = - 11,407
D = 13,67 x sin (54°) = 13,67 x cos (54°)
= 13,67 x 0,809 = 13,67 x 0,587
= 11,059 = 8,035

2. Peta hasil pemetaan polygon terbuka


Lokasi : lapangan basket A2, Universitas Negeri Malang

3. Gambar sketsa lapangan basket sebagai lokasi pengukuran


Lokasi : lapangan basket A2, Universitas Negeri Malang
4. Gambar proses pengambilan data

Anda mungkin juga menyukai