Anda di halaman 1dari 59

MODUL PRAKTIKUM

GeODESI

NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan revisi Modul
Praktikum Geodesi ini. Dengan tersusun Modul Praktikum Geodesi
ini diharapkan menjadi panduan yang baik sehingga selama
menjalankan Praktikum Geodesi dapat berjalan dengan lancar.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Modul Praktikum Geodesi ini dan dapat
direvisi yang menyeluruh.
Kami menyadari bahwa Modul Praktikum Geodesi ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran untuk
perbaikan dan penyempurnaan dari modul ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENGENALAN ALAT UKUR ........................................................................... 1

1.1 Tujuan ................................................................................................................... 1

1.2 Definisi ................................................................................................................... 1

1.3 Jenis-jenis Alat Ukur ........................................................................................... 1

BAB II JARAK DAN SUDUT ......................................................................................... 35

2.1 Tujuan ................................................................................................................... 35

2.2 Definisi ................................................................................................................... 35

2.3 Pelaksanaan Praktikum ....................................................................................... 37

BAB III BEDA TINGGI .................................................................................................. 39

3.1 Beda Tinggi ........................................................................................................... 39

3.2 Definisi ................................................................................................................... 39

3.3 Pelaksanaan Praktikum ....................................................................................... 39

BAB IV POLIGON TERBUKA DAN TERTUTUP .................................................... 43

4.1 Tujuan ................................................................................................................... 43

4.2 Definisi ................................................................................................................... 43

4.3 Pelaksanaan Praktikum ....................................................................................... 43

BAB V PENGUKURAN KOORDINAT (X, Y, Z) (TOTAL STATION) ................... 48

5.1 Tujuan ................................................................................................................... 48

5.2 Definisi ................................................................................................................... 48

5.3 Pelaksanaan Praktikum ....................................................................................... 48


ii
BAB I
PENGENALAN ALAT UKUR

1.1 Tujuan
a. Mampu menjabarkan fungsi dari alat ukur
b. Mampu mengoprasikan alat-alat ukur dalam praktikum mata kuliah geodesi

1.2 Definisi
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu
besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah
diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standar (SI atau SNI). Alat pembandingnya
disebut sebagai alat ukur. Kegiatan pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang
ilmu geodesi,

1.3 Jenis – jenis Alat Ukur


1.3.1 Meteran
Meteran atau sering disebut pita ukur (tape) bahkan ada juga yang
menyebutnya rol meter karena pada umumnya alat ukur ini dalam
bentuk gulungan atau rol. Meteran merupakan alat yang umum
digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Terdapat 2
satuan ukuran yang biasa digunakan yaitu satuan Inggris (Inch, feet,
yard) dan satuan metric (mm, cm, m).

1
1.3.1.1 Bagian-Bagian Meteran
1) Kotak Meteran, berfungsi sebagai wadah atau
tempat dari pita meteran ketika telah digunakan.
2) Pita Meteran, pita yang memiliki nilai berupa angka
maupun garis.
3) Pemutar, berfungsi untuk menggulung maupun
mengulur dari pita meteran.
4) Plat Ujung Meteran, merupakan bagian titik nol dan
sebagai tempat memegang pita meteran.
5) Gantungan Kotak Meteran, lubang yang biasa
digunakan untuk menggantung alat meteran.

1.3.1.2 Cara Menggunakan Meteran


Langkah kerja :
1) Lakukan oleh 2 orang.
2) Seorang memegang plat ujung meteran dan
meletakkan angka nol meteran di titik pertama.
3) Seorang lagi memegang kotak rol meteran menuju ke
titik pengukuran lainnya. Tarik meteran selurus
mungkin dan letakkan meteran di titik yang dituju.
2
4) Lalu baca angka meteran yang tepat di titik tersebut.

1.3.2 Kompas

Kompas Geologi merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui


arah mata angin terutama arah utara atau selatan, mengukur kemiringan
lereng atau slope, azimuth, kedudukan batuan, unsur-unsur geologi
lainnya dan dapat digunakan dalam kegiatan survei lapangan.
1.3.2.1 Bagian-Bagian Kompas Geologi
a) Bagian Visir
1) Peep Sight, berfungsi untuk membidik objek dalam
pengukuran azimuth.
2) Sighting Arm, merupakan lengan pada sisi kompas
terutama saat membidik suatu sasaran dan indikator suatu
arah kemiringan objek.
3) Open Slot, lubang pada Sighting Arm, ditengah terdapat
benang aksial berguna dalam membantu membidik objek
dengan tepat.
4) Hinge, merupakan sendi kompas yang dapat dilipat.
b) Bagian Utama
1) Jarum Magnet, Ujung jarum bagian utara selalu mengarah
ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara geografi).

3
2) Lingkaran Pembagian Derajat (graduated circle), ada 2
macam pembagian derajat, yaitu : kompas Azimuth
dengan pembagian derajat dimulai 0° pada arah utara (N)
sampai 360°, tertulis berlawanan dengan arah peputaran
jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat
dimulai 0° pada arah utara (N) dan selatan (S), sampai 90°
pada arah timur (E) dan barat (W).
3) Klinometer (Clinometer Level), digunakan untuk
mengukur kemiringan atau dip lereng. Letaknya berada
dibagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung
pengatur horizontal dan pembagian skala.
4) Nivo Mata Lembu (Bull’s Eye Level), digunakan untuk
mengukur arah kemenerusan/ jurus/ strike.
5) Nivo Tabung, digunakan untuk mengukur sudut.
6) Tombol Pengunci (Lift Pin), digunakan untuk
mengunci jarum penunjuk saat mengukur.
c) Bagian Penutup
1) Cermin (Mirror), cermin yang terletak pada Lid,
berguna untuk membantu melihat sasaran objek pada saat
pengukuran.
2) Garis Aksial (Axial Line), indikator kesejajaran kompas
dengan objek sasaran.
3) Lid, penutup kompas dan tempat cermin, Axial Line dan
Sighting Window.
4) Sighting Window, lubang yang dilewati oleh Axial Line
berguna untuk membantu membidik objek.

4
5) Folding Sight, digunakan dalam pengukuran
bearing dan digunakan sebagai penutup kompas.

1.3.2.2 Cara Menggunakan Kompas Geologi


a) Memeriksa Inklinasi dan Deklinasi
Langkah awal sebelum menggunakan kompas geologi di lapangan
yaitu diperiksa inklinasi dan deklinasinya apakah telah sesuai
dengan keadaan lokasi.
1) Inklinasi
Inklinasi merupakan keadaan dimana jarum magnit tidak
berada keadaan horizontal. Jika diletakkan horizontal, maka ujung
jarum akan menyentuh kaca penutupnya, akibatnya dapat
menimbulkan kesalahan fatal saat pembacaan. Cara menanganinya
yaitu dengan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas
kearah jarum yang bermagnet.

2) Deklinasi

Deklinasi merupakan besar sudut penyimpangan yang


terbentuk antara arah utara magnetis (Magnetic North) dengan arah

5
utara sebenarnya (True North). Setiap lokasi memiliki sudut
deklinasi berbeda-beda yang dapat dilihat pada tepi peta. Kompas
yang digunakan harus disesuaikan dengan deklinasi setempat
dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas itu ke kiri
atau ke kanan sesuai dengan arah Magnetic North terhadap True
North. Titik nol disesuaikan terhadap “indeks pin” pada kompas
berdasarkan besarnya deklinasi.

b) Menentukan Arah Jurusan (Azimuth)


Arah yang dimaksud disini adalah arah dari titik tempat
pengukuran ke tempat yang dibidik atau yang dituju.
1) Kedudukan Kompas Setinggi Pinggang/ Dada
Langkah kerja :

• Kompas dipegang setinggi pinggang atau dada.


• Kompas dibuat horizontal dan dipertahankan sedemikian
rupa, selama penembakan.
• Cermin diatur sedemikian rupa sehingga terbuka kira-
kira 135° menghadap sasaran dan Sighting Arm dibuka
horizontal dengan Peep Sight ditegakan.
6
• Kompas diputar sedemikian rupa sehingga sasaran
tampak pada cermin dan berhimpit dengan ujung
Sighting Arm dan garis pada cermin atau Axial Line.
Lalu tekan tombol pengunci.
• Baca ujung utara kompas setelah jarum tidak bergerak.
Catat hasil pembacaan adalah arah sasaran yang
dimaksud.

2) Kedudukan Kompas Setinggi Mata


Langkah kerja :
• Tutup kompas dibuka kira-kira 45° Sighting Arm dibuka
dan Peep Sight ditekuk 90°.
• Kompas dipegang dengan tangan kanan yang ditekung
pada posisi horizontal.
• Bidik sasaran melalui Peep Sight dan Sighting Window.
• Kompas dihorizontalkan, nivo mata lembu dilihat
melalu cermin. Lalu tekan tombol pengunci.
• Baca ujung selatan jarum kompas setelah jarum
kompas diam. Catat hasil pembacaan adalah arah yang
7
dimaksud.

C) Mengukur Sudut Lereng (Slope)


Keadaan dimana ada bidang yang tidak rata, disebabkan ada
bidang yang tinggi dan ada bagian yang rendah.
Langkah kerja :
1) Tutup kompas dibuka kira-kira 45° Sighting Arm
dibuka dan Peep Sight ditekuk 90°.

2) Kompas dipegang dengan tangan kanan (dibantu dengan tangan


kiri) yang ditekuk pada posisi vertikal.
3) Sasaran dibidik melalui Peep Sight dan Sighting Window.
4) Klinometer dihorizontalkan (dilihat lewat cermin) dengan menutar
tangkai di belakang kompas.
5) Baca sudut pada busur setengah derajat lingkaran. Catat hasil dari
pembacaan.

8
1.3.3 GPS (Global Positioning System)
GPS atau Global Positioning System merupakan sistem
navigasi yang menerima sinyal dari satelit yang mengelilingi bumi.
Setiap satelit mengirimkan sinyal unik dan parameter orbital yang
memungkinkan perangkat GPS untuk memecahkan dan menghitung
lokasi pengguna tepat dari satelit dalam bentuk koordinat.
Terdapat 2 koordinat geografis yaitu koordinat bujur dan lintang.
Koordinat bujur yaitu koordinat yang menunjukkan posisi timur atau
barat, sedangkan Koordinat lintang menunjukkan posisi utara atau
selatan. Faktor atmosfer tertentu dan sumber kesalahan lainnya yang
dapat mempengaruhi akurasi pengguna GPS. Akurasi GPS biasanya
dalam jarak 10 meter.

1.3.3.1 Bagian-Bagian GPS (Global Positioning System)

6) Antena Internal, berfungsi menerima sinyal dari


satelit.
7) Layar GPS, berfungsi menampilkan informasi yang
sedang diproses GPS.

9
8) Tombol Navigasi, menavigasi pada layar peta yang
ditampilkan GPS.
9) Port USB, terletak dibagian belakang GPS sisi atas
yang berfungsi untuk menyambungkan ke laptop
menggunakan kabel USB.
10) Tempat Baterai, digunakan untuk memasang baterai
tipe AA.
11) Tombol Power (On/Off), terletak dibagian kanan atas.
Caranya dengan menekan tombol lama, kemudian GPS
akan otomatis menyala.
12) Tombol In, berfungsi memperbesar tampilan peta pada
layar GPS.

13) Tombol Out, berfungsi memperkecil tampilan peta pada


layar GPS.
14) Tombol Find, berfungsi untuk membuka menu
pencarian pada GPS.
15) Tombol Page, berfungsi untuk mengakses halaman
utama dari GPS.
16) Tombol Mark, berfungsi untuk menyimpan titik lokasi
pada saat survey menggunakan GPS.
17) Tombol Menu, berfungsi untuk membuka pilihan
menu yang ada di GPS.
18) Tombol Quit, berfungsi untuk membatalkan pilihan atau
kembali ke menu sebelumnya.
19) Tombol Enter, berfungsi untuk memilih atau ok pada
suatu menu yang akan dipilih.

10
1.3.3.2 Cara Menggunakan GPS (Global Positioning System)
a) Menyalakan GPS (Global Positioning System)
Langkah kerja :
1) Tekan tombol Power (On/Off) terletak dibagian
kanan atas GPS selama beberapa detik hingga layar
menyala.
2) Setelah GPS menyala, GPS akan otomatis
menunjukkan dimana lokasi praktikan berada.

b) Mengatur Tingkat Kecerahan, Melihat Keterangan


Waktu, Sinyal GPS (Global Positioning System) dan
Status Baterai
Langkah kerja :
1) Tekan sekali tombol Power (On/Off) terletak
dibagian kanan atas GPS.
2) Kemudian pada layar GPS akan muncul seperti
gambar dibawah ini :

11
3) Tekan sekali tombol Power (On/Off) terletak
dibagian kanan atas GPS, untuk meningkatkan
kecerahan hingga sesuai keinginan.
c) Melihat Banyak Satelit, Sinyal Satelit, Koordinat,
Elevasi dan Akurasi Dari GPS (Global Positioning
System)
Langkah kerja :
1) Tekan tombol Page→Satellite.
2) Kemudian layar GPS akan muncul seperti gambar
dibawah ini :

12
d) Melihat Arah Mata Angin Pada GPS (Global
Positioning System)
Langkah kerja :
1) Tekan tombol Page→Compass.
2) Kemudian layar GPS akan muncul seperti gambar
dibawah ini :

e) Rute Perjalanan (Track)


Rute Perjalanan atau track adalah arah atau jalur
perjalanan praktikan saat mulai direkam dan akan
disimpan berupa seri lokasi kemana pun praktikan
bergerak. Track berguna untuk memetakan objek yang
ditunjukan oleh garis atau bentuk, seperti jalan atau
bentuk dari sebuah lapangan.
1) Mengaktifkan Perekaman Track
Langkah kerja :

• Tekan tombol Menu→Setup

13
Pilih Track . Pada Track Log, ubah menjadi
: Record, Show On Map.
• Pastikan perekaman rute atau track pada GPS
dalam keadaan aktif sebelum praktikan melakukan
survei

2) Menon-aktifkan Perekaman Track


Langkah kerja :
Lakukan Langkah kerja seperti mengaktifkan
perekaman track.
Kemudian pilih Do Not Record.

14
3) Menyimpan Track
Langkah kerja :
Tekan tombol Menu→Track Manager.

• Pilih Current Track, yaitu perekaman rute yang


baru saja dilakukan

Lalu pilih Save Track, untuk menyimpan rute


track.

Masukkan nama track, umumnya dalam


bentuk tanggal dan waktu survei.
15
Kemudian pilih Done.

Bersihkan perekaman track dari perekaman


sebelumnya, pilih Yes.

Perhatikan akan muncul nama track yang


praktikan simpan. Ini membuktikan bahwa track
berhasil tersimpan.

f) Titik Objek (Waypoint)


Titik objek atau waypoint adalah kumpulan koordinat
yang digunakan untuk keperluan navigasi atau untuk
mengidentifikasi sebuah titik di peta. GPS dapat
menyimpan lokasi pengguna pada memori GPS
16
Ketika pengguna menyimpan sebuah lokasi,
koordinat akan disimpan dengan sebuah nama.
1) Menyimpan Titik (Waypoint)
Langkah kerja :
Tekan tombol Mark pada GPS.
• Pilih Done untuk menyimpan Waypoint

2) Melihat Daftar Titik (Waypoint)


Langkah kerja :
Tekan tombol Menu pada GPS.
Pilih Waypoint Manager. Maka akan muncul
Waypoint yang telah tersimpan.

17
3) Menghapus Titik (Waypoint)
Langkah kerja :
Tekan tombol Enter pada salah satu titik yang
akan dihapus.
Pilih Delete, maka titik akan terhapus.

1.3.4 Abney Level

Abney level merupakan alat yang biasa dipakai untuk


mengukur kemiringan lereng terdiri dari skala busur derajat. Abney
level dilengkapi dengan busur setengah lingkaran. Terdapat
beberapa kelebihan menggunakan alat abney level adalah mudah untuk
digunakan, akurat dan relatif murah.
1.3.4.1 Bagian-Bagian Abney Level
1) Badan Teropong, bagian utama pada alat abney level.
2) Lensa Pembidik, digunakan untuk membidik objek yang
akan diketahui kemiringannya.
3) Busur Setengah Lingkaran, terdiri dari skala angka yang
memiliki nilai derajat dan nilai persentase.
4) Tuas Penggerak, dapat diputar kekiri dan kekanan saat
pengukuran.
5) Waterpass, digunakan untuk mengukur kemiringan objek
18
yang dibidik. Didalam waterpas terdapat gelembung nivo
yang harus ditempatkan ditengah.
6) Kaca Teropong, kaca yang terletak diujung teropong untuk
melihat.
7) Tuas Pengunci, digunakan untuk pengunci zoom in
atau zoom out.

1.3.4.3 Cara Menggunakan Abney


Langkah kerja :
1) Pengukuran dilakukan secara tengkurap, untuk
meminimalisir kesalahan dalam pengukuran.
2) Bidik lereng dengan melihat lensa bidik.
3) Gerakkan busur setengah lingkaran hingga gelembung
nivo pada waterpass berada di posisi tengah.
4) Jika jauh dapat dizoom in dengan menggunakan tuas
pengunci.
5) Lalu dibaca dan dicatat hasil nilai derajat kemiringan dan
persentasenya pada busur setengah lingkaran.

19
1.3.5 Tripod

Tripod atau statif merupakan piranti untuk mendirikan alat di


lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki tiga yang dapat distel
ketinggiannya. Tripod terbuat dari kayu atau metal aluminium sehingga
lebih ringan. Kegunaan alat ini adalah untuk menunjang theodolit
ataupun total station.

1.3.5.1 Bagian-Bagian Tripod


1) Kaki Statif, berfungsi sebagai menancapkan alat pada
tanah.
2) Sekrup Penyetel, berfungsi mengatur ketinggian alat.
3) Sekrup Pengunci, berfungsi untuk mengunci alat agar
alat tidak jatuh.
4) Bidang Level, sebagai tempat untuk menyimpan alat.
5) Tali Pembawa, berfungsi untuk membawa alat
kemana saja.

1.3.5.2 Cara Menggunakan Tripod


20
Langkah kerja :
1) Berdirikan tripod diatas tanah/patok dengan kaki statif
yang terbuka.
2) Diatur ketinggian tripod disesuaikan dengan tinggi
pengamat dengan cara memutar sekrum penyetel ke kiri
untuk membuka dan kekanan untuk mengunci.
3) Jika sudah berdiri, aturlah tripod dengan titik tengah
patok. Lalu tancapkan kaki statif ke tanah.

4) Barulah letakkan alat theodolit diatas bidang level

21
1.3.6 Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau
kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan
digantungkan pada bagian tengah tripod tegak lurus terhadap titik.
1.3.6.1 Bagian-Bagian Unting-Unting
1) Benang, berfungsi sebagai penggantung ke tripod.
2) Pemberat, terbuat dari besi atau kuningan

1.3.6.2 Cara menggunakan Unting-unting


Langkah kerja :
1) Unting-unting digantungkan pada tripod.
2) Usahakan unting-unting tegak lurus pada titik.
1.3.7 Theodolit
Theodolit merupakan alat ukur dalam ilmu ukur tanah yang
dapat menghasilkan sudut horizontal, sudut vertikal serta jarak dan
elevasi optis (dari olahan data bacaan benang atas, benang tengah dan
benang bawah) pada rambu ukur. Untuk pengukuran dengan cara
poligon biasanya pada daerah yang relatif sempit (20 km x 20 km).
Poligon disini merupakan kumpulan titik-titik yang terhubungkan
dalam suatu garis khayal.

22
1.3.7.1 Bagian Bagian Theodolit

a) Theodolit Digital atau Theodolit Reiterasi


Pada theodolit reiterasi, plat lingkaran skala
(horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga
lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci plat nonius.

1) Pengarah Kasar, berfungsi untuk membantu


pembidikan dalam mengarahkan teropong ke target
secara kasar.
2) Sekrup Pengunci Vertikal, untuk mengunci
teropong agar tidak dapat digerakkan secara
vertikal.
3) Penggerak Halus Vertikal, untuk menggerakkan
teropong secara vertikal ke arah rambu ukur (objek)
secara halus.
4) Tembapat Baterai, berjumlah 4 buah dengan jenis
baterai A2.
5) Sekrup Pengunci Lingkaran Horizontal, untuk
mengunci badan pesawat agar tidak dapat digerakkan
23
secara horizontal.
6) Penggerak Halus Lingkaran Horizontal, untuk
menggerakkan teropong horizontal ke arah rambu
ukur (objek) secara halus.
7) Sekrup Pengatur Nivo, untuk mengatur posisi
gelembung nivo berada pada titik tengah.
8) Handle, untuk pegangan tangan pada alat.
9) Pengatur Fokus Lensa Okuler, untuk focus lensa
okuler ke objek.
10) Nivo Tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat
secara horizontal dan dapat diatur dengan 3 sekrup
penyama rata.
11) Display dan Papan Tombol, untuk pembacaan
skala lingkaran vertikal dan horizontal.

12) Nivo Kontak, berfungsi untuk menyetel posisi


sumbu I berada pada posisi vertikal.
13) Plat Dasar, untuk bertumpunya pesawat theodolit.
14) Lensa Verticalizing, untuk melihat dan
memposisikan sumbu I berimpit dengan titik
berdiri pesawat atau titik tertentu di bumi.
15) Klem Pengatur Fokus Benang, untuk memperjelas
benang pada lensa.

24
b) Theodolit Manual atau Theodolit Repetisi
Pada theodolit repetisi, plat lingkaran skala
(horizontal) ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini
dapat berputar sendiri dengan tabung porosnya sebagai
sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci
lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

1) Plat Dinding, berfungsi sebagai pelindung lingkaran


vertikal didalamnya.
2) Ring Pengatur Lensa Tengah.
3) Alat Baca Lingkaran Vertikal/Horizontal
4) Pengatur Fokus Benang Silang
5) Lensa Objektif
6) Klem Vertikal Teropong
7) Penggerak Halus Teropong
8) Klem Alhidade Horizontal
9) Penggerak Halus Horizontal
10) Nivo Kotak Alhidade Horizontal
11) Plat Dasar Instrumen
12) Nivo Tabung Alhidade Horizontal

25
1.3.7.2 Cara Menggunakan Theodolit
a) Cara Centring Alat Menggunakan Theodolit Digital
atau Theodolit Reiterasi
Langkah kerja :
1) Pastikan alat theodolit telah diletakkan pada
bidang level tripod.
2) Lalu dikunci dengan cara memutar sekrup
pengunci pada tripod ke alat theodolit.

3) Cek centring alat theodolite pada patok melalui


pandangan teleskop centring atau lensa
verticalizing. Jika belum centring coba untuk
menggeser kaki statif dan membuka sekrup
pengunci serta menggeser alat theodolite hingga
benar-benar centring.

26
4) Diatur gelembung nivo sapi dan nivo tabung
dengan memutar sekrup, dengan tujuan alat benar-
benar centring

5) Lalu hidupkan alat theodolit dengan menekan tombol


power pada papan tombol.
6) Setelah hidup, dilonggarkan sekrup vertikal dan
horizontal.
7) Lalu putar teropong lensa okuler menjadi 90 derajat,
hingga memunculkan angka derajat, menit dan
detik pada layar atau display.
8) Diatur teropong lensa okuler menjadi 90 derajat 0
menit dan 0 detik. Jika telah mendekati 90 derajat
maka kecangkan sekrup pengunci vertikal dan putar
penggerak halus vertikal hingga benar-benar angka 90
derajat 0 menit dan 0 detik

27
9) Lalu tekan tombol hold pada papan tombol agar
mengunci sudut vertikal pada layar.
10) Kemudian hadapkan alat theodolite kearah utara
dengan menggunakan kompas atau gps.
11) Lalu kunci menggunakan sekrup horizontal.
12) Tekan tombol 0 SET pada papan tombol

c) Cara Centring Alat Menggunakan Theodolit Manual atau Theodolit


Repetisi
1) Pasang statif alat kira-kira diatas titik poligon keraskan sekrup-
sekrup statif usahakan dasar alat statif sedatar mungkin untuk
memudahkan mengatur gelembung nivo mendatar.
2) Pasang alat theodolite di atas statif, keraskan sekrup pengencang alat.
3) Pasang unting-unting pada sekrup pengencang di bawah alat.
4) Jika belum tepat, aturlah dengan menggeser atau menaik turunkan
kaki alat dengan bantuan sekrup kaki sehingga unting-unting tepat
di tengah dan kaki alat diinjak kuat-kuat sehingga masuk ke dalam
tanah.
5) Ketengahkan gelembung nivo dengan bantuan ketiga sekrup
penyetel sekaligus.
6) Tentukan arah azimuth dengan menggunakan kompas.
7) Arahkan theodolith pada patok yang sudah dipasang sesuai
dengan area yang akan diukur.
28
8) Selanjutnya, setting sudut horisontal, kunci alat, dan catatlah.
Contoh, posisi theodolit di Titik A, arahkan theodolit ke Titik B
dengan sudut vertikal 0000’00’’ dan sudut horizontal 0000’00’’.
Kemudian putar alat searah jarum jam ke Titik B maka sudut
horizontal akan berubah (sudut vertikal tetap). Nilai sudut horisontal
tersebut merupakan sudut dalam Titik A. Untuk tahap selanjutnya
pindahkan alat ke Titik B, arahkan theodolit ke Titik A, setting sudut
vertikal 0000’00’’ dan sudut horizontal 0000’00’’, setelah itu putar
alat searah jarum jam ke Titik C, maka sudut horisontal akan
berubah. Catat perubahan sudut horisontal ini sebagai sudut
dalam di Titik B.

1.3.8 Total Station


Secara sederhana total station (TS) adalah gabungan kemampuan
antara theodolit elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan
pencatat data elektronik. Alat ini dapat membaca dan mencatat sudut
horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya. Bahkan
dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi
perhitungan matematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan
beda tinggi secara langsung.

1.3.8.1 Bagian-Bagian Total Station

29
1) Pegangan Sekrup
2) Garis Acuan Tinggi Instrumen
3) Penutup Baterai
4) Panel Pengoperasian
5) Tombol Layar
6) Pengunci Instrumen Dengan Pelat Bawah
7) Pelat Dasar
8) Pengatur Sekrup Kaki
9) Pengatur Sekrup Nivo
10) Nivo
11) Layar
12) Lensa Yang Menghadap Objek
13) Slot (Tancapan) Kompas
14) Pendeteksi Cahaya (Wireless)
15) Pengatur Fokus Untuk Centering
16) Penutup Lensa Pengatur
17) Lensa Pengatur Centering Yang Menghadap Mata
18) Pengunci Sudut Horizontal
19) Sekrup Penggeser Halus
20) Penyambung (Konektor) Data Input/Output
21) Konektor Tenaga Dari Luar
22) Ketinggian Pelat
23) Sekrup Pengatur Ketinggian Pelat
24) Pengunci Sudut Vertikal
25) Sekrup Penggerak Halus Vertikal
26) Lensa Ets Yang Menghadap Mata
27) Sekrup Pengatur Fokus
28) Fisir Pembidik
29) Acuan Titik Tengah Ets

30
1.3.8.2 Cara Menggunakan Total Station
Langkah Kerja :
1) Berdirikan Statif, perhatikan panjang kaki statif
usahakan harus memiliki panjang sisi yang cukup,
pada posisi yang datar, dan kepala berada di atas
center point.
2) Pasang Alat Total Statiton, letakkan TS pada statif
kemudian kunci kembali pastikan batrai alat sudah
masuk sebelumnya, fokuskan optikal plummet pada titik
pengukuran.
3) Centering Leveling, pindahkan gelembung ke tengah
tengah pada nipo mata sapi pertama dengan menaik
turunkan panjang statif lalu setelah gelembung
semakin dekat gunakan skrup leveling untuk
memasukan ke dalam lingkaran dengan tepat.
4) Verifikasi TS Secara Eletronik, Nyalakan alat, layar
akan menampilkan meas, pilih [tilt] function, setting
level foot screw ke pusat gelembung eletronik dengan
tepat, putar alat 90 derajat dan ulangi.
5) Setting Gambar Dan Fokus Garis Bidik, lepaskan klem
horizontal dan vertical dan buat layar terang, setting focus
reticle 9benang silang) hingga gambar terlihat terang,
arahkan teleskop ke target dana tur ring focus sampai
target sudah focus.

1.3.9 Rambu Ukur


Rambu ukur atau leveling road adalah alat yang terbuat dari kayu
atau campuran aluminium yang diberi skala pembacaan agar
memudahkan dalam pembacaan rambu. Alat ini berbentuk seperti
mistar yang memiliki panjang 3 hingga 5 meter.
1.3.9.1 Bagian-Bagian Rambu Ukur
1) Batang Rambu, bagian utama pada rambu ukur yang
31
dapat ditarik untuk mengatur ketinggiannya.

2) Skala Rambu, skala pembacaan yang memiliki nilai


berguna dalam pembacaan rambu

1.3.9.2 Cara Menggunakan Rambu Ukur


a) Cara Menegakkan Rambu Ukur
Langkah kerja :
1) Diatur ketinggian rambu ukur dengan menarik
batang rambu sesuai dengan kebutuhan.
2) Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-
tengah patok yang akan dibidik.
3) Usahakan rambu ukur tidak miring karena bisa
mempengaruhi dalam pembacaan.
b) Cara Membaca Rambu Ukur
Langkah kerja :
1) Pada rambu ukur terlihat angka dan kotak yang
berwarna merah dan hitam.
2) Disetiap 1 kotak bernilai 10 mm.
3) Dilihat benang yang melewati di kotak pada rambu
ukur. Lalu dibaca dan dicatat nilai nya.

32
4) Contoh pada gambar dibawah ini, nilai yang dapat
dibaca pada benang atas yaitu 0780 mm atau 78 cm
atau 0,78 m.

BT =

1.3.10 Pole
Pole merupakan alat yang terbuat dari kayu atau campuran
aluminium yang diberi skala pembacaan agar memudahkan dalam
pembacaan dalam pengukuran. Alat ini berbentuk seperti tongkat yang
memiliki panjang 3 hingga 5 meter.
1.3.10.1 Bagian-Bagian Pole

1) Batang Pole, bagian utama pada pole.


33
2) Skala Pole, skala yang dapat ditarik untuk
meninggikan pole.
1.3.10.2 Cara Menggunakan Pole
Langkah kerja :
1) Diatur ketinggian pole dengan menarik batang pole
sesuai dengan kebutuhan.
2) Letakkan dasar pole tepat diatas tengah-tengah patok
yang akan dibidik.
3) Usahakan pole tidak miring karena bisa
mempengaruhi dalam pembacaan.
1.3.11 Prisma
Prisma merupakan alat yang digunakan sebagai titik bidik dan biasa
diletakkan pada alat statif atau tongkat pole
1.3.11.1 Bagian-Bagian Prisma

1) Cermin Prisma, sebagai target di bidik.


2) Nivo, menyetel posisi prisma.

1.3.11.2 Cara Menggunakan Prisma


Langkah Kerja :
1) Pasang prisma diatas tongkat pole.
2) Putar hingga terkunci dengan keras.
3) Disetel nivo agar posisi pole lurus.

34
BAB II
JARAK DAN SUDUT

2.1 Tujuan
a. Mengetahui cara mengukur jarak dengan meteran
b. Mengetahui cara mengukur sudut dengan kompas
c. Mengetahui cara mengolah data hasil pengukuran jarak dan
sudut menggunakan kompas dan meteran.

2.2 Definisi
Ada beberapa istilah pengertian jarak dalam ilmu ukur, yaitu :
1. Jarak Miring (Slope Distance) yaitu jarak yang di ukur sepanjang garis penghubung lurus
antara 2 titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance) yaitu jarak terukur sebagai penghubung terpendek antara 2
titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang datar.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance) yaitu Jarak terpendek anatar 2 bidang datar (bidang nivo)
yang melalui kedua titik tersebut.
Ketiga jarak tersebut dapat di ilustrasikan dengan gambar sket sebagai berikut :

A’ B’ = Jarak Mendatar

A B = Jarak Miring

B’-B = Jarak Vertikal


35
Beberapa istilah sudut yang berkaitan dengan ilmu ukur yang perlu dipahami dan
dimengerti yaitu :
1. Sudut Mendatar (Sudut Horizontal) yaitu sudut yang dibentuk oleh dua bidang
normal normal yang melalui titik sudut tersebut. Sudut mendatar dihitung dari selisih
angka bacaan kedua arah/jurusan menurut arah putaran jarum jam (angka bacaan
akhir dikurangi bacaan awal).
2. Sudut Jurusan yaitu besarnya sudut mendatar pada suatu titik tertentu dengan
berpedoman pada sumbu Y positif salbi sumbu Kartesian XOY. Disini sudut Y
sebagai arah utara peta dan penghitugan sudut jurusan menurut arah jarum jam,
dimulai dari arah utara peta.
3. Azimuth adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik dengan berpedoman pada
arah utara Geografi dan besarnya dihitung menurut arah putaran jarum jam dimulai
dari arah utara Geografi sebagai titik nol sampai ke titik tertentu.
4. Sudut vertical yaitu sudut yang dihitunga pada bidang vertical. Besarnya
penghitungan sudut ini menggunakan 2 pedoman yaitu :
a. Sudut Miring (sudut Helling) adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertical
dan besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah mendatar sebagai awal
perhitungan, dengan syarat :
➢ Bertanda Positif apabila arah putaranya menuju vertical atas.
➢ Bertanda Negatif apabila arah putarannya menuju vertical bawah.
c. Sudut Zenith adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertical dan besarnya dihitung
dengan berpedoman pada arah vertical atas (titik Zenith) sebagai titik nol (awal
perhitungan).

36
2.3 Pelaksanaan Praktikum
2.3.1 Alat
1) Kompas Geologi
2) Meteran
3) Alat Tulis Lengkap
4) Papan Alas
2.3.2 Bahan
1) Lembar Kerja
2) Kertas Milimeter Block Ukuran A3
2.3.3 Kesehatan Keselamatan Kerja
1) Sarung Tangan
2) Topi Lapangan
2.3.4 Langkah kerja
a. Mengukur Jarak dan sudut
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan penentuan jarak dan sudut.
3) Asisten akan memberikan objek yang akan d i u k u r
4) Diukur jarak dan sudut dari suatu objek yang sudah
ditentukan dengan menggunakan kompas dan meteran.
5) Meteran ditarik sepanjang pengamat terhadap objek yang
diukur.
6) Diukur sudut lereng atau slope menggunkan kompas
geologi.
7) Dibaca sudut pada busur setengah derajat lingkaran.
Dicatat hasil dari pembacaan.
8) Dibaca nilai dari hasil pengukuran jarak dan sudut
terhadap objek. Dicatat hasil dari pembacaan.
9) Dilakukan secara bergantian dengan anggota
kelompok.

37
10) Dilakukan pengolahan data dengan rumus :
C

X
Depan

𝛼
A Y B
Samping

𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑥
𝑆𝑖𝑛 𝛼 = 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑧

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑦
𝐶𝑜𝑠 𝛼 = =
𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑧

𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑦
𝑇𝑎𝑛 𝛼 = =
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑥

38
BAB III
BEDA TINGGI

3.1 Tujuan
1. Mangetahui bagian-bagian serta fungsi pada abney level.
2. Mampu menggunakan abney level dengan baik.
3. Mengetahui cara mengukur beda tinggi menggunakan
abney level, kompas dan theodolit.
4. Mengetahui cara mengolah data hasil pengukuran beda
tinggi menggunakan abney level, kompas dan theodolit.
3.2 Definisi

Pengukuran beda tinggi merupakan pengukuran vertikal untuk


menentukan perbedaan tinggi antara dua titik. Pengukuran beda tinggi
biasa dilakukan dalam pembuatan jalan maupun bangunan, berguna
untuk mengetahui perbedaan tinggi atau elevasi yang ada dipermukaan
tanah.

3.3 Pelaksanaan Praktikum


3.3.1 Alat
1) Abney Level
2) Theodolit
3) Total Station
4) Meteran
5) Alat Tulis Lengkap
6) Papan Alas
3.3.2 Bahan
1) Lembar Kerja
2) Kertas Milimeter Block Ukuran A3
3.3.3 Kesehatan Keselamatan Kerja
1) Sarung Tangan
2) Topi Lapangan

39
3.3.4 Langkah kerja
3.3.4.1 Cara Mengukur Beda Tinggi Menggunakan Abney Level
Langkah kerja :
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengukuran beda tinggi menggunakan abney
level.
3) Tentukan lokasi pada sebuah permukaan yang miring.
4) Seorang praktikan berdiri pada titik A dan seorang lagi
berdiri pada titik B. Pastikan tinggi 2 orang praktikan ini
sama.
5) Diukur jarak antara dua titik tersebut menggunakan
meteran sejauh 2 meter.
6) Praktikan yang berada pada elevasi rendah membidik
keujung kepala praktikan lain. Lalu dibaca dan
dicatat hasil nilai pengukuran.
7) Dihitung beda tinggi dan antar kedua titik (titik A dan
titik B) menggunakan rumus.
8) Buatlah gambar atau sketsa hasil pengukuran kedalam
kertas milimeter block ukuran A4.

Jarak Datar : CB =AB x Cos x


Beda Tinggi : AC = AB x Sin x

40
3.3.4.2 Cara Mengukur Beda Tinggi Menggunakan Theodolit
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengukuran beda tinggi menggunakan theodolit.
3) Tentukan lokasi pada sebuah permukaan yang miring.
4) Diletakkan rambu ukur pada titik A dan titik B dengan
jarak 10 meter.
5) Diletakkan theodolite antara titik A dan titik B
(uasahakan jarak antara theodolite dengan titik A dan
titik B sama).
6) Baca rambu A dan B (BA, BT, BB). Lalu dihitung
koreksi dengan rumus. Koreksi maksimum 2 mm.
Keterangan
BT = Benang Tengah
BT = (BA+BB):2
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah

7) Dihitung koreksi jarak theodolit dengan titik A dan titik


B dengan rumus.

41
9) Dihitung beda tinggi dengan rumus.
10) Buatlah gambar atau sketsa hasil pengukuran kedalam
kertas milimeter block ukuran A3

42
BAB IV
POLIGON TERBUKA DAN TERTUTUP
4.1 Tujuan
1. Mangetahui bagian-bagian serta fungsi pada tripod, rambu ukur,
unting-unting dan theodolit.
2. Mampu menggunakan tripod, rambu ukur, unting-unting dan
theodolit dengan baik.
3. Mengetahui cara mengukur poligon terbuka dan tertutup
menggunakan theodolit dan gps.
4. Mengetahui cara mengolah data hasil pengukuran poligon terbuka
dan tertutup menggunakan theodolit dan gps.
4.2 Definisi
Poligon merupakan suatu bangun datar yang terdiri dari serangkaian
garis yang membentuk sudut. Poligon sendiri ada beberapa macam salah
satunya yang akan dibahas disini yaitu poligon terbuka dan poligon tertutup.
Dinamakan poligon terbuka yaitu ketika titik awal dan titik akhir tidak
bertemu sedangkan poligon tertutup ketika titik awal dan titik akhir bertemu
pada satu titik. Alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran poligon
adalah theodolit
4.3 Pelaksanaan Praktikum
4.3.1 Alat
1) Tripod
2) Rambu Ukur
3) Unting-unting
4) Theodolit
5) Gps
6) Kompas Geologi
7) Meteran
8) Paku Payung
9) Patok

43
10) Kalkulator
11) Alat Tulis Lengkap
12) Papan Alas
4.3.2 Bahan
1) Lembar Kerja
2) Kertas Milimeter Block Ukuran A3
4.3.3 Kesehatan Keselamatan Kerja
1) Sarung Tangan
2) Topi Lapangan
3) Payung
4.3.4 Langkah Kerja
4.3.4.1 Cara Membuat Poligon Terbuka atau Tertutup
Menggunakan Theodolit Digital atau Theodolit Reiterasi
Langkah kerja :
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengukuran poligon terbuka dan tertutup
menggunakan theodolite digital.
3) Tentukan lokasi titik untuk melakukan praktikum dan
lakukan sebanyak 7 titik.
4) Pastikan alat theodolit telah centring pada titik A1.
5) Selanjutnya tentukan koordinat dan elevasi titik A1
dengan menggunakan gps. Lalu catatlah angka yang
tertera di gps pada tabel pengukuran.
6) Ditentukan sudut azimuth titik A1 dengan cara putar alat
searah jarum jam menuju titik A2, lalu dibidik dan baca
benang (benang atas, benang bawah dan benang tengah)
pada lensa okuler dan catat pada tabel pengukuran.
7) Ditentukan sudut dalam A1 dengan cara tekan tombol 0
SET pada papan tombol ke arah A2. Lalu putar alat
searah jarum jam menuju titik A7 dan baca sudut dalam

44
melalui display atau layar dan catat pada tabel
pengukuran.
8) Diukur tinggi alat menggunakan meteran dari lantai dan
catat pada tabel pengukuran.
9) Kemudian pindahkan alat theodolit ke titik A2,
matikan alat terlebih dahulu dan lepaskan alat dari tripod.
10) Diatur alat theodolite dan lakukan langkah kerja yang
sama seperti di titik A1. Lalu alat tidak perlu lagi
diarahkan ke arah utara dikarenakan akan dicari melalui
analisis data pengukuran.
11) Dibidik alat ke titik A3 lalu dibaca dan dicatat pada tabel
pengukuran serta ukur tinggi alat menggunakan meteran.
12) Ditentukan sudut dalam A2 dengan cara tekan tombol 0
SET pada papan tombol ke arah A3. Kemudian putar
alat searah jarum jam menuju titik di belakangnya yaitu
titik A1. Baca sudut dalam melalui display atau layar
dan catat pada tabel pengukuran.
13) Dilakukan hal yang sama untuk titik berikutnya.
14) Buatlah gambar atau sketsa hasil pengukuran kedalam
kertas milimeter block ukuran A3.

45
4.3.4.2 Cara Membuat Poligon Terbuka atau Tertutup
Menggunakan Theodolit Manual atau Theodolit Repetisi
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengukuran poligon terbuka dan tertutup
menggunakan theodolite manual.
3) Tentukan lokasi titik untuk melakukan praktikum dan
lakukan sebanyak 7 titik.
4) Pastikan alat theodolit telah centring pada titik A1.
5) Selanjutnya, setting sudut horisontal, kunci alat, dan
catat. Lakukan hal yang sama untuk titik
selanjutnya.
6) Pada setiap titik yang telah diukur catat secara detail
untuk bacaan benang atas (BA), benang tengah (BT)
dan benang bawah (BB). Cek terlebih dahulu apakah
hubungan BA, BT, dan BB telah memenuhi
persamaan berikut, apabila belum sesuai ulangi lagi
bacaannya atau atur posisi alat ukur dan cara
memegang rambu ukur. Agar lebih akurat, lebih baik
dilakukan beberapa kali pengulangan pembacaan
benang minimal 3 kali pengulangan pada setiap titik.
7) Buatlah gambar atau sketsa hasil pengukuran
kedalam kertas milimeter block ukuran A3.
Rumus Menentukan Titik Koordinat :

X = Xa + d AB sin ∝
Y = Ya + d AB cos ∝

Keterangan:
d : Jarak
∝ : Azimuth

46
4.3.4.3 Cara Membuat Poligon Terbuka Atau Tertutup
Menggunakan Gps
1) Siapkan alat dan bahan praktikum.
2) Asisten akan memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan pengukuran poligon terbuka dan tertutup
menggunakan Gps.
3) Tentukan lokasi titik untuk melakukan praktikum dan
lakukan sebanyak 7 titik.
4) Pastikan alat Gps telah menyala.
5) Plotting titik A1 menggunakan menu titik objek atau
waypoint.
6) Aktifkan rute perjalanan atau track sebagai jarak antar
titik A1 dan A2.
7) Lakukan hal yang sama untuk titik selanjutnya dan
simpan.
8) Buatlah gambar atau sketsa hasil pengukuran
kedalam kertas milimeter block ukuran A3.

Contoh Poligon Terbuka

Contoh Poligon Tertutup


47
BAB V
PENGUKURAN KOORDINAT (X, Y, Z)
(TOTAL STATION)
5.1 Tujuan
1. Mangetahui bagian-bagian serta fungsi pada total station, pole,
statif dan prisma.
2. Mampu menggunakan total station, pole dan prisma. dengan
baik.
3. Mengetahui cara mensetting total station.
4. Mampu membuat job pada total station.
5. Mampu mengukur koordinat menggunakan total station.
6. Mengetahui cara mengolah data hasil pengukuran total station.
5.2 Definisi

Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi
dalam satu unit alat. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor
sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara
langsung tanpa perlu kalkulator lagi. Pada dasarnya cara kerja dari total
station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan
horisontal, piringan vertikal dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga
data primer ini (Sudut horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan
nilai koordinat X,Y,Z serta beda tinggi. Data direkam dalam memory dan
selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk di olah menjadi data
spasial.

5.3 Pelaksanaan Praktikum

5.3.1 Alat
1) Tripod atau Statif
2) Pole
3) Total Station
4) Paku Payung
5) Patok

48
6) Alat Tulis Lengkap
7) Papan Alas
5.3.2 Bahan
1) Lembar Kerja
5.3.3 Kesehatan Keselamatan Kerja
1) Sarung Tangan
2) Topi Lapangan
3) Payung
5.3.4 Langka Kerja
5.3.4.1 Cara Setting Job Menggunakan Total Station
Langkah Kerja :
1) Tekan nombol Menu (M)

2) Pilih menu collect data dengan menekan tombol F1

49
3) Isi nama job “LAT1” lalu tekan enter (ENT)

5.3.4.2 Cara Input Data Awal Menggunakan Total Station


Langkah Kerja :
1) Pilih menu INPUT OCC dengan menekan tombol F1

2) Isi poin ID dengan “1” (garis merah), Isi P Code dengan BM


(Garis hijau), Ukur tinggi alat (Liat batas tinggi alat
disamping), Isi I. Ht dengan tinggi alat (garis ungu)

50
3) Hasil input data awal

5.3.4.3 Cara Mengatur Koordinat Berdiri Alat


Menggunakan Total Station
Langkah Kerja :
1) Tekan tombol F4 “NEZ”

2) Masukan koodinat x,y,z (pada gambar x=1000, y=1000


danx=50) lalu tekan tombol enter (ENT)

51
3) Pilih menu save dengan menekan tombol F4

5.3.4.4 Cara Mengatur Input Backsight (BS)


Langkah Kerja :
1) Pilih menu INPUT BACKSIGHT dengan menekan tombol F2

2) Input point Id, pcode, R.Ht seperti tadi (Saat mengimput


berdiri alat)

52
3) Hasil input Bs, kemudian tekan tombol F3

4) Masukan point id “2” lalu tekan tombol F4 “NEZ”

5) Masukan Koordinat BS (Misalkan) lalu tekan enter (ENT)

6) Pilih YES dengan menekan tombol F4

53
7) Pilih MEAS dengan menekan tombol F4 (teropong
menembak prisma beridirnya BS)

8) Pilih NEZ dengan menekan tombol F3

9) Kemudian akan muncul kooedinat dan akan langung tersave

54
5.3.4.5 Cara Memulai Pengukuran Menggunakan Total Station
Langkah Kerja :
1) Pilih MEASURE

2) Input point id, pocode dan tinggi (R.Ht, dapat dilihat tinggi pole,)
lalu pilih MEAS dengan menekan tombol F3 dan lanjut dengan
pilih NEZ makan koordinat akan keluar. (posisi teleskop
menembak prisma)
3) Setelahnya kana muncul tampilan seperti ini kemudian lakukan
dengan cara otomatis denga menekan F4 yaitu menu REP input
akan diisi secara otomatis untuk titik berikutnya hanya point id
yang akan bertambah 1 . (posisi teleskop menembak prisma)

55
56

Anda mungkin juga menyukai