B. Tujuan:
waterpass
3. Mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas, theodolit, dan waterpass
4. Mengetahui cara penggunaan dari kompas, theodolit, dan waterpass
C. Penanggung Jawab Acara: Muh. Alfian Lasefeati, Arga Gautama, & Putri Puji Astuti
Peta adalah gambaran bentuk bumi baik pada permukaan maupun di bawah
permukaan yang diproyeksikan kedalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi
merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah,
perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan, hingga pengawetan serta cara-cara
penggunaan peta. peta bukan hanya berguna dalam menentukan lokasi namun juga dalam
berbagai bidang.
Pada saat ini teknologi pemetaan dan informasi spasial mengalami perkembangan
yang pesat seperti penggunaan teknologi Sistem Penentuan Posisi Global (Global Positioning
System/GPS) dan teknologi pengolahan dan analisis data spasial yaitu Sistem Informasi
Geografis (Geographic Information System/GIS). Teknologi ini merupakan suatu kemajuan
yang signifikan dan sangat membantu di dalam pengukuran terestris (topografi) yang
memerlukan banyak waktu dan biaya yang lebih tinggi. Walaupun dengan adanya teknologi
pemetaan tersebut, konsep ilmu ukur tanah merupakan dasar dan cikal bakal dari kedua
metode pengukuran canggih tersebut. Konsekuensinya, pemahaman mengenai konsep-
konsep dasar ilmu ukur tanah tetap harus dipahami oleh mahasiswa Teknik Pertambangan
(Priyantha, 2013).
Pembuatan Peta mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan
manusia, dapat digunakan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang membantu dalam
kegiatan penelitian, alat peraga untuk proses pembelajaran di kelas, dan sebagai media untuk
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
belajar secara mandiri. Adapun penggunaan yang paling utama adalah untuk mengetahui
tempat-tempat di permukaan bumi, pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan
untuk survey lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk
melakukan analisis secara keruangan. peta bukan semata-mata hanya karena untuk
memperoleh uang, namun juga sangat berguna bagi hidup masyarakat yang luas.
Pemetaan di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan alat ukur tanah theodolit
untuk mendapatkan titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alat ukur berpindah tempat,
sebanyak itu pula harusdilakukan pengkondisian agar didapat data yang akurat.
Faktoremosidari operator alat sangat mempengaruhi akurasi hasil pengukuran yang pada
akhirnya mempengaruhi akurasi peta yang dihasilkan. Disampingitu, waktu pengerjaan hingga
dihasilkan peta pun sangat lama.
Dalam mempelajari mengenai perpetaan, bukan hanya teori yang diperlukan, namun
praktik juga diperlukan. Namun, sebelum masuk dalam inti dari suatu praktikum perpetaan
atau pengukuran, maka terlebih dahulu kita harus mengenal alat-alat ang di butuhkan dalam
proses pengukuran. Oleh karena itu, praktikum perpetaan diadakan untuk mengetahui dan
mengenal lebih jauh mengenai alat-alat yang digunakan beserta fungsinya yang nantinya
digunakan saat praktik di lapangan.
1. Kompas Geologi
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencariarah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yangbebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnetbumi
secara akurat. kompas geologi, selain dapatdipakai untuk mengukur komponen
arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam, yaitu kompas tipekuadran
dan kompas tipe azimuth.
Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa.
Penelitianterakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa
posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Adapun bagian-bagian dari kompas geologi yaitu:
1. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub
utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang
kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka “graduated circle”
harus diputar.
2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Ada 2 macam jenis pembagian derajat,yaitu: kompas Azimuth dengan pembagian
derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada
arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W).
3. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringansuatu
bidang atau lereng. Letaknya dibagian dasar kompas dan dilengkapi
dengangelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala
tersebutdinyatakan dalam derajat dan persen.
4. Cermin
Cermin merupakan bagian kompas yang digunakan untuk melihat objek pada saat di
lapangan.
5. Bull’s eye
adalah untuk mengukur kemenerusan/ jurus/ strike lereng.
2. Theodolite
Salah satu peralatan dalam pengukuran sudut, baik sudut vertikal maupun horisontal,
adalah teodolit. Berdasarkan konstruksi sumbu vertikal (sumbu I ), teodolit dibedakan menjadi
teodolit repetisi (sumbu ganda ), teodolit reiterasi (sumbu tunggal). Berdasarkan tingkat
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
alat ukur pada lainnya, alat ukur ini juga terus mengalami perkembangan seiring berjalannya
waktu, baik dalam segi desain maupun spesifikasi dan fiturnya.
Keterangan gambar:
1. Lensa bidik, berfungsi untuk membidik objek.
2. Sekrup A, B, dan C, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo agar berada di tengah
lingkaran.
3. Nivo, berfungsi untuk menentukan kedataran alat.
4. Pemutar fokus, berfungsi untuk memperjelas objek yang dibidik.
5. Cermin nivo, untuk memantulkan bayangan nivo.
6. Vizier bidikan, untuk mengarahkan arah bidikan teropong.
7. Sekrup fokus benang, untuk memfokuskan benang bidikan.
8. Sekrup penggerak horizontal, untuk menggerakkan secara halus arah bidikan
horizontal teropong.
9. Plat dasar, untuk landasan alat ke tripod.
10. Body teropong, badan teropong.
11. Rumah lensa depan, untuk tempat lensa depan.
12. Skala gerakan sudut horizontal, untuk mengetahui besar gerakan sudut horizontal.
13. Nomor seri alat, untuk identifikasi alat.
3. Theodolite
4. Tripod
5. Bak ukur
6. Kertas
7. Alat tulis
F. Langkah Kerja
1. Praktikan dijelaskan mengenai Alat ukur.
2. Praktikan mampu mengetahui serta memahami bagian-bagian dari
kompas,theodolite, dan waterpass
3. Praktikan mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas, theodolit, dan waterpass
4. Praktikan mengetahui cara penggunaan dari kompas, theodolit, dan waterpass.
5. Setelah melakukan percobaan alat ukur, praktikan membuat laporan sementara
mengenai praktikum pengenalan alat ukur.
“SELAMAT BELAJAR”