Anda di halaman 1dari 27

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada awalnya, ilmu ukur wilayah hanya menggunakan tali sebagai pembatas
lahan dan sebagai penanda dari titik atau sudut pertanian milik individu.Tentu saja
hal ini dianggap masih susah dan membutuhkan waktu yang lama jika ingin
mengukur suatu wilayah yang luas atau permukaan buminya tidak rata. Seiring
dengan perkembangan zaman, pengukuran wilayah dianggap hal yang sangat
penting dan terus dikembangkan hingga saat kini kita bisa mengukur suatu
wilayah dengan menggunakan peralatan canggih. Pengukuran suatu wilayah atau
tempat terjadi ketika manusia mulai membangun struktur besar. Bukti paling awal
mengenai praktek pengukuran wilayah dilakukan oleh masyarakat yang
membangun Stonehenge, mereka menggunakan pasak dan tali sebagai media
pengukuran wilayah.
Ilmu ukur wilayah merupakan metode pengukuran titik-titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah
dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan
digunakan untuk membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi
konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan sebuah
pekerjaan. surveyor menggunakan berbagai elemen matematika seperti geometri
dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan. Ilmu ukur wilayah saat ini tidak
hanya digunakan oleh engineering, tapi hampir semua orang menggunakannya
jika ingin membangun, menandai, mengukur dan memanfaatkan suatu lahan guna
penelitian mengenai kontur atau potensi dari lahan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum pengenalan alat
dalam ilmu ukur wilayah agar praktikan dapat mengetahui dan menggunakan alat
yang dipakai dalam melakukan pengukuran suatu daerah atau wilayah tersebut
sesuai dengan fungsinya serta kita juga dapat mengetahui bagaimana
pengaplikasian alat-alat yang digunakan dalam ilmu ukur wilayah dalam bidang
teknik pertanian.

I.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui jenis-jenis alat
yang digunakan dalam pengukuran wilayah. Praktikan diharapkan dapat
mengetahui bagian-bagian dari alat tersebut beserta fungsinya, dan dapat
mengoperasikan alat tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini adalah dapat diterapkan dalam pengukuran
wilayah atau area serta lahan dengan berbagai metode pengukuran dan diterapkan
dalam pemetaan (pembuatan peta) suatu wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Ilmu Ukur Wilayah
Surveying sering disebut sebagai suatu disiplin ilmu yang mencakup semua
metode mengukur, memproses, dan menyebarluaskan informasi mengenai
bentuk fisik bumi dan lingkungannya. Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah
sebuah metode pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di
antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat. Berbagai titik
tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat
sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya
Secara sederhana, surveying meliputi pekerjaan pengukuran jarak dan sudut.
Jarak bisa berupa jarak dalam arah vertikal (yang disebut juga ketinggian)
maupun jarak horisontal. Begitu juga dengan sudut, bisa diukur dalam bidang
vertikal maupun horisontal (Kusumawati, 2012).
Menurut Kusumawati (2012), yang menyatakan bahwa berdasarkan luas
cakupan daerah pengukurannya, surveying dikelompokkan menjadi:
1. Survei geodesi (Geodetic Surveying), dengan luas cakupan pengukuran lebih
dari 37 km x 37 km. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.
2. Survei tanah datar (Plane Surveying) atau ilmu ukur tanah, dengan luas
cakupan pengukuran maksimum 37 km x 37 km. Rupa muka bumi dianggap
sebagai bidang datar. Kegiatan survei terdiri dari pekerjaan lapangan dan
pekerjaan kantor. Pekerjaan lapangan secara garis besar meliputi pengukuran
kerangka dasar horisontal, pengukuran kerangka dasar vertikal, dan
pengukuran detail. Sedangkan pekerjaan kantor meliputi perhitungan dan
penggambaran.
2.2 Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara dua
titik atau lebih. Alat waterpass mempunyai beberapa bagian utama. Waterpass ini
dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek
apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam
kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti
waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk
melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat
(koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan
pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai
pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai
penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Alat ini
bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk
menutupi cahaya matahari agar dapat mengukur dengan objektif dan terhindar
dari kerusakan (Kusumawati, 2012).
Menurut Kusumawati (2012), yang menyatakan bahwa secara umum bagian
waterpass terdiri dari:
a. Penjelas bayangan: berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan memperjelas
obyek yang dibidik.
b. Sekrup pengungkit: berfungsi untuk menggerakkan teropong secara vertikal
dengan terbatas.
c. Klem horisontal: berfungsi untuk mengunci perputaran alat arah horisontal.
d. Penggerak halus horisontal: berfungsi untuk menggerakkan waterpass pada
arah horisontal secara halus setalah klem aldehide horisontal dikunci agar
kedudukan benang pada alat tepat pada obyek yang dibidik.
e. Penutup nivo: berfungsi untuk melindungi nivo tabung
f. Lensa okuler: berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik
g. Lensa obyektif: berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.
h. Plat dasar: berfungsi sebagai tempat landasan alat di atas statif
i. Sekrup ABC: berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu I vertikal).
Pengaplikasian peralatan yang sering digunakan dalam ilmu ukur
wilayah seperti penggunaan dari theodolite, waterpass, global positioning
system, bak ukur, meteran, patok dan kaki tiga serta total station

ada begitu banyak yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh yang paling sering kita jumpai adalah penentuan luas batas
wilayah persawahan yang dimiliki oleh setiap petani dalam sebuah area
persawahan atau perencanaan pembuatan saluran irigasi untuk pengairan.
Dimana kita ketahui bahwa ilmu ukur wilayah merupakan ilmu, seni, dan
teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun
unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar yang merupakan bagian
dari ilmu geodesi (Kusumawati, 2012).
2.3 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon. Theodolite merupakan alat
yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei.
Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua
sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei
dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki
relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,
keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Safru, 2010).
Menurut Safru (2010), Syaratsyarat utama yang harus dipenuhi alat
theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah:
1. Sumbu kesatu benar benar tegak / vertikal.
2. Sumbu kedua haarus benar benar mendatar.
3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

Theodolite merupakan alat yang sangat modern Theodolite diciptakan sebagai


pembaharuan dari sistem Waterpass yang dirasa masih memiliki banyak
kekurangan. Sehingga orang terus berinisiatif untuk menciptakan hal baru.

Menurut Safru (2010), theodolite dibagi menjadi tiga bagian yaitu :


1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang
menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada
tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan
diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu.
Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang
berbentuk lingkaran yang mempunyai jari-jari plat pada bagian bawah.
3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah
sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan teropong yang mempunyai
diafragma dan mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat
yang berbentuk lingkaran tegak seperti plat lingkaran mendatar.
2.4 Total Station
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal
dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian diunduh dan diolah
secara computerize (Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, 2011).
Menurut Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (2011), tujuan
penggunaan TS, antara lain:
a. Upaya mengurangi kesalahan dari manusia. Contohnya adalah kesalahan
pembacaan dan kesalahan pencatatan data
b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
c. Mempercepat proses
d. Memberikan kemudahan (ringkas)

2.5 Kaki Tiga


Kaki tiga adalah tempat dudukan dari alat yang sering digunakan untuk
pengukuran

lahan

atau

area

serta

wilayah

yang

tingginya

dapat

diatur sehingga memudahkan dalam pengamatan. Secara umum, kaki tiga


memiliki lima bagian utama yang perlu diketahui yaitu dudukan alat,
sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif. Dudukan
alat berfungsi sebagai tempat meletakkan alat pada saat melakukan pengamatan.
Sekrup pengunci berfungsi untuk mengunci alat sehingga tidak jatuh dari
dudukan. Sekrup penyetel di bagian bawah digunakan untuk mengatur tinggi kaki
tiga dan menahannya pada tinggi tersebut (Pratikto, 2010).

Gambar 1. Kaki Tiga


Sumber: Pratikto.2010.
2.6 Bak Ukur
Rambu ukur atau bak ukur adalah alat semacam mistar dengan ukuran
panjang yang dapat dipendekan baik dilipat atau sebagian dapat dimasukan ke
bagian lain dan ditarik bila perlu dipanjangkan. Rambu ukur digunakan sebagai
pelengkap alat ukur optik, seperti waterpas sewaktu melakukan pengukuran jarak
atau beda tinggi dan dapat pula digunakan untukmengukur tinggi kedudukan alat
Waterpass atau Theodolite diatas kaki tiga dari permukaan tanah (Nawawi, 2010).
Bak ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3 m - 5 m dilengkapi dengan

angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Umumnya dicat dengan
warna merah, putih, hitam, kuning (Nawawi, 2010).

Gambar 2. Bak Ukur


Sumber: Nawawi,2010.
2.7 Meteran
Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji
dalambentuk pita dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena
umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalambentuk
gulungan atau rol. Kegunaan utama atau yang umum dari meteran ini adalah
untuk mengukur jarak atau panjang. Kegunaan lain yang juga pada dasarnya
adalah melakukan pengukuran jarak (Nawawi, 2010).
2.8 GPS
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem jaringan satelit yang
secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat
rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal, dengan syarat bahwa
pandangan ke langit tidak boleh terhalang, sehingga alat hanya bekerja di ruang
terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang teliti dan memancarkan
data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh
satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama
dengan posisi kita saat itu (Mujianto, 2010).

GPS adalah sistem yang dapat membantu kita mengetahui posisi koordinat
dimana kita berada. Sedangkan untuk menerima sinyal yang dipancarkan
oleh GPS, kita membutuhkan suatu alat yang dapat membaca sinyal
tersebut. Yang biasa kita sebut sebagai GPS adalah sebenarnya merupakan
alat

penerima.

Karena

alat

ini

dapat

memberikan

nilai

koordinat

dimana ia digunakan maka keberadaan GPS merupakan terobosan besar dalam


sistem informasi geografis (Mujianto, 2010).

III. METODE PERCOBAAN


3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengenalan alat dilaksanakan pada hari Selasa, 10Maret 2015 pada
pukul 15.00 sampai 17.00 WITA, beretempat di Laboratorium Mekanika Fluida
dan Hidrologi, Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat yaitu bak ukur,
waterpass, kaki tiga, meteran, global positioning system (GPS) dan theodolite
serta total station.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja untuk praktikum pengenalan alat adalah:
3.3.1 Waterpass
a. Menyiapkan waterpass yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
c.
3.3.2

waterpass dan fungsi bagian-bagian tersebut.


Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan

pada nivo kotak berada di tengah.


Theodolite
a. Menyiapkan theodolite yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
theodolite dan fungsi bagian-bagian tersebut.
c. Menyalakan theodolite dengan menekan tombol power.
d. Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan

3.3.3

pada nivo kotak dan nivo tabung seimbang.


Total station
a. Menyiapkan total station yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
total station dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Menyalakan total station dengan menekan tombol power.


d. Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan
pada nivo kotak dan nivo tabung seimbang.
3.3.4 Kaki tiga
a. Menyiapkan kaki tiga yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
kaki tiga dan fungsi bagian-bagian tersebut.
c. Membuka pengunci di bagian bawah kaki tiga dan melebarkan kaki
tiga hingga dapat berdiri tegak.
d. Memasang alat pada dudukan kaki tiga dan mengencangkan pengunci
pada alat.
e. Menentukan tinggi kaki tiga dan mengencangkan sekrup pengunci di
bagian bawah kaki tiga.
f. Mengatur posisi kaki tiga hingga bandul di bawah kaki tiga sejajar
3.3.5

3.3.6

dengan patok yang dibuat.


GPS
a. Menyiapkan GPS yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
GPS dan fungsi bagian-bagian tersebut.
c. Menyalakan GPS dengan menekan tombol power.
d. Menekan tombol menu dan masuk ke menu utama.
e. Memilih pilihan untuk kalibrasi alat.
f. Memutar alat dengan arah putaran yang sesuai dengan perintah alat.
Bak ukur
a. Menyiapkan bak ukur yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
bak ukur dan fungsi bagian-bagian tersebut.
c. Menarik bak ukur hingga tinggi yang diinginkan.
d. Memasang nivo pada bagian belakang bak ukur.
e. Menegakkan bak ukur dan menyesuaikannya hingga nivo seimbang.

3.3.7

Meteran
a. Menyiapkan meteran yang akan digunakan.
b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari
meteran dan fungsi bagian-bagian tersebut.
c. Menarik pita ukur untuk mengukur jarak.
d. Memutar engkol untuk menggulung kembali pita ukur..

IV.
4.1 Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Bagian-bagian Waterpass


Tabel 1 Bagian-bagian waterpass dan Fungsinya
N
Nama Bagian Alat
Fungsi
o
1
Teropong
Sebagai alat pembidik
2
Pemutar focus
Mempertajam penglihatan pada objek
3
Pemutar halus
Memperhalus objek yang dilihat
4
Nivo kotak
Menentukan kedataran alat
5
Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan alat
Sumber: Data Primer, 2015.

2
5
7
11
9
1
8
3
10

6
12

Gambar 4. Bagian-bagian theodolite


Tabel 2. Bagian-bagian theodolite dan fungsinya
N
Nama Bagian Alat
Fungsinya
o
1
Display
Menampilkan posisi wilayah
2
Gagang
Memegang alat
3
Nivo kotak
Menentukan kedataran alat
4
Nivo tabung
Menentukan kedataran alat
5
Pemutar fokus
Mempertajam penglihatan pada bak ukur
6
Pemutar halus horisontal Memperhalus objek yang dilihat
7
Pemutar halus vertikal
Memperhalus objek yang dilihat
8
Pengunci horisontal
Menahan alat agar tidak bergerak horisontal
9
Pengunci vertikal
Menahan alat agar tidak bergerak vertikal
10 Sekrup penyeimbang
Menyeimbangkan nivo
11 Teropong
Sebagai alat membidik
12 Tombol power
Menghidupkan dan mematikan alat
Sumber: Data Primer, 2015.

Gambar
Station
Bagian-

5. Total
dan
bagiannya

Tabel 3. Total station dan bagian-bagiannya


N
Nama Bagian Alat
Fungsinya
o
1
Gagang
Memegang alat
2

Teropong

Sebagai alat membidik

Pengunci horisontal

Menahan alat agar tidak bergerak horisontal

4
5

Pemutar halus horisontal


Pengunci vertikal

Memperhalus objek yang dilihat


Menahan alat agar tidak bergerak vertikal

Pemutar halus vertikal

Memperhalus objek yang dilihat

Dudukan

Penyangga alat

Nivo kotak

Menentukan kedataran alat

Sekrup penyeimbang

Mengatur keseimbangan alat

10

Display

Menampilkan posisi wilayah

11

Nivo tabung

Menentukan kedataran alat

Sumber: Data primer, 2015.

3
4
2
5
Gambar 6. Kaki Tiga dan bagian-bagiannya
Tabel 4. Bagian Alat Kaki Tiga dan Fungsinya
N Bagian Alat
Fungsinya
o
1
Kepala statif
Sebagai tempat meletakkan alat
2
Sekrup pengunci Sebagai penahan alat agar tidak bergerak
3
Tali pembawa
Untuk membawa alat
4
Sekrup Penyetel
Sebagai penahan kaki statif agar tidak bergerak
5
Kaki statif
Sebagai penopang alat
Sumber: Data Primer, 2015.

1
2
Gambar 7. Bak Ukur
Tabel 5. Bagian bak Ukur dan Fungsinya
N Bagian Alat
Fungsinya
o
1
2
3

Batang Rambu
Sebagai alat bantu mengukur beda tinggi dan jarak
Pengunci
Sebagai pengencang atau penahan alat alat
Skala Pembacaan Sebagai ukuran yang diamati

Sumber: Data Primer, 2015.

3
2

Gambar 8. Meteran dan bagian-bagiannya


Tabel 6. Bagian Meteran dan Fungsinya
No Bagian Alat
Fungsi
1
Gagang
Sebagai tempat memegang alat
2
Enkol
Memutar pita ukur
3
Pengait
Mengukur jarak
4
Pita ukur
Menahan objek yang akan diukur
Sumber: Data Primer, 2015.

1
2

3
4

Gambar 9. GPS dan bagian-bagiannya


Tabel 7. Bagian GPS dan Fungsinya
No Nama Bagian Alat Fungsi
1
Antena
Menangkap sinyal
2
Tombol On/Off
Menghidupkan atau mematikan alat
3
Display
Menampilkan perintah yang ada pada GPS
4
Tombol
Menjalankan fungsi yang ada pada GPS
Sumber:Data Primer, 2015.
4.2 Pembahasan

Pada praktikum pertama, asisten memperkenalkan pengenalan alat yang akan


digunakan pada praktikum ilmu ukur wilayah. Tujuan dari perkenalan alat ini agar
kita dapat mengetahui alat dan bagian yang digunakan dan juga mengetahui fungsi
dari alat-alat tersebut. Ilmu ukur wilayah dipakai sebagai metode pengukuran
titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik permukaan
bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kusumawati (2010), yang menyatakan bahwa ilmu ukur wilayah merupakan
turunan dari ilmu geodesi dengan melakukan penggambaran bentuk dan ukuran
permukaan bumi dengan memanfaatkan jarak dan sudut diantara setiap titik
permukaan bumi.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah theodolite, waterpass,
total station, GPS, bak ukur, kaki tiga dan meteran. Waterpass merupakan alat
yang berfungsi untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih. Waterpass
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi namun hanya dapat mengukur pada
keadaan horisontal saja. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur
beda tinggi antara dua titik atau lebih. Waterpass terdiri dari sebuah teropong
dengan garis bidik horisontal dengan sebuah nivo tabung, dan memiliki sekrup
penyetel fokus dan juga sekrup penggerak horisontal. Theodolite merupakan
penyempurnaan dari waterpass namun pada theodolite dapat mengukur secara
vertikal dan horisontal. Hal ini sesuai dengan pendapat Safru (2010), yang
menyatakan bahwa Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan
untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
GPS (Global Positioning System) merupakan alat untuk menentukan letak
atau posisi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujianto (2010), yang menyatakan
bahwa GPS adalah suatu sistem yang dapat membantu kita mengetahui posisi
koordinat dimana kita berada.Sedangkan untuk menerima sinyal yang
dipancarkan oleh GPS, kita membutuhkan suatu alat yang dapat membaca sinyal
tersebut. Karena alat ini dapat memberikan nilai koordinat dimana ia digunakan

maka keberadaan GPS merupakan terobosan besar dalam sistem informasi


geografis (SIG). Alat lain yang digunakan adalah kaki tiga, bak ukur, dan meteran.
Alat-alat ini merupakan alat pendukung dalam menggunakaan alat-alat yang
lainnya.

V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ilmu ukur wilayah (Surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik
dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu
wilayah dengan cermat.
2. Proses centering pada theodolite perlu mengatur nivo kotak dan nivo tabung.
Sedangkan pada waterpass proses centering hanya perlu mengatur nivo kotak.
3. Theodolite digunakan untuk mengukur jarak dan sudut. Sedangkan Waterpass

hanya digunakan untuk mengukur beda tinggi saja.


V.2 Saran

Sebaiknya nivo alat yang digunakan pada saat pengukuran sudah dalam keadaan
seimbang dan berada pada posisi yang seharusnya. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang teliti dan terpercaya.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.2011. Penggunaan Alat Total
Station.Jakarta :Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
Kusumawati Yuli. 2012. Ilmu Ukur Tanah. Malang : Graha Ilmu.
Mujiyanto. 2010. Penggunaan Global Positioning System (GPS) Untuk
Memetakan Keberadaan Titik Kasus Penyakit. Ulam.ac.id. Diakses
pada 10 Maret 2015.
Nawawi, Gunawan. 2010. Mengoperasikan dan Merawat Alat Ukur Tanah.
psbtik.smkn1cms.net. Diakses pada 10 Maret 2015.

Pratikto, Sony Andre. 2010. Aplikasi Ilmu Ukur Wilayah dalam Penerapan Alat
Pemetaan dan Pekerjaan Dasar Survey. USI.ac.id. Diakses pada 10
Maret 2015.
Safru, Urly. 2010. Ilmu Ukur Tanah 2 tentang theodolit. //http:wordpress.com.
Diakses pada 10 Maret 2015.
Winardi. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survei Terumbu Karang. LIPI.

Anda mungkin juga menyukai