Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

HANDASAH

“PEMETAAN 2 DIMENSI MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA”

DOSEN PENGAMPU :

ALMEGI, M.Si.

Disusun Oleh :

DENI KURNIAWAN (11911213982)

Kelas 3A

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatulllahi wabarakatuh. Puji syukur kami ke hadirat
Allah SWT Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayahnya dan memberi kami
kesempatan dalam menyelesaikan Laporan Praktikum yang kami buat ini.

Praktikum ini merupakan salah satu upaya dalam proses penilaian Ujian Akhir
Semester Handasah. Yakni praktikum ‘‘ PETA DUA DIMENSI MENGGUNAKAN
ALAT SEDERHANA ’’. Dan kami juga berterimakasih kepada Dosen Pengampu kami
yang terhormat bapak Almegi, M.Si. yang sudi membantu dalam proses praktikum saat
berlangsung. Dan juga, kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman atau tim
Surveyor atas dorongan serta bantuan sehingga praktikum ini berjalan lancar.

Demikianlah, laporan ini kami paparkan dengan segala kelebihan dan


kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan
ini kedepanya.

Pekanbaru, 11 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 6
A. Kebutuhan Alat ...................................................................................................... 6
B. Tata Cara Praktek .................................................................................................. 8
C. Langkah-Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pengukuran ............................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai
keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan
(Basuki, S, 2006). Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara terestrial dan ektra terestrial. Pemetaan terestris merupakan
pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berpangkal di tanah.
Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan
alat yang tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan wahana seperti
pesawat terbang, pesawat ulang alik atau satelit. Menurut Wongsotjitro, (1980)
arti melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik
yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut
dapat digambar dengan skala tertentu.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan,
yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran dapat
dilakukan dengan cara langsung, maksudnya hasil pengukuran dapat diketahui
secara langsung. Alat yang digunakan dalam pengukuran secara langsung adalah
adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level. Selain alat ukur sederhana
terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal
dengan tacheometer. Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang
dilengkapi oleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan
pengukuran secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan
theodolit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik melakukan pengukuran handasah
2. Apa saja alat alat yang digunakan dalam pengukuran handasah
3. Bagaimana memindahkan hasil sketsa ke kertas milimeter

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pengukuran
handasah, mulai dari penggunaan alat sampai dengan penyusunan laporan
akhir.
2. Mengetahui dan memahami teknik pengukuran ilmu ukur tanah dengan
metode sipat datar waterpass dan theodolite serta penggunaannya pada suatu
daerah atau kawasan yang dijadikan lokasi pengukuran.

5
BAB II
HASIL PENELITIAN
A. Kebutuhan Alat
1. Meteran atau pita ukur
Fungsi dari alat ini adalah untuk mengukur jarak dilapangan (mm, cm, dan
m).

2. Kompas bidik
kompas bidik merupakan kompas yang berfungsi untuk membidik atau
menembak sudut pada alam atau bentangan alam sebenarnya, yang
kemudian sudut tersebut bisa diproyeksikan pada peta. Fungsi dari alat ini
dilapangan salah satu kutub magnet bumi.

3. Jalon atau rambu ukur


Fungsi dari akat ini adalah tiang atau tongkat yang akan pada kedua ujung
jarak yang diukur guna membantu dalam pengukuran.

6
4. Patok
Fungsi dari alat ini adalah untuk memberi tanda batas jalon, dimana titik
setelah diukur dan akan diperlakukan lagi waktu lain.

5. Table pengukuran
Fungsi dari table ini adalah untuk mencatat hasil pengukuran yang ada
dilapangan misalnya kayak jarak, arah mata angin dan juga sukses yang mau
kita bikin

7
6. Kertas Milimeter Blok
fungsi dari alat ini adalah untuk memindahkan sketsa peta

B. Tata Cara Praktek


1. Menentukan batas lahan yang akan dilakukan pengukuran
 Menelusuri rintis batas lahan
 Membersihkan rintis batas lahan (semak, tumbukan kayu, dll)
 Menentukan sudut-sudut (belokan) lahan
2. Memberi patok pada batas lahan
 Patok ditentukan pada setiap sudut (belokan) dari batas lahan
 Jika ada patok permanen (beton) pada batas lahan, maka tidak perlu
ditambahkan patok
3. Tentukan Patok awal pengukuran (P1)
 Patok awal pengukuran (P1) adalah titik awal melakukan pengkuran
 Secara berurutan untuk patok selanjutnya (P2), (P3) dan seterusnya

C. Langkah-Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pengukuran


1. Membentuk tim pengukuran

8
Ketua : 1 orang
 Menetukan rute pengukuran
 Mengukur sudut antar patok
 Memastikan posisi pemasangan Jalon berada pada posisi yang tepat
 Memastikan pengukuran jarak antar patok dilakukan dengan benar
 Memastikan pencatatan hasil pengukuran dilakukan benar
 Memastikan pembuatan sketsa pengukuran sesuai dengan hasil
pengukuran

Anggota: 2 orang

satu orang anggota bertugas dalam hal:

• Memegang Jalon pada saat pengukuran


• Melakukan pengukuran jaran antar patok dengan meteran/pita ukur

Satu orang anggota bertugas hal:

• Mencatat hasil pengukuran di tabel pengukuran lapangan


• Menggambar sketsa dari hasil pengukuran

2. Mengukur sudut antar patok menggunakan kompas


▪ Pengukuran di mulai dari titik bidik (Patok 1/ P1) ke titik pengamatan
(Patok 2/ P2).

9
Cara menggunakan kompas dalam pengukuran:
 Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus
 Tarik cicin untuk jempol, masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam
cincin tersebut.
 Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jarijari lain
memegang penutup kompasdan lengan lurus ke depan.
 Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik,
pilih benda yang jauh lebih jelas (disinilah peranan penting Jalon
dengan warna merah putih akan mudahterlihat)
 Bidik sasaran dengan menggunakan visir, melalui celah pada kaca
pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira sudut 500
dengan kacadial;

Dalam pengukuran sudut dikenal istiah azimuth dan back azimuth,


yaitu: Azimuth adalah sudut yang dibentuk 2 garis lurus yakni garis yang
menunjuk Arah Utara Kompas dan garis yang menunjuk obyek atau benda
yang dibidik (dihitung searah jarum jam) Back Azimuth adalah kebalikan
dari Azimuth, jika kita membidik ke arah suatu obyek, maka Azimuth

10
adalah arah di belakang kita. Rumus perhitungan Azimuth dan
BackAzimuth: Jika Azimuth > 1800 maka : BA = A - 1800 Jika Azimuth <
1800 maka : BA = A +1800 Jika Azimuth = 1800 maka : BA = A +1800 / A
– 18

Mencatat Hasil Pengukuran

11
 Setelah pengukuran P1 - P2 selesai, dilanjut untuk P2 - P3, P3 - P4 dan
seterusnya
 Pengukuran akan berakhir untuk Patok terakhir – Patok awal
 Setelah itu kita pindahkan sketsanya ke dalam kertas mili meter blok
3. Membuat Peta Hasil pengukuran dan menghitung luas
 judul peta : peta hasil pengukuran dua dimensi menggunakan alat ukur
sederhana
 arah mata angin
 legenda :
 lokasi : lahan kosong Mustamindo, gg. ikhlas
➢ tim pengukuran : Deni Kurniawan, Annisa Ardini, Asmaul Husna
➢ tanggal pengukuran : 11 januari 2021.
 luas peta : 376 𝑀2
 skala : 1 : 200
 2cm di peta sama artinya 2 meter pada jarak sebenarnya

12
 Kemuudian kita hitung dulu banyak kotak beasar

Peta Kotor

13
Peta Bersih

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran lahan kali ini kita bisa
mengetahui luas lahan di Mustamindow, gg. ikhlas. Dengan mengukur
mengunakan alat sederhana dan mengambil skala 1:200 dengan demikian dapat
diketahui luas lahan yaitu dengan luas 376 m2.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum, agar betul-betul mengecek alat yang akan
digunakan, serta dalam melakukan praktik lebih kompak lagi. Adapun dalam
pengerjaan laporan diharapkan agar praktikan lebih serius dalam menjalankan
tugas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Farringto. 1997. Metode Pengukuran. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses


tanggal 16 januari 2015

Farringto. 1998. Pengukuran Tanah. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses


tanggal 16 januari 2015

Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I.
Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.

Pinardimoelja, 1987. Kartografi. http://parkhahelu/materi_GIS/html. Diakses tanggal 16


januari 2015.

Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai