Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DAN SIG

PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR ( AUTO LEVEL )

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 14 :

MARHELEN TASA : 2140301075

MUHAMMAD NUR AMANSYAH : 2140301076

MUHARDIANSYAH : 2140301077

DEBBIT TANUSAPUTRA : 2140301079

ELI JUNITA GRACE : 2140301080

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Definisi Ilmu Ukuran Tanah

Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi tersebut
merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam
bentuk tertentu. Berdasarkan ketelitian Perhitungannya, ilmu Geodesi dapat diklasifikasikan
atas dua macam, yaitu:
a. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi
atau kondisi sebenarnya. Geodetic surveying ini digunakan dalam Perhitungan
daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung
(bola/ellipsoid).
b. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane surveying ini digunakan untuk
Perhitungan daerah yang tidak luas dengan mengunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.
1.2. Maksud Ilmu Ukur Tanah

Materi Ilmu Ukur Tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak kedataran dan
kemiringan tanah. Selain dapat mengetahi letak dasar tanah kita juga dapat mengetahui cara
menggunakan alat-alat ukur tanah seperti waterpass, tripod, bak ukur, dsb.

1.3. Tujuan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Adapun maksud dari ilmu ukur tanah yaitu untuk mendapatkan bayangan dari keadaan
lapangan dengan menentukan tempat (unsur, jarak, dan sudut) diatas permukaan bumi terhadap
satu sama lain. Adapun tujuan praktikumnya adalah sebagai berikut :

- Menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lainnya di permukaan bumi.
- Menentukan kemiringan tanah
- Menentukan tinggi titik pada suatu titik yang telah ditentukan.
- Menggamabarkan peta situasi pada pengerjaan pengukuran.
- Menggambarkan profil memanjang dari hasil pengukuran.
- Menggambarkan profil Melintan dari hasil pengukuran.
- Menggambarkan lahan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pengetahuan Tentang Pesawat Auto-level

Sipat Datar (Auto-level) adalah salah satu alat pada lingkup survei dan pemetaan yang
biasa digunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik yang satu dengan titik-titik lainnya,
serta dapat pula mengukur jarak (disebut jarak optik = jarak tidak langsung).

Pada alat ini sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi tergantung pada nivo yang
terletak diatas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup
penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam
mendatarkan garis nivo ke target yang dikhendaki. Bagian-bagian dari alat sipat datar otomatis
diantaranya :

- Kip bagian bawah (sebagai landasan peswat yang menumpu pada kepala statif).
- Sekrup penyetel kedataran (untuk menyetel nivo).
- Teropong.
- Nivo kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus nivo).
- Lingkaran mendatar (skala sudut).
- Tombol pengantar focus ( menyetel letajaman objek).

Cermin Nivo Fokus Diafragma

Lensa
Objektif

Penghalus Gerak
Horizontal Nivo Kotak

Lingkar Horizontal
Sekrup penyetel kedataran
Leveling plate

Gambar 1. Total Station


2.2. Pengetahuan Tentang Rambu Ukur

Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap
2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-
putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.

A. Fungsi Rambu Ukur


Fungsi yang utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Hal yang perlu
diperhatikan dari rambu adalah :
1. Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam rambu
tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.

2. Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.

B. Cara Menggunakan Rambu Ukur


1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan,
kemudian kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang akan
dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan
kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.

Gambar 2. Rambu Ukur


2.3. Pengetahuan Tentang Statif Pesawat

Statif merupakan alat untuk mendudukan pesawat ukur, alat ini terbuat dari aluminium
dengan beberapa sekrup pengunci. Alat ini dapat di atur ketinggiannya sesuai dengan
kebutuhan saat proses pelaksanaan pengukuran dilakukan. Jumlah kaki pada alat ini adalah
sebanyak 3 kaki, dilengkapi dengan beberapa sekrup penggerak baik untuk mengatur
ketinggian alat maupun kedataran alat.

Gambar 3. Statif Pesawat

2.4. Pengetahuan Tentang Hand GPS

Hand GPS (Global Position System) Adalah alat pengukur koordinat suatu titik di
permukaan bumi yang terkoneksi dengan satellite. Nilai koordinat yang akan didapatkan
adalah nilai X, Y dan Z. Terkadang ketidak akurasian alat ini terjadi akibat kurangnya sinyal
satellite yang ditangkap, sehingga menghasilkan nilai pembacaan yang salah. Dalam modul
ini Hand GPS hanya dipergunakan untuk menentukan nilai koordinat awal yaitu X yang
merupakan nilai Easting, Y yang merupakan nilai Northing, dan Z yang merupakan nilai
Elevasi/Altitude, dalam format koordinat WGS1984 UTM Zone 50N.

Gambar 4. Hand GPS


2.5. Pengetahuan Tentang Sistem Koordinat WGS 1984 UTM Zone 50N

WGS-84 dalam arti sebenarnya memiliki kepanjangan World Geodetic System yang
merupakan koordinat sistem referensi yang digunakan oleh Global Positioning System. WGS-
84 merupakan standar yang sering digunakan dalam bidang kartografi, geodesi dan navigasi.

Zona Universal Transverse Mercator (UTM) Indonesia - Sistem proyeksi Universal


Transverse Mercatoratau UTM adalah Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang
dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar 60 yang disebut Zona. Selain itu perbedaan
lintang juga mempengaruhi apakah wilayah tersebut berada di zona utara atau selatan (batasnya
adalah garis khatulistiwa atau 00) Untuk Indonesia yang berada pada posisi kurang lebih berada
pada 900BT – 1440BT dan 110LS – 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54.
Adapun sebagai gambaran, bisa lihat gambar dibawah ini :

Gambar 5. Zona UTM Indonesia


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Waktu : Sabtu, 27 Agustus 2022

Tempat pelaksanaan : Lapangan Lab Sipil, Universitas Borneo Tarakan

Sketsa :

Gambar 6. Sketsa
3.2. Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Alat :

A. Autolevel
B. Tripod
C. Rambu Ukur
D. Payung
E. Alat Tulis (Buku,Pulpen)
F. Hand GPS
3.3. Langkah Kerja

A. Siapkan alat yang akan digunakan .


B. Bedirikan Statif beserta pasang alat diatas Statif tersebut ditengah tengah antara
rambu ke satu (1) dan dua (2) .
C. Bedirikan payung untuk melindungi alat dari cahaya matahari agar lensa alat tidak
terkena cahaya matahari .
D. Alat dan Statif sudah berdiri selanjutnya adalah mengatur gelembung NIVO agar
tepat ditengah yang artinya alat sudah dalam posisi stabil atau rata .
E. Jika alat sudah stabil/rata maka alat siap untuk digunakan .
F. Untuk pemegang rambu agar bediri dititik yang akan ditembak didepan dan
belakang alat . jangan lupa untuk mengambil koordinat tepat dirambu berdiri .
G. Setelah koordinat dan elevasi sudah diambil , selanjutlah adalah menembakkan
alat ke arah rambu pertama (1) .
H. Dan untuk penembak alat agar menyebutkan BA , BB , dan BT untuk dicatat .
setelah BT disebutkan oleh penembak alat jangan lupa untuk menghitung apakah
BT sudah betul / salah setelah dihitung menggunakan kalkulator dengan rumus :
BA + BT : 2 .
I. Setelah dihitung BA , BT , BB sudah betul maka dilanjutkan untuk menembak
titik ke dua (2)
J. Pada saat titik kedua (2) ditembak maka lakukan kembali pengambilan BA , BT ,
BB yang disebutkan oleh penembak .
K. Untuk pemegang rambu pertama (1) agar berpindah tempat ke titik 3 yang akan
ditembak oleh alat , dan pemegang rambu ke dua (2) agar tetap dititik tersebut .
L. Untuk alat akan berpindah ke tengah tengah rambu dua (2) dan tiga (3) .
M. Setelah itu lakukan kembali hal yang sama dengan point ke 1 , 2 , 3 diatas . dan
dilanjutkan untuk menembak kembali ke rambu ke dua (2) .
N. Lakukan kembali point ke 8 diatas .

3.4. Keselamatan Kerja

Adapun alat keselamatan kerja yang digunakan yaitu :

A. Helm Proyek atau Safety Helmet


Helm proyek atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau
meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api,
percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.
B. Payung
Payung berfungsi untuk melindungi pesawat / alat dari sinar matahari langsung
maupun terpaan hujan.
BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Analisis Jarak Optis

Jarak Optis adalah jarak antara pesawat (Autolevel) dengan titik pengukuran yang
dihitung berdasarkan garis lurus dan mendatar (garis bidik pesawat terhadap bak kaca/rambu
ukur secara tegak lurus). Cara untuk menentukan jarak optis adalah (BA-BB)*100.

Tabel 1.1 Perhitungan Jarak Optis Antar Titik

Hasil Hand GPS Bacaan Rambu Ukur Jarak


No No titik
Easting optis
pesawat bidik
Northing Belakang Muka (M)
1.468
1 571674 365326 1.343 25.00
1.218
A
1.560
2 571758 365341 1.390 34.00
1.220
0.659
2 571758 365341 0.592 13.40
0.525
B
3.110
3 571714 365381 3.013 19.50
2.915
1.250
3 571714 365381 1.150 20.00
1.050
C
1.435
4 571758 365377 1.295 28.00
1.155
2.337
D 4 571758 365377 2.242 19.10
2.146
0.650
5 571761 365347 0.556 18.90
0.461
2.045
5 571761 365347 1.948 19.50
1.850
E
0.455
6 571766 365304 0.351 20.80
0.247
1.727
6 571766 365304 1.686 8.20
1.645
F
1.170
571758 365310 1.149
7 4.20
1.128
0.149
7 571758 365310 0.083 13.20
0.017
G
1.560
8 571741 365318 1.490 14.00
1.420
1.730
8 571741 365318 1.583 29.50
1.435
H
1.592
1 571674 365326 1.415 35.40
1.238
4.2. Analisis Beda Jarak

Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar (waterpass).
Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertikal.
Adapun cara untuk menghitung beda tinggi yaitu :

(BTb – BTm) ; BTb = Benang Tengah Belakang, BTm = Benang Tengah Muka.

Tabel 1.2 Perhitungan Beda Tinggi Antar Titik

No.
No. titik Benang Perhitungan Beda Tinggi
Titik Hasil (m)
Bidik Tengah Antar Titik
Pesawat
1 1.343
1 (1.343-1.390) -0.047
2 1.390
2 0.592
2 (0.592-3.013) -2.42
3 3.013
3 1.150
3 (1.150-1.295) -0.145
4 1.295
4 2.242
4 (2.242-0.556) 1.686
5 0.556
5 1.948
5 (1.948-0.351) 1.597
6 0.351
6 1.686
6 (1.686-1.149) 0.537
7 1.149
7 0.083
7 (0.083-1.490) -1.407
8 1.490
8 1.583
8 (1.583-1.415) 0.168
1 1.415

4.3. Koreksi

Koreksi adalah penjumlahan dari semua Benang Tengah Muka dan Belakang
kemudian hasil dari Benang Tengah Muka dikurang dengan hasil Benang Tengah Belakang
dan hasilnya dibagi dengan jumlah titik yang diambil. Hasil dari pembagian tersebutlah yang
akan digunakan untuk menghitung menghitung setiap elevasi (Apabila hasilnya (-) maka
ketika angka tersebut diambil diubah menjadi (+), begitupun sebaliknya).

Benang Tengah Belakang = 1.343+0.592+1.150+2.242+1.948+1.686+0.083+1.583 = 10.627

Benang Tengah Muka = 1.390+3.013+1.295+0.556+0.351+1.149+1.490+1.415 = 10.659

Hasil dari BTb – BTm = 10.627 – 10.659 = -0.032

Hasil dari BTb – BTm dibagi dengan jumlah titik = -0.032/8 = -0.00406 (Dikarenakan
hasilnya (-) maka berubah menjadi (+) = 0.00406 dan inilah yang akan dipakai pada nilai
koreksi).

4.4. Tinggi Titik/Elevasi Titik

Tinggi titik adalah posisi Vertikal (Ketinggian) suatu objek dari titik tertentu (datum).
Datum yang biasa digunakan adalah permukaan laut dan permukaan geodetic WGS 84 yang
digunakan oleh GPS. Oleh karena itu, altitude sering kali dinyatakan sebagai ketinggian dari
permukaan laut (biasa disingkat dpl) atau sumbu Z pada program aplikasi survei. Adapun
cara untuk menghitung titik elevasi dengan cara : (Elevasi Awal/Sebelumnya + Beda Tinggi
+ Koreksi).

Tabel 1.3 Perhitungan Elevasi Titik

Perhitungan Elevasi Titik


No. Titik No. Titik
Elevasi Awal/Sebelumnya + Beda Tinggi Elevasi Titik
Pesawat Bidik
+ Koreksi (0.00406)
1 (Elevasi didapatkan dari GPS) 42.000
1
2
= (42.000 + (-0.047) + 0.00406) 41.957
2
2
3
= (41.957 + (-2.42) + 0.00406) 39.541
3
3
4
= (39.541 + (-0.145) + 0.00406) 39.400
4
4
5
= (39.400 + 1.686 + 0.00406) 41.090
5
5
6
= (41.090 + 1.597 + 0.00406) 42.690
6 6
7
= (42.690 + 0.537 + 0.00406) 43.231
7
7
8
= (43.231 + (-1.407) + 0.00406) 41.828
8
8
1 = (41.828 + 0.168 + 0.00406) 42.000
BAB V

KESIMPULAN

5.1.Kesimpulan

Dalam pelaksanaan praktikum Pemetaan dan SIG diatas dapat kami simpulkan,
bahwa alat sipat datar atau Auto Level adalah alat yang digunakan untuk mengetahui tinggi
rendahnya suatu permukaan tanah. Dalam penggunaannya, sipat datar atau Auto Level selalu
didampingi dengan rambu ukur, GPS, Statif atau Tripod dan payung. Rambu ukur digunakan
untuk acuan memperoleh beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. GPS
biasanya digunakan untuk mengetahui titik koordinat dan elevasi/tinggi suatu permukaan
tanah, dalam praktikum kemarin kami menggunakan Hand GPS (Global Position System)
terkadang koordinat yang dihasilkan oleh Hand GPS tidak akurat dikarenakan kurangnya
sinyal satellite yang ditangkap, sehingga menghasilkan nilai bacaan yang salah. Statif
digunakan sebagai dudukan sipat datar atau Auto level. Dan payung biasanya digunakan
untuk melindungi alat sipat datar atau Auto Level dari sinar matahari dan hujan.

5.2.Saran

Setelah melaksanakan praktikum kemarin, kami menyarankan penambahan jumlah


alat. Dikarenakan kurangnya jumlah alat waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
praktikum juga lebih lama. Dengan penambahan alat dalam sekali praktikum bahkan bisa
menyelesaikan 6 sampai 8 kelompok dalam sehari.

Hanya itu saja saran dari kami, tidak lupa kami berterima kasih kepada Bapak Edy
Utomo, S.T., M.T. dan para senior karena telah banyak mengajarkan dan membimbing kami
dalam melaksanakan Praktikum Pemetaan dan SIG.

Anda mungkin juga menyukai