Anda di halaman 1dari 11

ACARA 1

PENGENALAN ALAT UKUR

1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari alat ukur tanah beserta bagian-
bagiannya
b. Mahasiswa mampu mengetahui kelemahan dan keunggulan alat ukur tanah

2. ALAT DAN BAHAN


- Laptop
- Hvs
- Alat tulis

3. DASAR TEORI
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu
besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah
diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut
tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang
disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau
industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak
faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan. (Matondang,2010)
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur
kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan (Basuki, S, 2006 dalam Dwi).
Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara terestrial dan
ektra terestrial. Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan
menggunakan alat yang berpangkal di tanah. Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan yang
dilakukan dengan menggunakan alat yang tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan
wahana seperti pesawat terbang, pesawat ulang alik atau satelit.
Menurut Wongsotjitro, (1980) arti melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-
unsur (Jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga
daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu. (Dwi,2014).
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak
antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah pengukuran secara
langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah selesai pengukuran. Sebagai contoh
alat tersebut adalah pita ukur, bak ukur, yalon dan abney level. Selain alat ukur sederhana
terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan
tacheometer. Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan
optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai contoh
adalah compass survey, waterpass dan theodolit.
Penggunaan dan perlakuan seorang surveyor terhadap alat merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan. Penggunaan alat yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil
pengukuran yang salah. Cara perawatannya pun harus diperhatikan agar alat ukur tanah tidak
rusak. Alat ukur tanah merupakan alat-alat yang harganya cukup mahal. (Dwi,2014).
Pengukuran di atas permukaan bumi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk
lengkung permukaan bumi dan proses perhitungannya pun akan lebih sulit dibandingkan
dengan pengukuran yang dilakukan pada bidang datar. Jadi pengukuran yang dilaksanakan
dengan mempertimbangkan bentuk lengkung bumi disebut geodesi, sedangkan pengukuran
yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan bentuk lengkung bumi disebut ukur tanah datar.
Pengukuran sudut berarti mengukur suatu sudut yang terbentuk antara suatu titik dan dua titik
lainnya. Pada pengukuran ini diukur arah dari pada dua titik atau lebih yang dibidik dari satu
titik kontrol dan jarak antara titik-titik diabaikan (Sosrodarsono dan Takasaki, 1992 dalam
Dopi).

4. CARA KERJA
1. Waterpass
Cara kerja: Yang diamati dilapangan adalah pembacaan:
bentang tengah (BT),
bentang bawah (BB)
bentang atas (BA)
sudut horizontal kasar

Angka angka pada BT, BB, BA dapat kita baca pada rambu yang ditegakan pada strat
pot (patok kayu yang diberi paku payung) melalui water pass yang telah distel.
1. pasang la trifood statif(kaki 3) setinggi dada juru ukur,dan pasang water pass pada
kaki 3
2. atur lah alat ukur sehingga nivo kontak tepat ditengah, dengan menggunakan 3 buah
skrup penyetel
3. Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
4. Catat ketinggian tiang.
5. Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih ketinggiannya.
6. Setelah melakukan pengukuran di lapangan,maka kita dapat membuat tabel hasil
pengukuran dan mendapatkan gambar hasil kontur tanahnya.

2. Theodolite

Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah pesawat terikat
dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat tersebut baru diangkat dan Anda
dapat meletakkannya di atas patok yang sudah diberi paku
Tancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya. Kemudian
lihat paku dibawah menggunakan centring. Jika paku sudah terlihat, kedua kaki tripod
tersebut baru diletakkan di tanah.
Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah terlihat, ketiga kaki
di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan alat juga tidak mudah
goyang. Kemudian, lihat paku lewat centring. Jika paku tidak tepat, kejar pakunya
dengan sekrup penyetel. Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo kotak tidak berada di
tengah maka alat posisinya miring. Untuk mengetahui posisi alat yang lebih tinggi,
lihat gelembung pada nivo kotak. Jika nivo kotak berada di timur, posisi alat tersebut
akan lebih tinggi di timur sehingga kaki sebelah timur dapat dipendekkan.
Setelah posisi gelembung di nivo kotak berada di tengah,alat sudah dalam keadaan
waterpass namun masih dalam keadaan kasar. Cara mengaluskannya, gunakan nivo
tabung. Di bawah theodolit terdapat 3 sekrup penyetel. Sebut saja sekrup A, B, dan C.
Untuk menggunakan nivo tabung sejajarkan nivo tabung dengan 2 sekrup penyetel.
Misalnya sekrup A dan B. Kemudian, lohat posisi gelembungnya. Jika tidak di
tengah, posisi alat berarti masih belum level dan harus ditengahkan. Setelah nivo
tabung berada di tengah baru kemudian diputar 90 derajat atau 270 derajat dan nivo
tabung bisa ditengahkan dengan sekrup C. Setelah ada di tengah, berarti posisi kotak
dan nivo tabung sudah sempurna
Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah tepat di atas
patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu dengan mengendorkan
baut pengikat yang terdapat di bawah alat ukur. Geser alat agar tepat berada di atas
paku namun jangan diputar karena jika diputar dapat mengubah posisi nivo.
Setelah posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung perlu diulangi
seperti langkah di atas agar posisinya di tengah lagi.
Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu 00000 dan jangan lupa mengunci sekrup
penggerak horizontal.
Nyalakan layar dengan tombol power. Kemudian setting sudut horizontal pada
00000 dan tekan tombol [0 SET] dua kali. Tekan tombol [V/%] untuk
menampilkan pembacaan sudut vertical.

3. Compass survey
a. Meletakkan kompas pada statif
b. Melevel nivo sehingga alat ini benar-benar datar
c. Mengarahkan alat pada obyek dengan bantuan pisir
d. Pembacaan sudut mendatar dibaca pada jarum kompas. Sudut vertical terbaca dari
bidang busur secara langsung

5. HASIL PRAKTIKUM

1. PITA UKUR
2. YALLON
3. ABNEY LEVEL

4. COMPAS SURVEY
5. WATERPASS

6. THEODOLITH T0
7. THEODOLITH RDS

8. THEODOLITH T100
9. STATIF

10. BAK UKUR


11. KOMPAS
12. HAGAMETER
Keterangan :
B1 = jendela ; B2 = pisir
P = batang skala dengan pemutar P
S = skala pada batang
J = jarum skala
K = Pengunci (K1 = buka; K2 = tutup)
L = lubang penggantung tali

Anda mungkin juga menyukai