Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR THEODOLITE/WATERPASS

DI AREA UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

Diajukan untuk memenuhi penilaian dan persyaratan

kelulusan dalam mata kuliah Survey dan Pemetaan

Oleh :

Muhamad Adi Nugroho

41187011170046

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM 4
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Survey dan Pemetaan

Disusun oleh :

1. Muhamad Adi Nugroho 41187011170046


2. Fahri Alif Putra 41187011170037
3. Fadly Fadillah 41187011170030
4. Irinda Saskia 41187011170036
5. M. Nauval Al Arifin 41187011170040
6. Rifki Ardiansyah 41187011170043
7. Yoni Albira 41187011170029
8. Cony Suryaningrum 41187011170035
9. Fanih Fahreza 41187011170032
10. Wahyu Nendra 41187011170050
11. Asep Abdul Aziz 41187011170038
12. Indrajati Kurniawan 41187011170052
13. Niki Fajar 411870111700

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini telah disetujui oleh :


Dosen Pembimbing Praktikum

Ir. Kusna Sumawinata

Mengetahui,
Kepala program studi Teknik Sipil

Sri Nuryati, ST., MT

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI


2017/2018

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN

Oleh:

Muhamad Adi Nugroho

41187011170046

Bekasi, 4 April 2018

Disetujui oleh. Laboran Lab. Teknik

Sipil

Dosen pembimbing

Ir. Kusna Sumawinata Tugiran, S.T

Mengetahui,

Kaprodi Teknik Sipil S1

Sri Nuryati, S.T, M.T Elma Yulius, S.T, M.Eng

iii
iv
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN
KELOMPOK 1
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

Dosen Pembimbing: Ir. Kusna Sumawinata

No. Tanggal Keterangan Paraf

6
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat, hidayah dan inayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Survey dan Pemetaan
denngan menggunakan alat ukur Theodolite/Waterpass di area Universitas Islam 45
Bekasi.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan kesempatan dan senantiasa
mendukung serta mendoakan untuk menyelesaikan Laporan ini.
2. Ir. Kusna Sumawinata, selaku dosen Survey dan Pemetaan yang telah
membimbing dalam praktikum maupun dalam pembuatan Laporan ini.
3. Tugiran, ST yang turut ikut serta membimbing praktikum dari awal hingga akhir
praktikum ini selesai.

Laporan praktkum ini disusun dalam rangka memenuhi bukti kerja serta tanggung jawab
telah melakukan praktikum Survey dan Pemetaan yang berlokasi di Universitas Islam 45
Bekasi. Kami menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih banyak kekurangan,
berkenan dengan itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi menyempurnakan laporan praktikum ini.

Bekasi, 03 April 2018

Tim Penyusun

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Survey dan Pemetaan adalah ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk

topografi permukaan bumi beserta objek-objek diatasnya untuk keperluan pekerjaan-

pekerjaan konstruksi. Ilmu ukur tanah/ Survey dan Pemetaan menjadi dasar bagi beberapa

mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam

kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari

kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,

jembatan, pelabuhan, jalur kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran

agar konstruksi yang dibangun dapat dipertanggung jawabkan dan terhindar dari

kesalahan konstruksi.

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi

biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis

yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran menggunakan waterpass, theodolite.

Total station dan sebagainya dapat menghasilkan data dan ukuran yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dengan adanya praktikum ini yaitu:

1. Agar mahasiswa terampil dalam melakukan pengukuran lokasi

2. Agar mahasiswa terampil melakukan pengambilan data ukuran di lapangan serta

pengisian data lapangan dalam form yang disediakan

3. Agar mahasiswa terampil melakukan pengolahan data dan menyajikan kedalaman

gambar

4. Agar mahasiswa mampu menyusun laporan hasil praktikum

5. 1.3 Tim Surveyor

Berikut dibawah ini surveyor yang melakukan praktikum Survey dan Pemetaan :

1. Muhamad Adi Nugroho


2. Fahri Alif Putra
3. Fadly Fadillah
4. Yoni Albira
5. Irinda Saskia
6. M. Nauval Al Arifin
7. Fanih Fahreza
8. Rifki Ardiansyah
9. Cony Suryaningrum
10. Asep Abdul Aziz
11. Indrajati Kurniawan
12. Wahyu Nendra
13. Niki Fajar

1.4 Materi Praktikum

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dosen memberikan materi atau arahan
terkait praktikum yang akan dilakukan.

Dalam melakukan praktikum ini dituntut untuk melakukan pengukuran sebagai


berikut :
2
1. Pengukuran profil memanjang
2. Pengukuran profil melintang
3. Pengukuran polygon
4. Pengukuran kontur
5. Pengukuran tinggi menara
6. Pengukuran gambar situasi

Alat-alat yang digunakan

1. Theodolite
2. Statif/ tripot
3. Rambu ukur
4. Form data
5. Atk
6. Kapur

1.5 jadwal dan lokasi praktikum

Table 1.1 jadwal dan lokasi praktikum

Jadwal Lokasi Praktikum

3
BAB 2

4
PRLAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Penjelasan Pengukuran

Pengukuran profil bertujuan untuk menentukan elevasi titik-titik pada permukaan


tanah sepanjang garis tertentu sehingga akan diperoleh profil (potongan tegak dari permukaan
tanah sepanjang garis itu). Potongan-potongan tersebut sangat diperlukan dalam pembuatan
bangunan sipil seperti saluran irigasi, drainase, jalan raya, jalan kereta api, dll.

Penyipat datar profil (profil leveling) adalah penyipat datar berantai dengan sejumlah
pembacaan kemuka diantara titik-titik pindah. Jadi disini ada satuan-satuan tambahan yaitu
titik antara dan stasiun-stasiun pokok yaitu titik utama dan titik pindah.

Pengukuran profil ini dibedakan menjadi 2 yaitu profil memanjang dan profil
melintang. Profil memanjang diperlukan dalam pembuatan tase jalan raya, rel kereta api,
saluran air / irigasi, dll. Untuk menghitung berapa luas tanah harus digali maupun ditimbun,
maka diperlukan data yang lengkap dari hasil pengukuran profil memanjang maupun
melintang. Data tersebut diproyeksikan kedalam suatu grafik dengan garis medatar
menyatakan jarak antar titik garis tegak menyatakan elevasinya.

Dalam pelaksanaan pengukuran profil melintang diusahakan sedetail mungkin,


artinya jarak yang diambil dalam pengukuran profil melintang disesuaikan dengan kondisi
situasi. Bila kondisi situasi terbukti maka jarak antar profil lebih pendek dibandingkan
kondisi situasi yang mendatar.

2.2 Profil Memanjang

1. Meletakkan waterpass dititik pertama kemudian mengatur sumbu menjadi vertical


kedudukan waterpass selalu tetap dititik pertama selama pengukuran profil memanjang
2. Membidik rambu pada titik kedua alat dengan alat bantu bidikan kasar (vizier). Kemudian
mengunci pesawat.
3. Menempatkan rambu tepat sepanjang garis antara titik pertama dan titik kedua dengan
interval 5m. tetapi apabila kondisi situasi tidak memungkinkan maka interval jaraknya
dapat diambil lebih panjang atau lebih pendek.
4. Membidik rambu kemudian membaca bacaan benang.
5. Menghitung langkah 1-4 pada titik-titik lain

5
2.3 Profil Melintang

1. Titik titik dijadikan acuan pada pengukuran profil melintang adalah titik-titik hasil
pengukuran profil memanjang dengan arah bidikan sebesar 90o dan 270o dengan jarak
sejauh 15m tiap sisinya.
2. Langkah kerja dalam pengukuran profil melintang adalah sebagai berikut.
3. Menempatkan waterpass diatas titik peretama kemudian mengatur sumbu 1 menjadi
vertical
4. Membuat arah 00o 00’ 00” dengan cara membidik pesawat ke titik kedua
5. Mengatur pesawat sebesar 90o , kemudian menempatkan rambu pertama pada titik
sejauh (15), sedangkan rambu-rambu yang lain ditempatkan pada titik yang
mempunyai beda tinggi (mewakili medan)
6. Membaca bacaan benang pada tiap titik dan mencatatnya
7. Memutar pesawat sebesar 180o sehingga bacaan sudut menjadi 270o
8. Menempatkan rambu pertama dititik sejauh 15m
9. Menempatkan rambu-rambu yang lain yang dapat mewakili kondisi medan searah
bidikan pesawat. Penempatan rambu dimulai dari titik terjauh kemudian mendekat
menuju pesawat
10. Mengulangi langkah 1 s/d 7 untuk memulai titik yang lain

Perhitungan:

Untuk menggambarkan profil, data yang dipaka adalah jarak dan beda tinggi. Jarak dapat
dicari dengan menggunakan rol meter maupun garis secara optis, untuk medan yang berbukit-
bukit penggunaan jarak optis lebih baik dari pada menggunakan rol meter (pengukuran secara
langsung).

Untuk menghitung elevasi pada tiap titik dapat ditentukan dengan rumus

E2 = E1 ± ΔH1

E2 = E1 ± ΔH2 … … … … … … … dst

Kontur

6
Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang
memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian horizontal. Garis kontur + 25m,
artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m
terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turun
nya keadaan permukaan tanah.

Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah
terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill)
permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertical garis atau bangunan.

Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya
dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan
sesuai skala peta.

Pengukuran Kontur

Jika permukaan air turun, sebagai contoh permukaan air turun 5 meter, maka tepi dari
permukaan air akan membentuk garis kontur yang kedua. Demikian selanjutnya setiap
permukaan air turun akan membentuk garis kontur yang lainnya.

Garis-garis kontur merupakan garis-garis yang kontinyu dan tidak dapat bertemu atau
memotong kontur lainnya dan tidak pula dapat bercabang menjadi garis kontur yang lain,
kecuali pada hal kritis seperti jurang atau tebing.

Kemiringan tanah:

Ketinggian antara garis-garis kontur yang berurutan disebut selang vertical atau
selang kontur dan besaran nya selalu tetap pada peta. Pada irisan pada selang vertical
diperlihatkan oleh garis AB. Jarak mendatar antara dua buah kontur kemiringan permukaan
oleh jarak BC. Jarak tersebut disebut jarak horizontal. Kemiringan permukaan tanah antara
titik A dan C adalah : Kemiringan AB/BC = Selang Vertikal / Jarak Horizontal. Karena,
selang vertical merupakan besaran yang tetap pada kemiringan masing-masing peta, maka
akan berubah jika jarak horizontal berubah.

7
Contoh :

Kemiringan sepanjang AC = 10 / 100 = 1 / 10 = 1:10

2.4.2 Penggambaran Kontur

Setelah melihat dan mempelajari data pengukuran tersebut kemudian data yang akan
digunakan untuk membuat peta kontur adalah tinggi tiap titik, caranya adalah sebagai berikut:

1. Pertama kali kita tentukan skala jarak untuk menggambar dengan dan skala tinggi
untuk menggambar potongan kontur.
2. Selanjutnya menentukan koefisien garis tinggi yang akan digambar, missal disini
diambil 102.00, 102.2, 102.5, 102.75, 103.00 dst, titik-titik ini terserah dalam
menentukannya karena semakin rapat akan semakin akurat.

Dalam gambar diatas dapat kita lihat bahwa

 Tinggi titik A : 101.9


 Tinggi titik B : 103.75
 Jarak tinggi A-B : 1000
 Maka jarak titik dengan ketinggian 102.00 adalah
 Selisih tinggi 102.00 – 101.9 = 0.1
 Tinggi B-A = 103.75 – 101.9 = 1.85
 Maka jarak tinggi titik 102.00 ke titik A = (0.1/1.85) x (1000) mm = 54.0541 mm

“prinsipnya adalah perbandingan antara segitiga kecil dan segitiga besar” sehingga dapat
dicari jarak titik dengan ketinggian tertentu.

Polygon Terbuka

Polygon adalah bentuk geometris dari segi banyak. Yang dimaksud polygon disini
adalah segi banyak yang digunakan untuk kerangka peta. Selanjutnya polygon dipakai untuk
dasar referensi koordinat detail atau obyek yang diambil dari lapangan. Polygon dapat dibagi
menjadi 2 macam :

1. Polygon terbuka (polygon yang tidak mempunyai syarat geometris)

8
2. Polygon tertutup (polygon yang mempunyai sifat geometris)

Pada praktek kali ini hanya digunakan polygon … … …

Alat-alat yang digunakan:

1. Theodolite + Statip 1 set


2. Rambu Ukur 2 buah
3. Meteran 1 buah
4. Patok secukupnya
5. Kayu secukupnya

Pengukuran Tinggi Menara

Pengukuran tinggi menara bertujuan untuk mengetahui tinggi suatu menara yang tidak dapat
diukur secara langsung dengan menggunakan pita ukur, Karena menara tersebut sukar
dijangkau pada puncak menara. Kita dapat mengetahui tinggi menara tersebut dengan cara
mengukur menggunakan alat Theodolite untuk mendapatkan nilai sudut. Alat-alat yang
digunakan:

1. Theodolite
2. Statif / Tripot
3. Pita ukur
4. Form data alat ukur’
5. Langkah kerja
6. Memasang theodolite pada suatu titik disekitar menara
7. Mengukur tinggi alat
8. Mengukur jarak dari alat ke titik menara atau yang ingin ditinjau’
9. Mengarahkan teropong ke puncak menara dan catat bacaan sudut vertical (-1)
10. Mengarahkan teropong pada kaki menara dan mencatat bacaan sudut (-2)
11. Dengan adanya sudut yang didapat dari 2 bacaan sudut vertical didapat (besaran
sudut), kita dapat mengukur tinggi menara dengan data yang kita dapat
12. Tinggi alat
13. Jarak dari alat ke menara\
14. Besaran sudut

9
Pengukuran Gambar / Peta Situasi

Peta diartikan sebagai gambar konvensional atas sebagian atau seluruh permukaan bumi
beserta fenomena yang ada, dengan pengecilan sesuai skala yang ditentukan diatas bidang
datar baik untuk menyajikan data yang selektif atau bentuk-bentuk abstrak dalam hubungan
nya dengan permukaan bumi

Pemetaan adalah proses pembuatan peta berdasarkan olahan hasil data pengukuran.

Bidang ilmu yang mempelajari pembuatan peta ini disebut dengan kartografi sedangkan
ahlinya adalah kartografer. Dasar filosofi pengukuran dan pemetaan adalah:

1. Peta sebagai model bentuk bumi


2. Peta sebagai dokumen ilmiah
3. Peta sebagai dokumen komunikasi
4. Peta sebagai pendukung system perencanaan
5. Peta sebagai sarana multilateral matching
6. Fungsi peta
7. Model muka bumi
8. Untuk menggambarkan medan yang diperkecil, baik secara detail maupun global
9. Merupakan perwujudan fenomena dari fenomena-fenomena permukaan bumi yang
telah diperkecil dan disesuaikan dengan tujuan tertentu.

Tujuan dari pengukuran yang kami lakukan adalah untuk mengumpulkan data yang diberikan
untuk membuat suatu gambaran secara planimetris adalah kedudukan bangunan-bangunan
yang dibuat oleh manusia, sedangkan topografis adalah konfigurasi dari keadaan tanah. Alat-
alat yang digunakan:

1. Theodolite
2. Bak ukur
3. Kompas
4. Payung (melindungi alat theodolite)
5. Statif / tripod
6. ATK

10
Langkah kerja:

1. Siapkan alat dan tempat yang akan diukur


2. Buat titik kerangka dan titik bidik ditanah sebagai dasar pengukuran
3. Letakkan statif diatas titik kerangka, pastikan statif dalam keadaan kuat dan seimbang
ketika theodolite mulai dipasang.
4. Hidupkan theodolite lakukan cantering, pengukuran nivo dan nol set.
5. Ukur ketinggian theodolite dengan rambu.
6. Letakkan bak ukur atau rambu pada titik bidik. Rambu harus dalam keadaan tegak.
7. Bidik rambu pada angka yang merupakan angka tinggi theodolite tadi.
8. Lihat teropong, posisikan teropong dengan sempurna. Dengan cara menggerak-
gerakkan, setelah pas kunci teropong.
9. Lihat benang pada teropong, catat batas atas dan batas bawahnya. Batas tengah
merupakan tinggi theodolite, kemudian catat pula sudut vertical dan sudut
horizontalnya.
10. Tembak jalur ataupun obyek lain yang jaraknya tidak lebih dari 40m.
11. Catat data pada tally sheet, kemudian olah data dengan mencari interval dengan
menggunakan Microsoft Excel. Setelah itu olah data dengan menggunakan ArcGis.

Pematokan / Stake Out Pada Lengkung Jalan

Pematokan / stake out adalah suatu proses memindahkan atau mentransformasikan


titik-titik yang ada diatas peta keatas bidang tanah sesungguhnya dilapangan. Alat-alat yang
digunakan:

1. Theodolite 1 set
2. Statif 1 buah
3. Patok secukupnya
4. Paku secukupnya

Pelaksanaan praktikum:

Dalam pematokan ini data yang harus diketahui terlebih dahulu adalah:

1. Sudut arah terhadap basis = α


2. Panjang jari-jari lingkaran = Rc

11
Sebelum dilakukan, lakukan perhitungan penentuan titik menurut rumus:

Ln = 2 x Rc x sinα Dengan:

Ln = jarak titik n terhadap titik pesawat

αn = sudut arah ketitik n terhadap basis

jika dikehendaki agar letak patok pada as tikungan mempunyai jarak yang sama maka sudut
arah dibuat sebagai berikut:

αn = n x α1

sehingga penentuan titik dengan rumus:

Ln = 2 x Rc x sin (n. α1)

Dengan: Ln = jarak titik n terhadap titik pesawat

αn = sudut arah titik n terhadap basis

N = nomor titik

αn = sudut arah titik terhadap basis

cara pematokan :

1. Letakkan alat ukur theodolite dititik Tc yang telah ditentukan dan diatur agar alat siap
untuk pengukuran
2. Tentukan letak titik 1 dengan membuat sudut arah (azimuth) dan ukur panjang L1 dari
titik dibawah pesawat
3. Untuk titik berikutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.

12
BAB III

HASIL PENGUKURAN PRAKTIKUM

Pengukuran yang dilakukan ketika berada dilapangan terdiri :

3.1 Pengukuran Memanjang


3.2 Pengukuran Melintang
3.3 Pengukuran Polygon Terbuka Beserta Dengan Keterangan
3.4 Pengukuran Tinggi Menara, Dengan Perbandingan
3.4.1 Mencari Tinggi Menara
3.4.2 Sudut ᵧ
3.4.3 Mencari Panjang B dan C
3.4.4 Mencari tinggi menara terhadap patok A dan B
3.5 Pengukuran StakeOut ( Kelengkungan )
3.6 Pengukuran Tinggi Menara
3.7 Pengukuran Kontur
3.8 Pengukuran Gambar Situasi

13
14
HASIL PENGUKURAN POTONGAN MEMANJANG

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Bacaan Rambu Ukur

Berdiri No Belakang Muka dH


Alat
Belakang Muka BA BT BB BA BT BB METE
1 400 345 290 -1.17
P1 2 1208 1178 1148
-0.34
3 1574 1519 1463
3 361 231 102
P2 -2.06
4 2425 2297 2169
4 1445 1320 1190
P3 -0.04
5 1519 1368 1217
5 1322 1182 1041
P4 -0.02
6 1308 1209 1110
6 1600 1503 1406
P5 -0.00
7 1574 1512 1450

15
HASIL PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Bacaan Rambu Ukur


Berdiri Titik BA BT BB Jarak ( m ) Tinggi Titik
Alat Terhadap Alat
1 1360 1315 1270
3 1,351
2 2180 2135 2090
3 1725 1675 1625 0,04 2,735
4 1230 1180 1130 0,25 1,675
5 1561 1515 1469 1,6 1,186
6 1510 1505 1500 2,7 1,515
P1
7 1500 1455 1410 2,7 1,505
8 1450 1385 1320 0,03 1,385
9 1250 1270 1290 0,03 1,270
10 1090 1061 1032 0,03 1,061
11 1240 1275 1310 0,03 1,270
12 1490 1441 1392 0,03 1,441

HASIL PENGUKURAN POLYGON TERBUKA

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Bacaan Sudut ∆X
Jarak (d)
No Titik Sudut (β) Azimuth (ά) d sin ά
d m s d m s (m) (m)
P
A 355 59 40 195 6 50 24.2 -6.670
P1 154 40 10 143 3 20 54 32.196
P2 345 5 30 84 59 30 24 23.926
P3 269 4 10 149 30 40 14.6 6.854

16
P4 249 59 50 70 10 10 14.6 1.372
P5 316 0 0 117 28 10 31 27.472
P6 325 20 20 58 14 5 11 9.359
P7 235 29 30 0 0 0 17.6 0.000
P8 180 0 0 0 0 0 0 0.000
Ket :

∆X= d x Sin ά
Dengan Contoh : Mencari ∆X pada titik A yaitu : 24.2 x Sin 196 = 24.2 x -0,27563 = -6.670
∆X= d x Cos ά
Dengan Contoh : Mencari ∆Y pada titik A yaitu : 24.2 x Cos 196 = 24.2 x -0,96126 = -23,263

Koordinat X = Elevasi Awal + Elevasi Pada ∆X

Dengan Contoh : Mencari Koordinat X pada titik A = 100.000 + (-6.670) = 93.330

Mencari Koordinat X pada titik P1 = 100.000 + 32.196 = 125.526

Koordinat Y = Elevasi Awal + Elevasi Pada ∆Y

Dengan Contoh : Mencari Koordinat Y pada titik A = 100.000 + (-23.263) = 76.737

Mencari Koordinat X pada titik P1 = 100.000 + (-43.415) = 33.322

Cara MEncari Besaran Sudut

Dengan Contoh αAP = 360o – αAP = 360o 0’ 00 “ – 335 o 59’40” = 4o 0’20”

βA = αA1 + αAP = 195o 6 ‘50” – 335o 59 ‘40” = 551o 51’ 45”

β = α12 – α 1A = 143o 3’ 20” – 154o 40’ 10” = 11o 36 ‘50”

HASIL PENGUKURAN POLYGON TERBUKA

17
Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Bacaan Sudut Bacaan Rambu Ukur


Berdiri
No Sudut Azimuth α Sudut β Belakang Muka
Alat
D (□) M (‘) S (“) D (□) M (‘) S (“) BA BT BB BA BT
P 335 59 40 1140 1050
A
1 195 6 50 1628 1507 1386
A 154 40 10 1628 1507
P1
2 143 3 20 2320 2050 1780
1 345 5 30 2320 2050
P2
3 84 59 30 1520 1400 1280
2 269 4 10 1520 1400
P3
4 149 30 40 1385 1312 1239
3 249 59 50 1385 1312
P4
5 70 10 10 1368 1295 1222
4 316 0 0 1368 1295
P5
6 117 28 10 1645 1490 1335
5 325 20 20 1645 1490
P6
7 58 14 5 1500 1445 1390
6 235 29 30 1500 1390
P7
B 0 0 0 1548 1460 1372
7 180 0 0 1548 1372
B

HASIL PENGUKURAN TINGGI MENARA

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Posisi Sudut Koordinat Sudut


α 75o27’50” 75o
β 96o54’30” 96o
ᵧ 180o – ( α + β ) 7o
VA 20o25’00” 20o
VB 21o01’50” 21o

18
HASIL PENGUKURAN STAKE OUT ( KELENGKUNGAN )

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Berdiri Titik Keterangan Rumus Titik Awal Sudut Jarak


Alat (m)
1 10,000 15o 5.2
2 30o 10
3 2 x Titik Awal 45o 14.2
P1
4 X Sin (a x α ) 60o 17.4
5 75o 19.4
6 90o 20

19
HASIL PENGUKURAN KONTUR

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Bacaan Benang Jarak


Berdiri Alat Titik
BB BT BA (m)

HASIL PENGUKURAN KONTUR

Alat : Theodolite
Diukur : Kelompok I

Tanggal : 16 April 2018


Lokasi : Jalan Utama UNISMA

Berdiri Tinjau Bacaan Benang Bacaan Lingkungan Horizontal Jarak DX


Alat Datar
(Dd)
BA BT BB d m s Dd sin α

20
21

Anda mungkin juga menyukai