PENGUKURAN THEODOLIT
Kelompok 2 :
1. Devi Ayu Puspitasari (2102095)
2. M. Zaki Onan Siregar (2102267)
3. Namira Kusumawardani (2102)
4. Septian Amat Posangi (2102)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Hasil
Praktikum Pengukuran Theodolit” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Ukur Tanah. Selain itu, penelitian ini dilakukan bertujuan agar taruna/i dapat memahami cara
menggunakan alat dan mengukur theodolit yang kelak akan diterapkan ditingkat selanjutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Santausa Purnama Salim, MM. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ukur Pertanahan yang telah mengajari dan membimbing
kami dalam pelaksanaan praktikum ini.
Kami juga berterimakasih atas semua kerjasama dari anggota tim dan semua pihak terkait
yang telah membantu dalam pengerjaan tugas ini.
Kami menyadari bahwa praktik dan laporan yang kami kerjakan terdapat kesalahan-
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari bapak dosen maupun semua pihak yang membaca laporan ini untuk
kesempurnaan laporan kami.
A. LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau
absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi
kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.Ilmu ukur tanah bisa
disebut juga plan surveying yaitu ilmu yang mempelajari cara menyajikan bentuk permukaan
bumi baik unsur alam maupun unsur manusia (mencakup seni dan teknologi) diatas
permukaan yang dianggap datar.
Alat utama yang digunakan dalam praktikum ini yaitu theodolit. Theodolit
adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan
sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut
mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu
dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang
pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan
tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau
perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan
atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Mendapatkan ukuran tanah
Tujuannya bagaimana cara bisa menggunakannya dan menggunakan datanya
sehingga menghitung dan menganalisa
C. RUANG LINGKUP
Mengukur jarak dan elevasi
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA
A. RENCANA KEGIATAN
Alat, bahan dan proses pengerjaan
Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari
skala vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk
skala horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian
horizontal kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian
sesuaikan untuk pengukuran horizontal akhir.
Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara referensi Anda dan
titik minat Anda, tetapi Anda juga dapat mengukur sudut antara dua titik
dengan membandingkan dua pengukuran mereka, atau dengan menetapkan
titik pertama sebagai referensi.
Data yang diambil pada penelitian ini yaitu memetakan suatu wilayah ukur yang
mencangkup dimensi horizontal dengan beberapa alat yang dipetakan yaitu sebagai
berikut :
1. Jarak Horizontal, yaitu jarak antara titik satu ke titik lainnya serta jarak antara
stand dengan dua titik depan atau belakang
2. Batas Atas, Tengah Dan Bawah yang mana angka ini didapatkan dari layer
Theodolit yang diarahkan ke mistar ukur
3. Tinggi Instrument, dimana ini merupakan jarak vertical anata tana sampai ke titik
pusat camera Theodolite
4. Sudut Horizontal Dan Vertikal, yang tercantum pada layer Theodolite
2. Theodolite Digital
3. Unitng – Unting
4. Rambu Ukur
TITIK YA N G DIBIDIK
TEM PAT BERDIRI
B atas B atas
B tengah B tengah SUDUT VERTIKAL JARAK
B bawah B bawah SUDUT
HORIZONTAL
BELAKANG MUKA
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7)
131 V : 94°41'15"
P 1 127,55 H : 229°26'30" 683 cm
124,1
STAND-1 118
126 V : 94°41'15"
P 2 122,05 H : 258°26'10" 785 cm
118,1
104,5 V : 94°38'55"
P 1 99,45 H : 119°25'10" 1007 cm
94,4
STAND-2 122,8
107,2 V : 93°43'45"
P 2 103,6 H : 109°37'05" 713 cm
100
119 V : 90°40'25"
P 2 116,5 H : 140°19'10" 500 cm
114
STAND-1 123,5
139 V : 90°36'55"
P 3 135,75 H : 124°50'20" 650 cm
132,5
130,4 V : 89°40'30"
P 2 127,2 H : 211°15'20" 640 cm
124
STAND-2 118
126,5 V : 91°25'20"
P 3 123,9 H : 146°10'50" 519,8 cm
121,3
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7)
124,6 V : 92°00'20"
P 3 121,8 H : 182°21'45" 559 cm
P1 P2
Stand I :
Dh. b = 100 ( 131 - 124,1 ) . Cos2 ( 900 00’ 00”’ - 940 41’ 15” ) =
685,3919 cm.
Dh. m = 100 ( 126 - 118,1 ) . Cos2 ( 900 00’ 00”’ - 940 41’ 15’’ ) =
784,7241 cm.
Dh total = ( 685,3919 + 784,7241 ) cm = 1470,116 cm.
Stand 2 :
Dh. b = 100 ( 104,5 - 94,4 ) . Cos2 ( 900 00’ 00”’ - 940 38’ 55” ) =
1003,3660 cm.
Dh. m = 100 ( 107,2 - 100 ) . Cos2 ( 900 00’ 00”’ - 930 43’ 45” ) =
716,9542 cm.
Dh total = ( 1003,3660 + 716,9542 ) cm = 1720,3202 cm.
P2 P3
Stand I :
Dh. b = 100 ( 119 - 114 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 900 40’ 25” ) = 499,9309
cm.
Dh. m = 100 ( 139 - 132,5 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 900 36’ 55” ) = 649,9102
cm.
Dh. m = 100 ( 126,5 - 121,3 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 25’ 20” ) =
519,6797cm.
Dh total = ( 639,9897 + 519,6797 ) cm = 1159,6694 cm.
P3 P4
Stand I :
Dh. b = 100 ( 124,6 - 119 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 920 00’ 20” ) = 559,3141
cm.
Dh. m = 100 ( 105,6 - 97,3 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 920 00’ 20” ) =
828,9834 cm.
Dh total = ( 559,3141 + 828,9834 ) cm = 1388,2975 cm.
Stand 2 :
Dh. b = 100 ( 138,3 - 131 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 54” 55” ) = 729,1846
cm.
Dh. m = 100 ( 130 - 123 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 53” 30” ) = 699,2372
cm.
P4 P5
Stand I :
Dh. b = 100 ( 120,3 - 115,8 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 900 00” 35” ) =
449,9999 cm.
Dh. m = 100 ( 112,9 - 105 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 920 49” 25” ) = 789,0408
cm.
Dh. m = 100 ( 137,2 - 132,3 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 48” 00” ) =
489,5165 cm.
Dh total = ( 719,2177 + 489,5165 ) cm = 1208,7342 cm.
P5 P6
Stand I :
Dh. b = 100 ( 122,6 - 118 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 930 48” 40” ) = 457,9677
cm.
Dh. m = 100 ( 94 - 85 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 34” 40” ) = 899,3176 cm.
Dh total = ( 457,9677 + 899,3176 ) cm = 1357,2853 cm.
Stand 2 :
Dh. b = 100 ( 126,2 - 118 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 28” 25” ) =
819,4577 cm.
Dh. m = 100 ( 107 - 99 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 43” 20” ) = 799,6368
cm.
P6 P1
Stand I :
Dh. b = 100 ( 115,8 - 111,5 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 59” 50” ) =
429,4777 cm.
Dh. m = 100 ( 128,2 - 122,8 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 55” 15” ) =
539,3933 cm.
Dh total = ( 429,4777 + 539,3933 ) cm = 968,871 cm.
Stand 2 :
Dh. b = 100 ( 121,6 - 116,4 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 28” 00” ) =
519,6593 cm.
Dh. m = 100 ( 131,7 - 127,5 ) . Cos2 ( 900 00’ 00” - 910 36” 20” ) =
419,6702cm.
Dh total = ( 519,6593 + 419,6702 ) cm = 939,3295 cm.
P1 P2
Stand I :
Dv b = 685,3919 x . Tan ( 900 00’ 00” - 940 41” 15” ) + ( 131 – 124,1 )
= - 49,2989 cm.
Dv. m = 784,7241 x Tan ( 900 00’ 00” - 940 41” 15” ) + ( 118 -122,05 )
= -69,3937 cm.
Stand 2 :
Dv b = 1003,3660 x . Tan ( 900 00’ 00” - 940 38” 55” ) + ( 122,8 - 99,45
= - 58,2357 cm.
Dv. m = 716,9542 x Tan ( 900 00’ 00” - 930 43” 45” ) + ( 122,8 –103,6 )
= -27,5298 cm.
P2 P3
Stand I :
Dv b = 499,9308 x . Tan ( 900 00’ 00” - 900 40’ 25” ) + ( 123,5 – 116,5 )
= 1,1221 cm.
Dv. m = 649,9101 x Tan ( 900 00’ 00” - 900 36” 55” ) + (123,5 -135,75 )
= -19,8911 cm.
Stand 2 :
Dv b = 639,9897 x . Tan ( 900 00’ 00” - 890 40” 30” ) + ( 118 – 127,2 )
= - 5,5697 cm.
Dv. m = 519,6796 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 25” 20” ) + ( 118 - 123,9 )
= -18,8023 cm.
P3 P4
Stand I :
Dv b = 559,3141 x . Tan ( 900 00’ 00” - 920 00” 20” ) + (119,2 – 121,8 )
= -22,1859 cm.
Dv. m = 828,9834 x Tan ( 900 00’ 00” - 920 00” 20” ) + (119,2 -101,15 )
= -10,9792 cm.
Stand 2 :
Dv b = 729,1845 x . Tan ( 900 00’ 00” - 910 54” 55” ) + (117,2 – 134,6 )
= - 41,7841 cm.
Dv. m = 699,2372 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 53” 30” ) + (117,2 -126,5 )
= -32,3942 cm.
P4 P5
Stand I :
= -0,8763 cm.
Dv. m = 789,0408 x Tan ( 900 00’ 00” - 920 49” 25” ) + (117,7 -108, 95 )
= -30,1664 cm.
Stand 2 :
Dv b = 719,2177 x . Tan ( 900 00’ 00” - 900 00” 40” ) + ( 137,2 – 93,8)
= 1,4807 cm.
Dv. m = 489,5165 x Tan ( 900 00’ 00” - 900 00” 40” ) + ( 137,2 -132,3 )
= - 10,4836 cm.
P5 P6
Stand I :
Dv b = 457,9677 x . Tan ( 900 00’ 00” - 930 48” 40” ) + (119,5 – 120,3 )
= -31,3073 cm.
Dv. m = 899,3176938 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 34” 40” ) + (119,5 -89,5)
= 5,2288 cm.
Stand 2 :
Dv. m = 799,6386 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 43” 20” ) + ( 121, 5 - 103 )
= -5,5431 cm.
P6 P1
Stand I :
Dv b = 429,4777 x . Tan ( 900 00’ 00” - 910 59” 50” ) + (122 – 133,65)
= -6,6268 cm.
Dv. m = 539,3933 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 55” 15” ) + ( 122 - 125,5 )
= -21,5898 cm.
Stand 2 :
Dv b = 519,6593 x . Tan ( 900 00’ 00” - 910 28” 00” ) + ( 119,3 – 119 )
= -13,0052 cm.
Dv. m = 419,6702 x Tan ( 900 00’ 00” - 910 36” 20” ) + ( 119,3 - 129,6 )
= -22,0631 cm.
1595,2181
P1 P2 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 52,0467 cm.
7824,5119
1154,7552
P2 P3 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 37,6758 cm.
7824,5119
1408,3597
P3 P4 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 45,95014 cm.
7824,5119
1223,8875
P4 P5 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 39,9314 cm.
7824,5119
1488,1908
P5 P6 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 48,5547 cm.
7824,5119
954,10025
P6 P1 : Δ Koreksi = x 255,2881 = 31,1291 cm.
7824,5119
REKAPITULASI DATA DAN HASIL PENGUKURAN PRAKTEK ILMU UKUR TANAH KELOMPOK 2 MTJ 1.3
Dv (Jarak Vertikal)
B. Ata s B. Ata s
Sudut H orizontal
Dh(Jarak Datar
Dh (Jarak Datar)
Dh (Jarak Datar)
Vertikal) R ata-
Sudut Vertikal
B eda Tinggi
Koreksi B eda
Tinggi Duga
Tem pat B erdiri
Dv (Jarak
R ata-R ata
R ata-R ata
R ata-R ata
B. Tenga h B. Tenga h
Defi niti f
Dh (Ja ra k Da ta r) Dv (Ja ra k Ve rti ka l )
Tinggi
Total
Total
R ata
B. Ba wa h B. Ba wa h ȭ ȭ
124,1
118
126
P2 122,05
118,1
104,5
P1 99,45
Stand 2
94,4
122,8
107,2
P2
7824,5112
103,6
-255,2881
100
119
P2 116,5
Stand 1
114
123,5
139
P3 135,75
132,5
130,4
P2 127,2
Stand 2
124
118
126,5
P3 123,9
121,3
1
Stand 2 Stand 1 Stand 2 Stand 1 Tempat Berdiri
2
Tinggi Instrument
119
117,7
117,2
119,2
3
Titik Yang Dibidik
P5
P4
P5
P4
P4
P3
P4
P3
4
B. Ata s
131
119
90,2
93,8
97,4
B. Ba wa h
115,8
120,3
134,6
138,2
121,8
124,6
B. Te nga h
118,05
Bela ka ng
5
B. Ata s
105
123
130
105
97,3
Muka
B. Ba wa h
132,3
137,2
112,9
126,5
B. Tenga h
134,75
108,95
101,15
6
Sudut Vertikal
7
Sudut Horizontal
8
9
Bela kang Muka
Dh (Ja ra k Da ta r)
Dh (Jarak Datar)
10
Total
Dh (Jarak Datar)
11
Rata-Rata
ȭ
Dh(Jarak Datar
12
7824,5112 Rata-Rata
13
Bela ka ng
14
Muka
Dv (Ja ra k Verti ka l )
Dv (Jarak Vertikal)
15
Total
Dv (Jarak Vertikal)
16
Rata-Rata
ȭ
Dv(Jarak
Vertikal) Rata-
17
-255,2881
Rata
Koreksi Beda
18
Tinggi
Beda Tinggi
19
Definitif
Tinggi Duga
20
Dv (Jarak Vertikal)
Dv (Jarak Vertikal)
B. Ata s B. Ata s
Titik Yang Dibidik
Tinggi Instrum ent
Dh(Jarak Datar
Sudut Horizontal
Dh (Jarak Datar)
Dh (Jarak Datar)
Vertikal) Rata-
Sudut Vertikal
Beda Tinggi
Koreksi B eda
Tinggi Duga
Tem pat Berdiri
B. Tenga h B. Tenga h
Rata-Rata
Rata-Rata
Rata-Rata
Dv(Jarak
Dh (Ja ra k Da ta r) Dv (Ja ra k Verti ka l )
Defi nitif
Tinggi
Total
Total
Rata
B. Ba wa h B. Ba wa h ȭ ȭ
118
119,5 -26,0785
94
P6 89,5
85
126,2
P5 122,1
Stand 2
118
121,5 -27,2236
107
P6 103
7824,5112
-255,2881
99
115,8
P6 113,65
Stand 1
111,5
122 -28,2166
128,2
P1 125,5
122,8
121,6
P6 119
Stand 2
116,4
119,3 -35,0683
131,7
P1 129,6
127,5
C. Gambar Hasil Perhitungan