Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2 / 2016

PENGUKURAN MENENTUKAN AZIMUTH

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan theodolite dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat menghitung jarak menggunakan theodolite
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan jarak optis dengan jarak rol meter
4. Mahasiswa dapat menggambar hasil pengukuran.
5. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran azimuth menggunakan theodolite dan
kompas

B. Peralatan
1. 1 unit theodolit
2. 1 unit kompas
3. 1 unit statif
4. 1 unit bak ukur
5. 1 unit jalon
6. 1 unit rol meter
7. 6 unit paku payung
8. ATK

C. Fungsi
1. Theodolit : salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja.Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca
bisa sampai pada satuan sekon (detik).
2. Kompas: berfungsi sebagai penunjuk arah utara.
3. Statif: berfungsi sebagai penyangga theodolit dengan ketiga kakinya dapat
menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar
masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai
dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri.
4. Bak Ukur : Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang
berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan ada yang
panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2 / 2016

Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda
pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan
merah dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau.
Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran tinggi tiap patok utama
secara detail.
5. Jalon: adalah suatu batang bulat dengan diameter kurang lebih 1 inchi, terbuat dari
aluminium atau besi dan diberi warna merah putih. Panjang jalon biasanya 1m atau
2m. jalon berfungsi untuk menandai titik utara pada saat pengukuran
6. Rol meter: Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan
dilengkapi tangkai untuk mengukur ketinggian pesawat yang akan digunakan
sebagai bacaan tengah dari setiap titik.
7. Paku payung: Adalah paku dengan bentuk kepala atau ujungnya pipih sepert
payung, digunakan sebagai penanda pada titik pembidikan baik arah utara maupun
titik yang akan dicari azimuthnya.
8. ATK : Berfungsi untuk mencatat dan menganalisis data yang didapatkan saat
praktikum.

D. Keselamatan Kerja
1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Memastikan tidak mengganggu tanaman yang berada disekitar lokasi pengukuran.
3. Jangan bergurau pada saat praktek berlangsung.
4. Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan.
5. Mensetting ketinggian statif sesuai dengan tinggi pembidik.
6. Memastikan pesawat theodolit dalam posisi datar pada saat melakukan
pembidikan.
7. Berhati-hati dalam membuka dan menutup kembali kunci pada statif.
8. Memastikan bak ukur dipegang dengan posisi tegak dan lurus.
9. Berhati-hati dalam menggunakan rol meter
10. Membawa Jalon dan rambu ukur dalam posisi vertikal
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2 / 2016

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
2. Menentukan lokasi pengukuran.
3. Membuat sket lokasi pada selembar kertas beserta titik-titik pengukurannya.
4. Menentukan titik peletakan theodolit dan titik pengukuruan, setelah itu menandainya
menggunakan paku payung.
5. Melakukan penyetelan statif, statif disesuaikan dengan tinggi pembidik dikurangi
tinggi pesawat theodolite (±20cm)
6. Menyetel kedataran pelat dasar statif dengan menggunakan spidol.
7. Melakukan control ketepatan titik (dengan menggunakan unting-unting), jika tidak
tepat maka geser statif hingga hingga tepat di titik pesawat dan memastikan kembali
kedataran statif.
8. Melakukan pemasangan theodolite.
9. Mengatur nivo bulat dan tabung.
10. Kontrol center point (bila letak peswat masih belum berada pada titik tengah maka
lakukan penggeseran pesawat theodolite)
11. Memasang kompas di tempat yang telah tersedia pada theodolite, arahkan theodolite
kearah utara. Jangan lupa menandai titik utara menggunakan paku payung dan Jalon
sehingga memudahkan pembidik untuk membidik arah utara.
12. Mengaktifkan tombol pada power pada theodolite lalu membidik kearah utara dan
membaca sudut horizontal.
13. Mencatat data yang telah diperoleh melalui pembidikan sudut utara biasa.
14. Menggeser theodolite kearah titik pertama yang akan dibidik, lalu membidik titik
yang telah ditentukan sebelumnya. Posisikan terlebih dahulu segitiga kecil diatas
lensa berada pada arah pembidikan yang telah ditandai dengan paku payung, lalu
setelah mendekati atur ketepatan menggunakan pemutar halus vertical dan
horizontal.
15. Mengaktifkan kembali tombol power pada theodolite lalu membidik kearah titik
yang akan dicari azimuthnya dan membaca sudut horizontal pada titik tersebut.
16. Mencatat data pembidikan sudut biasa yang telah didapatkan melalui pembidikan
kearah sudut tersebut.
17.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2 / 2016

18. Membidik kearah sudut utara yang sebelumnya telah diketahui, lalu kembali
melakukan pembacaan sudut utara.
19. Mencatat data yang diperoleh kedalam tabel sudut utara luar biasa.
20. Setelah itu theodolite kembali diarahkan menuju titik pembidikan sudut yang akan
dicari azimuthnya sama seperti pembidikan sudut biasa sebelumnya.
21. Setelah theodolite terarah pada titik yang akan dibidik, dilakukan pembacaan sudut
horizontal. Mencatat data yang diperoleh pada tabel sudut luar biasa.
22. Baik azimuth sudut biasa maupun azimuth sudut luar biasa dapat diketahui dengan
rumus :

( )

( )

23.

data untuk perhitungan jarak optis.


24. Setelah dilakukan perhitungan jarak optis, jangan lupa melakukan pengukuran jarak
antara titik theodolite menuju titik yang dicari azimuthnya menggunakan rol meter.
25. Melakukan langkah ke 12-24 untuk pembidikan sudut selanjutnya.
26. Melakukan perhitungan dan analisis pada data yang telah didapatkan pada
pengukuran di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai