Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPER PEMETAAN DAN ANALISIS TAPAK

PENGUKURAN, PEMETAAN, DAN ANALISIS TAPAK

OLEH :
RASMI. M
NIM : D051181023

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula semoga salawat dan salam
selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw.
Terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Pemetaan dan Analisis Tapak
yang telah memberikan arahan untuk menyelasikan makalah ini untuk mata kuliah
Pemetaan dan Analisis Tapak.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dalam
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang yang kami miliki.. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari semua pihak sangat kami harapkan khususnya dosen mata kuliah
Pemetaan dan Analisis Tapak, untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Sekian.

Gowa, 28 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengukuran
B. Alat-alat Pengukuran
C. Teknik Pengukuran
D. Pemetaan
E. Analisis Tapak
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemetaan dan analisis tapak merupakan salah satu unsur penting dalam
arsitektur. Dalam penerapannya pemetaan dan analisis tapak sangat bermanfaat
dalam proses perancangan suatu bangunan. Hal ini karena dalam merancang suatu
bangunan haruslah selalu memperhatikan kondisi dari lahan yang akan dibangun di
atasnya sebuah bangunan, karena tanpa mengetahui kondisi pasti dari tapak lahan
maka rancangan tersebut hanya dapat tergambar di atas kertas tanpa perealisasian
dalam bentuk nyata yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh orang lain.
Proses pemetaan dan analisis tapak tidak pernah lepas dari kegiatan
pengukuran. Proses ini saling berkesinambungan satu sama lain.Untuk melakukan
sebuah pengukuran diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang agar dapat
mengerjakannya dalam waktu yang efektif serta efisien dalam biaya maupun tenaga
untuk melakukan pengukuran. Hasil pengukuran yang berupa data kemudian
dianalisis untuk dituangkan dalam bentuk peta baik itu peta kontur maupun peta
topografi.
Ilmu ukur tanah merupakan salah satu bagian dari ilmu geodesi yang
mempelajari cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk
berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang
relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan
(Basuki S.,2006).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Alat-alat apa sajakah yang diperlukan dalam pengukuran ?
3. Teknik-teknik apa saja yang digunakan dalam pengukuran ?
4. Apakah yang dimaksud dengan pemetaan ?
5. Apakah yang dimaksud dengan analisis tapak ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari pengukuran
2. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam pengukuran lahan
3. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pengukuran lahan
4. Mengetahui pengertian dari pemetaan
5. Mengetahui pengertian dari analisis tapak

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca mengenai pengukuran, pemetaan, dan analisis tapak secara umum. Selain
itu, makalah ini juga ditujukan untuk memperkenalkan beberapa alat yang
digunakan dalam proses pengukuran lahan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran merupakan pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan
dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa keterbatasan
tertentu (Basuki S.,2006).Menurut (Wongsosotjitro,1980) arti melakukan
pengukuran suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik
yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut
dapat digambar dengan skala tertentu. Pengukuran dengan alat sederhana dapat
untuk mengukur, jarak, beda tinggi, dan sudut. Pengukuran ini dapat dibedakan
menjadi pengukuran langsung dan tidak langsung.Pengukuran langsung adalah
pengukuran dengan langsung mendapatkan nilai pengukuran. Pengukuran tidak
langsung yaitu pengukuran yang tidak langsung didapat hasilnya tetapi harus mela
lui proses perhitungan terlebih dahulu.
Untuk melakukan sebuah pengukuran diperlukan perencanaan dan persiapan
terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dengan
waktu, biaya dan tenaga pengukuran yang efisien. Pengukuran memerlukan alat
ukur. Theodolite, waterpass, meteran, total station, gps, echosounder, sextant
adalah contoh-contoh alat ukur.
B. ALAT-ALAT PENGUKURAN
Secara umum metode pengukuran untuk perhitungan, pengolahan dan koreksi
data dibagi menjadi:
1. Pengukuran pada alat ukur sederhana
Pengukuran jarak dengan alat ukur sederhana dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu pelurusan dan pengukuran jaraknya secara langsung. Pelurusan atau
pembanjaran dilakukan dengan membentangkan pita ukur. Hal ini dilakukan
karena jarak yang diukur melebihi pita ukur serta karena permukaan tanah tidak
mendatar sehingga perlu dilakukan pemenggalan jarak agar di setiap
pemenggalan dapat dilakukan pengukuran.
Metode ini juga digunakan untuk mengetahui sudut kemiringan suatu
lereng. Sudut kemiringan ini dapat digunakan untuk mengetahui nilai beda
tinggi suatu lereng. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur sudut yaitu
abney level dan hagameter. Selain menggunakan sudut kemiringan, beda tinggi
dapat diketahui dengan alat ukur yang dipasang mendatar atau dengan
mengukur panjang miringnya sudut yang terbentuk terhadap lereng.
2. Pengukuran dengan waterpass
Alat waterpass dapat digunakan untuk mengetahui jarak, sudut horizontal
dan beda tinggi. Alat ini kurang cocok untuk pengukuran daerah terjal. Halitu
dikarenakan waterpass tidak dapat mengukur sudut vertikal.
3. Pengukuran dengan theodolith
Alat theodolith ini digunakan untuk mengukur jarak, beda tinggi, sudut
vertikal dan juga sudut horizontal. Alat ini cocok digunakan untuk mengukur
daerah dengan lereng landai maupun terjal.
Menurut Wongsotjitro, (1980) arti melakukan pengukuran yaitu menentukan
unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang
cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu. (Dwi,2014).
1. Waterpass

Sumber : : https://www.academia.edu/18092274/Alat_dan_Langkah_Pemetaan

Waterpass adalah alat yang dipakai untuk mengukur perbedaan ketinggian dari
satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan
gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah sudah terpasang dengan
benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Jika gelembung tepat
berada di tengah, itu artinya waterpass telah terpasang dengan benar. Pada
waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik.
Cara kerja: Yang diamati dilapangan adalah pembacaan: bentang tengah (BT),
bentang bawah (BB) bentang atas (BA) sudut horizontal kasar Angka angka pada
BT, BB, BA dapat kita baca pada rambu yang ditegakan pada strat pot (patok kayu
yang diberi paku payung) melalui water pass yang telah distel.
1. pasanglah trifood statif (kaki 3) setinggi dada juru ukur,dan pasang water pass
pada kaki
2. atur lah alat ukur sehingga nivo kontak tepat ditengah, dengan menggunakan 3
buahskrup penyetel
3. Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
4. Catat ketinggian tiang.
5. Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih ketinggiannya.
6. Setelah melakukan pengukuran di lapangan,maka kita dapat membuat tabel hasil
pengukuran dan mendapatkan gambar hasil kontur tanahnya.
2. Theodolite

Sumber : : https://www.academia.edu/18092274/Alat_dan_Langkah_Pemetaan

Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu
sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan
dengan sudut vertical. Dimana sudut sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak
mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
Cara kerja: Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah
pesawat terikat dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat tersebut baru diangkat
dan Anda dapat meletakkannya di atas patok yang sudah diberi paku tancapkan salah satu
kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya. Kemudian lihat paku dibawah
menggunakan centring. Jika paku sudah terlihat, kedua kaki tripodtersebut baru diletakkan
di tanah.setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah terlihat, ketiga
kakidi statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di tanah dan alat juga tidak
mudahgoyang. Kemudian, lihat paku lewat centring. Jika paku tidak tepat, kejar pakunya
dengan sekrup penyetel. Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo kotak tidak berada ditengah
maka alat posisinya miring. Untuk mengetahui posisi alat yang lebih tinggi,lihat
gelembung pada nivo kotak. Jika nivo kotak berada di timur, posisi alat tersebutakan lebih
tinggi di timur sehingga kaki sebelah timur dapat dipendekkan.setelah posisi gelembung di
nivo kotak berada di tengah,alat sudah dalam keadaan waterpass namun masih dalam
keadaan kasar. Cara mengaluskannya, gunakan nivotabung.
Di bawah theodolit terdapat 3 sekrup penyetel. Sebut saja sekrup A, B, dan
C.Untuk menggunakan nivo tabung sejajarkan nivo tabung dengan 2 sekrup
penyetel.misalnya sekrup A dan B. Kemudian, lohat posisi gelembungnya. Jika tidak
ditengah, posisi alat berarti masih 4 belum level dan harus ditengahkan. Setelah nivotabung
berada di tengah baru kemudian diputar 90 derajat atau 270 derajat dan nivo tabung bisa
ditengahkan dengan sekrup C. Setelah ada di tengah, berarti posisi kotakdan nivo tabung
sudah sempurna Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah
tepat di atas patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu dengan
mengendorkan baut pengikat yang terdapat di bawah alat ukur. Geser alat agar tepat berada
di atas paku namun jangan diputar karena jika diputar dapat mengubah posisi nivo. Setelah
posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung perlu diulangiseperti langkah
di atas agar posisinya di tengah lagi. Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu dan jangan
lupa mengunci sekrup penggerak horizontal. Nyalakan layar dengan tombol power.
Kemudian setting sudut horizontal pada dan tekan tombol [0 SET] dua kali. Tekan tombol
[V/%] untuk menampilkan pembacaan sudut vertical 3. Total Station Cara mengoperasikan
nya : A. Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran tata batas baru, baik itu tata
batas hutan maupun tata batas dengan pihak ketiga seperti halnya pinjam pakai dan tukar
menukar kawasan hutan.
3. Total Station

Sumber : : https://www.academia.edu/18092274/Alat_dan_Langkah_Pemetaan

Sebaiknya digunakan untuk pengukuran berulang .Contoh : rekonstruksi batas kawasan


hutan), dimana data sebelumnya diperoleh dari pengukuran menggunakan Total Station
juga. Untuk mengenal alat Total Station secara mendalam dapat dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan alat ukur Theodolit T0. Theodolit T0 yang banyak digunakan
di Departemen Kehutanan adalah theodolit T0 kompas. Meskipun banyak pabrikan dan
variasi alat, namun dapat dibandingkan secara umum antara Total Station dengan
Theodolit T0 kompas, sebagai berikut :
1. Ketelitian bacaan ukuran jarak T0 yaitu berkisar ± 1 Cm sedangkan Total Station jauh
lebih teliti yaitu berkisar antara 0,1 Cm 0,01Cm.
2. Kemampuan jarak yang diukur oleh Total Station dengan prisma tunggal rata-rata meter,
sedangkan jarak optimal T0 yaitu 200 meter dan sangat subyektif dengan pembacaan
masing-masing surveyor dalam membaca rambu ukur.
3. Sumber kesalahan yang bisa dieliminasi atau dihindari dalam pengukuran dengan Total
Station diantaranya yaitu kesalahan kasar (blunder). Kesalahan blunder yaitu kesalahan
yang diakibatkan karena kelalaian manusia, contoh diantaranya yaitu : salah baca, salah
tulis dan salah dengar. Kemampuan membaca, menginterpolasi bacaan rambu ukur,
menginterpolasi bacaan arah azimuth kompas pada alat T0 setiap orang berbeda beda.
Kondisi lelah pun bisa mengakibatkan salah membaca dan salah mendengar. Sedangkan
pada Total Station bacaan arah, sudut dan bacaan jarak sudah ditampilkan otomatis pada
tampilan layar, bahkan dapat tersimpan secara otomatis dalam memori alat ukur.
4. Pengolahan data ukuran Total Station dilengkapi dengan software yang telah disediakan
oleh pabrikan, sehingga pengolahan data lebih cepat. Data ukuran jarak, sudut, azimuth
dan koordinat tersimpan di memory alat. Pada beberapa jenis Total Station, sketsa titik-
titik yang diukur dapat ditampilkan posisinya pada layar monitor alat. Data ukuran dari
T0 harus dicatat dan digambar pada buku ukur, sehingga menambah waktu pekerjaan
dibandingkan dengan Total Station. Akan tetapi untuk tujuan backup data, dapat pula
dilakukan pencatatan pada buku ukur untuk data ukuran Total Station.
4. Compass Survey

sumber : . https://www.kucari.com/alat-pemetaan/ 2018


Kompas bekerja berdasarkan gaya medan magnet. Pada kompas selalu terdapat
sebuah magnet sebagai komponen utamanya. Magnet tersebut biasanya berbentuk sebuah
jarum penunjuk. Saat magnet penunjuk tersebut berada dalam keadaan bebas, maka akan
mengarah ke utara-selatan magnet bumi. Inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan
kompas dan alat navigasi berbasis medan magnet yang lain.

5. Klinometer

sumber : . https://www.kucari.com/alat-pemetaan/ 2018

Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan
sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik
puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang)
suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi. Dengan kata lain fungsi atau
kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi obyek
secara tidak langsung.
6. Meteran / Pita Survey

sumber : . https://www.kucari.com/alat-pemetaan/ 2018

Meteran disebut juga sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai rol
meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga
berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk
membuat lingkaran. B. Peralatan Bantu Peralatan bantu yang selalu digunakan selama
pelaksanaan pengukuran tanah adalah : 1. Tripod (statip), berfungsi untuk menempatkan
pesawat.
7. Bak ukur (rambu),

Sumber : : https://www.academia.edu/18092274/Alat_dan_Langkah_Pemetaan

berfungsi sebagai obyek oleh pesawat untuk mendapatkan datadata bacaan benang.
8. Patok
berfungsi untuk memberi tanda pada titik ukur atau pada titik bantu. 5. Meteran,
berfungsi untuk mengukur tinggi pesawat.
7. Unting-unting
berfungsi untuk menempatkan sumbu I pada patok
8. Alat tulis
berfungsi untuk mencatat hasil pembacaan di lapangan. Penggunaan alat ukur tanah
selalu disesuaikan dengan maksud dan tujuan suatu pengukuran. Pengukuran yang
memerlukan ketelitian yang tinggi dengan yang tidak memerlukan ketelitian, maka jenis
alat akan berbeda. Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak
dibuat peralatan mengukur sudut, baik digunakan untuk mengukur sudut atau didesain
untuk keperluan lain.
9. Jalon, berfungsi sebagai alat bantu memegang bak ukur.

C. TEKNIK PENGUKURAN
Dalam melakukan pengukuran dalam hal survey pemetaan atau geomatik, terbagi
menjadi 3 bagian dasar yaitu pengukuran kerangka dasar vertikal (KDV), pengukuran
kerangka dasar horisontal (KDH) dan pengukuran titik – titik detail.

1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


Pengukuran ini adalah teknik dan cara pengukuran kumpulan dari titik – titik yang
telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya. Posisi vertikal ini berupa ketinggian
terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu dan biasanya menggunakan ketinggian
permukaan air laut rata – rata (mean sea level – MSL). Metode pengukuran kerangka
dasar vertikal ini dibagi menjadi 3 perhitungan:

 Metode Sipat Dasar: Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan
menggunakan rambu ukur. Pengukuran ini masih dinilai cara yang paling teliti untuk
mengukur beda tinggi.
 Metode Pengukuran Barometris: Cara pengukuran berprinsip pada pengukuran beda
tekanan atmosfer. Dan alat ukur utama yang digunakan yaitu Barometer.
 Metode Pengukuran Trigonometris: Metode pengukuran ini adalah perolehan beda
tinggi melalui jarak langsung pada teropong terhadap beda tinggi dengan
memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zanith atau inklinasi) dan tinggi garis
bidik yang diwakili oleh benang tengah rambu ukur.

2. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal


Pengukuran ini untuk mengetahui hubungan mendatar dari titik – titik yang
diukur di atas permukaan bumi. Sehingga membutuhkan data sudut mendatar yang
diukur oleh skala lingkaran yang mendatar.

 Metode Pengukuran Poligon: Digunakan jika titik – titik yang akan diketahui
koordinatnya terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak atau poligon.
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan koordinat planimetris (X,Y).
 Metode Pengukuran Triangulasi: Apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran lebar
dan panjang yang sama sehingga dapat dibuat jaring segitiga dan yang dihitung adalah
sudut dalam tiap – tiap segitiga.
 Metode Penukuran Trialaterasi: Jika daerah yang diukur memiliki ukuran lebih besar
daripada ukuran lainnya, dibuatlah rangkaian segitiga sehingga sudut yang dihitung
adalah semua sisi segitiga.
 Metode Pengukuran Pengikatan Ke Muka: Pengukuran data yang berasal dari dua titik
di lapangan tempat berdiri alat untuk mendapatkan suatu titik lain di lapangan tempat
berdiri target (benang, rambu ukur) sehingga dapat diketahui dari titik tersebut. Garis
antara dua titik tersebut dinamakan garis absis dan sudut dalam yang bentuk oleh absis
terhadap terget di titik B disebut sudut beta.
 Metode Pengukuran Collins Dan Cassini: Metode pengukuran dalam kerangka dasar
horizontal yang bertujuan untuk menentukan koordinat titik – titik dengan cara
mengikat ke belakang titik tertentu dan mengukur sudut – sudut yang ada di titik yang
telah ditentukan koordinatnya.

3. Pengukuran Titik – Titik Detail


Prinsip pengukuran ini yaitu menentukan titik koordinat dan tinggi titik – titik
detail dari titik – titik ikat. Metode yang digunakan yaitu metode offset dan metode
tachymetri. Metode offset yaitu pengukuran titik menggunakan alat sederhana berupa
pita ukur dan jalon. Sedangkan metode tachymetri menggunakan alat – alat optis,
elektronis dan digital.

D. PEMETAAN
Pemetaan adalah proses pembuatan peta berdasarkan olahan data hasil pengukuran.
Bidang ilmu yang mempelajari pembuatan peta ini disebut dengan kartografi,
sedangkan ahlinya adalah kartografer. Pada saat ini, pembuatan peta lebih banyak
dilakukan secara digital karena lebih cepat, lebih teliti, tidak memakan ruang dan
dapat dianalisis ulang sebelum diproduksi. Pemahaman yang baik mengenai
Sistem Proyeksi dan Sistem Koordinat bumi merupakan hal dasar yang harus
diketahui oleh seorang kartografer.
Sistem Proyeksi merupakan aturan, nilai-nilai dan model yang memberikan nilai
konversi ketika bentuk bumi yang tidak datar dibuat menjadi datar atau dibuat menjadi
bidang proyeksi. Data hasil pengolahan pengukuran yang dimasukkan ke dalam
sebuah sistem proyeksi akan mengalami pendataran dan memiliki kesamaan secara
bentuk atau sudut dalam skala tertentu. Contoh sistem proyeksi adalah
Mercator, Transverse Mercator, Azimuthal, Conic, dsb.
Setelah melalui Sistem Proyeksi, data tersebut akan melalui tahap pemetaan
berikutnya yaitu pemberian nilai koordinat dalam sebuah Sistem Koordinat. Sistem ini
membagi bidang proyeksi bumi ke dalam zona-zona berukuran tertentu. Contoh
Sistem Koordinat adalah Universal Transverse Mercator yang membagi zona dalam
ukuran 6 derajat bujur serta 2 bagian bumi di lintang utara dan lintang selatan.

E. ANALISIS TAPAK
Analisis tapak merupakan analisis yang digunakan dalam suatu perancangan kota non
fisik dan digunakan juga untuk merumuskan program ruang berdasarkan karakteristik
aktifitas pengguna dan aktivitas ruang. Analisis tapak dalam perancangan suatu
kawasan terdiri dari:
1. Analisis Tautan Wilayah
Analisis tautan wilayah digunakan untuk mengetahui keterkiatan atau hubungan
kawasan yang satu dengan lainnya pada site sehingga dapat mengetahui
keberadaan site tersebut.
2. Analisis Topografi
Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kelerengan ataupun
ketinggian dari suatu kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan fungsi kawasan dengan peletakan daerah yang akan dibangun.
3. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan digunakan untuk mengatahui perkembangan kondisi fisik yang
berupa abiotik dan biotik yang ada di dalam site.
4. Analisis Aksesibilitas
Analisis aksesibilitas digunakan untuk mengetahui akses keluar masuk dalam
kawasan site maupun menghubungkan site yang satu dengan sitelainnya. Dalam
analisis aksesibilitas terdapat golongan aksesibilitas tinggi, sedang, dan rendah.
5. Analisis Kebisingan
Analisis kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa besar intensitas suara
yang sesuai dengan batas yang ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan
untuk tingkat kebisingannya. Dalam analisis kebisingan juga terdapat 3 (tiga)
klasifikasi kebisingan, yaitu kebisingan tinggi, sedang, dan rendah.
6. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman yang tepat
dan dapat dikembangkan pada kawasan yang ada dalam sitesebagai pendukung
seperti penunjuk arah dan pengurang polusi.
7. Analisis View
Analisis ini digunakan untuk mengetahui cara dalam mengamati suatu sitedari sisi
pengamat (view to site) untuk memberi pandangan untuk luar site(view from site).
8. Analisis Iklim dan Lintasan Matahari
Analisis ini digunakan untuk mengetahui letak dari suatu bangunan yang dapat
disesuaikan dengan lintasan matahari dan arah angin.
9. Analisis Drainase
Analisis drainase ini digunakan untuk mengetahui sistem aliran air yang ada dalam
kawasan pada suatu site.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran merupakan pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa keterbatasan tertentu
Pemetaan adalah proses pembuatan peta berdasarkan olahan data hasil pengukuran
Analisis tapak merupakan analisis yang digunakan dalam suatu perancangan kota non
fisik dan digunakan juga untuk merumuskan program ruang berdasarkan karakteristik
aktifitas pengguna dan aktivitas ruang.
adapun beberapa alat yang digunakan dalam pengukuran lahan adah sebagai berikut
:waterpass,theodolite,total station,compas survey.klinometer,meteran,rambu ukur,patok,
unting-unting,jalon,dan lain-lain.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.https://geodesiinfo.wordpress.com/2014/02/25/pengukuran-dan-pemetaan-untuk-
awam/. 2019.
Anonim.2014.http://erikadwic.blogspot.com/2014/01/pengukuran-dalam-ilmu-ukur-tanah.html.
2019.
Irwan Hartanto,Ridwan.https://docplayer.info/70949618-Pengertian-alat-ukur-tanah-dan-alat-
survey-pemetaan.html .2019.
Tubagus, Ricky.2018 https://www.academia.edu/18092274/Alat_dan_Langkah_Pemetaan. 2019.
Anonim. https://www.kucari.com/alat-ukur-tanah/. 2019.

Anonim.2018.https://www.kucari.com/alat-pemetaan/. 2019.

Anonim.2013.https://studio6btimbulsloko.wordpress.com/2013/07/16/analisis-tapak/. 2019.

Anda mungkin juga menyukai