Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR WILAYAH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DI SUSUN OLEH:

NAMA : HENI ROSIANA

NIM : J1B021073

KELAS : TEP 3

KELOMPOK : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Ilmu Ukur
Wilayah dan SIG Tahun Ajaran 2023/2024, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.

Mataram, 09 September 2023


Praktikan,

Heni Rosiana
NIM: J1B021073

Mengetahui,
Koordinator Praktikum Ilmu Ukur Wilayah dan SIG

Amuddin, S. TP., M. Si.


NIP:196512311989021001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat, nikmat, dan karunia yang telah diberikan selama ini sehingga kita bisa menyelesaikan
laporan “Praktikum Ilmu Ukur Wilayah dan Sitem Informasi Geografis“ dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang tetap senantiasa Istiqomah dijalan-Nya.
Penyelesaian laporan ini atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setulusnya
kepada:
1. Kepada Dosen Pembimbing Praktek Ilmu Ukur Wilayah dan Sistem Informasi
Geografis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses praktikum
ini berlangsung.
2. Pihak-pihak yang terkait. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, 09 November 2023

Penulis
ACARA 1
ALAT UKUR THEODOLIT ANALOG, DIGITAL DAN TOTAL
STATION
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kegiatan pengukuran di
permukaan bumi. Kegiatan pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung
kepada kebutuhan dan tingkat ketelitian yang diinginkan. Dari titik yang telah didapatkan
tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta. Dalam pekerjaan pengukuran progress mining
atau survey perlu digunakan alat-alat untuk mempermudah penyelesaian pengambilan data-
data. Pada praktikum kali ini alat yang di gunakan adalah Theodolite.

Pemetaan ataupun penentuan posisi berdasarkan longitude, latitude, dan elevasi


merupakan hal yang penting Pemetaan yang mudah dilakukan dan tidak membutuhkan
biaya banyak adalah dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System). Terdapat
beberapa jenis GPS yang akan memudahkan proses pemetaan sesuai dengan tujuannya.
Salah satu jenis GPS yang digunakan dalam praktikum Ilmu Ukur Wilayah dan SIG adalah
GPS Geodolit dan GPS Portabel.

Theodolite adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut, baik
sudut vertikal maupun horizontal. Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang di gunakan dalam survey. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca.
Sudut vertikal adalah sudut yang diukur pada skala tegak lurus. Sedangkan sudut horizontal
adalah sudut yang diukur pada skala mendatar yang dibentuk oleh dua titik pada polygon,
sudut yang terbaca merupakan nilai dimana theodolite itu ditempatkan.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengenal Theodolite Digital dan Theodolite Analog
2. Mahasiswa dapat memahamidan mengetahui kinerja Theodolite Digital Theodolite
Analog
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan data
menggunakan Theodolite Digital dan Theodolite Analog.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah maupun pemukiman tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.
Peningkatan jumlah manusia semakin lama semakin pesat. Disisi lain tanah tidaklah
berkembang justru akan semakin berkurang dengan segala pemanfaatannya. Pengukuran dan
pemetaan suatu bidang tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti dengan metode
terrestrial, fotogametris, pengindraan jauh, ataupun dengan metode lainnya yang memiliki
tujuan yang sama yaitu menentukan batasan suatu area tanah maupun luasan area tersebut
(asrofi, 2023).

Theodolite merupakan alat pengukuran luas untuk menentukan sudut yang dibentuk
antara dua titik pada saat pengukuran. Titik koordinat dalam suatu wilayah dapat diperoleh
dengan bantuan theodolite. Selain penggunaan alat yang tepat, pemilihan metode
pengukuran juga berpengaruh terhadap ketepatan hasil pengukuran. Dalam ilmu ukur
wilayah salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui metode pengukuran poligon.
Titik di permukaan bumi yang disebut dengan titik koordinat dihubungkan dalam
serangkaian garis lurus. Melalui pengukuran poligon koordinat dari sudut yang diukur dan
posisi horizontal banyak titik dapat ditentukan. Sudut azimuth, titik tinggi ikat, dll merupakan
hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran poligon. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kesalahan pada saat pengolahan data sehingga didapat luas wilayah pengukuran yang tepat
(Yunita,2022)

Theodolit merupakan instrumen optik yang mempunyai fungsi altazimuth sehingga


dapat digunakan untuk mengukur sudut dan arah (horizontal angel dan vertical angel). Sampai
saat ini theodolit dianggap sebagai alat yang paling akurat diantara metode-metode yang sudah
ada dalam penentuan arah kiblat. Dengan bantuan pergerakan benda-benda langit 4 yaitu
Matahari atau Bulan, theodolit dapat menunjukkan sudut hingga satuan detik busur
(Tribhuwana, 2018).
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal (Horizontal
Angle=HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle =VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti
pemetaan pada survey geologi (ilmu tentang tata letak bumi) dan geodesi (ilmu tentang
pemetaan bumi). Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda langit misalnya
matahari sebagai acuan atau dengan bantuan satelit-satelit GPS maka Theodolite akan menjadi
alat yang dapat mengetahui arah hingga skala detik busur (1/3600°). Theodolite terdiri dari
sebuah teleskop kecil yang terpasang pada sebuah dudukan. Saat teleskop kecil ini digeser
maka angka kedudukan vertical dan horizontal yang ditampilkan pada monitor secara otomatis
berubah sesuai perubahan sudut pergerakannya. Setelah adanya Theodolite berskala digital,
maka kini banyak diproduksi. Theodolite dengan menggunakan teknologi digital sehingga
pembacaan skala jauh akan lebih mudah (Angkat, 2022).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum di laksanakan pada hari Jum`at 01 September 2023, Pukul 15.00 Wita-
Selesai, di Halaman Depan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini di antaranya yaitu
Thedolite semi digital dan Analog, bak ukur, kaki tiga (statip), GPS, dan alat tulis.

3.1 Prosedur Kerja Praktikum


Adapun langkah kerja dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Diletakkan tripod (kaki tiga) diatas patok usahakan lempengan logam dalam keadaan
datar, kaki tripod diukur sesuai dengan tinggi si pengukur.

c. Dipasang alat theodolit diatas tripod, usahakan unting-unting membentuk garis lurus
pada patok.

d. Dilevelkan alat theodolit (plat bagian bawah) dengan bantuan nivo kotak dan nivo
tabung dengan menggunakan tiga buah sekrup penyetel, tempatkan gelembung
ditengah-tengah nivo kotak dan nivo tabung.

e. Diarahkan teropong pada titik yang akan diukur untuk memudahkan perhitungan
usahakanlah pembacaan benang silang (tengah) sam. Pa dengan tinggi alat, lalu baca
benang atas dan benang bawah.

f. Dikunci dan baca sudut horizontal dan vertikal melalui nonius.


g. Ditempatkan rambu ukur pada titik pengukuran.
h. Dilakukan langkah kerja yang sama hingga semua patok yang ada telah diukur

i. Di catat hasil pengamatan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Theodolit Semi Digital
Titik Benang Atas Benang Bawah Rumus Hasil
(BA) (BB) (BA-BB) (Meter)
P1A 14,2 12 14,2-12 2,2
P1B 12,3 10 12,3-10 2,3
P1C 12 9 12-9 3
P1D 13,8 11 13,8-11 2,8

4.2 Pembahasan
Theodolite bisa di definisikan secara umum sebagai alat ukur tanah yang di
pergunakan untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertical. Berdasarkan dengan
waterpass yang hanya bisa mengukur sudut horizontal saja. Pada dasarnya bentuk
theodolite yaitu berupa teleskop yang bisa di Gerakan ke atas atau di tegakan yang
ditempatkan pada satu piringan. Teleskop yang dimaksud juga dapat di tempatkan di
piringan kedua dan dapat di putar ke kiri maupun ke kanan atau bisa di sebut pengukuran
horizontal. Theodolite ini mampu mengukur mengukur sampai dengan ketelitian yang
sangat tinggi.
Theodolite terdiri dari beberapa jenis, akan tetapi pada laporan ini akan dibahas
hanya dua theodolite saja yang diantaranya yaitu theodolite semi digital dan theodolite
analog. Digital theodolite adalah intrumen untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal,
seperti yang digunakan dalam jaringan triangulasi, dan pekerjaan geo-lokasi.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari theodolite digital di antaranya yaitu
pengoperasian dilakukan secara digital dan berbasis komputer, pembacaan sudut
ditampilkan pada layar atau display, mampu mengukur sudut horizontal dan vertical secara
bersamaan, menggunakan bak ukur, tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan kompas
geologi, sedangkan kekurangannya yaitu tentu yang menjadi hal utama yang menjadi
pertimbangan adalah harga yang relatif lebih mahal, hasil pengukuran di pengaruhi oleh
cahaya, ketergantungan akan sumber daya.

Adapun bagian-bagian dari theodolite tersebut diantaranya yaitu bagian bawah,


terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung limbus.
Bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang di masukkan ke dalam tabung dan diletakkan
pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus ke satu. Di atas sumbu ke satu
diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang
mempunyai jari-jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran di buat alat
pembaca nonius. Di atas plat nonius ini di tempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah
sumbu mendatar atau suatu sumbu ke dua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat
sumbu ke satu tega sumbu kedua dan sutu nivo tabung di letakkan untuk membuat sumbu
ke satu tegak lurus. Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki
penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua di letakkan suatu teropong yang mempunyai
diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan
plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

Gambar 1.1 Theodolite Semi Digital

Hasil pengamatan yang diperoleh pada saat pengamatan menggunakan Theodolite


Semi Digital yaitu dimana pada praktikum ini menggunakan 4 poligon. Poligon P1.a batas
atas yaitu 14,2 dan batas bawah yaitu 12, sehingga hasilnya sebesar 2,2 meter. P1. b dengan
batas atas 12,3 dan batas bawah yaitu 10, sehingga hasilnya sebesar 2,3 meter. P1. c dengan
batas atas 12 dan batas bawah 9, sehingga hasilnya sebesar 3 meter. P1. d dengan batas atas
13,8 dan batas bawah 11, sehingga hasilnya sebesar 2,8 meter.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum acara 1 ini diantaranya sebagai berikut:


a. Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja.
b. Digital theodolite adalah instrumen untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal,
sepertiyang di gunakan dalam jaringan triangulasi, dan pekerjaan geo-lokasi. Sedangkan
Theodolite analog (manual) adalah alat ukur sudut yang di gunakan untuk menentukan
jarak dan beda tinggi atau elevasi dari satu titik dengan titik lainnya.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya
praktikan lebih memperhatikan dosen pembimbing praktium pada saat menjelaskan materi
karena sangat bergantung pada keberhasilan saat praktikum berlangsung.
ACARA II

ALAT UKUR DENGAN SATELIT GPS

(GLOBAL POSITIONIG SYSTEM)


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi berbasis satelit yang
terdiri dari setidaknya 24 satelit. GPS berfungsi dalam segala kondisi cuaca, dimana pun di
dunia, 24 jam sehari, tanpa biaya berlangganan atau biaya penyiapan. Departemen
pertahanan AS (USDOD) awalnya menempatkan satelit ke orbit untuk penggunaan militer,
tetapi mereka dibuat tersedia untuk digunakan sipil pada 1980-an.
Manfaat utama gps adalah dapat memberikan informasi posisi di permukaan bumi,
segala kegiatan yang berkaitan dengan posisi atau lokasi di permukaan bumi dapat
diselesaikan dengan bantuan gps. Misalnya kita akan pergi ke suatu tempat baru yang belum
pernah kita kunjungi, dengan menggunakan pgs kita bisa mengetahui cara atau rute agar kita
bisa sampai di tempat tersebut tanpa harus bertanya kepada orang-orang cara menuju ke
tempat tersebut.

GPS telah merevolusi cara pandang orang terhadap posisi dan lokasi. Penggunaan
GPS jaman sekarang dapat ditemui di berbagai bidang, mulai dari dunia transportasi (posisi
pesawat, bus, mobil, kereta api, sepeda motor), militer (navigasi rudal, satelit mata-mata)
hingga ke aktivitas olahraga (hiking, climbing). Dengan menggunakan GPS orang tidak
terlalu khawatir berasa di tempat asing (tidak pernah dikunjugi sebelumnya), karena dia
dapat mengetahui posisinya dengan baik dan apa yang harus dilakukan di tempat tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pratikum ini diantaranya yaitu:


a. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu GPS
b. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis GPS
c. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja GPS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yangdimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini di desain untuk memberikan posisi
dan kecepatan tiga" dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah
banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat
memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (ordenol)
sampai dengan puluhan meter (Safrel, 2019).
Menghitung luas tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya
menggunakan metode titik koordinat. Titik koordinat digunakan sebagai patokan untuk
menentukan luas tanah. Kelebihan dari perhitungan menggunakan titik koordinat adalah
kecepatan proses perhitungan dan biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar. menghitung luas
tanah menggunakan GPS (Global Positioning System) merupakan aplikasi yang dapat membantu
pengguna smartphone untuk menghitung luas tanah. Pengembangan aplikasi luas tanah ini
menggunakan pendekatan prototype. Aplikasi luas tanah ini memanfaatkan fasilitas dari Google
Map API, yang menerapkan system clientserver, terdiri dari sisi server sebagai penyedia dan
pengelola informasi dan sisi client sebagai pengguna informasinya (Firmansyah, 2018).
Pengukuran dan pemetaan bidang tanah merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
pendaftaran tanah. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pemetaan
pada batas-batas bidang tanah dengan menggunakan metode terestrial, fotogrametris,
penginderaan jauh, dan dengan metode-metode lainnya. Namun dengan semakin maju dan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksterestrial
menggunakan receiver GPS yang mempunyai ketelitian tinggi dengan waktu yang relative
singkat (Ramadhony, 2020)

Sistem pengolahan data pun jauh lebih mudah di banding pengukuran secara terestris
dengan menggunakan waterpass, theodolit ataupun total station. Dengan adanya satelit kita
dapat mencari koordinat suatu titik baik dengan GPS secara langsung di lapangan atau dengan
citra satelit tanpa kontak secara langsung dilapangan. Data yang kita butuhkan dapat kita
dapatkan dengan mudah (Rianandra, 2020)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari Jum`at 01 September 2023, Pukul 15.00 Wita-
Selesai, di Lapangan Depan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas
Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu
Theodolit semi digital dan Analog, bak ukur, kaki tiga (statip), GPS, dan alat tulis.

3.3 Prosedur Kerja Praktikum


1. Dilakukan pematokan pada titik-titik yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran
dengan baik (lokasi bebas, antar patok terlihat, cukup cahaya dan lain-lain).
2. Dipasang alat, ukur secara manual jarak antar patok pada polygon tersebut.
3. Dimulai melakukan pembidikan, letakkan theodolite di Patok dan Settinglah alat ukur
theodolite tersebut. Apabila kondisi topografi relatif datar usahakan setting sudut
vertikal adalah 90° dan kuncilah. Tujuan pen-settingan sudut vertikal 90° adalah untuk
memudahkan pengukuran, pencatatan dan analisis data.
4. Ditentukan arah azimuth, berdasarkan arah utara kompas. Pada azimuth ini setting posisi
sudut horizontal di 0°0’0’’ pada arah utara.
5. Dipasang yalon pada patok. Arahkan theodolite ke polygon pada patok depan setelah itu
arahkan pada patok belakang.
6. Disetting kemudian baca sudut horizontal tepat pada bidikan kemudian kunci dan
catatlah.
7. Dibidik ke titik selanjutnya dan catatlah hasil pengamatan tersebut. Dalam satu patok
kita mendapatkan 2 bidikan.
8. Dipindahlah alat ke patok selanjutnya dan kembali lakukan langkah yang sama dengan
sebelumnya, hanya saja tidak perlu mencari arah utara atau men-setting sudut horizontal
pada 0° 0’0’’.
9. Dilakukan langkah kerja yang sama hingga semua patok yang ada telah diukur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 2.1 Hasil pengamatan Titik Kordinat GPS
Titik Pengamatan Titik Koordinat
P1 S 08°. 35. 20,0
E 116°. 05. 37,4
P1. a S 08°. 35. 18,7
E 116°. 05. 36,4
P1. b S 08°. 35. 18,5
E 116°. 05. 37,6
P1. c S 08°. 35. 20,1
E 116°. 05. 37,7
P1. d S 08°. 35. 19,7
E 116°. 05. 36,8

4.2 Pembahasan

Semakin pesatnya perkembangan pada teknologi dan sistem informasi membuat


semuanya berbasis teknologi, termasuk pada dunia pemetaan. Dalam melakukan proses
pengukuran, dulu para pengukur menggunakan sistem manual seperti theodolite dan
penggunaan total station, waterpass dan edm. Namun pada zaman sekarang semua serba
menggunakan teknologi. GPS Geodetik atau GPS Pemetaan merupakan kegiatan survey
dan pemetaan yang mengandalkan satelit untuk mengakui sisi datanya. Terdiri dari kata
Global Positioning Sistem, GPS ini merupakan sistem dalam satelit navigasi dan
penentuan dari sebuah posisi. Terdapat banyak model GPS, salah satunya ada GPS
Geodetik atau GPS Pemetaan.

Koordinat ialah posisi dari suatu titik baik berbasis dua dimensi maupun tiga
dimensi. Dan semua titik ini mengacu pada sistem koordina ttertentu. Terdapat 3 titik yang
dapat di jadikan parameter, yaitu lokasi titik nol dari sistem koordinat, besaran ini bisa
kartesius atau curvilinear biasa digunakan pada sebuah titik sistem koordinat dan orientasi
dari sumbu koordinat. Untuk penentuan titik pada permukaan bumi maka gunakanlah titik
nol dari sistem koordinat yang akan digunakan. Dan pada titik nol ini akan berpusat pada
lokasi massa bumi atau pada sistem koordinat geosentrikatau jika berbanding lurus dengan
permukaan bumi atau toposentrik.

GPS (Global Positioning System) merupakan sebuah alat atau system serta navigasi
berbasis satelit yang melacak posisi objek tertentu ataumemetakan posisi tertentu di sebuah
peta digital. Cara kerja GPS ini bergantung pada tiga komponen utama, yaitu: satelit,
pengontrol, dan penerima/pengguna. Satelit berfungsi sebagai penerima dan penyimpan
datayang kemudian diteruskan ke stasiun pengontrol atau pengendali. Data informasi yang
diterima satelit adalah informasi waktu dan sinyal yang bakal ditransmisikan ke penerima.
Pengontrol memiliki fungsi dalam mengendalikan satelit. Pengontrol mengirimkan data
dan melakukan sinkronisasi waktu antar satelit. Sementara penerima adalah para pengguna
(termasuk Anda) yang menerima informasi data dari satelit untuk menentukan posisi arah,
jarak, dan juga waktu.

Gambar 2.1 Alat Ukur GPS

Adapun titik koordinat yang didapat dari praktikum ini yaitu pada P1 memiliki titik
koordinat S 08°. 35. 20,0 dan E 116°. 05. 37,4. P1a memiliki titik koordinat S 08°. 35. 18,7
dan E 116°. 05. 36,4. P1b memiliki titik koordinat S 08°. 35. 18,5 dan E 116°. 05. 37,6.
P1c memiliki titik koordinat S 08°. 35. 20,1 dan E 116°. 05. 37,7. Sedangkan titik terakhir
yaitu titik P1d memiliki titik koordinat S 08°. 35. 19,7 dan E 116°. 05. 36,8. Dengan
mengetahui ttik koordinat dari suatu tempat atau titik patok dari setiap pengukuran, dapat
ditau gambar dan lokasi dari sebidang tanah yang hendak di ukur.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. GPS (Global Positioning System) merupakan sebuah alat atau system serta navigasi
berbasis satelit yang melacak posisi objek tertentu atau memetakan posisi tertentu di
sebuah peta digital.
b. Secara umus jenis GPS yang sering digunakan yaitu GPD Portable dan GPS Analog.
c. Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan kebelakang dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan pada praktikum ini di antaranya yaitu
sebaiknya pada saat pengambilan data lebih teliti danhati-hati karena banyak data yag harus
diambil dan membutuhkan ketelitian.
ACARA III
GAMBAR MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Google Earth adalah aplikasi Pemetaan dan citra satelit yang di ciptakan oleh
Keyhole Inc pada tahun 2004, sebelum berubah nama, aplikasi tersebut awalnya diberi nama
Earth Viewer dan resmi menjadi Google Earth pada tahun 2005. Google Earth merupakan
salah satu pemetaan citra satelit dengan resolusi hingga 15m per piksel, google earth juga
merupakan salah satu aplikasi gratis yang bisa di manfaatkan oleh setiap orang untuk
melihat data umum bumi dari udara, daratan, maupun lautan. Dengan bantuan google earth
kita bisa melihat lokasi rumah, bentuk bangunan, morfologi dan juga topologi suatu daerah,
dan dengan berkembangnya zaman Google Earth selalu memperbarui fitur-fitur yang ada
untuk memberikan informasi terbaik yang bisa diberikan kepada penggunanya.
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya dinamakan
Earth Viewer dan diciptakan oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari super
imposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe
GIS3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi gratis dengan
kemampuan terbatas; Google Earth Plus ($20), yang mempunyai fitur tambahan; dan
Google Earth Pro ($400 pertahun), yang di pergunakan kepada penggunaan komersial.

Earth juga mempunyai data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan oleh
Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Ini bermaksud supaya kita bisa melihat Grand
Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi, dari pada 2D disitus/program peta
lainnya. Sejak November 2006, pemandangan 3D pada pegunungan, termasuk Gunung
Everest, telah di pergunakan dengan penggunaan data DEM kepada memenuhi gerbang di
cakupan SRTM. Banyak orang yang mempergunakan aplikasi ini menambah datanya
sendiri dan menjadikan mereka tersedia melalui sumber yang tidak sama, seperti BBS atau
blog. Google Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan Bumi. Dan juga
merupakan sebuah klien Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data
Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini diantaranya yaitu mahasiswa mampu mengambil
gambar dengan mudah menggunakan Goggle Earth.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth
Viewer dan dibuat oleh Keyhole Inc. Program ini memetakan bumi dari super imposisi gambar
yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS (Sistem Informasi
Geografis) tiga dimensi. Sistem infromasi geografis (GIS) adalah aplikasi desain computer
secara digital yang digunakan untuk mengambil, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, dan
menganalisa informasi geografi (Muslim, 2019).
Google Earth mempunyai potensi yang unik untuk berkontribusi terhadap
pembelajaran. Penelitian terdahulu mengenai pembelajaran dengan menggunakan Google
Earth, menyebutkan bahwa pembelajaran tersebut mempunyai potensiVisualiassi pada tampilan
virtual berpotensial mendukung pengalaman belajar yangkompleks, terutama pada fenomena-
fenomena yang tidak mungking dilakukan tanpa bantuan virtual. Sifat yang mendalam dari
dunia virtual mendukung eksplorasi secara mandiri. Dunia virtual sangat menarik dan
memotivasi. Dunia virtual memberikan carapan dan baru dalam melakukan penilaian otentik,
otomatis, dan tertanam secara baik. Keempat potensi tersebut memberikan gambaran bahwa
dampak belajar melalui Google Earth dapat memberi kemudahan dalam melihat fenomena-
fenomena geologi (Oktavianto, 2020).
Google Earth adalah salah satu dari aplikasi yang sedang berkembang sekarang ini yang
mampu memindahkan ide dari sebuah halaman buku ke dalamimaginasi peserta didik. Peserta
didik mengharapkan teknologi menjadi bagian dalam pendidikan, dan Google Earth merupakan
salah satu cara yang bisa dimanfaatkan oleh institusi pendidikan untuk menyediakan komponen-
komponen di dalam alat yang sudah dikenal oleh peserta didik sehingga mereka merasa nyaman
menggunakan alat tersebut (Hilman, 2019).

Goggle earth bisa digunakan untuk melihat gambar lokasi. Dengan mengaksesnya
seseorang bisa melihat gambar dan info tentang lokasi yang ingin dilihat. Ada 4 langkah utama
dalam menggunakan google earth ini. Pertama buka google earth pada hp ataupun komputer.
Kedua dengan mengkatifkan garis kisi, hal tersebut digunakan untuk mengtahui titik kordinat
geografis dan perkiraan pengguna berada. Ketiga dapat menekan tag 3D jika ingin tampilan
gambar dalam bentuk 3D atau pun bisa memilih gaya peta yang biasa. Selanjutnya pengguna
juga bisa mengatur kapasitas penyimpanan untuk mempercepat proses (Yasmin, 2019).
Berdasarkan fungsinya yang luas, google earth bisa juga digunakan sebagai alat
pemetaan suatu lokasi tertentu. Dengan menggunakan google earth kita bisa melakukan
pengukuran suatu daerah tertentu, ataupun sebaran dari suatu populasi, misalnya saja untuk
membuat suatu peta citra. Dalam menggunakan sofware ini memerlukan beberapa masukan,
diantaranya adalah data koordinat geografis daerah tertentu. Cara kerja dari sofware ini nantinya
membaca dan mengarahkan pengguna terhadap titik koordinat yang dimasukan. Jika koordinat
yang terdiri dari lintang utara dan selatan dimasukan maka secra otomatis akan diarahkan ke
lokasi (Krisna, 2019).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari Jum`at 01 September 2023, Pukul 15.00 Wita-
Selesai, di Halaman Depan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas
Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu
Laptop dan koneksi Internet.

3.2 Prosedur Kerja Praktikum


Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dihidupkan computer
c. Dibuka aplikasi google earth
d. Dicari Fatepa Unram pada kolom pencarian
e. Dipilih garis kisi atau koordinat
f. Dimasukkan data koordinat yang didapatkan dari GPS
g. Ditarik garis atau polygon pada setiap titik koordinat
h. Dilihat dan diambil hasil foto satelit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 3.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Google Earth.

4.2 Pembahasan
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut
Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari super
imposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe
GIS3D. Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur
(seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan Sketch Up,
sebuah program pemodelan 3D.
Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D- nya; termasuk
(tetapi tidak terbatas kepada) di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India,
Jepang, Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus
2007, Hamburg menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D,
termasuk tekstur seperti facade. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa
bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D.
Pada praktikum ini didapatkan gambar seperti yang terdapat pada hasil pengamatan
yang dimana gambar tersebut didapat melalui aplikasi yang menggunakan titik koordinat
sebagai sumber informasi atau data untuk pembuatan gambar dari lahan yang diukur.
Dengan menggunakan google earth dapat mempermudah proses pemetaan tanpa perlu
menunggu waktuyang lama karena pada dasarnya masyarakat lebih memilih koefisienan
waktu dan tidak terlalu ribet.
Pemanfaatan citra google earth dan Sistem Informasi Geografi diharapkan dapat
membantu pekerjaan pemetaan potensi dan identifikasi tanah terlantar. Data yang
digunakan adalah citra google earth untuk interpretasi tutupan tanah sebagai dasar untuk
menentukan penggunaan tanah.

Berdasarkan fungsinya yang luas, google earth bisa juga digunakan sebagai alat
pemetaan suatu lokasi tertentu. Dengan menggunakan google earth kita bisa melakukan
pengukuran suatu daerah tertentu, ataupun sebaran dari suatu populasi, misalnya saja untuk
membuat suatu peta citra. Dalam menggunakan sofware ini memerlukan beberapa
masukan, diantaranya adalah data koordinat geografis daerah tertentu. Cara kerja dari
sofware ini nantinya membaca dan mengarahkan pngguna terhada titikkoordinat yang
dimasukan. Pemanfaatan citra google earth dan Sistem Informasi Geografi diharapkan
dapat membantu pekerjaan pemetaan potensi dan identifikasi tanah terlantar. Data yang
digunakan adalah citra google earth untuk interpretasi tutupan tanah sebagai dasar untuk
menentukan penggunaan tanah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini diantaranya yaitu
didapatkan hasil pemetaan dari lokasi yang diukur dengan menggunakan aplikasi google
earth. Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut
Earth Viewer dan dibuat oleh kyhole, inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi
gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D.
Berdasarkan fungsinya yang luas, google earth bisa juga digunakan sebagaialat pemetaan
suatu lokasi tertentu.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini diantaranya yaitu
diperlukan pemahaman dan penguasaan terkait tentang penggunaan dari aplikasi google
earth itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Angkat, M. A. 2022. Implementasi Theodolite Dalam Penentuan Arah Kiblat Kampus STAIN
Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau. Bilancia: Jurnal Studi Ilmu Syariah dan
Hukum, 16 (1), 117-133.

Asrofi, M., Saiko, A., & Boyana, L. 2023. Low Cost Area Measurement Berbasis GPS dan
IOT. Journal of Science, Technology, and Visual Culture, 3 (2), 311-317.

Firmansyah. E. 2018. Pemanfaatan Global Positioning System (GPS) Untuk Menghitung Luas
Tanah. Jurnal Ilmu-Ilmu Manajemen Dan Informatika. Vol:10 (1), 16-33.

Hilman, I. 2019. Pemanfaatan Aplikasi Pemetaan Interaktif Google Earth Untuk Meningkatkan
Kemampuan Visual Peserta Didik Pada Pembelajaran Geografi SMA. SNIT 2012, 1
(1), 35-40.

Krisna.W, K, P. 2019. Pemanfaatan Citra Pengindraan Jauh Pada Google Earth Untuk
Pembuatan Peta Citra di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Jurnal Media
Komunikasi Geografi. Vol:18, (1).

Muslim, M. A., & Pramesti, A. A. 2019. Penyajian Data Pelanggan Pada Lima Area PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Kandatel Pekalongan Menggunakan Google Earth.
Scientific Journal of Informatics, 1 (2), 193-200.

Oktavianto, D. A. 2020. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Google Earth


Terhadap Keterampilan Berpikir Spasial. Jurnal Teknodik. 059-059.

Ramadhony. A. B., Awaluddin, M., & Sasmito, B. 2020. Analisis Pengukuran Bidang Tanah
dengan Menggunakan GPS Pemetaan. Jurnal Geodesi UNDIP. Vol: 6(4), 305-315.

Rianandra, R., Arsali, A., & Bama, A. A. 2020. Studi Perbandingan Penentuan Posisi Geografis
Berdasarkan Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System), Peta Google Earth,
dan Navigasi. Net. Jurnal penelitian sains. 17 (2).

Safrel, I. 2019. Peran Informasi Geo-spasial untuk Menunjang Konsep Kampus Konservasi di
Universitas Negeri Semarang (Unnes). Jurnal Kompetensi Teknik. 2(1).
Tribhuwana.A. 2018. Perbandingan Pengukiuran Luas Area Antara Theodolite dan Global
Positioning System. Jurnal Ilmiah Lemlit Unswagati. Vol: 22(3), 58-64

Yasmin.P.2019.Google Earth 4 Langkah Mudah Menggunakanyan. https://inet.detik.com . 15-


09-2022.

Yunita, R., Asnur, H., Khatab, U., Sari, R., Desman, S., Junnaidi, R., & Rizki, A. 2023.
Pengukuran Perencanaan Drainase pada Pembangunan Stadion di Tanjung Haro
Sikabu-Kabu. Jurnal Pustaka Paket (Pusat Akses Kajian Pengabdian Komputer dan
Teknik), 2(1), 10-15.

Anda mungkin juga menyukai