Anda di halaman 1dari 20

Peraktikum

Laporan Hasil Pengukuran

LAPORAN

PENGUKURAN MEGUNAKAN ALAT THEODOLIT

Mata kuliah :Pengukuran Dan Pemataan

Dosen Pembingbing:

1.Safruddin Juddah,ST.,MT

2.Muhammad Chaidar Febriansyah,ST.,MT

3.Muhammad Attar,ST.,MT

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6:


1.Muh Ayub/60100120073
2.Haslan/60100120073
3.Taufik Rahman/60100120069
4.Muh Yasin/60100120076
5.Rahmat Hidayat/60100120074
6.Ishak Mahendra/60100120062
7.Muh Syahril Sanjaya/60100120078
8.Muhammad Syarkawi.b/60100120071
9.Adnan Rizaldy/60100120065

FAKULTAS SAIS DAN TEKNOLOGI


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

i
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

LEMBARAN PENGESAHAN
1. Judul Laporan : pengukuran menggunakan alat(Theodolit)
2. Pelaksana Kegiatan
a. nama : Kelompok 6
b. jurusan :Teknik arsitektur
c. universitas : UIN alauddin makassar
d. Program Studi : Pengukuran dan pemataan

Mengetahui GOWA ,30 JUNI 2022

Pembimbing Ketua Kelompok

Safruddin Juddah,ST.,MT Taufik Rahman


lllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

ii
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

1
BAB
PENDAHULUAN
Tahapan berikutnya dari pekerjaan Perencanaan adalah Survey Topografi..

Survay topografi merupakan kegiatan pengukuran permukaan bumi, perhitungan, dan


pemetaannya dengan skala tertentu serta disajikan pada lembaran kertas gambar untuk
digunakan sebagai media perletakan dan penggambaran.Prinsipnya, survai topografi adalah
upaya memindahkan letak bangunan-bangunan yang diukur ke kertas gambar untuk keperluan
perencanaan dan menyajikan letak titik-titik perletakan rencana yang akan bias
dipindahkan/ditransfer kembali ke lapangan pada tahapan pelaksanaan nantinya (setting out).

Pada ilmu ukur tanah akan di fokuskan pada sudut danjarakjadi untuk mengetahui hasil
pengukuranyang baik dan berkualitas di tinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu.
Dari segi spesifikasinya teknik yang di butuhkan dalam metode pengukuran yang tepat.

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


a. pengenalan alat theodolit beserta bagian bagian pendukungnya
b. mengetahui cara mengoprasikan alat theodplit
c. mengetahui cara menghitung jarak dan sudut hasil pengukuran
1.2 LOKASI PEAKTIKUM
Sebagaimana ,telah di tetapkan suatu lokasi pengukuran berada di JL.ALAUDDIN NO.6
ROMANGPOLONG Kec.SOMBA OPU KABUPATEN GOWA,SULAWESI SELATAN lebih tepatnya
berada di pekarangan kampus UIN alauddin makassar .lokasi dapat di liat di gambar 1 peta
lokasi.

iii
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

Gambar 1 Peta Lokasi

1
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

BAB 2

PENGUKURAN TOPOGRAFI

2.1 DASAR TEORI PENGUKURAN

Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat
peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan
lain.Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama transit
atautheodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun
padatingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya dan
konstruksinya.Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan
horizontal,merupakanalat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur tempat
yang tak dapatdijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam
bidangmeteorologi dan teknologi peluncuran roket.

Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindahkan terpasang dalam
dua tegak lurus axes the horisontal atau trunnion poros, dan poros vertikal. Jika teleskop
menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing poros ini bisa diukur dengan
ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala “arcseconds”. “Transit” mulai dikembangkan
menjadi alat dalam bentuk theodolit, dan mulai dikembangkan di awal abad ke-19. Bacaan
pada teleskop memungkinkan kesalahan pembacaan sudut dan bacaan jarak, dengan
mengubah skrup penggerak halus, maka bacaan pada lensa obyektif akan semakin jelas
sehingga dapat mengurangi kesalahan. Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara
langsung ke tiga puluh arcseconds. Di pertengahan abad ke-20, “transit” mulai kembali diubah
dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan roman
seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit sudah mulai
jarang digunakan, karena theodolite digital mulai dikembangkan dan lebih mudah dalam
penggunaannya serta tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan sudutnya lebih akurat dan teliti,
tetapi transit masih digunakan sebagai alat untuk mengukur pada jarak yang cakupannya tidak
begitu luas. Beberapa transit tidak dapat digunakan untuk mengukur sudut vertikal, alat
tersebut dinamakan Pesawat Penyipat Datar (PPD).

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal
dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan

2
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang
dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ). Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah,
teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan
matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya
dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan
ke segala arah. Untuk pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan
untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.Theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa
sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua
sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.Teleskop pada theodolite
dilengkapi dengan garis vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk
digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung. Dengan
pengukuran sudut yang demikian bagus, maka ketepatan pengukuranyang diperoleh dapat
mencapai 1 cm dalam 10 km. Pada saat ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan
menambahkan suatu komponen elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek
yang direfleksikan kembali ke mesin melalui cermin.

Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut pengukuran
jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila komponen tersebut
ditempatkan pada bagian atas alat theodolite, maka disebut Electronic Distance Measurers
(EDM), namun bila merupakan satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite

total station.

2.2 PEMERIKSAAN ALAT UKUR DAN PERALATAN

Sebelum dilakukan pengukuran topografi dilapangan, terlebih dahulu dilakukan


pemeriksaan dan koreksi (kalibrasi) terhadap alat-alat ukur yang akan digunakan sehingga
diyakini bahwa instrument yang dipakai memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Persyaratan alat ukur Theodolite:


 Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
 Sumbu II tegak lurus sumbu I.
 Kesalahan kolinsi horizontal = 0
 Kesalahan indeks vertical = 0
 Peralatan dan bahan yang di gunakan:

3
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

 Alat ukur(Theodolite)
 Rambu ukur
 Meter
 Helem
 Payung
 Alat tulis

2.3 KRITERIA PENGUKURAN TOPOGRAFI

Pengukuran topografi mencakup pekerjaan-pekerjaan dan tahapan-tahapan detail berikut :

1. Pemasangan patok-patok.
2. Pemasangan alat
3. Pembacaan rambu dan sudut

2.3.1 PEMASANGAN PATOK-PATOK

Dalam pelaksanaan pengukuran topografi diperlukan pemasangan patok agar dapat


menentukan titik titik yang akan di ukur. Spesifikasi patok-patok tersebut sesuai yang telah
ditetapkan yaitu :

 Patok yang di gunakan terbuat dari kayu/balok dengan ketinggian 40 cm dan di


berikan warna pada bagian atas sekitar 20 cm untuk mempermuda saat
pengukuran
 Jumlah patok yang di gunakan ada 9 patok dan masing masing patok berjarak 30
m dari patok 1 ke patok lainya.

2.3.2 PEMASANGAN ALAT

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan
horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu Theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah. Alat ini
banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, survei lapangan, survei kehutanan,
jawatan meteorologi bahkan sampai bidang teknologi peluncuran roket.

4
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

Tahap Persiapan

 Pasang Tripod ditempat yang mendapat sinar Matahari (panduan Matahari)


 Pasang tripod ditempat yang tidak terpengaruh medan magnetik (panduan kompas)
 Pasang Theodolit diatas tripod
 Lakukan centering menggunakan optik atau gunakan bandul (plumb) dan lakukan
leveling pada alat sehingga gelembung nivo bulat dan nivo tabung berada di tengah.
Untuk memudahkan, lakukan leveling pada ketiga sisi bagian tripodnya. Jika sudah
presisi pada ketigasisinya maka secara otomatis nivo tabung berada ditengah
bulatannya
 Pastikan Theodolit siap digunakan seperti memeriksa baterai dan semua bagian
Theodolit dapat berfungsi dengan baik.

Panduan Kompas
 Bidik arah Utara menggunakan kompas yang terpasang pada Theodolit
 Kunci pengatur horizontal dan hidupkan powder on sehingga HA à0˚ 0’ 0

2.3.3 PEMBACAAN RAMBU DAN SUDUT

Rambu ukur atau bak ukur adalah alat yang di pake bersamaan dengan theodolite alat
ini terbuat dari alumunium yang di berikan skala baca dan memiliki panjang 3 sampai 5 m .

Fungsi rambu ukur adalahuntuk memudahkan mengukur benda tinggi antara garis bidik
dengan permukaan tanah.ada pun cara pembacaan rambu yaitu:

 diarahkan pada titik sasaran, kalau sudah dekat sasaran, kunci piringan atas, tepatkan
arah sasaran dengan skrup penggerak lembut. Baca sudut vertical, baca sudut
horizontal, baca rambu/ baak . Catat semua pembacaan sudut-sudut dan (BA;BT;BB).
 Kendorkan/ buka skrup piringan atas, putar arahkan pada titik sasaran lain ( searah
jarum jam), lakukan pengamatan seperti no 8. Catat semua pengamatan dan bacan-
bacaan.

5
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

 Arahkan ke sasaran lain (titik / patok lain ), lakukan pengamatan dan pembacaan
seperti kegiatan diatas. Catat semua bacaan sudut dan bacaan rambu/ baak.
 Pindahkan alat ke tempat lain ( titik polygon lain ), lakukan penyetelan alat, pembacaan
sudut dan bacaan rambu seperti kegiatan diatas. Usahakan diamati sudut dalam antar
titik-titik poligon.
 Lakukan berulang-ulang pada lokasi titik-titik polygon lain, sehingga kerangka titik-titik
poligon tertutup.

Data hasil pengukuran dapat di lihat pada gambar di bawah:

6
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

3
BAB

PERHITUNGAN DATA HASIL PENGUKURAN DAN GAMBAR


TOPOGRAFI

Sistem koordinat yang digunakan sebagai acuan dalam penggambaran situasi lokasi di
atas kertas gambar adalah sistem koordinat lokal.

3.1 PERHITUNGAN POLIGON

Untuk mendefinisikan metode perhitungan titik-titik jaringan poligon digunakan


formulasi-formulasi sebagai berikut :

a. Sudut Poligon

Sudut poligon dihitung melalui data pembacaan sudut horizontal titik-titik poligon di
lapangan, dengan cara :

 Sudut luar = pembacaan sudut depan – pembacaan sudut belakang


 Sudut dalam = pembacaan sudut belakang – pembacaan sudut depan

Sudut poligon untuk jaringan poligon tertutup harus diperiksa untuk memastikan apakah hasil
pengukuran masih dapat ditolerir atau harus diulang, dengan jalan melihat selisih jumlah semua
sudut poligon hasil pengukuran dengan hasil jumlah yang seharusnya.

 Untuk sudut luar dari jaringan poligon berlaku rumus : ∆β = ∑β – (n+2) x 180 o
 Untuk sudut dalam dari jaringan poligon berlaku rumus : ∆β = ∑β – (n-2) x 180 o
 Apabila sisi poligon saling berpotongan berlaku rumus : ∆β = ∑β – n x 180 o

Toleransi kesalahan sudut poligon yang diizinkan adalah ∆β ≤ 10” √n

7
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

b. Sudut Azimut

Sudut azimuth awal dapat diperoleh melalui pengukuran azimuth matahari, menggunakan
kompas, menggunakan alat GPS, atau jika diketahui koordinat titik ikat awal dan akhir. Sudut
azimuth untuk titik-titik poligon selanjutnya dapat dihitung dari azimuth awal tersebut dengan
rumus :

α n( n + 1 ) =α (n–1).n + β n – 180

Dimana: n = bilangan 1,2,3,… dst.

Bila jaringan poligon tertutup, maka azimuth akhir sama dengan azimuth awal. Dan hitungan
azimuth sisi-sisi poligon dihitung setelah sudut-sudut dikoreksi, sebagai berikut :

α n( n + 1 ) =α (n–1).n + β n ± ∆β/n – 180

c. Perhitungan Koordinat

Koordinat titik-titik poligon dan titik-titik yang dibidik pada saat pengukuran poligon dan
situasi di lapangan dapat dihitung dengan formulasi berikut :

X2 = X1 + D12 Sin α12

Y2 = Y1 + D12 Cos α12

Dimana: Titik 1 diketahui koordinatnya (X1, Y1)

Titik 2 belum diketahui koordinatnya (dicari)

α12 = azimuth sisi poligon 1 - 2

D12 = jarak sisi poligon 1 – 2

Apabila pengukuran dilakukan dengan system poligon tertutup atau jika diketahui titik ikat awal
dan akhir maka harus dikontrol terhadap adanya selisih absis dan ordinat.

Untuk system poligon tertutup :

8
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

∆X = ∑ D io(i+1) sin α i o(i+1)

∆Y = ∑ D io(i+1) cos α i o(i+1)

Untuk poligon dengan titik ikat awal dan akhir diketahui :

∆X = X titik ikat akhir diketahui – X titik ikat akhir perhitungan

∆Y = Y titik ikat akhir diketahui – Y titik ikat akhir perhitungan

Dengan adanya selisih koordinat ini maka perlu dilakukan koreksi jarak absis dan ordinat sisi-
sisi poligon sebagai berikut :

Di
fx= n
∗∆ X
∑ Di
¿i=1

Di
fy= n
∗∆ Y
∑ Di
¿i=1

Sehingga perhitungan koordinat titik-titik menjadi :

X2 = X1 + D12 sin α12 ± fx

Y2 = Y1 + D12 sin α12 ± fy

3.2 PERHITUNGAN LAVELLING / SIPAT DATAR

Untuk perhitungan Levelling/Waterpass dilakukan sebagai berikut :

1. Dihitung beda tinggi ukuran pergi – pulang


2. Jika perbedaan antara beda tinggi hasil ukuran pergi dan pulang melebihi 10√D
(milimeter), ukuran harus diulang, dimana D = jumlah jarak dalam km.
3. Jika memenuhi, hitung beda tinggi rata-rata.
4. Hitung salah penutup tiap kring. Toleransi salah penutup 10√D (milimeter).
5. Kesalahan penutup dibagikan pada tiap seksi sesuai dengan peralatan.
6. Dihitung tinggi defenitif titik-titik kerangka waterpas tersebut.

9
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

3.3 PERHITUNGAN PROFIL MELINTANG

Tahapan dari perhitungan profil melintang dengan metode tachymetry adalah sebagai
berikut :

1. Hitung sudut miring θ = 90o - Zo


Dimana : θ = sudut miring
Z = zenith
2. Hitung jarak optis, D = (BA – BB) x 100
Dimana : BA = bacaan benang atas pada rambu ukur
BB = bacaan benang bawah pada rambu ukur
3. Hitung jarak mendatar :
H = k (BA – BB) x 100 cos2 θ
Dimana : k = konstanta pengali
H = jarak mendatar
4. Hitung beda tinggi :
m = H tg θ + t – BT
dimana : t = tinggi alat
BT = bacaan benang tengah pada rambu ukur
Jika : I = t
M = H. tg θ
5. Tinggi atas titik nol
TB = TA + m
Dimana : TA = tinggi suatu titik yang sudah diketahui
TB = tinggi suatu titik yang dicari

10
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

3.4 HASIL PERHITUNGAN DARI DATA PENGUKURAN

Rumus 1 2 3 4 5
Patok SDn FKSD KSDn SDKn SDPDn
1 105,2180556 0,2472222 0,0206406 105,1974150 41,8888888
2 221,9958333 0,0435488 221,9522845 55,3138889
3 59,9541667 0,0117612 59,9424055 33,8666667
4 120,0902778 0,0235581 120,0667197 85,0472222
5 157,4736111 0,0308915 157,4427196 53,8416667
6 259,2791667 0,0508627 259,2283040 87,8833333
7 59,4805556 0,0116683 59,4688873 23,3694444
8 97,7986111 0,0191851 97,7794260 23,4250000
9 178,9569444 0,0351059 178,9218385 82,1583333
åSDn 1260,2472222 0,2472222 1260,0000000
(n-2)*180 1260,0000000 0,0000000 0,0000000
6 Patok Utama Cos SVn 7 8 Patok Detail
SVn BA BB Dn SVDn BA BB
-0,9305556 162,00 132,00 0,9998681 29,9960434 0,1750000 151,3 142,7
-1,4013889 163,00 133,00 0,9997009 29,9910269 -0,9638889 153 143
1,0986111 165,00 135,00 0,9998162 29,9944853 1,4972222 156 144
1,2458333 161,00 131,00 0,9997636 29,9929083 -0,6694444 151,3 140,7
1,1027778 160,00 130,00 0,9998148 29,9944434 0,0944444 151,5 138,5
1,0583333 159,00 129,00 0,9998294 29,9948823 0,7888889 149 139
0,4625000 162,00 132,00 0,9999674 29,9990226 -0,0166667 153 141
-1,3527778 157,00 127,00 0,9997213 29,9916386 -1,2555556 148 136
-1,2569444 160,00 130,00 0,9997594 29,9927813 -1,5166667 149,5 140,5

Cos SVDn 9 Sin SVn 10 Sin SVDn 11


Ddn BTn BTDn
0,9999953 8,5999599 -0,0162405 -0,4872163 0,0030543 0,0262672
0,9998585 9,9985850 -0,0244564 -0,7336923 -0,0168222 -0,1682224
0,9996586 11,9959031 0,0191732 0,5751962 0,0261285 0,3135418

11
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

0,9999317 10,5992765 0,02174220,6522654 -0,0116837 -0,1238477


0,9999986 12,9999823 0,01924590,5773774 0,0016484 0,0214288
0,9999052 9,9990521 0,01847040,5541105 0,0137683 0,1376827
1,0000000 11,9999995 0,00807210,2421618 -0,0002909 -0,0034907
0,9997599 11,9971189 -0,0236082-0,7082470 -0,0219118 -0,2629419
0,9996497 8,9968470 -0,0219361-0,6580818 -0,0264677 -0,2382096
0,0138739
åBTn
I BTn I 12 13 14 15 16
FKBT KBTn BTKn Tn TDn
0,4872163 0,0026741 0,0013028 -0,4885192 10,0000000 10,0262672
0,7336923 0,0019619 -0,7356543 9,5114808 9,3432584
0,5751962 0,0015381 0,5736581 8,7758265 9,0893683
0,6522654 0,0017442 0,6505212 9,3494846 9,2256369
0,5773774 0,0015439 0,5758335 10,0000058 10,0214346
0,5541105 0,0014817 0,5526288 10,5758393 10,7135221
0,2421618 0,0006476 0,2415143 11,1284682 11,1249775
0,7082470 0,0018939 -0,7101409 11,3699824 11,1070405
0,6580818 0,0017597 -0,6598415 10,6598415 10,4216319
5,1883488 0,0138739 0,0000000 10,0000000
å IBTnI åBTn åBTKn

17 18 sin Azn 19 IXnI 20


Azn AZDn Xn FKX
290,8055556 332,6944444 -0,9347912 -28,0400386 28,0400386 0,0008848
248,8532711 304,1671600 -0,9326596 -27,9714198 27,9714198
8,9108656 42,7775322 0,1548977 4,6460780 4,6460780
68,8441459 153,8913681 0,9326022 27,9714509 27,9714509
91,4014263 145,2430930 0,9997009 29,9854715 29,9854715
12,1731223 100,0564557 0,2108663 6,3249087 6,3249087
132,7042350 156,0736795 0,7348645 22,0452158 22,0452158
214,9248091 238,3498091 -0,5725009 -17,1702415 17,1702415
216,0029705 298,1613039 -0,5878272 -17,6305725 17,6305725
290,8055556 -0,9347912 0,1608525 181,7853972
åXn = å IXnI

21 22 23 Sin AZDn 24
KXn XKn Xn Gambar XDn cos Azn
0,0248112 -28,0648498 0,0000000 -0,4587357 -3,9451088 0,3551976
0,0247505 -27,9961703 -28,0648498 -0,8274026 -36,3377050 -0,3607576
0,0041111 4,6419669 -56,0610201 0,6791535 -47,9139601 0,9879305
0,0247505 27,9467004 -51,4190531 0,4400745 -46,7545823 0,3609061
0,0265326 29,9589389 -23,4723527 0,5700958 -16,0611173 -0,0244571

12
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

0,0055966 6,3193122 6,4865862 0,9846362 16,3320146 0,9775149


0,0195067 22,0257091 12,8058983 0,4055615 17,6726365 -0,6782140
0,0151931 -17,1854345 34,8316074 -0,8512676 24,6188488 -0,8199041
0,0156004 -17,6461729 17,6461729 -0,8816224 9,7143510 -0,8089865
0,1608525 0,0000000 0,0000000 0,3551976
å KXn = å Xn åXKn = 0

25 I Yn I 26 27
Yn FKY Kyn
10,6545227 10,6545227 -0,0019902 -0,0212044
-10,8194903 10,8194903 -0,0215327
29,6324671 29,6324671 -0,0589738
10,8246241 10,8246241 -0,0215429
-0,7335760 0,7335760 -0,0014599
29,3204449 29,3204449 -0,0583528
-20,3457568 20,3457568 -0,0404916
-24,5902663 24,5902663 -0,0489389
-24,2637557 24,2637557 -0,0482891
-0,3207863 161,1849040 -0,3207863
åYn å I Yn I

28 29 30
Ykn Yn Gambar cos AZDn Ydn
10,6757271 0,0000000 0,8885728 7,6416901
-10,7979576 10,6757271 0,5616092 16,2910247
29,6914410 -0,1222305 0,7339962 8,6827173
10,8461670 29,5692104 -0,8979613 20,0514705
-0,7321161 40,4153774 -0,8215782 29,7348751
29,3787978 39,6832613 -0,1746185 37,9372422
-20,3052652 69,0620591 -0,9140677 58,0932466
-24,5413273 48,7567939 -0,5247318 42,4615239
-24,2154666 24,2154666 0,4719554 28,4615775
0,0000000 0,0000000

13
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

3.5 gambar kontur pada lokasi pengukuran

BAB
14
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

KESIMPULAN

Setelah kami melaksanakan praktikum pengukuran Ukur ini, makakami dapat simpulkan sebagai berikut

 Pada pengukuran di lapangan ternyata titik yang dibidik memiliki


jarakterhadap sumbu X bervariasi dikarenakan jarak antara pesawat dengan titik tersebut
berbeda-beda.
 Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki bedatinggi yang tidak
terlalu tinggi, sehingga dapat dikatakan permukaan tanahdatar.
 Dan hal yang paling penting mahasiswa dapat mengenal alat-alat yangdigunakan dalam ilmu
ukur tanah dan sudah dapat mempergunakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-
masing.

DOKUMENTASI

15
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

16
Peraktikum
Laporan Hasil Pengukuran

17

Anda mungkin juga menyukai