Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN THEODOLIT

ELENSIA KISSAYA NAIF

2306010023

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan “Laporan Pengukuran Menggunakan Theodolite
dengan baik dan tepat waktu”.

Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu
Ukur Tanah. Selain itu, laporan ini juga menambah wawasan tentang pengukuran
menggunakan theodolite bagi para pembaca dan penulis.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnyasaya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PRATIKUM
D. MANFAAT
BAB II DASAR TEORI
BAB III METODE PERCOBAAN
A. TEMPAT
B. ALAT DAN BAHAN
C. LANGKAH KERJA
BAB IV ANALISIS DATA
DATA PENGUKURAN
TITIK KOORDINAT
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta objek-objek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi dan proyek. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah
lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah
pengajaran ini misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran
pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan,
jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang
dibagun dapat dipertanggung jawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.

Dalam kegiatan kuliah survey dan pemetaan analisis ilmu ukur tanah diperlukan untuk
memetakan suatu wilayah ekplorasi Pada ilmu ukur tanah akan difokuskan pada sudut dan
jarak. Jadi untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas ditinjau dari segi
biayanya yang murah dan tepat waktu. Dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula.
Theodolit dan Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menganalisi bentuk topografi
suatu wilayah. Pemetaan topografi adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung
dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan survei teristris. Pemetaan merupakan suatu
kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesungguhnya di lapangan
(fakta) ke dalam peta dasar, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi
kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, simbol dan
warna.

Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat dilakukan secara langsung di lapangan dan


dengan bantuan alat-alat ukur. Dalam melakukan pemetaan dibutuhkan beberapa alat yang
berguna untuk mengumpulkan data yang berada dilapangan. Alat yang umumnya digunakan
dapat berupa kompas geologi, theodolit digital, dan piranti lainnya guna mengumpulkan data
lapangan. Data yang berasal dari lapangan dapat berupa data azimuth, jarak,dan lain – lain.
Pemetaan sangat membutuhkan keakuratan data. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
kebenaran dan keakuratan pada tahapan penggambaran. Salah satu alat yang dapat
memberikan data dengan tingkat keakuratan data yang tinggi adalah theodolit.
Theodolit adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut, baik sudut
vertikal maupun horizontal. Untuk menentukan kompetensi (keterampilan) mahasiswa dalam
pemetaan. Maka dari itu dilakukan pemetaaan menggunakaan alat theodolit, agar dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan alat dan membuat peta dari suatu
lapangan secara langsung.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana cara mengoperasikan alat Theodolit?
2.Apa Fungsi dari Theodolit?
3.Apa saja yang diukur dengan Theodolit?

C.Tujuan Praktikum
1.Pengenalan alat Theodolit beserta bagian-bagian pendukungnya
2.Mengetahui cara mengoperasikan alat Theodolit
3.Pemahaman teori dan cara kerja pada pengukuran menggunakan Theodolit
4.Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut

D. Manfaat
1.Mahasiswa mengerti dan memahami secara baik tentang polygon terbuka
2.Mahasiswa memahami dan mengetahui cara kerja pengukuran polygon terbuka
menggunakan theodolite
3.Mahasiswa memahami dan mengetahui cara menghitung hasil pengukuran polygonterbuka
4.Mahasiswa mengerti dan memahami hasil dari data pengukuran polygon terbuka
5.Mahasiswa memahami dan mengetahui penggambaran kontur polygon terbuka
BAB II
DASAR TEORI

A. Dasar Teori
Alat Theodolit
a.Pengertian Alat Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak.Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki
sudut mendatar saja.Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan
sekon (detik).Theodolit merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei.Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan
pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.Teleskop tersebut
juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.Kedua sudut tersebut dapat dibaca
dengan tingkat ketelitian sangat tinggi(Farrington 1997).

b.Macam / Jenis Alat Theodolit


Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1.Theodolite Reiterasi.
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap.Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis
ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.
2.Theodolit Repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.Pada jenis ini
terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

3.Theodolit Elektro Optis (digital)


Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antaratheodolite optis dengan
theodolite elektro optis sama. Akan tetapimikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan systemlensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombangelektromagnetis). Hasil
pertama system analogdan kemudian harusditransfer ke system angka digital. Proses
penghitungan secara otomatisakan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Macam Theodolit menurut sistem bacaannya.

a.Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis


b.Theodolite sistem baca dengan Nonius
c.Theodolite sistem baca dengan Micrometer
d.Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi
e.Theodolite sistem baca dengan Digital
Theodolit menurut skala ketelitian
a.Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)
b.Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)
c.Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)
d.Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)
e.Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)

Bagian-Bagian Alat Theodolit


1.Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yangmenyanggah suatu
tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran.Pada tepi lingkaran ini dibuat
pengunci limbus.
2.Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalamtabung dan diletakkan
pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegaklurus kesatu. Diatas sumbu kesatu
diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang
mempunyai jari-jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat
pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu
mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu
tegak lurus.Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis-garis pembagian skala dan angka
digoreskan di permukaannya. Garis-garis tersebut sangat tipis danlebih jelas tajam bila
dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu
suatu lingkaran penuh dibagi dalam360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran
penuh dibagi dalam 400g.
3.Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu
kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropongyang mempunyai diafragma dan dengan
demikian mempunyai garis bidik.Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk
lingkaran tegak samaseperti plat lingkaran mendatar.

Syarat-Syarat Theodolite
Syarat-syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siapdipergunakan untuk
pengukuran yang benar adalah sbb :
1. sumbu kesatu benar- benar tegak / vertical.
2. sumbu kedua harus benar- benar mendatar.
3. garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
Pengukuran Poligon

Macam-Macam Poligon
Poligon Menurut BentuknyaBerdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu :
1.Poligon terbuka,Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik
akhirnyamerupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

2.Poligon Tertutup,Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, bahwa suatu poligon dikatakan
sebagai poligon tertutup apabila posisi horizontal titik awal dan titik akhir poligon tersebut
sama atau berimpit. Dengan pernyataan tersebut, makasecara matematis konfigurasi poligon
tertutup dapat ditandai sebagai berikut:
1. Koordinat Awal = Koordinat Akhir
2. Azimuth Awal = Azimuth Akhir
Secara umum, ditinjau dar cara pengukuran sudutnya, poligon tertutupdibedakan menjadi 2
(dua), yaitu: Poligon tertutup dengan data ukuran sudut dalam.
Poligon tertutup dengan data ukuran sudut luar.

Poligon tertutup merupakan poligon terikat sempurna, artinya baik sudut maupun jarak
ukuran ada keterikatangeometris, sehingga dalam proses hitungannya data ukuran tersebut
harus memenuhi syarat geometris
Syarat geometris poligon tertutup:
(Σβ) –n . 180º = 0
Σ (d . cosα) = 0
Σ (d . sinα) = 0

Dalam hal ini:


( Σ β ) = jumlah sudut ukuran pada poligon tertutup
n = bilangan bulat positif atau angka kelipatan yang sesuai
Σ ( d . sin α ) = jumlah dari perkalian antara jarak ukuran dan sin α

Σ ( d . cos α ) = jumlah dari perkalian antara jarak ukuran dan cos α


Perlu diketahui, dalam proses hitungan poligon tertutup bahwa:
a.Untuk poligon tertutup dengan data ukuran sudut dalam,
maka nilai n = N – 2
b.Untuk poligon tertutup dengan data ukuran sudut luar,maka nilai n = N + 2

3.Poligon Bercabang,Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau
lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.

4.Poligon Kombinasi,Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari
bentukbentuk poligon yang ada.
Poligon Menurut Titik IkatnyaBerdasarkan titik ikatnya polygon dibedakan menjadi 3
yaitu:
1. Poligon Terikat SempurnaSuatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon
tertutupataupun poligon terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikatapabila
diketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dantingkatnya berada diatas
titik yang akan dihasilkan.
• Poligon tertutup terikat sempurna :
Poligon tertutup yang terikat oleh azimuth dan koordinat.
• Poligon terbuka terikat sempurna :
Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan koordinat.

2.Poligon Terikat Tidak Sempurna


Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligontertutup ataupun poligon
terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabilatitik ikat tersebut diketahui koordinatnya
atau hanya jurusannya.
Poligon tertutup tidak terikat sempurna :
Poligon tertutup yang terikat pada koordinat atau azimuth saja.
Poligon terbuka tidak terikat sempurna :
1.Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,sedangkan ujung yang
lain tidak terikat sama sekali. Poligon semacamini dapat dihitung dari azimuth awal dan yang
diketahui dan sudut-sudut poligon yang diukur, sedangkan koordinat dari
masingmasingtitiknya masih lokal.
2.Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja,sedangkan ujung yang
lain tidak terikat sama sekali.Poligon semacamini dapat dihitung dengan cara memisalkan
azimuth awal sehinggamasing-masing azimuth sisi poligon dapat dihitung, sedangkan
koordinat masing-masing titik dihitung berdasarkan koordinat yangdiketahui. Oleh karena itu
pada poligon bentuk ini koordinat yangdianggap betul hanyalah pada koordinat titik yang
diketahui (awal)sehingga poligon ini tidak ada orientasinya.
3.Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dankoordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis inidapat dikatakan satu titik terikat secara
sempurna namun belumterkoreksi secara sempurna baik koreksi sudut maupun
koreksikoordinat, tetapi sistem koordinatnya sudah benar.
4.Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada poligon jenis ini ada
koreksi azimuth, sedangkan koordinat titik-titik poligon adalah koordinat lokal.
5.Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis poligon ini tidak ada
koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
6.Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat,sedangkan ujung yang lain
terikat azimuth. Pada poligon ini tidak adakoreksi sudut dan koreksi koordinat.
7.Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dankoordinat saja,
sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon ini tidak ada koreksi sudut tetapi
ada koreksi koordinat.
8.Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dankoordinat, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat azimuth. Poligonini ada koreksi sudut tetapi tidak ada koreksi
koordinat.
9.Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dankoordinat, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada koreksi
koordinat.

3.Poligon Tidak Terikat/Bebas,Poligon tertutup tanpa ikatan sama sekali (poligon


lepas)Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti ini akan
terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnyadan sulit melakukan pengukuran baik
dengan cara astronomis maupundengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan
orientasi local artinya koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan sembarang.

Prinsip perhitungan poligon


Perhitungan besar koreksi sudut
f ß= (α akhir -α awal)+(Σß)+n.180°
Keterangan :
f ß= koreksi sudut dalam
α = azimuth
Σß = jumlah sudut dalamn = banyak pengukuran sudut
n = banyak pengukuran sudut
Perhitungan sudut dalam terkoreksi
ßi =ß + 1 . fß n
ßi+1 =ßi+1+ 1. fß n
Perhitungan azimuth terkoreksi
αi=α awal +ßi +180°
αi+1=α i+ßi+1+180°
Dalam perhitungan azimuth tiap titik sebaiknya selalu memperhatikansketsa dari poligon
tersebut , untuk mempermudah penentuan apakahformula tersebut diatas menggunakan tanda
+ (ditambah) atau – (dikurangi).

Perhitungan koreksi koordinat X dan Y


fx = (X Akhir -X awal)-Σ(di.sin αi)
fy= (Y akhir-Y awal)-Σ(di.cos αi )
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Tempat
Depan LP2M_FKM Undana
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum theodolit terlihat pada tabel
dibawah ini.
1.Statif
Statif digunakan sebagai tumpuan dan pendiri alat yang bisa disesuaikan tingginya sesuai
dengan keadaan ditempat pengukuran.

2.Roll meter
Roll Meter diigunakan sebagai pengukur tinggi alat.

3. Rambu ukur
Rambu ukur merupakan alat yang terbuat dari kayu atau bahan aluminium. Pada sisi
depannya terdapat skala pembacaan yang digunakan untuk memberi tanda titik sementara
dilapangan pada saat pengukuran. Rambu ukur berpenampang segi empat berukuran ± 2 cm x
±4 cm dan panjang 3 sampai 5 meter. Bagian depannya dilengkapi dengan ukuran skala
centimeter. Pada setiap 1 meternya diberi cat yang berbeda dan mencolok. Umumnya dicat
dengan warna merah, putih, hitam, kuning.
C.Langkah Kerja:
1.Lakukan pematokan pada titik-titik yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran
dengan baik (lokasi bebas, antar patok terlihat, cukup cahaya danlain-lain). Dalam pematokan
cari juga informasi tentang patok yang berhubungan dengan patok kelompok lain.
2.Pasang alat, ukur secara manual (dengan pita ukur) jarak antar patok pada poligon tersebut.
3.Mulailah lakukan pembidikan, letakkan theodolith di Patok dan settinglah alat ukur
theodholit tersebut. Apabila kondisi topografi relatif datar usahakan setting sudut vertikal
adalah 90 derajat dan kuncilah. Tujuan pensettingan sudutvertikal 90 derajat adalah untuk
memudahkan pengukuran, pencatatan dan analisis data.
4.Tentukanlah arah azimuth, berdasarkan arah utara kompas. Pada azimuth inisetting posisi
sudut horisontal di 0 derajat 0’0’’ pada arah utara.
5.Pasang yalon pada patok. Arahkan theodolith ke poligon pada patokdepansetelah itu
arahkan pada patok belakang.
6.Settinglah, kemudian baca sudut horisontal tepat pada bidikan kemudian kuncidan catatlah.
7.Setelah itu bidik ke titik selanjutnya dan catatlah hasil pengamatan tersebut.Dalam satu
patok kita mendapatkan 2 bidikan.
8.Kemudian, pindahlah alat ke patok selanjutnya dan kembali lakukan langkahyang sama
dengan sebelumnya, hanya saja tidak perlu mencari arah utara atau mensetting sudut
horisontal pada 0 derajat 0’ 0’’.
9.Lakukan langkah kerja yang sama hingga semua patok.
BAB IV
ANALISIS DATA
DATA PENGUKURAN
Depan LP2M - FKM UNDANA
1000,0000 1000,0000 100,0000
Benang Vertikal Horizontal Jarak
Patok Target Azimut Delta H Delta X Delta Y x y z
A T B d m dt d m dt d (optik) D (datar)
1,44 P1 0,00 1000,00 1000,00 100,00
A1 1,469 1,44 1,411 10 9 50,43 123 40 2,64 123,67 1,02 0,18 1,01 0,15 -0,10 999,8497 1000,1001 101,0074
A2 1,498 1,44 1,382 10 9 50,25 123 40 2,59 123,67 2,05 0,36 2,01 0,30 -0,20 1000,3006 999,7997 102,0149
A3 1,53 1,44 1,35 10 9 50,05 123 40 2,53 123,67 3,18 0,56 3,13 0,47 -0,31 1000,4665 999,6893 103,1265
1,42 P2 1,522 1,42 1,318 -56,33 X X X X X 1000,47 999,69 103,13
B1 1,444 1,42 1,396 10 9 49,8 123 40 2,45 67,33 0,85 0,15 0,83 0,14 0,06 1000,6044 999,7469 103,9602
B2 1,48 1,42 1,36 10 9 49,61 123 40 2,39 67,33 2,12 0,37 2,08 0,34 0,14 1000,8113 999,8333 105,2108
B3 1,51 1,42 1,33 10 9 49,41 123 40 2,32 67,33 3,18 0,56 3,13 0,52 0,22 1000,9837 999,9053 106,2530
1,44 P3 0,55 0,44 0,33 -112,67 X X X X X 1000,98 999,91 106,25
C1 1,462 1,44 1,418 10 9 49,13 123 40 2,21 11,00 0,78 0,14 0,76 0,03 0,13 1001,0099 1000,0397 107,0172
C2 1,5 1,44 1,38 10 9 48,92 123 40 2,13 11,00 2,12 0,37 2,08 0,07 0,37 1001,0550 1000,2720 108,3373
C3 1,53 1,44 1,35 10 9 48,72 123 40 2,05 11,00 3,18 0,56 3,13 0,11 0,55 1001,0907 1000,4554 109,3794
1,615 P4 1,55 1,44 1,33 -169,00 X X X X X 1001,09 1000,46 109,38
D1 1,64 1,615 1,59 10 9 48,49 123 40 1,96 11,00 0,88 0,16 0,87 0,03 0,15 1001,0134 1000,0581 106,9464
D2 1,67 1,615 1,56 10 9 48,31 123 40 1,89 11,00 1,94 0,34 1,91 0,07 0,34 1001,0491 1000,2415 107,9885
D3 1,7 1,615 1,53 10 9 48,09 123 40 1,8 11,00 3,00 0,53 2,95 0,10 0,52 1001,0847 1000,4248 109,0307
1,52 P5 1,73 1,615 1,5 -169,00 X X X X X 1001,08 1000,42 109,03
E1 1,54 1,52 1,5 10 9 47,81 123 40 1,71 11,00 0,71 0,12 0,69 0,02 0,12 1001,0075 1000,0275 106,8677
E2 1,564 1,52 1,476 10 9 47,67 123 40 1,66 11,00 1,55 0,27 1,53 0,05 0,27 1001,0360 1000,1742 107,7014
E3 1,6 1,52 1,44 10 9 47,46 123 40 1,58 11,00 2,82 0,50 2,78 0,10 0,49 1001,0788 1000,3943 108,9519
1,555 P6 1,62 1,52 1,42 -169,00 X X X X X 1001,08 1000,39 108,95
F1 2,6 2,555 2,51 10 9 47,2 123 40 1,49 11,00 1,59 0,28 1,56 0,05 0,28 1001,0372 1000,1803 106,7011
F2 2,61 2,555 2,5 10 9 47,05 123 40 1,44 11,00 1,94 0,34 1,91 0,07 0,34 1001,0491 1000,2414 107,0485
F3 2,64 2,555 2,47 10 9 46,86 123 40 1,37 11,00 3,00 0,53 2,95 0,10 0,52 1001,0847 1000,4248 108,0906
1,485 P7 2,65 2,555 2,46 -169,00 X X X X X 1001,08 1000,42 108,09
TITIK KOORDINAT

NO X Y Z
EASTHING NORTHING ELEVATION
1 1000,00 1000,00 100,00
2 999,85 1000,10 101,01
3 1000,30 999,80 102,01
4 1000,47 999,69 103,13
5 1000,47 999,69 103,13
6 1000,60 999,75 103,96
7 1000,81 999,83 105,21
8 1000,98 999,91 106,25
9 1000,98 999,91 106,25
10 1001,01 1000,04 107,02
11 1001,06 1000,27 108,34
12 1001,09 1000,46 109,38
13 1001,09 1000,46 109,38
14 1001,01 1000,06 106,95
15 1001,05 1000,24 107,99
16 1001,08 1000,42 109,03
17 1001,08 1000,42 109,03
18 1001,01 1000,03 106,87
19 1001,04 1000,17 107,70
20 1001,08 1000,39 108,95
21 1001,08 1000,39 108,95
22 1001,04 1000,18 106,70
23 1001,05 1000,24 107,05
24 1001,08 1000,42 108,09
25 1001,08 1000,42 108,09
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengukuran luas
suatu bidang tanah dapat ditentukan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan metode
polygon terbuka. Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).
B. Saran
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi, sebaiknya sebelum melaksanakan
praktikum harus teliti dalam mendengar arahan dan penjelasan agar mendapatkan hasil
pengukuran yang baik dan maksimal. Selain itu, sebelum melakukan pengukuran, sebaiknya
terlebih dahulu memeriksa perkiraan cuaca hari tersebut sehingga cuaca tidak menjadi
penghalang proses pengukuran agar proses pengukuran dapat berjalan dengan baik dan
lancar.

Anda mungkin juga menyukai