Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

ILMU UKUR TANAH II

“ PENGUKURAN THEODOLIT ”

Disusun oleh :

ARY ARRAZID
1913006

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat
dah Hidayahnya sehingga laporan Praktikum survey dan Pemetaan ini dapat saya
selesaikan tepat pada waktunya.

Praktikum survey dan pemetaan ini merupakan suatu hal wajib bagi seluruh
mahasiswa yang menggambil mata kuliah ilmu ukur tanah. Hal ini dilakukan
untuk menerapkan teori yang di dapatkan dalam ruang kuliah dan di lapangan
secara langsung.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan Praktikum ini . Ucapan terima kasih di
tunjukkan kepada Dosen, teman-teman serta semua pihak yang telah membantu
saya dalam pengerjaan tugas ini.

Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih banyak


kekurangan, Sehingga saya mengharapkan sumbangan pemikiran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Baik itu berupa saran ataupun kritik untuk dapat
menyempurnakan laporan seperti ini di masa yang akan datang.

Pasir Pengeraian, 16 April 2020

ARY ARRAZID
NIM : 1913006
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar
belakang………………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah………………………………………………………..1
C. Tujuan Praktikum………………………………………………………...1

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pembahasan tentang theodolit…………………………………………2-4
B. Komponen theodolit……………………………………………………..5
C. Macam-macam theodolit………………………………………………...6
D. Pengukuran poligon……………………………………………............6-8

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan bahan……………………………………………………………9


B. Cara kerja……………………………………………………………….9-10

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

rumus yang digunakan untuk pengolahan data……………11

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….12
B. Daftar pustaka…………………………………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan
menganalisis bentuk fotografi permukaan bumi beserta objek-objek diatasnya
untuk keperluan pekerjaan kontruksi dan proyek. Ilmu ukur tanah menjadi
bagian dasar bagi beberapa mata kuliah dalam teknik sipil, seperti: rekayasa
jalan raya, irigasi dan lainya. Dalam kegiataan hibah pengajaran misalnya,
semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan
kontruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan ,
pelabuhan dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran kontruksi yang
dibangun dapat di pertanggung jawabkan dan terhindar dari kesalahan
kontruksi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu alat ukur ruang ( theodolit )
2. Apa saja fungsi dari bagian-bagian theodolit
3. Bagaimana cara memplotkan data pengukuran dengan alat theodolit ke media
2 D dan 3D
4. Bagaimana cara mendirikan dan pengoperasian theodolit
5. Bagaimana cara pengolahan data

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal alat theodolit dan bagian pendukungnya
2. Mengetahui cara pengoprasian theodolit
3. Pemahaman teori dan cara kerja pada pengukuran menggunakan theodolit
4. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak,sudut dan beda tinggi antara
titik koordinat.
D.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PEMBAHASAN TENTANG THEODOLIT


Theodolit adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan
horizontal . dimana sudut – sudut tersebut itu berperan dalam penentuan
jarak mendatar diantara dua titik di lapangan ,sudut yang dibaca sampai
pada satuan sekon (detik). Theodolit juga merupakan alat untuk meninjau
dan merencanakan kerja untuk mengukur tempat yang tidak dapat di
jangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam
bidang meterologi dan teknologi peluncuran roket.
Dalam penggunaan komponen alat survey seperti theodolit,
pengukuran jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung hanya beberapa
detik saja. Bila komponen tersebut ditempatkan pada bagian atas alat
theodolit , maka alat tersebut elektronik mesures (EDM), namun bila
merupakan satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau thedolit
total station.
Secara konstruksi, alat ukur sifat ruang ini dibagi menjadi 3 bagian
utama yaitu :
• Bagian Bawah yang diam atau tidak dapat bergerak ditambah dengan
landasan berkaki tiga atau statip
• Bagian Atas yang dapat bergerak secara horizontal
• Teropong yaitu bagian atas yang dapat diputar secara vertikal
Setiap theodolite biasanya mempunyai bagian alat yang sama tetapi
yang membedakan adalah tingkat ketelitian dari setiap alat dan cara
pengoperasiannya. Desawa ini alat ukur sifat ruang atau theodolite tersebut
sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana alat ukur tersebut
sudah dilengkapi dengan suatu sistim komputerisasi yang canggih.
Sehingga akan dapat membantu dan mempermudah dalam pelaksanaan
pekerjaan teknis. Jenis alat ukur sifat ruang yang terbaru adalah Total
Stasion ( TS ) yang mempunyai sistem bacaan sudut secara digital, sistim
tagetting dengan menggunakan sistem refleksi.
Theodolite secara pisik terbagi menjadi 3 buah sistim sumbu yaitu :
• Sumbu I adalah sumbu yang sejajar dengan arah garis gaya
• Sumbu II adalah sumbu sejajar dengan bidang horizontal ( bidang nivo )
dan tegak lurus terhadap sumbu I
• Sumbu nivo indeks atau nivo vertikal atau nivo bidang horizontal yaitu
sumbu yang sejajar dengan garis bidik bila garis bidik diatur secara
horizontal.
Sebelum dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
sifat ruang, maka harus dipenuhi syarat-syarat sumbu sebagai berikut :
• Sumbu nivo tabung harus tegak lurus dengansumbu I
• Sumbu bidik tegak lurus terhadap sumbu II
• Sumbu II harus tegak lurus sumbu I
• Sumbu nivo indeks sejajar dengan garis bidik, bila garis bidik diatur secara
horizontal.
Setiap alat sifat ruang atau theodolite mempunyai dua buah sistim
pembacaan alat yaitu :
• Bacaan Biasa
Bacaan yang dilakukan pada posisi mana kedudukan alat bidik ( vizier )
berada di atas teropong
• Bacaan Luar Biasa
Bacaan yang dilakukan pada posisi mana kedudukan alat bidik ( vizier )
berada di bawah teropong
Pada waktu dilakukan pengukuran, maka ada ketentuan umum yang
harus dipatuhi oleh si pengukur yaitu pola pelaksanaan bacaan yaitu :
Bacaan dilakukan dari sisi kiri terlebih dahulu baru kemudian ke sisi kanan
atau dengan pola perputaran sudut horizontal searah jarum jam.
Keuntungan yang diperoleh dari pola ini adalah selain keawetan dari alat
terjaga juga dari segi kemudahan dalam perhitungan sudut.
Dikarenakan pembacaan dengan menggunakan alat theodolite
dikenal dengan bacaan biasa dan luar biasa, maka pengukuran sudut
dikenal 2 macam cara yaitu :
• Pengukuran sudut dengan satu seri tunggal
Pengukuran sudut dilakukan hanya dengan melakukan pembacaan sudut
Biasa saja ataun sudut Luar Biasa saja.
• Pengukuran sudut dengan satu seri rangkap
Pengukuran sudut dilakukan dengan pembacaan sudut biasa dan luar biasa
untuk satu kali pengukuran sudut.

Kesalahan Pengukuran Sifat Ruang ( Theodolit )


1. Kesalahanan yang mungkin terdapat dan terjadi pada pengukuran sifat
ruang yang bersifat sistematis antara lain :
 Kesalahan miring sumbu I ( tegak lurus )
 Kesalahan miring sumbu II ( Sumbu horizontal )
 Kesalahan kolomasi ( garis bidik tidak tegaklurus terhadap sumbu II )
 Kesalahan eksentrisitas ( kedudukan pusat sumbu I tidak tepat berimpitan
dengan pusat lingkaran skalahorizontal )
 Kesalahan Diametral ( Letak nonius I tidak tepat berimpitan dengan
nonius II )

2. Kesalahanan yang mungkin terdapat dan terjadi pada pengukuran sifat


ruang yang bersifat sistematis antara lain :
 Kesalahan Indeks ( Tidak tepatnya letak indeks bacaan lingkaran skala
vertikal dimana bila teropong diarahkan secara horizontal diperoleh harga
bacaan pada lingkaran skala vertikal tidak tepat menunjuk angka 0 o ( pada
sistem sudut miring ) atau tidak tepat 90o pada sistem sudut zenith.
 Kesalahan pembagian skala, yang umumnya kesalahan pabrikasi.
A. Komponen-komponen Theodolit

Gambar 4.2 Theodolit


Komponen-komponen dari alat theodolit adalah sebagai berikut :
1.      Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya
2.      Ring pengatur lensa tengah
3.      Pengatur fokus benang silang
4.      Alat baca lingkaran vertikal/horisontal
5.      Lensa obyektif
6.      Klem vertikal teropong
7.      Penggerak halus teropong
8.      Klem alhidade horizontal
9.     Penggerak halus horisontal
10.  Nivo kotak alhidade horisontal
11.  Plat dasar instrumen
12.  Nivo tabung alhidade horizontal
B. Macam-macam Theodolit

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:


1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,
sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di
maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)
2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran
mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak (Sosrodarsono,
1983).

C. Pengukuran poligon

Cara membuat suatu polygon adalah cara pertama untuk menentukan tempat
lebih dari satu titik.  Penentuan titik dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a) Penentuan ralatif dengan menempatkan beberapa titik yang terletak di atas
satu garis lurus, maka empat titik-titik itu dapat dinyatakan dengan dengan
jejak dari suatu titik yang terletak di atas garis lurus itu pula.  Titik-titik
yang diambil sebagai dasar untuk menghitung jarak-jarak dinamakan titik
nol. Karena titik-titik dapatterletak di sebelah kiri dan kanan titik nol (O)>
maka kepada titik yang terletak di sebelah kanan titik nol (o) diberi jarak
dengan titik positif (+)dan titik yang terletak di sebelah kiri titik nol diberi
jarak dengan tanda negative (-).  Buat skala dengan bagian yang sama (ke
kiri dan ke kanan) dengan satuan jarak 1 m, 10 m, atau 100 m, tergantung
pada jarak-jarak harus dinyatakan.
b) Penentuan dengan koordinat kartesian (salib sumbu). Hal ini digunakan
apabila cara di atas titik tidak dapat dilakukan,  karena titik-titik tidak
terdapat di suatu garis lurus.  Sebagian besar penentuan tempat titik-titik
ialah dua garis lurus yang saling tegak lurus (salib sumbu).n  =  bilangan
bulat (belum tentu sama dengan banyaknya titik), harganya harus dicari
dengan memisahkan fβ = 0 dan harga n diambil bilangan bulat yang paling
dekat dengan n yang menghasilkan.  Perumusan untuk polygon tertutup,
rumus perataannya adalah :
∑β  =  (n – 2) 1800 + fβ
∑d sin α = (xa – xb) + fx
∑d cos α = (ya – yb) + fx
 Setiap pengukuran poligon selalu mengandung kesalahan. Oleh karena itu
untuk menentukan koordinat defintif titik-titik poligon maka data data
ukuran sudut dan jarak harus diberi koreksi.
 Metoda hitungan perataan aturan kompas atau lebih dikenal dengan
sebutan metoda Bowditch
 Persamaan umum dari koordinat titik polgion dihitungan dengan
menggunakan persamaan :
Xj = Xi + dij Sin aij
Yj = Yi + dij Cos aij
 Syarat-syarat hitungan
∑ β=( α akhir−α awal ) +(n+1)∗180o
∑ d∗Sin α=X akhir −X awal
∑ d∗Cos α=Y akhir−Y awal
 Data-data ukuran ini harus diberikan koreksi dengan :
Salah Penutup Sudut : fβ =∑ β u −( α akhir−α awal ) −(n+1)∗180o
 maka koreksi untuk tiap sudut menjadi :

Vβ=−
n
 Harga koreksi sudut merupakan bilangan bulat dalam satuan detik. Bila
Vb tidak menghasilkan bilangan bulat maka hasilnya harus dibulatkan,
sedangkan sisanya diberikan dan dibagikan kepada sudut-sudut yang
mempunai sisi-sisi yang pendek.
Salah Penutup Jarak ( Kesalahan Linier Jarak )
f x =∑ d∗Sin α−( X akhir −X awal ) du du
V x=− ∗f V Y =− ∗f
f Y =∑ d∗Cos α−(Y akhir −Y awal ) ∑ du x ∑ du Y
Tolerasi Pengukuran Poligon
Batas toleransi yang tidak boleh dilewati : fβ≤i √n
 Batas toleransi kesalahan penutup sudut
Biasanya diberikan nilai : fβ≤(1.5)' √ n
 Batas toleransi kesalahan linier jarak

f d ≤0. 01 √∑ d
f d= f
√ +f
X2 Y2
D. Contoh Poligon Tertutup
Penutup Sudut Penutup Jarak
Titik b Koreksi b' Azimuth Jarak DX DY Vx Vy DX'
o o o
' " " ' " ' " m m m m m m

1 65 43 50 2 65 43 52,0
32 55 29,75 4252,2672 2311,276206 3569,282651 0,014159971 -0,041710576 2311,290366
2 116 47 10 1 116 47 11,0
96 8 19,75 4708,8175 4681,815815 -503,550321 0,015680275 -0,046188888 4681,831495
3 126 49 43 1 126 49 44,0
149 18 36,75 5166,8182 2637,090818 -4443,170301 0,017205409 -0,050681426 2637,108024
4 71 35 21 1 71 35 22,0
257 43 15,75 5291,832 -5170,774699 -1125,42211 0,017621702 -0,051907689 -5170,757078
5 114 32 0 1 114 32 1,0
323 11 15,75 2571,4172 -1540,781256 2058,683933 0,008562772 -0,025223084 -1540,772694
6 224 31 48 2 224 31 50,0
278 39 27,75 2952,3512 -2918,709945 444,42082 0,009831275 -0,028959674 -2918,700114
1
716 237 172 8 716 237 180 S= 24943,5033 -0,083061403 0,244671336 0,083061403 -0,244671336 0
719,9977778 (8) 720 fd = 0,258385873

E. Contoh Poligon Terbuka


Penutup Sudut Penutup Jarak
Titik b Koreksi b' Azimuth Jarak DX DY Vx Vy DX'
o o o
' " " ' " ' " m m m m m m

A
316 45 59,19 155,74450
B 128 10 2 128 10 8,0
84 56 1,192 114,14620 113,70024 10,08014 0,04447 1,34142 113,74472
1 276 13 28 0 276 13 28,0
181 9 29,19 139,05770 -2,81056 -139,02929 0,05418 1,63417 -2,75638
2 45 13 17 0 45 13 17,0
46 22 46,19 260,60160 188,65603 179,78347 0,10154 3,06253 188,75756
3 235 6 58 0 235 6 58,0
101 29 44,19 215,51380 211,19059 -42,95036 0,08397 2,53267 211,27456
4 282 8 25 0 282 8 25,0
203 38 9,192 202,84900 -81,32681 -185,83236 0,07903 2,38383 -81,24778
5 82 0 3 0 82 0 3,0
105 38 12,19 300,93380 289,79625 -81,11281 0,11725 3,53650 289,91350
6 109 0 2 0 109 0 2,0
34 38 14,19 268,83020 152,79748 221,18455 0,10474 3,15923 152,90222
C 150 27 18 150 27 18,0
3 55 53 122,87020
D

1029 40 133 0 1029 40 133 S= 1501,9323 -0,5852 -17,6503 0,5852 17,6503 0,0000
1029,70361 0,0000 1029,703611 fd = 17,66004417

105,...
104,...
103,...
102,...
101,...
100,...
99,...
98,...
97,...
96,...
95,...
70,... 72,... 74,... 76,... 78,... 80,... 82,...
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakaan pada saat Praktikum Theodolit dapat di lihat
pada tabel di bawah ini :

NO Alat dan Bahan Jumlah


1 Theodolite 1 set
2 Rambu Ukur 1 buah
3 Kaki Tiga (tripot) 1 buah
4 Unting-Unting 1 buah
5 Meteran 1 buah
6 Payung 1 buah
7 Alat Tulis Kantor Secukupnya
8 Kompas 1 buah

B. Cara kerja
Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut :
1. Letakan Tripot (kaki tiga) di atas patok usahakan Lempangan Logam dalam keadaan
datar, kaki tripot diukur sesuai tinggi si pengukur.
2. Pasang alat theodolit diatas tripot, usahakan unting-unting membentuk garis lurus
pada patok.
3. Levelkan alat theodolit ( plat bagian bawah ) dengan bantuan nivo kotak dan tabung,
dengan menggunakan tiga buah sekrup penyetel, tempatkan gelembung di tengah-
tengah nivo kotak dan nivo batang.
4. Cari terlebih dahulu arah utara dengan menggunakan kompas
5. Ukurlah tingi alat dengan menggunakan meteran dan catat pada tabel
6. Arahkan terpal Teropong titik yang akan di ukur untuk memudahkan penghitungan,
usahakan pembacaan benang silang (tengah) sama dengan tinggi Alat lalu baca
benang atas dan benang bawah
7. Kemudian kunci dan baca sudut Horizontal dan Vertikal melalui nominus.
8. Letakkan rambu atau titik nya diarah utara, kemudian mulai pembacaan rambu dari
arah utara dan selanjutnya ketitiklainnya.
Persyaratan pengoperasian Theodolit, sehingga siap untuk digunakan dalam pengukuran
yang benar adalah sebagai berikut :

1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vetikal (dengan menyetel Nivo
tabung dan Nivo kontannya).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (sumbu II harus mendatar).
4. Tidak ada selain Indeks pada lingkaran ke I (kesalhan indeks sama dengan nol).
5. Apabila Nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan Nivo teropong.
6. Garis jurusan nivo secara tegak, harus sejajar dengan indeks skala tegak.
7. Garis nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II. Syarat pertama harus
terus di penuhi setiap kali berdiri Alat (bersifat dinamis) sedangkan untuk syarat ke
dua sampai denga syarat ke lima bersifat setatis dan pada Alat-alat baru dapat di
hilangkan dengan cara merata-rata bacaan biasa dan luar biasa.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Rumus yang digunakan untuk pengolahan data
1. Jarak theodolit ke rambu

BA−BB
10
x sin( sudut vertical)2

2. Beda tinggi

BA−BB TA BT
10
x 0,5 x sin( 2 x sudut vertical) + 1000 - 1000

3. Menentukan titik koordinat

X= X awal + jarak x sin α

Y= Y awal + jarak x cos α

Z= Z awal + beda tinggi


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada percobaan theodolit ini adalah sebagai
berikut:
1. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dan ruang dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
2. Dengan theodolit kita dapat mengetahui jarak alat kerambu,jarak antar titik
koordinat, beda tinggi, sudut vertical dan horizontal, dan azimuth serta dapat
mengetahui luas suatu daerah atau bangunan
3. Data pemetaan yang dilakukan berupa orientasi lapangan, pengukuran, pemetaan
kerangka peta dan pengukuran titik detail.
4. Faktor yang mempengaruhi korelasi perhitungan adalah ketidakakuratan dalam
pengamatan serta ketinggian tempat pada saat digitasi letak lokasi pengukuran.
5. Sebelum melaksanakan pengukuran, harus diperiksa terlebih dahulu alat-alat yang
akan digunakan.
Pada Theodolite dikatakan baik atau sempurna untuk digunakan bila
memenuhi syarat seperti Nivo tabung tegak lurus sumbu I, garis bidik tegak lurus
sumbu II, sumbu II tegak lurus I dan sumbu Nivo Indeks sejajar dengan garis bidik,
bila garis bidik distel horizontal. Syarat terakhir ini perlu dipenuhi bila Theodolite
digunakan untuk keperluan pengukuran sudut vertikal atau menyipat datar.

B. DAFTAR PUSTAKA
a. Referensi laporan IUT
b. Power point pertemuan I
c. Power point pertemuan II dan III
d. Power point pertemuan IV dan V
e. Power point pertemuan IX

Anda mungkin juga menyukai