BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2
3
3
4
2. Theodolite Reiterasi
Theodolite reiterasi sering disebut juga dengan theodolite tunggal,
dimana letak skala mendatar menyatu dengan tribrach, sehingga lingkaran
mendatarnya tidak dapat diputar yang mengakibatkan cara membacanya
menjadi satu arah antar lingkaran mendatar dengan objeknya. Contoh dari
theodolite reiterasi diantaranya theodolite SOKKISHA TM 6, theodolite TL
60-DP SOKKISHA, theodolite TL 6-DE TOPCON, dan theodolite TH-51
ZEISS.
4
5
5
6
6
7
7
8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1. Tugas
3.1.1 Perhitungan Jarak Datar, Beda Tinggi, Koordinat (X, Y, Z), Azimuth
sebenarnya, dan Luas Polygon.
3.1.2 Membuat perhitungan pada kertas A4.
3.1.3 Menggambar peta lintasan theodolite.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Perhitungan Jarak Optis, Beda Tinggi, Koordinat (X, Y, Z), Jarak Datar,
Azimuth sebenarnya, dan Luas Polygon.
1. Tabel Pengukuran
No. Titik Benang
Sudut Zenith Azimuth
Berdir Ditinja Tenga Bawa
Atas Dalam (VA) Awal
i u h h
88°46’45’
1 15,9 15,1 14,32 46°19’25’’
’
268°59’40’
A
’
87°08’15’ 315°19’05’
2 16,1 15,1 14,2
’ ’
92°33’30’ 171°15’50’
2 14,5 13,6 12,12
’ ’
216°21’25’
B
’
14,0 89°48’45’
3 13,6 13,15 27°37’15’’
5 ’
14,6 90°07’40’
3 14,2 13,82 5°12’35’’
5 ’
C 199°3’10’’
14,6 89°14’35’ 204°15’45’
4 14,2 13,75
5 ’ ’
14,6 90°40’35’ 254°56’55’
4 14,2 13,75
5 ’ ’
217°46’50’
D
’
87°14’05’ 112°43’45’
5 15 14,2 13,4
’ ’
8
9
9
10
( Z = Zawal + BT )
ZA = 749,88
ZB = 749,88 + 0,94884611
= 750,8288461 mdpl
ZC = 750,8288461 + 0,029452378
= 750,9771956 mdpl
ZD = 750,9771956 + 0,118897096
= 750,9771956 mdpl
d) Jarak Datar
( JD = JM x sin zenith )
JDA1 = 15,8 x sin 88°46’45’’
= 15,79641344 m
JDB2 = 23,8 x sin 92°33’30’’
= 23,77627841 m
JDC3 = 8,3 x sin 90°07’40’’
= 8,29997936 m
e) Azimuth Sebenarnya
( α = αawal + sudut dalam - 180° )
αAB = 315°19’05’’
αBC = 315°19’05’’ + 216°21’25’’ - 180°
= 351°40’30’’
αCD = 351°40’30’’ + 199°3’10’’ - 180° = 370°43’40’’ - 360°
= 10°43’40’’
αDE = 370°43’40’’ + 217°46’50’’ - 180° = 408°30’30’’ - 360°
= 48°30’30’’
f) Luas Poligon
1
( L = 2 〔(⅀𝑋𝑛 . 𝑌n+1) – (⅀xn+1 . Yn)] )
1
= 2 [(274913,695) – (275579,2883)]
1
= |2 [(-665,5932632)|
= 332,7966316 m2
10
11
11
12
BAB IV
ANALISA
Pada saat praktikum theodolite, ada beberapa kesalahan yang terjadi pada
saat melakukan pengukuran. Kesalahan tersebut salah satunya yaitu blunder yang
terjadi karena kurang berpengalaman dalam menggunakan alat ukur theodolite
sehingga pada saat melakukan pengukuran menggunakan alat tidak sesuai
dengan prosedur yang telah dijelaskan. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat
memicu terjadinya kesalahan blunder tersebut seperti kurang berhati – hati pada
saat di lapangan. Kurang berhati – hati disini dalam artian semisalkan pada saat
melakukan pengukuran dengan alat sambil bergurau, sehingga alat ukur
tergoyang akibat tersentuh dengan cukup keras. Apabila alat ukur tergoyang,
maka posisi alat ukur tersebut juga akan berubah. Otomatis kondisi dari alat ukur
sudah tidak centring lagi, dan perlu melakukan centring kembali yang membuat
pengukuran berlangsung lebih lama. Untuk mengindari serta meminimalisir
terjadinya kesalahan tersebut, dapat dilakukan dengan cara membuat sketsa
gambar setiap saat setelah pengukuran selesai dan terperolehnya data.
12
13
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum modul empat dengan materi
pengenalan theodolite yaitu:
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2011. “Ilmu Ukur Tanah” Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Purwohardjo, U. 1986. “Ilmu Ukur Tanah Seri C – Pengukuran Topografi”
Bandung: Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung.
Rusydi, Alfi Nur. 2015. “Theodolite Surveying” Malang: Universitas Negeri
Malang
Wongsotjitro, Soetomo. 1964. “Ilmu Ukur Tanah” Jakarta: PT. Kanisius.
14
15
LAMPIRAN
15