Anda di halaman 1dari 29

Anggota Kelompok:

Falaq Karunia
Nunung Fadylah
Rindah Intansari
Qurratul Ayun
Dennes Yuni Puspita
Nur Fauzan
Ayuningtyas S.M.
Kukuh Ainnurdin
Sandi Andika Surya P.
Amalia Novita
Misbahul Fajar Sidiq

(115724213)
(115724214)
(115724220)
(115724223)
(115724228)
(115724229)
(115724234)
(115724236)
(115724240)
(115724243)
(115724244)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wataala, karena


berkat rahmat dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Auditorium. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Bangunan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan, khususnya kepada dosen
pembimbing memberikan tenggang waktu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan serta penulisan dalam makalah banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, Desember 2011

BUNYI
Pengertian Bunyi
Bunyi secara umum diartikan dengan sesuatu yang kita dengar. Bunyi dari
beberapa tokoh dan penelitian :
1. Sound Research Laboratories Ltd, 1976, Bunyi merupakan hasil getaran
dari partikel-partikel yang berada di udara
2. Egan, 1972, energi yang terkandung dalam bunyi dapat meningkat secara
cepat dan dapat menempuh jarak yang sangat jauh
3. Bruel & Kjaer (1986), bunyi diidentikkan sebagai pergerakan gelombang
di udara yang terjadi bila sumber bunyi mengubah partikel terdekat dari
posisi diam menjadi partikel yang bergerak.
4. Sutrisno, 1988, Gelombang bunyi adalah gelombang yang dirambatkan
sebagai gelombang mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam
medium padat, cair dan gas. Medium gelombang bunyi ini adalah molekul
yang membentuk bahan medium mekanik ini.
5.

(Resnick dan Halliday , 1992) , Gelombang bunyi ini merupakan


vibrasi /getaran molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain
namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta
mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi perpindahan partikel .

Berbicara, tentang substansi yang merambat apabila gelombang bunyi mencapai


titik batas maka gelombang bunyi tersebut akan terbagi dua yaitu sebagian energi
ditransmisikan/diteruskan dan sebagian lagi direfleksikan/dipantulkan.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh, Giancoli 1998 mengenai terjadinya


perambatan bunyi, mendeteksi dan penggunaan bunyi sangat penting untuk
mengetahui lebih lanjut akan pengalihan energi mekanik
Gambar dibawah ini adalah perambatan gelombang bunyi dari medium yang
berbeda

Rambatan Gelombang bunyi dari medium kurang rapat ke medium yang lebih
rapat

Syarat tedengarnya suara


1. sumber bunyi,
2. ada medium (udara),
3. dan ada penerima/pendengar

Asal dan Perambatan Bunyi


Semua bunyi yang terjadi disekitar kita selalu berasal dari objek yang bergetar,
mulai dari bunyi mangkok tukang bakso, bahkan suara manusia sendiri. Mangkok
bakso berbunyi ketika dipukul oleh sendok, pukulan ini menyebebkan mangkok
bergetar . Sumber getaran dapat berupa objek yang bergerak, dan dapat juga
berupa udara yang bergerak. Contoh dari udara yang bergerak terjadi pada
terompet yang di tiup.
Getaran atau gerakan objek atau udara tersebut kemudian menyentuh
partikel zat yang ada di dekatnya. Zat itu berupa gas, cairan atau padatan,
tergantung letak objek yang bergetar. Partikel zat yang pertama tersentuh (yang
paling dekat dengan objek) akan meneruskan energi yang diterimanya ke partikel
disebelahnya. Demikian seterusnya partikel-partikel zat akan saling bersentuhan
sehingga membentukn rapatan dan regangan yang dapat digambarkan sebagai
gelombang yang merambat. (Mediastika, Christina, 2005).
Oleh karena itu, keberadaan zat disekitar objek yang bergetar seringkali disebut
sebagai sumber bunyi, telah berhenti bergetar, pada keadaan tertentu perambatan .
gelombangnya masih terus berjalan sampai pada keadaan tertenntu dari objek
tersebut. Rambatan gelombang bunyi disebabkan oleh lapisan perapatan dan
peregangan partikel-partikel udara bergerak ke arah luar, yaitu karena
penyimpangan tekanan. Ini sama dengan penyebaran gelombang air pada
permukaan suatu kolam dari titik dimana batu dijatuhkan. Partikel-partikel udara
yang meneruskan gelombang bunyi tidak berubah posisi normalnya. (Dolle.
Leslie 1993) Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang
memerlukan medium pada saat merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam

kelompok gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar


dengan arah rambatnya. Bunyi memerlukan medium pada saat merambat.
Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat
merambat pada ruang hampa. Jika kita bercakap-cakap, maka bunyi yang kita
dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju pendengar melalui
medium udara.
Frekuensi Bunyi
Frekuensi adalah banyaknya getaran per banyaknya waktu pada waktu lampau
satuan dari ukuran sebuah frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya siklus
perdetik (cps). Sekarang, frekuensi ditentukan dalam satuan yang disebut Hertz
(Hz).Frekuensi yang dapat didengar oleh Manusia berkisar

20 - 20.000

Hz , frekuensi ini dapat mengalami penurunan dengan bertambahnya umur


manusia (lipscomb & Taylor, 1978). Sedangkan periode adalah banyaknya waktu
per

banyaknya

getaran,

sehingga

periode

berbanding

terbalik

dengan

frekuensi.Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu


Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk
yang bisa mendengan bunyii infrasonik adalah jangkrik.
Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan
20 kHz. atau bunyi yang dapat didengar manusia.
Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. makhluk
yang dapat mendengar ultrasonik adalah lumba-lumba.

Cepat rambat bunyi


Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan
partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi
merambat paling cepat pada zat padat.
Tabel 1.1 Cepat rambat bunyi pada berbagai material [Hemond, 1983]
Material

Kecepatan bunyi (ft/s)

Kecepatan bunyi (m/s)

Udara

1,1

335

Timah

3,7

1128

Air

4,5

1385

Beton

10,2

3109

Kayu

11,1

3417

Kaca
Baja

15,5
16

4771
4925

2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin
cepat bunyi merambat. Besar kecilnya cepat rambat bunyi pada suatu
medium sangat tergantung pada temperatur medium tersebut (Beranek &
Lver, 1992).

Sifat sifat bunyi pada Ruang Tertutup


Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi)
Bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan sebelum
sampai ke pendengar , Mills(1986: 27), Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk
ruang maupun bahan pelapis permukaannya. Permukaan pemantul yang cembung
akan menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang cekung seperti
bentuk dome (kubah) dan permukaan yang lengkung menyebabkan pemantulan
bunyi yang mengumpul dan tidak menyebar sehingga terjadi pemusatan bunyi

Permukaan cembung

Permukaan cekung

Sumber
bunyi

Gambar 1. Pemantulan suara ke langit-langit


Sumber: Doelle (1990)

Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi)


Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka bunyi
akan terserap olehnya (Doelle, 1990:26) sehingga permukaan tersebut disebut
penyerap bunyi. Bahan-bahan tersebut menyerap bunyi sampai batas tertentu, tapi
pengendalian akustik yang baik membutuhkan penyerapan bunyi yang tinggi.
penunjang penyerapan bunyi adalah lapisan permukaan dinding, lantai, langitlangit, isi ruang seperti penonton dan bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan
lunak, karpet serta udara dalam ruang.
Diffusi Bunyi (Penyebaran Bunyi)
Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke sekeliling
ruangan. Suara juga dapat

berjalan menembus saluran, pipa atau koridor.ke

semua arah di dalam ruang tertutup. Seperti yang tersebut dalam


Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi)
Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang
bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang seperti sudut (corner),
kolom, tembok dan balok.

I . Kebisingan
a. Pengertian kebisingan
Bising adalah semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, istirahat, hiburan atau belajar) atau
dengan kata lain definisi bising adalah semua bunyi yang tidak diinginkan oleh
penerima .
Dalam setiap ruangan tidak disadari selalu ada suara Hal ini menjadi
dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (backgroundnoise).

Bising latar belakang dapat didefinisikan sebagai

suara yang tidak diinginkan.

Dalam suatu ruangan tertutup seperti auditorium maka bising latar belakang
dihasilkan oleh peralatan mekanikal atau elektrikal di dalam ruang seperti
pendingin udara (air conditioning), kipas angin, dsb . kebisingan yang datang dari
luar ruangan,seperti bising lalu lintas di jalan raya, bising di area parkir
kendaraan, dsb.
Bising latar belakang tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, akan tetapi dapat
dikurangi atau diturunkan melalui serangkaian perlakuan akustik terhadap
ruangan. Besaran bising latar belakang ruang dapat diketahui melalui pengukuran
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) di dalam ruangan pada rentang frekuensi tengah
pita oktaf antara 63 Hz sampai dengan 8 kHz, dimana hasil pengukuran digunakan
untuk menentukan kriteria kebisingan ruang .

b. Pengaruh kebisingan

Kerusakan pada pendengaran

Pada konstruksi bangunan

c. Sumber-sumber kebisingan

Bising peralatan mekanis yang disebabkan oleh tiap unit ventilasi dan
pengkondisian udara dan oleh kipas angin, motor, kompresor, pompa dll.

Bising sendiri (self-noise) yang disebabkan oleh aliran udara


berkecepatan tinggi.

Pembicaraan silang (cros talk) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya
bunyi pembicaraan yang masuk ke kisi pengadaan udara atau udara balik
dalam satu ruang merambat lewat saluran atau plenum dan muncul
dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.

Bising yang ditransmisi dari sumber eksterior lewat bagian saluran yang
tak terlindung ke dalam bangunan.

alat pengukur kebisingan

AUDITORIUM

Gedung Pertunjukan

Auditorium berasl dari kata Audiens (penonton/penikmat) dan rium


(tempat) . Auditorium merupakan tempat untuk menyaksikan suatu pertunjukan
tertentu seperti seminar,teater dan musik. Desain akustik bagi pertunjukan teater
harus dapat memberi kepuasan kepada setiap penonton diberbagai lokasi agar
dapat mendengar dengan jelas artikulasi percakapan aktor, sehingga nuansa
danefek dramatis yang ditampilkan dapat ditangkap dan dicerna oleh penonton.
Bentuk area auditorium menyerupai seperti Terompet. Agar suara dari sumber
suara (Stage) dapat tersalurkan dengan baik kepada audience (Penonton).
Persyaratan Akustik Perancangan Ruang GedungPertunjukan, Doelle
(1990:54)
1. Kekerasan yang Cukup
kekerasan yang kurang pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan
oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak tempuh
bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (kursi
yang empuk, karpet, tirai ).
Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi agar tercapai kekerasan yang cukup.
Menurut Doelle (1990:54) syarat yang harus diperhatikan:
A) memperpendek jarak penonton dengan sumber bunyi,Jarak tempat duduk
penonton tidak boleh lebih dari 20 meter dari panggung agar penyaji
pertunjukan dapat terlihat dan terdengar dengan jelas,tetapi untuk
mendapatkan kekerasan yang cukup saja (tanpa harus melihat penyaji
dengan jelas), misalnya pada pementasan orkestra atau konser musik,
toleransi jarak penonton dengan penyaji dapat lebih jauh hingga jarak
maksimum dengan pendengar yang terjauh adalah 40m, Mills (1976:8).
B) penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai, Lantai di area penonton harus
dibuat miring karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati

penonton dengan sinar datang miring (grazing incidence). Aturan gradien


kemiringan lantai yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 30 dengan
pertimbangan keamanan dan keselamatan. Kemiringan lebih dari itu
menjadikan lantai terlalu curam dan membahayakan.

Area tempat duduk penonton

30

Gambar 2. Penaikan sumber bunyi dan pemiringan lantai area penonton


Sumber: Doelle (1990)

C) sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara,

sumber

bunyi

harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti


gypsum board, plywood, flexyglass dsb ,Untuk menghindari berkurangnya
energi suara. Bahan- bahan ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup
banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada
tiap bagian daerah penonton, terutama pada tempat-tempat duduk yang
jauh

.Langit-langit

dan

dinding

samping

auditorium

merupakan

permukaan yang tepat untuk memantulkan bunyi. Sehubungan dengan


upaya penguatan bunyi.

Mills (1976:28),salah satu cara untuk memperkuat bunyi dari panggung

adalah dengan menyediakan pemantul di atas bagian depan auditorium untuk


memantulkan bunyi secara langsung ke tempat duduk bagian belakang, dimana
bunyi langsung (direct sound) terdengar paling lemah.
Permukaan-permukaan pemantul bunyi (acoustical board, plywood,
gypsum board dan lain-lain) yang memadai akan memberikan energi pantul
tambahan pada tiap-tiap bagian daerah penonton, terutama pada bagian yang
jauh.Ukuran permukaan pemantul harus cukup besar dibandingkan dengan
dengan panjang gelombang bunyi yang akan dipantulkan. Sudut-sudut permukaan
pemantul harus ditetapkan dengan hukum pemantulan bunyi dan langit-langit
serta permukaan dinding perlu dimanfaatkan dengan baik agar diperoleh
pemantulan-pemantulan bunyi singkat yang tertunda dalam jumlah yang
terbanyak.

Gambar 3. Penempatan langit-langit pemantul


Sumber: Doelle (1990)
Gambar di atas menjelaskan bahwa ketepatan dalam meletakkan langitlangit pemantul dengan pemantulan bunyi yang makin banyak ke tempat duduk
yang jauh, secara efektif menyumbang kekerasan yang cukup. Langit-langit dan
bagian depan dinding-dinding samping auditorium merupakan permukaan yang
cocok untuk digunakan sebagai pemantul bunyi.

D) luas lantai harus sesuai dengan volume gedung pertunjukan, Menurut The
Association of British Theatre Technicians dalam Mills( 1976:32)

kapasitas tempat duduk pada gedung pertunjukan mengklasifikasikan


Ukuran

Banyaknya Kursi

Besar

1500 atau lebih , 900-1500

Sedang

500 900

Kecil

kurang dari 500

Doelle (1990:58) menyebutkan bahwa nilai volume per tempat duduk penonton
yang direkomendasikan untuk gedung pertunjukan serbaguna minimal 5.1 m ,
optimal 7.1 m dan maksimal 8.5 m. Dari perbandingan tersebut dapat diperoleh
standar ukuran volume yang dipersyaratkan untuk gedung ukuran tertentu
sehingga kelebihan ataupun kekurangan kapasitas ruang dapat dihindari .
Langit-langit pemantul yang diletakkan dengan tepat, dengan pemantulan bunyi
yang makin banyak ke tempat yang jauh

E) menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan, plafond


paralel secara horisontal seperti gambar di bawah ini tidak dianjurkan.
pemantulan yang berguna

Arah
bunyi
Sumber bunyi

panggun
g

Area tempat
duduk
penonton
30

Gambar 4.Bentuk plafond paralel yang tidak dianjurkan


Sumber: Doelle (1990)

Pada gambar di atas terjadi pemantulan kembali sebagian besar bunyi


langsung (direct sound) ke sumber bunyi, dan sebagian lagi dipantulkan ke langitlangit dengan waktu tunda singkat yang terbatas baru kemudian disebarkan ke

arah penonton sehingga bunyi langsung yang diterima penonton lebih sedikit
sehingga kekerasan sangat berkurang.
Disarankan bentuk permukaan pemantul bunyi yang miring dengan
permukaan yang tidak beraturan, terutama daerah plafond di atas sumber bunyi,
agar sebagian besar bunyi langsung menyebar ke arah penonton dengan waktu
tunda yang panjang sehingga bunyi

langsung dapat diterima sebagian besar

penonton hingga ke tempat duduk terjauh.


Bentuk plafond yang dianjurkan

Gambar 5. Pemantulan yang dianjurkan


Sumber: Doelle (1990)
F) penempatan penonton di area yang menguntungkan,Penonton harus berada
di daerah yang menguntungkan, baik saat menonton maupun melihat
pertunjukan, yakni berada pada area sumbu longitudinal.

st
a
g
e

Sumbe
r bunyi

Area
temp
45 at
dudu
k
terba
ik

Gambar 6. Area sumbu longitudinal


Sumber: Doelle (1990)

Area sumbu longitudinal merupakan area untuk pendengaran dan


penglihatan terbaik, sehingga harus diefektifkan untuk

tempat duduk. Harus

dihindari perletakan lorong sirkulasi di area ini .


Selain ditinjau dari kualitas mendengar dan melihat dari segi penontonnya,
juga harus dilihat dari segi kenyamanan pemainnya. Agar pemain masih bisa
leluasa dalam melakukan aksi panggungnya, maka rentang sudut yang masih bisa
ditolerir 135 dari sumber bunyi seperti yang dijelaskan oleh Mills (1976:37)
Lingkar area tempat duduk penonton yang lebih besar merupakan hal
yang menguntungkan karena lebih banyak penonton yang mendapatkan jarak
mendengar dan melihat yang baik secara akustik maupun visual, tapi dalam
beberapa hal cenderung tidak menguntungkan bagi penonton yang berada di sisi
panggung yang lain. Lagipula, tidak mungkin bagi pemain untuk menghadap ke
arah penonton yang berada di dua arah yang berlawanan dalam waktu yang
bersamaan.

Gambar 7. Limit Lingkar area penonton yang dapat dijangkau pemain (act of
command)
Sumber: Doelle (1990)

G) Lingkar dengan sudut 135 merupakan batas maksimal, karena lebih dari
itu akan menambah ketidakleluasaan penampilan pemain saat melakukan
pertunjukan.

2 . Macam Macam bentuk Auditorium,Doelle (1995:95)


Bentuk Ruang Empat Persegi (rectangular shape)

stage

Gambar 8. Bentuk lantai empat persegi (Rectangular shape)


Sumber: Doelle (1990)

kelebihan:
memiliki tingkat keseragaman suara yang tinggi sehingga terjadi keseimbangan
antara suara awal dan suara akhir. Sisi lebar yang lebih kecil dapat merespon
bunyi lateral /bunyi samping, diperkuat dengan pantulan yang berulang-ulang
antar dinding samping menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi
akustik ruang yang sangat diinginkan pada ruang pertunjukan.
Kelemahan :
pada bagian sisi panjangnya, karena menjadikan jarak antara
penonton

dengan

panggung

terlalu

jauh.Solusi

untuk

permasalahan ini adalah dengan mempersempit area panggung


dan memperlebar sisi depannya.
Lantai bentuk Kipas (Fan Shape)
membawa penonton dekat dengan sumber bunyi karena memungkinkan adanya
konstruksi balkon. Keuntungan :

Jadi keuntungan ruang bentuk kipas, dapat menampung penonton dalam jumlah
banyak, disamping itu juga menyediakan sudut pandang yang maksimum bagi
penonton. Mills (1986: 29):

Gambar 9. Denah Gedung Pertunjukan dengan bentuk kipas


Sumber: Doelle (1990)

kelemahan :
akustiknya kurang baik, karena bentuk

dinding samping yang melebar ke

belakang menyebabkan pemantulan yang terlalu cepat ke dinding belakang yang


dilengkungkan sehingga menciptakan gema dan pemusatan bunyi sehingga ruang
ini cenderung memiliki akustik yang tidak seragam, dengan kondisi area duduk
penonton bagian tengah yang kurang baik.
Ruang Bentuk Tapal Kuda (Horse-shoe shape)
bentuk yang memiliki keistimewaan karakteristik yakni adanya kotak-kotak
yang berhubungan (rings of boxes) yang satu di atas yang lain.Walaupun tanpa
lapisan permukaan penyerap bunyi pada interiornya, kotak-kotak ini berperan
secara efisien pada penyerapan bunyi dan menyediakan waktu dengung yang
pendek.Disamping itu bentuk dindingnya membuat jarak penonton dengan
pemain menjadi lebih dekat. (Doelle:1990).

Area penonton
Stage/panggung

Gambar 10. Ruang berbentuk Tapal Kuda (Horse-shoe Shape)


Sumber: Doelle (1990)
kelemahan :
permukaan dinding bagian belakang yang cekung merupakan bentuk yang tidak
dianjurkan karena akan terjadi penyerapan suara yang terlalu tinggi di bagian
belakang.

Bentuk Lantai Hexagonal (Hexagonal Shape)


membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi, keakraban akustik dan
ketegasan, karena permukaan-permukaan yang digunakan untuk menghasilkan
pemantulan-pemantulan dengan waktu tunda singkat dapat dipadukan dengan
mudah ke dalam keseluruhan rancangan arsitektur.

audienc
e

stage

Gambar 11. Bentuk Lantai Hexagonal (Hexagonal Shape)


Sumber: Doelle (1990)

3 . Distribusi Bunyi yang Merata


Energi bunyi dari sumber bunyi harus terdistribusi secara merata ke setiap
bagian ruang, baik yang dekat maupun jauh dari sumber bunyi. Menurut Doelle
(1990:60) perlu diusahakan pengolahan pada elemen pembentuk ruangnya, yakni
unsur langit-langit, lantai dan dinding, dengan cara membuat permukaan yang
tidak teratur, penonjolan elemen bangunan, langit-langit yang ditutup, kotak-kotak
yang menonjol, dekorasi pada permukaan dinding yang dipahat, bukaan jendela
yang dalam dsb
Pengolahan bentuk permukaan elemen pembentuk ruang terutama
dibagian dinding dan langit-langit dengan susunan yang tidak teratur dan dalam
jumlah dan ukuran yang cukup akan banyak memperbaiki kondisi dengar,
terutama pada ruang dengan waktu dengung yang cukup panjang.

4 . Ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik


Cacat akustik merupakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
pengolahan elemen pembentuk ruang gedung pertunjukan yang menimbulkan
permasalahan akustik. Cacat akustik menurut Doelle (1990:64) yakni:
1. Gema, terjadi bila bunyi yang dipantulkan oleh suatu permukaan tertunda
cukup lama untuk dapat diterima dan menjadi bunyi yang berbeda dari
bunyi yang merambat

langsung dari sumber suara ke pendengar.

merupakan cacat akustik yang paling berat. Pemantulan suara yang


mengenai permukaan datar yang lebar beresiko terdengar sebagai gema,
yang ditandai dengan adanya penundaan yang berulang-ulang dari bunyi
langsung Mills (1990:28).
2. Pemantulan yang berkepanjangan, sejenis dengan gema, tetapi
penundaan waktu antara penerimaan bunyi langsung dan bunyi pantul
agak lebih singkat, sedangkan gaung merupakan cacat akustik yang terdiri

atas gema-gema kecil yang berturutan dengan cepat. Contoh Peristiwa;


ledakan singkat seperti tepukan tangan atau tembakan yang dilakukan di
antara dua permukaan dinding atau pemantul bunyi yang sejajar dan
rata.Waktu dengung berperan dalam menciptakan kualitas musik

dan

kemampuan untuk memahami suara percakapan dalam ruang. Ketika


permukaan ruang memiliki daya pantul yang tinggi, bunyi akan terus
memantul atau menggema secara berlebihan sehingga mengakibatkan
bunyi tidak dapat didengar dan dimengerti dengan jelas .
3. Gaung adalah pantulan bunyi yang tidak lengkap misalnya kita berteriak
pada mulut sumur yang terdengar hanya Au Au Au
4. Pemusatan Bunyi atau titik panas, merupakan cacat akustik yang
disebabkan

oleh

pemantulan

bunyi

pada

permukaan-permukaan

cekung.Intensitas bunyi di titik panas sangat tinggi dan merugikan daerah


dengar karena menyebabkan distribusi energi bunyi tidak dapat merata .
5. Ruang gandeng merupakan cacat akustik yang terjadi bila suatu ruang
pertunjukan berhubungan langsung dengan ruang lain seperti ruang depan
dan ruang tangga, maka kedua ruang tersebut membentuk ruang gandeng.
Selama rongga udara ruang yang bergandengan tersebut terbuka maka
masuknya bunyi dengung dari ruang lain tersebut akan terasa meski
dengung di dalam ruang pertunjukan telah diatasi dengan baik.Gejala ini
akan mengganggu penonton yang duduk dekat pintu keluar masuk yang
terbuka.
6. Distorsi merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh perubahan
kualitas

bunyi

yang

tidak

dikehendaki.

Hal

ini

terjadi

akibat

ketidakseimbangan atau penyerapan bunyi yang terlalu besar oleh


permukaan-permukaan dinding.
7. Bayangan Bunyi merupakan cacat akustik yang terjadi apabila bunyi
terhalang untuk sampai ke penonton . Gejala ini dapat diamati pada tempat
duduk di bawah balkon yang menonjol terlalu jauh dengan kedalaman
lebih dari dua kali tingginya.
8. Serambi Bisikan merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh adanya
frekuensi bunyi tinggi yang mempunyai kecenderungan untuk merangkak

sepanjang permukaan-permukaan cekung yang besar (kubah setengah


bola). Suatu bunyi yang sangat lembut seperti bisikan yang diucapkan di
bawah kubah tersebut akan terdengar pada sisi yang lain. Meskipun gejala
ini kadang menyenangkan dan tidak merusak, akan tetapi tetap saja
merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan bagi akustik yang baik.

4 . Bahan dan konstruksi penyerap bunyi

auditorium lantai
Menggunakan lantai bertingkat yang dilapisi oleh karpet peredam suara.

Penggunaan high rise floor bertujuan untuk :


1. Memberikan kenyamanan pandangan penonton ke panggung
2. memperluas bidang penyerapan pada lantai
karpet peredam suara tersebut adalah bagian terpenting untuk area auditorium
karena dapat mengurangi suara yang berlebihan pada lantai

serta mencegah

pemantulan dari lantai ke langit - langit

langit langit auditorium


jenis langit langitt yang diterapkan di auditorium ini menerapkan langit pemantul

Tujuan dari pemakaian ceilling ini :


Menghilangkan pemusatan suara . pada satu area, yang di sebabkan
oleh pantulan pada plafond
Berguna untuk meratakan pemantulan suara dari sumber ke penonton

Selain itu dapat menambah kesan estetis pada yang muncul dari
susunan ceilling tersebut.
1. Bahan berpori-pori
Karakter akustik bahan berpori seperti papan serat (fiber board), plesteran lembut
(soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi adalah jaringan selular dengan
pori-pori yang saling berhubungan. Karakteristik dasar dari semua bahan berpori
seperti ini adalah mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas dalam
pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya
dipantulkan oleh permukaan bahan

Gambar 12. Unit akustik siap pakai yang berlubang dan bercelah
Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibandingkan pada frekuensi
rendah.
Efisiensi akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah dengan
bertambahnya tebal lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak
dari lapisan penahan ini.

Unit akustik siap pakai meliputi bermacam-macam jenis ubin selulosa dan
serat mineral yang berlubang, bercelah, bertekstur, panel penyisip dan lembaran
logam berlubang dengan bantalan penyerap.Jenis-jenis ini dapat dipasang dengan
berbagai cara, sesuai dengan petunjuk pabrik seperti disemen pada permukaan
yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langitlangit gantung. Unit akustik siap pakai khusus seperti acoustical board untuk
pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan
dengan jarak tertentu dalam potongan-potongan kecil.
Penggunaan bahan akustik siap pakai ini juga menguntungkan ditinjau dari
daya serap bunyinya yang dijamin oleh pabrik, pemasangan dan perawatannya
mudah, dapat dihias tanpa mempengaruhi jumlah penyerapan, penggunaannya
dalam sistem langit-kangit dapat disatukan secara fungsional dan visual dengan
instalasi penerangan, pemanasan dan pengkondisian udara. Apabila dipasang
dengan tepat maka penyerapannya dapat bertambah.

Bahan

yang

disemprotkan

digunakan

terutama

untuk

tujuan

reduksi/pengurangan bising . Bahan ini berbentuk semiplastik, diterapkan dengan


cara disemprotkan melalui pistol penyemprot /sprayer gun. Kelebihan dari bahan
akustik jenis ini

adalah fleksibilitasnya karena berbentuk cairan yang

disemprotkan ke permukaan sehingga dapat diterapkan pada bentuk penampang


apapun. Biasanya diterapkan pada ruang dalam auditorium dimana upaya
pengolahan akustik lain tidak dapat dilakukan karena bentuk permukaan yang
melengkung atau tidak teratur.Efisiensi akustiknya biasanya cukup baik apabila
dikerjakan dengan cermat, tepat dalam penentuan komposisi plesteran, jumlah
perekat, serta keadaan lapisan dasar yang digunakan.

b. Penyerap Panel
Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan
penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah oleh suatu rongga.

Gambar 13. Panel Penyerap (Panel Absorber) siap pakai yang


bertekstur
Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel

dan akan bergetar bila

tertumbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap
sejumlah energi bunyi yang datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Cara
pemasangan sesuai dengan di semen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor

pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit gantung.

Gambar 14. Penerapan Panel Penyerap pada plafond dan dinding


Kelebihan dari bahan ini adalah kemudahannya untuk disusun sesuai
desain yang diinginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi,
mudah dalam pemasangannya serta ekonomis dan merupakan penyerap bunyi
yang efisien karena menyebabkan karakteristik dengung yang merata pada seluruh
jangkauan frekuensi (tinggi maupun rendah karena berfungis untuk mengimbangi
penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori dan isi
ruang.Jenis bahan yang termasuk penyerap panel

antara lain: panel kayu,

hardboard, gypsum board dan panel kayu yang digantung di langit-langit.


c. Karpet
Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga digunakan sebagai
bahan akustik karena kemampuannya mereduksi dan bahkan meniadakan bising
benturan dari atas atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah
kaki, pemindahan perabot rumah dan sebagainya. Karpet juga dapat diterapkan
sebagai bahan pelapis dinding, untuk memberikan peredaman suara yang lebih
optimal. Makin tebal dan berat karpet maka makin besar pula daya serap dan
kemampuannya dalam mereduksi bising

Gambar 15. Bahan akustik dari Karpet

Kursi

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
www.wikipedia.com
http://www.acoustics.com/product

Anda mungkin juga menyukai