Pemecah gelombang merupakan pelindung utama bagi pelabuhan buatan. Tujuan utama
mengembangkan pemecah gelombang adalah melindungi daerah pedalaman perairan
pelabuhan, yaitu memperkecil tinggi gelombang laut, sehingga kapal dapat berlabuh
dengan tenang guna dapat melakukan bongkar muat. Untuk memperkecil gelombang
pada perairan dalam, tergantung kepada tinggi gelombang (H), lebar muara (b), lebar
perairan pelabuhan (B) dan panjang perairan pelabuhan (L), mengikuti rumus empiris
Thomas Stevenson (lihat Gambar 1).
H
= Tinggi gelombang pada perairan pelabuhan
Htr = Tinggi gelombang laut
b
= Lebar muara
B = Lebar perairan pelabuhan
L = Panjang perairan.
H dl
b
b
=
0.269 l+
H lr
B
B
( ) L
4
Pemecah gelombang mempunyai beberapa bentuk dasar dan syarat-syarat teknis sebagai
berikut:
a. Gelombang disalurkan melalui suatu dinding batu miring atau pemecah gelombang
batu (rubble mounds), sehingga energi gelombang dihilangkan secara gravitasi, karena
gelombang pecah baik di permukaan batu atau melalui celah-celahnya
b. Batu-batu tersebut dibuat dalam bentuk-bentuk secara buatan misalnya dari beton
bertulang sebagai: tetrapods, quadripods, hexapods, tribars, modified cubes atau dolos
c. Dengan membangun suatu dinding tegak (wall type) yang cukup ketinggian dan
kekuatannya sehingga gelornbang tersebut dapat didifraksi dan dihapuskan karena
pecahnya gelornbang. Dinding vertikal berbentuk rnacam-macam, misalnya kaison
(caissons) silindris, kotak (box)
d. Dinding pemecah gelornbang dengan diberi "penyerap gelombang" (wave absorber).
Penentuan dan perancangan pemecah gelombang sangat sukar. Pendekatan harus melalui
penyelidikan lapangan (survey), perhitungan/asumsi, penyelidikan laboratorium dengan
model dan disesuaikan dengan pengalaman lapangan.
Dalam merancang pun harus dipelajari faktor pelaksanaan, karena adanya pengaruhpengaruh alam dan peralatan yang digunakan serta tersedianya tenaga terampil (skill
worker).
Pada Gambar 2 diberikan beberapa bentuk pemecah gelombang dengan arah perambatan
gelombang yang menentukan, didasari oleh beberapa bentuk lengkung pantai.
Sr
K
H3
W=
3
( cos sin )
S r3 . KH 3
W=
di mana:
W
= berat batu (Kg.)
f
= beratjenis cairan di mana batu ditenggelamkan
Sr =
K
K
H
Untuk H = 5,00 m
1
tg ( cos sin )3=0,254
3
S r =2,6853
15 x 153 x 2,6853
makaW =
=11.762 kg .
0,254 x 1,6853
Contoh dari pemecah gelombang tipe ini pada Gambar 3
d. Pada tahun 1952 Kaplan mengusulkan dalam penentuan berat batu didasarkan
pada ketentuan-ketentuan ukuran kemiringan pemecah gelombang yang
Pemecah Gelombang (Breakwaters) | Pelabuhan
cosh .
a=h.
W 1 /2 . f
K=K .
r
G
'
H=
d
L
z
g
1/2
K
, setengahtinggi gelombang
2
= kedalaman air pada ujung (toe) pemecah gelombang
= panjang gelombang
= kedalaman pada titik miring pemecah gelombang
= percepatan gravitasi
T
W
= waktu gelombang
= berat batu
= sudut pergeseran dalam batu
= sudut kemiringan pemecah gelombang sisi laut
menunjukkan berat batu (dalam satuan ton) dan garis-garis dengan bermacammacam kemiringan pemecah gelombang pada sisi lautan.
Gambar 4d. Nilai K'/(cos a - sin a)3 terhadap kemiringan batu pemecah
gelombang
Dari data-data tersebut maka dicari:
M d=
i=1W i .
1)
ai
W1.a1 + W2.a2 + ... + W8.a8 + W9.a9
2)
M r=
i=1
W 1 . b1 +
i=1
F i . R + Fc .R
W .b ... + W .b F . R
1 1+
3 3+ 1
+ ... + Fc. R + F14. R1 + Fc. R
Pemecah gelombang ini akan stabil, kalau:
Mr
>1,25
Md
Notasi:
W = berat batu pemecah gelombang tiap satuan panjang
a = lengan, jarak antara W dengan garis vertikal melalui titik pusat perputaran (0)
b = lengan, jarak antara W dengan garis vertikal melaui titik pusat perputaran
Fi = gaya geser = F . Ni
FC = gaya kohesi
N = gaya normal tegak lurus terhadap busur
Md = driving moment yaitu momen penggeser bangunan
Mr = Resisting moment, momen penahan.
M d=
iW i .
(Driving Moment)
ai
M r=
iW i .
(Resisting Moment)
bi + i Fi . R + Fc .R
M d=
1)
P. ap + W. aw + i=1W i . ai
P. ap + W.aw + W1.a1 + ... W4.a4
2)
M r=
i=5
Wi.
bi +
i=1
F i . R + Fc .R
W .b ... + W .a F . R F . R F . R
5 5+
7 7+ 1
+ ... 7
+ c
Pemecah gelombang ini akan stabil, kalau:
Mr
1,25
Md
M r=
iW i .
bi + i Fi . R + Fc . R
dimana:
P = berat minimum pemecah gelombang buatan yang dipertimbangkan
d = kepadatan pemecah gelombang buatan yang membentuk konstruksi yang di maksud
H = kedalaman minimum
a = sudut sudut kemiringan yang di rencanakan (sisi laut)
h = amplitude gelombang
L = panjang gelombang
A = 0.121 untuk tetrapode; 0.175 untuk batu pecah alami dan 0.189 untuk beton artifisial
bentuk enam segi.
3) Pemecah Gelombang "Dinding"
Pemecah gelombang ini biasanya dipakai bila keadaan tanah dasar laut mempunyai
daya dukung yang kuat (berlapis pasir), sehingga kuat menahan muatan di atasnya.
Bentuknya dapat berupa blok-blok dinding, kaison (caisson)berupa kotak (box) atau
silindris. Fungsi dinding vertikal ini adalah merefraksi gelombang sampai energinya
hilang. Sesuai dengan uraian pada Subbab 5.4, gelombang akan pecah pada ketinggian
(1,5-2) H. Dan dengan suatu asumsi faktor keamanan, tinggi minimum dari dinding ini
adalah 5H.
3.1. Konstruksi Kaison
Penempatan konstruksi dinding yang monolit pada suatu laut pelaksanaannya sangat
sukar, karena konstruksinya yang berat. Untuk mengatasi masalah di atas, dibuat
konstruksi kaison, suatu kotak dengan dinding-dinding beton bertulang dan bila
diperlukan dibuat pula dinding-dinding penyekat (di dalamnya).
Contoh konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
10
11
Gambar 10. Alternatif pemecah gelombang dinding konstruksi kaison silindris dengan
dasar pisau lingkar
4) Penyerap atau peredam gelombang (Wave Absorber)
Penyerap gelombang mempunyai bentuk kotak yang berlubang lubang. Bentuk
mulanya berbentuk persegi atau lingkaran dan kemudian diberi bentuk sesuai ilmu
hidrolika.
4.1. Penyerap Gelombang Box Type
Penyerap gelombang ini terdiri dari dua dinding tegak. Dinding muka berlubang dan
belakangnya tertutup. Kedua dinding ini berdiri tegak salah satu diantaranya samapi ke
dasar laut.
12
1
L
1
L
0,15
13
1
g
=
T 2 L ) dan
kedalaman air h , lebar dinding B , maka untuk B/h = 0,5 dan porositas 0,75 , maka
koefisien refraksi Kr = 0,2. Seperti gambar diatas
4.3. Penyerap Gelombang Tipe Igloo
Penyerap gelombang yang mempunyai prinsip sama dengan tipe Warrock, tapi
lengkung lubang- lubangya lebih teratur.
14
Gambar 15. Tiang matras bambu sebagai dasar pendukung pemecah gemombang
Bahan bambu sangat kuat dan tahan terhadap air laut dan banyak terdapat di Indonesia.
Tiang-tiang bambu berjarak 20cm ini ditancap ke dasar laut dengan bantuan tekanan udara.
Konstruksi ini dibangun sejak tahun 1960 sampai sekarang masih berfungsi baik.
5.2. Pemecah Gelombang Yokohama
Konstruksi ini terdiri dari dua bagian pokok yaitu :
1. Bagian bawah air terdiri dari pemecah gelombang batu yang berfungsi untuk
menahan arus.
2. Pada bagian MSL dibangun suatu konstruksi beton tulang dengan pondasi tiang
tegak dan tiang miring, dengan dinding balok untuk merefraksi energi gelombang.
15
16