BREAKWATER
Oleh :
Nulrajabmil
NIM. 2020922003
Dosen:
Mas Mera, PhD
Gambar 3. Shore-connected
Secara umum Breakwater pada pelabuhan memiliki beberapa fungsi pokok
yaitu :
Berfungsi sebagai pelindungi kolam perairan pelabuhan yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan
terganggunya aktivitas di perairan pelabuan baik pada saat pasang, badai
maupun peristiwa alam lainya di laut.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (Refleksi), sebagian diteruskan
(Transmisi) dan sebagian dihancurkan (Dissipasi) melalui pecahnya
gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya.
Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan
diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi,
kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang dan geometrik bangunan
peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut.
2. TIPE BREAKWATER
Bentuk/tipe pemecah gelombang berdasarkan tipe bangunannya dapat
dibedakan menjadi tiga:
Tinggi gelombang klapotis adalah 2 kali tinggi gelombang datang. Hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1. Tinggi pemecah gelombang dia atas muka air pasang tertinggi tidak boleh
kurang dari 1 1/3 -1 ½ kali tinggi gelombang datang.
2. Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak kurang
dari 1 ¼ -1 ½ kali atau lebih baik 2 kali tinggi gelombang datang.
3. Lebar pemecah gelombang minimal ¾ tingginya.
4. Kedalaman maksimum perairan 15-20 m. 5. Untuk kedalaman lebih dari
20 m, breakwater sisi tegak dibangun di atas breakwater sisi miring
(breakwater campuran) 20 tahunan (Q20 th)
3. DESAIN BREAKWATER
Secara umum kondisi perencanaan breakwater tipe lepas pantai dan breakwater
tipe sambung pantai adalah sama, hanya pada breakwater sambung pantai perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang, seperti halnya groin dan jetty. Selanjutnya untuk perencanaan dalam
tugas ini, lebih difokuskan pada perencanaan breakwater lepas pantai. Data yang
diperlukan untuk perencanaan breakwater terdiri dari peta bathimetri, data
angin, data gelombang, pasang surut dan mekanika tanah.
c. Gelombang
Sebagai pedoman awal untuk menentukan kedalaman ketika material belum
bergerak atau tidak terjadi angkutan material, dapat dipergunakan kriteria
gelombang pecah. Rumus yang paling sederhana untuk menentukan
kedalaman saat terjadi gelombang pecah adalah
db = 0,78 Hb
dengan pengertian
db : adalah kedalaman air pada saat gelombang pecah,(m);
Hb adalah tinggi gelombang pecah, (m).
Perhitungan kedalaman air pada saat gelombang pecah ini dilakukan pada
saat kondisi air surut (LAT) dan tinggi gelombang pecah yang diambil sama
dengan tinggi gelombang rencana. Dengan demikian, dapat ditentukan lokasi
ujung bangunan Breakwater (bagian kepala), yaitu pada kedalaman tersebut
(minimum).
d. Pasang Surut
Data pasang surut diperlukan untuk menentukan elevasi muka air rencana dan
dimensi bangunan. Pasang surut akan mempengaruhi tinggi gelombang yang
terjadi di lokasi bangunan. Pada waktu air surut dimana kedalaman air di
lokasi bangunan kecil, gelombang yang terjadi juga kecil dan sebaliknya pada
waktu air pasang gelombang akan besar.
El mercu = DWL + Ru + Fb
Dimana :
DWL = tinggi muka air rencana
Ru = tinggi rayapan gelombang
Fb = tinggi jagaan