Anda di halaman 1dari 8

Revetment

adalah bangunan berupa struktur penahan gempuran gelombang sebagai proteksi

terhadap tebing pantai yang ditempatkan di sepanjang kawasan yang akan dilindungi.

Penggunaan revetment dimaksudkan untuk memperkuat tepi pantai agar tidak terjadi

pengikisan pantai akibat gempuran gelombang. Tetapi bila dinding penahan tidak

direncanakan dengan baik, dapat mengakibatkan kerusakan yang terjadi menjadi relatif cepat.

Karena itu pada bagian dasar perlu dirancang suatu struktur penahan erosi yang cukup baik

(Sub Direktorat Rawa dan Pantai, 1997)

Revetment memiliki 2 jenis yaitu tipe masif (kaku) dan tipe tidak masif atau fleksibel.

Masing- masing tips memiliki kelebihan dan kekurangan, yang dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1. Perbandingan seawall tipe masif dan fleksible Jenis Tembok Keunggulan

Kerugian Tipe masif (kaku)

1) Bahan bangunan lebih sedikit

2) Bangunan terlihat rapi

1) Tidak fleksibel

2) Pada pelaksanaan memerlukan pengawasan yang seksama

3) Bilaterjadi kerusakan, sulit untuk diperbaiki

Tipe tidak masif (fleksibel)

1) Bangunan yang fleksibel

2) Bila terjadi kerusakan mudah untuk diperbaiki


3) Pengawasan dalam pelaksanan relatif mudah

1) Memerlukan banyak material

2) Kurang terlihat rapi Sumber:


DIRBINTEK, 2004 Pemilihan bahan/material bangunan pengaman pantai ditentukan juga

beberapa aspek/parameter dalam melakukan seleksi bahan yang akan dipakai. Berikut ini

ialah parameter yang harus ditinjau dalam pemilihan bahan bangunan:

1. Kemudahan mendapatkan bahan bangunan.

2. Fleksibilitas.

3. Stabilitas bangunan.

4. Estetika. 5. Biaya bangunan. Dalam pemilihan material ini, ada beberapa alternatif bahan

bangunan yang bisa dipakai sesuai dengan parameter diatas. Bahan yang umum digunakan sebagai

material bangunan pantai yaitu:

1. Batu Armor

2. Pasangan Batu

3. Buis Beton.

Penggunaan material batu armour sebagai bahan konstruksi pelindung pantai merupakan hal

yang sangat baik. Dari sisi daya tahan terhadap cuaca, suhu dan air laut material jenis ini akan sangat

memiliki durabilitas. Permasalahan yang utama dari penggunaan material batu adalah bentuknya yang

beragam. Hal yang diharapkan adalah melalui ukuran dimensi dan berat yang tepat memudahkan

pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam pemilihan material.

3 METODE PENELITIAN

3.1 Sumber dan Jenis Data Data yang didapat bersumber dari Proyek Pengaman Pantai di Kabupaten

Buleleng dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Jenis data yang diperoleh berupa:
1. Spesifikasi Umum.

2. Spesifikasi Teknis.
 Dinding Pantai atau Revetmen

Dinding pantai atau revetment adalah bangunan yang memisahkan daratan dan perairan
pantai. Berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang ke darat.
Dinding pantai biasanya berbentuk vertikal,sedang revetment mempunyai bentuk miring.
Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hamper sejajar dengan garis pantai dan bisa terbuat
dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa beton,turap, tumpukan kayu atau tumpukan batu.

Air laut yang melimpas kebelakang bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah
dan mengalir kembali ke laut. Apabila perbedaan elevasi muka air dibelakang dan didepan
bangunan cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup yang dapat
menarik butiran tanah dibelakang dan pada pondasi bangunan.

Susunan revetment

Revetment dari tumpukan batu


BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai
terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk melindungi pantai yaitu : a. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan
gelombang, b. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai, c. Reklamasi dengan menambah
suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain. Sesuai dengan fungsinya tersebut, bangunan pantai
dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: a. Konstruksi yang dibangun dipantai dan sejajar
dengan garis pantai, contohnya dinding pantai atau revetment. b. Konstruksi yang dibangun kira-kira
tegak lurus pantai dan sambung ke pantai, contohnya groin dan jetty. c. Konstruksi yang dibangun di
lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai, contohnya pemecah gelombang (breakwater).
Penggunaan tipe bangunan pantai ditentukan oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan material di
atau di dekat lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air dan ketersediaan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Di samping itu, karakteristik dasar laut juga menjadi salah satu faktor penting
lainnya. Tanah dasar (fondasi bangunan) harus dapat mempunyai daya dukung yang cukup sehingga
stabilitas bangunan dapat terjamin. 5 P a g e

6 1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa pengertian dari revetment? b. Jelaskan jenis-jenis dinding pantai!
c. Jelaskan klasifikasi revetment! d. Jelaskan bahan revetment! e. Jelaskan kerusakan dinding pantai
dan penanggulangannya! 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memahami salah satu tipe bangunan pantai dan bagaimana menangani kerusakan yang terjadi pada
konstruksi bangunan pantai. 6 P a g e

7 BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI BATHYMETRI, DATA ANGIN, ARUS, PASANG SURUT,
GELOMBANG DAN DATA TANAH Definisi Bathymetri Batimetri (dari bahasa Yunani: βαθυς, berarti
"kedalaman", dan μετρον, berarti "ukuran") adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air
dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau (id.wikipedia.org). Batimetri juga
didefinisikan sebagai gambaran relief dasar laut, perbedaan kenampakan atau ciri-ciri dasar laut dan
mempunyai arti penting dalam penelitian karena dengan mengetahui roman muka bumi akan
memudahkan mengetahui kondisi morfologi suatu daerah (Nontji,1987). Sebuah peta batimetri
umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontor (contour lines) yang
disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan
berupa informasi navigasi permukaan. Di daratan, garis kontur menghubungkan tempat-tempat
berketinggian sama, sedangkan kontur pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan
kedalaman sama di bawah permukaan air Definisi Data Angin Data angin adalah pengelompokkan
data sesuai dengan tahun, bulan, tanggal, jam, arah, dan kecepatan angin Definisi Arus Arus air laut
adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau
gerakan air yang sangat luas 7 P a g e

8 yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan
arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan
densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng,
downwelling.selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu: 1. Bentuk Topografi
dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya: Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi
oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas
batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah
dalam suatu bentuk bulatan. 2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran
massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga
yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang
terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan. 3. Perbedaan Densitas serta
upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang
dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik Definisi Pasang Surut Pasang
laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke 8 P
age

9 arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan
dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena
jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan
dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari. 1. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam
suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut
yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. 2.
Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus.
Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut
perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat Definisi Gelombang Gelombang laut
tercipta karena adanya transfer energi dari angin ke permukaan laut. Energi yang tertransferkan ini
akan bergerak melintasi permukaan laut, dimana air laut sendiri bergerak dalam gerakan
"membundar" (circular motion) di bawah permukaan laut. 9 P a g e

10 Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam


tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin
(gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa
(vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh
gerakan kapal. 10 P a g e

11 2.1.6 Definisi Data Tanah Diperoleh dari pengambilan sampel di lokasi kemudian dilakukan
pengujian di Laboraturium Mekanika Tanah untuk mendapatkan sifat fisik tanah. Data tanah yang
diperlukan pada penyelidikan tanah untuk analisa longsor meliputi : Data Bor Mesin, meliputi : muka
air tanah (MAT), Standart Penetration Test (SPT) Soil Properties, meliputi : kohesi (c), sudut geser
(ø), berat lsi (γ) tanah, water content (w), void ratio (e) Engineering properties, meliputi : hasil dari
Triaxial Test, Unconfined Test, maupun Consolidation Test 2.2 PENGERTIAN DINDING PANTAI
ATAU REVETMENT Dinding pantai atau revetment adalah bangunan pantai yang memisahkan
daratan dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan
limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang
bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa vertikal
atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk vertikal, sedang revetment mempunyai sisi miring.
Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai, dan bisa terbuat dari
pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, turap, kayu atau tumpukan batu (Triatmodjo,Teknik
Pantai, 1999). Gambar 2.1. Dinding Pantai atau Revetment (Teknik Pantai,1999) 11 P a g e

12 Dalam perencanaan dinding pantai, perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi, panjang,
tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air, baik itu di depan maupun di
belakang. Fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat
berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Pemakaian sisi tegak, dapat mengakibatkan
erosi yang cukup besar apabila dasar bangunan berada di air dangkal. Bangunan dengan sisi
lengkung atau konkaf adalah yang paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang. 2.3 JENIS-
JENIS DINDING PANTAI Pada dasarnya, dinding pantai dibuat dalam berbagai jenis tergantung
fungsi yang diinginkan dari dinding pantai tersebut. Berikut ini diberikan beberapa jenis dinding
pantai. a. Dinding pantai beton, dinding pantai ini terbuat dari beton atau pasangan batu. Bangunan
ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah dasar relatif kuat. Bangunan ini juga
berfungsi untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai. b.
Dinding pantai turap, sesuai namanya, dinding pantai ini didukung oleh pondasi tiang dan dilengkapi
dengan turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondsi oleh serangan gelombang dan
piping oleh aliran air tanah. Selainitu kaki bangunan juga dilindungi dengan batu pelindung. c. Dinding
pantai dari tumpukan bronjong, bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang di dalamnya
diisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energy gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa
rendah. Kelemahan bronjong adalah korosi pada 12 P a g e

13 kawat anyaman yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. d. Dinding pantai
(revetment), bangunan ini terbuat dari tumpukan pipa (buis) beton. Bangunan pelindung pantai dari
susunan pipa beton telah banyak digunakan di Indonesia, seperti di beberapa pantai di Menado,
Pangandaran, Pekalongan, Tuban, Bali, dan salah satunya juga terdapat di Kota Ternate. Kelebihan
dari bangunan ini adalah mudah dan cepat pelaksanaannya, tidak memerlukan peralatan yang berat,
relatif murah, dan dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat. Biasanya digunakan pipa berdiameter
1,0 m, tinggi 0,5 m dan tebal 0,1 m. 2.4 KLASIFIKASI REVETMENT 2.4.1Klasifikasi berdasarkan
lokasi Perkuatan lereng tanggul (levee revetment) Dibangun untuk melindungi tanggul terhadap
gerusan gelombang pantai. Perkuatan tebing sungai (low water revetment) Berfungsi untuk
melindungi tebing dari gerusan gelombang dan mencegah proses meander pada tebing pantai. Dan
bangunan ini akan terendam air seluruhnya pada saat banjir. Perkuatan lereng menerus (high water
revetment) Dibangun pada lereng tanggul dan tebing secara menerus atau pada bagian pantai yang
tidak ada bantarannya Berdasarkan perlindungan alur arah horizontal a. Perkuatan tebing secara
langsung dan tidak langsung: - Struktur kaku dari beton bertulang atau pasangan batu kali; - Struktur
lentur dari bronjong batu, pasangan blok beton terkunci, batu curah (dumpstone). 13 P a g e

14 b. Perkuatan tebing secara langsung: Penggunaan perkuatan tebing secara langsung jika palung
sungai belum terlanjur berpindah ke kondisi yang tidak menguntungkan, dan lahan di sisi luar palung
diharapkan sama sekali tidak boleh tergerus oleh aliran sungai. c. Perkuatan tebing secara tidak
langsung: - Struktur tiang pancang beton, besi, kayu atau bambu; - Struktur krib bronjong batu atau
blok beton terkunci, krib bambu dikombinasi dengan tanaman bambu/tanaman yang lain.
Penggunaan perkuatan tebing secara tidak langsung jika palung sungai sudah terlanjur pada kondisi
yang kurang menguntungkan sehingga perlu diubah/dikendalikan ke kondisi yang lebih baik. 2.5
BAHAN REVETMENT Bangunan revetment ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis
pantai dan bisa terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu atau
tumpukan batu. Dalam perencanaan dinding pantai atau revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk
bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air baik di
depan maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan sebagainya. Ada dua
kelompok revetment, yaitu permeable dan impermeable. a. Permeable Revetment - Open filter
material (rip rap) :Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam atau batu buatan yang dilapisi filter
pada bagian dasar bangunan. 14 P a g e

15 - Stone pitching : Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam saja dengan lapisan filter pada
bagian dasar bangunan. - Concrete block revetment : Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton
dengan ukuran tertentu dan lapisan filter pada bagian dasar bangunan. b. Impermeable Revetment -
Aspalt revetment : Yaitu revetment yang bahannya dari aspal pada tebing yang dilindungi. - Bitumen
grouted stone : Yaitu revetment yang terbuat dari blok beton yang diisi oleh aspal (spaesi aspal).
Beberapa contoh bahan penyusun revetment secara umum antara lain: 1. Revetment dari susunan
blok beton Bangunan masif ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah dasar relatif
kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga digunakan untuk melindungi
bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai. 2. Revetment dengan turap
baja Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja yang berfungsi untuk
mencegah erosi tanah fondasi oleh serangan gelombang dan piping oleh aliran air tanah. Selain itu
kaki bangunan juga dilindungi dengan batu pelindung. Fondasi bangunan harus direncanakan
dengan baik untuk menghindari terjadinya penurunan tidak merata yang dapat menyebabkan
pecahnya konstruksi. 3. Revetment dengan sisi tegak Bangunan ini dapat juga dimanfaatkan sebagai
dermaga untuk merapat/bertambatnya perahu-perahu/kapal kecil pada saat laut tenang. Untuk
menahan tekanan tanah 15 P a g e

16 dibelakangnya, turap tersebut diperkuat dengan angker. Kaki bangunan harus dilindungi dengan
batu pelindung. 16 P a g e

17 4. Revetment dari tumpukan bronjong Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang
didalamnya diiisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak
bangunan bisa rendah (runup kecil). Kelemahan bronjong adalah korosi dari kawat anyaman, yang
merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi
dengan plastic (PVC). 5. Revetment dari tumpukan batu pecah Bangunan ini biasanya dibuat dalam
beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar
yang direncanakan mampu menahan serangan gelombang. Lapis di bawahnya terdiri dari tumpukan
batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti
penurunan atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu pelindung,
mudah diperbaiki dengan menambah batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu
pelindung di dekat lokasi bangunan. 6. Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton Bangunan
pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan di Indonesia. Bangunan ini terbuat
dari pipa beton berbentuk bulat, yang banyak dijumpai di pasaran dan biasanya digunakan untuk
membuat gorong-gorong, sumur gali, dan sebagainya. Pipa tersebut disusun secara berjajar atau
bertumpuk dan didalamnya dapat diisi dengan batu atau beton siklop. 17 P a g e

Anda mungkin juga menyukai