Anda di halaman 1dari 10

TUGAS REKAYASA PANTAI

Nama : Herlambang Ariftriawan


NIM

: 145060401111002

Kelas : C

1. Bangunan Pelindung Pantai


Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena
serangan gelombang dan arus. Berikut adalah contoh bangunan-bangunan pelindung
pantai :
A. Groin

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak
lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa
beton), dan batu. Pemasangan groin menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir
terperangkap pada upcurrent side sedangkan pada downcurrent side terjadi erosi,
karena pergerakan arus pantai yang berlanjut. Penggunaan Groin dengan
mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif. Biasanya perlindungan pantai
dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang
ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai
tidak terlalu signifikan.

B. Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.
Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap
pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang
pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan
pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal
masuk kemuara sungai.
C. Breakwater

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap
erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga
terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport
sedimen sepanjang pantai. Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang

terletak dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi


pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di
dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah
gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga
gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi. Breakwater menurut bentuknya
terdiri dari 2 jenis yaitu rubble mound breakwater (breakwater sisi miring), dan
breakwater sisi tegak.

Breakwater sisi miring


Pada breakwater sisi miring pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari
beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada
umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga
terlihat seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material
dengan ukuran butiran sangat besar. Bentuk dari batuan breakwater ini bermacammacam, diantaranya tetrapot,quadripot,dolos dan core-lock.

Breakwater sisi tegak


Breakwater ini berbentuk vertikal. Breakwater ini dibangun di atas seabed
yang tahan terhadap erosi. Apabila seabed mempunyai lapisan atas berupa lumpur
atau pasir halus, maka lapisan tersebut harus dikeruk terlebih dahulu kemudian
dibuat pondasi dari tumpukan batu untuk menyebarkan beban pada luasan yang
lebih besar.. Jenis-jenis breakwater sisi tegak diantaranya rock fill foundation
breakwater, blockwwork breakwater, dan piled breakwater.

D. Dinding Pantai (Seawall)


Seawall berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang.
Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu,
pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang,
tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan
menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya. Seawall terdiri dari vertical seawall,
curved seawall, dan mound seawall.
E. Revetment

Revetment atau perkuatan lereng merupakan tumukan batuan pada suatu lereng
yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng dan secara
kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur pantai atau tubuh tanggul yang
dilindungi. Secara khusus, dinding pantai atau revetment juga dapat didefinisikan
sebagai bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama
berfungsi sebagai dinding pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang
(overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang
bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat
berupa sisi vertikal atau miring. Revetment ditempatkan di tebing pantai untuk
menyerap energi air yang masuk guna melindungi suatu tebing alur pantai atau
permukaan lereng tanggul terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke
darat. Jenis-jenis revetment dibedakan sesuai penyusunya.

Revetment dari susunan blok beton


Bangunan masif ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah
dasar relatif kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga
digunakan untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat
dengan garis pantai.

Revetment dengan turap baja


Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja
yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah fondasi oleh serangan gelombang dan
piping oleh aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga dilindungi dengan batu
pelindung. Fondasi bangunan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari
terjadinya penurunan tidak merata yang dapat menyebabkan pecahnya konstruksi.

Revetment dari tumpukan bronjong


Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang didalamnya diiisi batu.
Bangunan ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak
bangunan bisa rendah (runup kecil). Kelemahan bronjong adalah korosi dari
kawat anyaman, yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya
bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi dengan plastic (PVC).

Revetment dari tumpukan batu pecah


Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan
lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan
mampu menahan serangan gelombang. Lapis di bawahnya terdiri dari tumpukan
batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel
yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang
terjadi, seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah
batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu pelindung di dekat
lokasi bangunan.

Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton


Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan di
Indonesia. Bangunan ini terbuat dari pipa beton berbentuk bulat, yang banyak
dijumpai di pasaran dan biasanya digunakan untuk membuat gorong-gorong,
sumur gali, dan sebagainya. Pipa tersebut disusun secara berjajar atau bertumpuk
dan didalamnya dapat diisi dengan batu atau beton siklop

2. Mengubah Data Angin Menjadi Data Gelombang


a) Angin
Data angin dibutuhkan dalam penentuan distribusi arah angin dan kecepatan
angin yang terjadi di lokasi. Data angin yang digunakan adalah data angin tahun 1996
2005 yang berasal dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasium Maritim,
Semarang. Di bawah ini ditampilkan hasil perhitungan (Tabel 4.1) dan gambar
windrose (Gambar 4.1) dari data angin selama 10 tahun. Untuk mendapatkan
windrose digunakan program WINDROSE.

Data angin dalam windrose dikelompokkan ke dalam delapan penjuru mata angin
(Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut) dengan
kecepatan angin dalam satuan knot. Seperti terlihat pada Gambar 4.1 yang
menunjukkan angin dominan selama 10 tahun bergerak dari arah Timur dengan
persentase sebesar 27.9% dan kecepatan angin maksimum 35 knot.

b) Fetch
Fetch efektif digunakan dalam grafik peramalan gelombang untuk mengetahui tinggi,
periode dan durasi gelombang. Fecth rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut
ini:

Dengan,
Feff = fetch rerata efektif.
Xi
= panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung
akhir fetch.

= deviasi pada kedua sisi arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6 o

sampai 42o pada kedua sisi arah angin.


Perhitungan panjang Xi (panjang fetch) dari berbagai arah yang memungkinkan dapat
dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Perhitungan fetch

rerata

efektif

c) Gelombang
Tinggi dan periode gelombang dapat dihitung dengan menggunakan grafik
peramalan gelombang setelah fetch rerata efektif dan kecepatan angin diketahui.
Adapun langkah-langkah dalam perhitungan gelombang adalah sebagai berikut:
a. Mencari kecepatan dan arah angin maksimal dari arah angin harian tahun 1996
2005 yang dapat menimbulkan gelombang.
Contoh: Januari 1996 arah angin 90o (kolom 3, baris 1,) dengan kecepatan angin 7
knot (kolom 4, baris 1).
b. Konversi kecepatan angin menjadi m/dt (1 knot = 0,514 m/dt).
a. Contoh: 7 knot = 3,598 m/dt (kolom 5).
c. Dihitung kecepatan angin di laut dengan menggunakan grafik hubungan antara
kecepatan angin di laut dan di darat.

Contoh: dari grafik didapat nilai RL = 1,5 (kolom 6).


UW
= UL x RL (Teknik Pantai, Bambang Triatmodjo)
= 3,598 x 1,5
= 5,397 (kolom 7).
d. Menghitung nilai UA dengan rumus:
UA

= 0.71 x UW1,23 (Teknik Pantai, Bambang Triatmodjo)


= 0.71 x 5,3971,23
= 5,647 m/dt (kolom 8).

e. Dari nilai UA dan fetch, tinggi dan periode gelombang dapat dicari dengan
menggunakan grafik peramalan gelombang.

UA = 5,647 m/dt.
Fetch = 75 km (kolom 9).
Maka, dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode gelombang
sebagai berikut:
Tinggi gelombang (H) = 0,786 m (kolom 10).
Periode gelombang (T) = 4,7 dt (kolom 11).
Karena keterbatasan grafik peramalan gelombang, maka digunakan fetch kondisi
maksimum.

Perhitungan tinggi dan periode gelombang selengkapnya dapat dilihat pada


Lampiran 7 Tabel perhitungan tinggi dan periode gelombang.
Dari langkah-langkah perhitungan di atas digunakan untuk perhitungan tinggi dan periode
gelombang signifikan dan perhitungan time series gelombang.
a. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan
Data yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi dan periode gelombang signifikan
yaitu data kecepatan angin selama 10 tahun (1996-2005). Kecepatan angin yang
digunakan merupakan kecepatan angin maksimum tiap bulan yang berasal dari arah
angin paling dominan yaitu dari arah Timur (Gambar 4.1). Tinggi dan periode
gelombang signifikan digunakan untuk perencanaan bangunan pelindung pantai.
Gelombang signifikan (HS) yaitu H33 atau 1/3 nilai tertinggi dari hasil perhitungan
gelombang yang telah diurutkan, begitu pula dengan periodenya.

= 1/3 x 120 (Teknik Pantai, Bambang Triatmodjo)


= 40 data

b. Perhitungan Time Series Gelombang


Perhitungan time series gelombang digunakan untuk input program GENESIS.
Data yang dibutuhkan yaitu data kecepatan angin tiap jam selama satu tahun (tahun
2005). Data time series gelombang dapat dilihat pada Lampiran 6 pada file
WAVES.BLG.

Anda mungkin juga menyukai