Anda di halaman 1dari 42

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM

BANGUNAN
PELINDUNG PANTAI
TEKNIK PANTAI

KELOMPOK

ANGGOTA KELOMPOK :
MUHAMMAD KHALIS ILMI (F1A 012 099)
MUHAMMAD IKBAL

(F1A 012 101)

MUIS

(F1A 012 105)

NI KADEK MEGA WIDIANI (F1A 012 107)


NOOR HALIM

(F1A 012 109)

Bangunan Pelindung Pantai

Erosi pantai dapat menimbulkan kerugian sangat besar dengan rusaknya kawasan
pemukiman dan fasilitas fasilitas yang ada di daerah tersebut.
Untuk itulah diperlukan adanya penanggulangan terhadap erosi pantai dengan membuat
bangunan pelindung pantai atau menambah suplai sedimen.
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai, yaitu :
1. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang,
2. Mengubah lajur transporsedimen sepanjang pantai,
3. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai,
4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.

Pengelompokan Bangunan Pantai

Sesuai dengan fungsinya seperti tersebut di atas, bangunan pantai


dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu :
1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis
pantai, yaitu dinding pantai/revetment.
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan
sambung ke garis pantai, yaitu groin atau jetty.
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai kira-kira sejajar dengan
garis pantai, yaitu pemecah gelombang/breakwater.

Kerangka Penanggulangan Bangunan Panta

REVERTMEN
T

Bangunan yang termasuk dalam kelompok pertama


adalah dinding pantai atau revetment yang
dibangun pada garis pantai atau didaratan yang
digunakan untuk melindungi pantai langsung dari
serangan gelombang (gambar bias di lihat).

Sumber : triatmodjo,1999

REVERTMEN
T

Dinding pantai atau revetment adalah bangunan yang


memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama
berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan
limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah
yang dilindungi adalah daratan tepat dibelakang
bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah
datangnya gelombang dapat berupa sisi vertical atau
miring.

Sumber : triatmodjo, 1999

REVERTMEN
T

Gelombang yang pecah menghantam dinding akan


membelokkan energy ke atas dan ke bawah. Seperti
terlihat dalam gambar 7.4. gelombang datang mulai
pecah didepan dinding vertical, dan terjadi benturan
dengan muka gelombang hamper vertical. Tumbukan
tersebut menyebabkan massa air bergerak ke atas dank
e bawah. Komponen ke bawah menimbulkan arus yang
dapat mengerosi material dasar didepan bangunan.
Untuk mencegah keluarnya butir butir tanah halus
melalui sela sela batuan yang dapat berakibat terjadinya
penurunan bangunan, pada dasar pondasi diberi lapis
geotekstil. Sisi miring dan kasar dapat menghancurkan
dan menyerap energy gelombang, mengurangi kenaikan
gelombang (Wave Run Up), limpasan gelombang dan
erosi dasar. Bangunan dengan sisi lengkung konkaf
adalah yang paling efektif untuk mengurangi limpasan
gelombang. Apabila puncak bangunan digunakan untuk
jalan atau maksud yang lain, bentuk ini merupakan yang

*
REVERTMEN

GROIN

Adalah bangunan pelindung pantai yang


biasanya dibuat tegak lurus garis pantai, dan
berfungsi untuk menahan masuknya transpor
sedimen sepanjang pantai kepelabuhan atau
muara sungai.

GROINGroin yang ditempatkan di pantai akan menahan

gerak sedimen, sehingga sedimen mengendap


disisi sebelah hulu (terhadap arah transpor sedimen
sepanjang pantai). Sedangkan disebelah hilir groin
angkutan sedimen masih tetap terjadi, akibatnya
daerah dihilir groin mengalami defisit sedimen
sehingga pantai mengalami erosi dan mengubah
garis pantai.
Perlindungan pantai dilakukan dengan membuat
satu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin
yang ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga
perubahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu
besar.
Untuk memungkinkan terjadinya suplai sedimen

GROIN

Panjang groin umumnya 40%-60% dari lebar rata-rata surf zone atau
dibangun sampai LWNT(Low Water Neap Tide/Surut terendah dalam
permukaan air terendah).

Jarak antara groin adalah satu atau tiga kali panjang groin.
Tinggi groin berkisar 50-60 cm diatas elevasi rencana.
Tipe-tipe groin yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe L.
Menurut konstruksinya groin dapat berupa tumpukan batu, caison
beton turap, tiang yang dipancang berjajar atau tumpukan buis beton
yang didalamnya diisi beton.

GROIN
Groin
Tipe L
Groin Tipe T

Groin Tipe Lurus

GROIN

Didalam
perencanaan
groin
masih
dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi
sisi atasnya (overpassing) atau melewati
ujungnya (endpassing). Overpassing tergantung
pada elevasi pasir disekitar groin dan elevasi
puncak groin. Sedangkan proses terjadinya
endpassing dipengaruhi oleh pertumbuhan
endapan pasir kearah laut.
Elevasi puncak groin dapat dibuat horizontal
atau menurun kearah laut. Untuk merencanakan
elevasi puncak menurun kearah laut, groin
dibagi menjadi 3 ruas yaitu ruas horizontal(RH),
ruas miring(RM), dan ruas luar (RL).

JETTY

Adalah bangunan tegak lurus


pantai yang diletakkan pada
kedua sisi muara sungai yang
berfungsi
untuk
mengurangi
pendangkalan alur oleh sedimen
pantai.

JETTY

Jetty harus dibuat panjang sampai ujungnya


berada diluar gelombang pecah agar transpor
sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan
pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak
pecah sehingga memungkinkan kapal masuk ke
muara sungai.
Jetty juga digunakan untuk mencegah
pendangkalan akibat pengendapan sedimen
dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian
banjir.

JETTY

1. Jetty Panjang dimana ujungnya berada diluar


gelombang pecah sehingga efektif untuk
menghalangi masuknya sedimen kemuara.
2. Jetty sedang, dimana ujungnya berada antara
muka air surut dan gelombang pecah sehingga
dapat menahan sebagian transpor sedimen
sepanjang pantai.
3. Jetty Pendek, ujung bangunan berada pada
muka air surut sehingga dapat menahan
berbeloknya
muara
air
sungai
dan
mengkosentrasikan aliran pada alur yang telah
ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan
meskipun debit besar belum terjadi.

JETTY

PERENCANA
AN
STRUKTUR
GROIN

a) Penentuan kedalaman muka air laut di

ujung groin.
b) Perhitungan tinggi dan kondisi

gelombang di ujung groin.


c) Perhitungan elevasi puncak groin.
d) Perencanaan lapis lindung pada groin.
e) Pendimensian groin.

Penentuan
Kedalaman
Muka Air Laut di
Ujung Groin

Kedalaman muka air laut terhadap dasar laut di


ujung groin ditentukan berdasarkan posisi groin
dan panjang groin yang telah dicari menggunakan
program GENESIS. Didapatkan panjang groin 50
meter
Setelah

dengan
itu,

jarak

posisi

antar
groin

groin
dan

150

panjang

meter.
groin

diplotkan ke dalam peta bathimetri. Dari peta


bathimetri bisa didapatkan elevasi muka air laut
di ujung groin yaitu -1 meter. Jadi, kedalaman
muka air laut di ujung groin adalah :
d = HWL elevasi muka air laut di ujung groin
=1,6 (-1)
=2,6 m

Penentuan
Kedalaman
Muka Air Laut di
Ujung Groin

Dalam

perhitungan

ini

diperlukan

beberapa parameter antara lain:


H33 = 2,66 meter
T33 =8,55 detik
D2 = 2,6 meter
= 47
1. Perhitungan Ks dan
Kr Lo =1,56T 2
=1,56 x 8,552
=114,04 m

Co =Lo/T

= 114,04/8,55

=13,34 m/dt
d/ Lo

= 2,6/114,04
= 0,0228

Penentuan
Kedalaman
Muka Air Laut di
Ujung Groin

Dari Tabel L-1 didapat :


Ks = 1,19

2. Tinggi gelombang di ujung bangunan:

Penentuan
Kedalaman
Muka Air Laut di
Ujung Groin

H1 =H.Ks.Kr

=2,66 x 1,19 x 0,84

=2,659 m

3. Perhitungan letak atau kedalaman


gelombang pecah
H 'o =0,84x2,659 = 2,23
H 'o/g.T

=2,23/9,81x9,8862

= 0,0023
Dari Gambar 2.5 Hb/Ho didapat: =1,46
Hb = 2,23 x 1,46 = 3,26 m
Hb/g.T 2 = 3,26/9,81x9,8862
= 0,0034

Perhitungan
Elevasi Puncak
Groin

Parameter-parameter yang digunakan dalam


perhitungan ini yaitu:
H1 = 2,659 m
Lo = 114,04 m
Kemiringan dinding groin = 1 : 2
HHWL = +1,6 m
Hb
= 3,26 m
1. Design Water Level (DWL)
Rumus yang dipakai dalam menghitung DWL
yaitu:
DWL = HHWL + Sw + SLR
a. Dari analisa pasang surut di dapatkan nilai
HHWL = +1,6 m.
b. Wave Set-Up (S)

Perhitungan
Elevasi Puncak
Groin

c. Dari grafik perkiraan kenaikan muka air


laut karena pemanasan global
didapatkan nilai SLR pada tahun 2008
sebesar 0,08 m.

Dari perhitungan diatas dapat dihitung ni


DWL yaitu:

DWL = 1,6 + 0,5 + 0,08


=+2,18 m
2. Bilangan Irribaren

Perhitungan
Elevasi Puncak
Groin

3. Runup
Dengan menggunakan grafik pada Gambar 6.1
dihitung nilai runup. Untuk lapis lindung dari
batu pecah (quarry stone) dan nilai Ir = 3,27
didapat:
Ru/H1 = 1,2
Ru
= 1,2 x 2,659
= 3,2 m

Perhitungan
Elevasi Puncak
Groin

4. Elevasi puncak groin


EL puncak groin = DWL + Ru + tinggi
jagaan
= 2,18 + 3,2 + 0,5
= +5,88 meter

Pendimensian Groin

Perhitungan
Struktur
Revetment

1) Perhitungan
Elevasi Puncak
Revetment
2) Perencanaan Lapis
Lindung pada
Revetment
3) Pendimensian

Perhitunga
n Elevasi
Puncak
Revetment

Parameter-parameter yang digunakan dalam


perhitungan ini yaitu:
HHWL = +1,6 m
Ds
= HHWL
= +1,6 m
H
= 0,78 x ds m = 0,78 x 1,6 = 1,248
m
Lo
= 1,56 T2 = 1,56 x 8,552 = 114,04 m
Sw
= 0,5
Tinggi jagaan = 0,5 m
Kenaikan karena pemanasan global (Fpg) =
0,08 m

Perhitunga
n Elevasi
Puncak
Revetment

2. Run-up
Dengan menggunakan grafik pada
Gambar 6.1 dihitung nilai runup.
Untuk lapis lindung dari batu
pecah (quarry stone) dan nilai
Ir = 5,132 didapat:
Ru/H = 1,25
Ru
=1,25x1,248
= 1,56 m

3. Elevasi puncak revetment


EL puncak revetment
= DWL + Ru + tinggi jagaan
=(HHWL + Sw + Fpg) + Ru + tinggi
jagaan
= (1,6 + 0,5 + 0,08) + 1,56 + 0,5
= +4,24 m

Perencana
an Lapis
Lindung
pada
Revetment

Lapis lindung menggunakan batu


pecah bersudut kasar dengan kondisi
gelombang di lokasi merupakan
gelombang pecah, dari Tabel 2.2 dan
Tabel 2.3
didapatkan:

Perencana
an Lapis
Lindung
pada
Revetment

2. Berat toe
protection

Parameter-parameter yang digunakan


yaitu:

Pendimensian
Revetment

Pendimensian
Revetment

Perhitungan
Struktur
Jetty

Hal utama yang harus diperhitungkan dalam desain


jetty adalah desain panjang jetty dan kedalaman
ujung jetty. Rencanakan posisi jetty dengan kondisi
di bawah ini:
Diketahui: gelombang datang di laut dalam Ho = 2
m, Periode T = 6 detik, kedalaman laut h = 4 m,
sudut datang gelombang o = 45o.
Jawab:
Pangkal jetty harus berada di garis pantai, atau
di kedalaman 0 meter. Ujung jetty harus berada
diluar surf zone, yaitu di luar kedalaman
gelombang pecah. Perhitungan kedalaman
gelombang pecah:
Posisi gelombang pecah diperoleh dari
perhitungan refraksi difraksi dari data gelombang
di perairan dalam dengan langkah-langkah

Perhitungan
Struktur
Jetty

Lo 1.56T 1.56(6)
2

56.16m C0

L0 56.16

9.36m / d
T
6

d
4

0.071m / d
Lo 56.16
Untuk nilai d/Lo diatas, dengan tabel L-1 didapat :

4
d

34.819m
0.11488 m / d
0.11488
L
C

L 34.819

5.803m / d
T
6
Arah datang gelombang pada kedalam 4.0 m
dihitung dengan persamaan :

sin (

C
5.803
sin 0 )
sin 45o 0.483m / d 28.88o
C0
9.36

Koefisien refraksi

Perhitungan
Struktur
Jetty

cos 0
cos 45
Kr

0.899
cos
cos 28.88
Untuk menghitung koefisien pendangkalan, dicari nilai n
dengan menggunakan tabel L-1 berdasar . Nilai d/Lo di
atas, dan didapat n=0.8609. Di laut dalam nilai no=0.5;
sehingga
Koefisien pendangkalan adalah :

noLo
0.5 x56.16
Ks

0.968
nL
0.8609 x34.819

Koefisien Ks juga dapat diperoleh secara langsung dari tabel L


Tinggi gelombang pada Kedalaman 4.0 m adalah :

H K s K r H 0 0.968 x0.899 x 2 1.740m

Perhitungan
Struktur
Jetty

Jadi panjang jetty


yang
digunakan
adalah
56.16
m
dengan tinggi jetty
1.740
m
dengan
kedalaman jeti 4.0
m
direncanakan
dengan
menggunakan batu
pecah kasar.

TERIMA
SEKIAN &
KASIH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM

Anda mungkin juga menyukai