Anda di halaman 1dari 47

STUDI PERUBAHAN MORFOLOGI DAN

GARIS PANTAI DI PERAIRAN BALONGAN

Yuwana Setiabudi Sriraharjo


25015311
Sumber Gambar : Suta Wijaya (2011)
O U T L I N E P R E S E N TA S I
1 LATAR BELAKANG

2 KAJIAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN

4 ANALISIS DATA

5 KAJIAN HIDRODINAMIKA

6 KAJIAN TRANSPOR SEDIMEN

7 KESIMPULAN
Latar Belakang 1
o Abrasi
Fenomena erosi akibat interaksi
o Terancam pasang
gelombang dan pasang surut Dampak langsung erosi
menjadikan Kabupaten Indramayu tinggi dirasakan oleh
kawasan dengan erosi pantai yang BALONGAN masyarakat, sehingga
o Tidak terdapat
cukup parah dengan swadaya
green belt (vegetasi
(Atlas Pesisir Utara Jabar 2007) membangun tanggul
sebagai pelindung penahan gelombang
pantai) (sumber: Indramayu
Post, 19-05-2011)

Sumber: BPLHD Provinsi Jawa


Barat, 2008

Lokasi tanggul swadaya

Sumber: Google Earth, diakses pada


tanggal 30-10-2017

Berdasarkan pemantauan dari citra satelit, terjadi kemunduran Sumber: www.indramayupost.com,


garis pantai dalam kurun lebih dari 10 tahun diakses pada tanggal 20-10-2017
Latar Belakang 1
Model numerik
merupakan salah satu
alat untuk menganalisis
perubahan garis pantai
Beberapa penelitian
model perubahan garis
pantai belum
menunjukkan hasil
verifikasi dengan data
empiris
Pentingnya penggunaan
 Delft3DFlow dan
model numerik untuk
Delft3DWave dapat
menganalisis pola
memberikan gambaran
perubahan hidrodinamika
garis pantai suatu
Siregar
perairan
yang didukung dengan
(2017) ,
verifikasi data empiris
 Model numerik ini studi
mampu memberikan pendangkal
gambaran transpor an di depan
Bagaimanasedimen yang terjadi
perubahan pelabuhan
morfologiserta perubahan
dan garis pantai Membandingkan
di perairan Pantai Balongan
garis pantai
Balongan akibat interaksi dengan
Tu ju an d an Sasaran
2
1.Menganalisis hidrodinamika perairan Pantai Balongan

2.Menganalisis transpor sedimen yang terjadi akibat


interaksi pasang surut dan gelombang secara musiman

3.Menganalisis parameter yang mengakibatkan terjadinya


erosi ataupun sedimentasi di Perairan Balongan

Manfaat Penelitian
1.Manfaat terhadap keilmuan: Memberikan kontribusi
pengetahuan terkait analisis dalam pemodelan transpor
sedimen

2.Manfaat praktis: Memberikan masukan kepada


pemangku kebijakan sebagai pertimbangan dalam
penentuan rencana dan desain perlindungan pantai untuk
waktu yang akan datang.
Ruang Lingkup Penelitian 3
Asumsi yang digunakan
1.Pengumpulan Data • Menggunakan debit sungai
konstan yang bermuara di
2.Analisis Data: sekitar pantai (Siregar,
2017)
a)Analisis data pasang surut

b)Analisis data hindcasting gelombang

c)Analisis data batimetri perairan

d)Analisis data sedimen dasar


• Menggunakan nilai default
3.Analisis hasil model hidrodinamika
kekasaran(validasi dengan
dan viskositas
pengukuran lapangan) yang ditetapkan pada
model DELFT3D
4.Analisis hasil model transpor sedimen (validasi dengan
pengukuran lapangan)

5.Analisis sedimentasi dan erosi pada Perairan Balongan

6.Analisis hasil model perubahan garis pantai (validasi


dengan citra satelit)
Tinjauan Pustaka
Studi Literatur 4
Proses pantai
• Proses di pantai
dipengaruhi oleh pasang
surut, angin, gelombang,
dan arus (Bird, 2008)
• Seluruh proses tersebut
bergabung menghasilkan
energi untuk merubah
garis pantai dengan
erosi, perpindahan
sedimen, dan penumpukan
• Pada saat pengaruh-
pengaruh dalam proses
pantai saling
berinteraksi, ada yang
akibatnya menambahkan
ada pula yang saling
menghilangkan.
Sumber:
• Sehingga perlu dilakukan
http://www.research.plymouth.ac.uk/coa
Sumber: Wikipedia.com, diakses pada tanggal 28-11-2017
pembahasan satu per satu
stal-processe, diakses pada tanggal 31-
12-2017
Studi Literatur 4
Gelombang
• Gelombang adalah fenomena transfer energi di laut yang
umumnya diakibatkan oleh angin.
• Merupakan gerakan orbital partikel air yang semakin
Ilustrasi Refraksi Gelombang
berkurang ke arah dasar laut
• Ketika memasuki perairan dangkal gelombang akan
mengalami refraksi,
serta difraksi saat mengenai pulau
• Gelombang yang bergerak tegak lurus terhadap garis Sumber: Bird, 2008
pantai, menghasilkan
energi gelombang dinyatakan oleh:
𝐸 𝐶𝑔 = 𝑛 𝐶 𝐸 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
• Dimana 1
𝐸= 𝜌𝑔𝐻2
8

Sumber: Bird, 2008


Studi Literatur 4
Pasang surut Sumber: Chairunnisa, 2008
• Pasang surut adalah pergerakan massa air laut
akibat gaya tarik benda-benda angkasa terutama
bulan dan matahari
• Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air
tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah
(lembah air surut) yang berurutan
• Periode pasang surut adalah waktu yang
diperlukan dari posisi muka air pada
muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya
 Semi diurnal: 12 jam 25 menit
 Diurnal: 24 jam 50 menit
 Campuran
• Tipe pasang surut ditentukan dengan menghitung
bilangan Formzhal dengan amplitudo setiap
𝐴𝑂1+𝐴𝐾1
komponen, 𝐹 =
𝐴𝑀2+𝐴𝑆2
• Dari komponen pasang surut yang diperoleh dapat
digunakan untuk menentukan elevasi muka air
Studi Literatur 4
Arus
• Arus dihasilkan oleh berbagai interaksi, seperti
gelombang dan pasang surut
• Beberapa macam contoh arus antara lain:
a. Rip current, adalah aliran balik ke arah laut akibat Sumber: ripcurrents.noaa.gov (23-10-2017) Sumber: geocaching.com (23-10-2017)
gelombang pecah
b. Wave-generated current, adalah arus sejajar pantai
ketika gelombang membentuk sudut dengan garis
pantai
c. Tidal current (ebb and flood), dibangkitkan oleh naik
turunnya muka air akibat pasang surut
d. Ocean currents, pergerakan massa air pada seluruh Sumber: oceanmotion.org (23-10-2017) Sumber: wikipedia.org (23-10-2017)
permukaan bumi akibat temperatur dan salinitas,
tekanan atmosfir, dan gesekan angin
e. Wind-generated currents, dimana arus
bergerak searah dengan angin
f. Fluvial currents, debit dari sungai ke daerah pantai

Sumber: meted.ucar.edu (23-10-2017)


Sumber: riverrestoration.wikispaces.com (23-10-
2017)
Studi Literatur 4
Transpor sedimen Pantai
• Dalam mempelajari perubahan morfologi
pantai membutuhkan pemahaman tentang
proses hidrodinamik (gelombang, arus,
pasang surut) di dalam dan di luar surf zone
(zona pecahnya gelombang)

v Transpor sejajar pantai, adalah hasil adveksi


sedimen sepanjang arus sejajar pantai yang
diakibatkan radiasi gelombang saat pecah
see (Fredsoe & Deigaard, 1992)
v Besar transpor sejajar pantai dipengaruhi
oleh tinggi gelombang, sudut gelombang,
karakteristik sedimen dan gesekan dasar Sumber:
http://slideplayer.com
/slide/3718025/
 Transpor juga terjadi pada daerah naiknya (21-7-2017) Sumber: Kristensen, dkk, 2013
gelombang di pantai (swash zone)
 Gerakan maju-mundur transpor pada daerah Meninjau perubahan morfologi dan garis pantai dengan
swash zone sesuai dengan gelombang yang menentukan control volume (cv) sebagai daerah
terjadi
tersedianya sedimen atau sediment budget, dalam cv
tersebut terjadi arus sejajar pantai dan tegak lurus pantai
yang membawa sedimen, serta input dari debit sungai
yang bermuara di pantai tersebut (Kristensen, dkk, 2013)
Studi Literatur 4

• Persamaan
(1) dan
(2):
Persamaan
momentum
• Persamaan
(3):
Persamaan
kontinuitas
Dimana:
• Persamaan
u dan v: kecepatan horizontal arah x dan y h: kedalaman F: gaya eksternal oleh gelombang
(4):
t: parameter waktu f: gaya koriolis νe: viskositas eddy horizontal
Persamaan
g: gravitasi ρw: densitas air DH: diffusivitas eddy horizontal
transport
η: elevasi tinggi muka air τb: gesekan dasar c: konsentrasi sedimen tersuspensi
(adveksi-
Studi Literatur 4
1.Siregar, Ivantheaus (2017): Melakukan
kajian pendangkalan sekitar Pelabuhan Cargo
Balongan dengan membandingkan data
pengukuran dan hasil model MIKE21.
2.Yuwono, Nur. (2013): Melakukan kajian
kondisi hidrodinamika perairan Pantai Balongan
pada pengembangan jetty propylene. Dalam
studi dilakukan kajian mengenai transpor
sedimen akibat pembangunan pelabuhan yang
dikaitkan dengan perubahan garis pantai
menggunakan model GENESIS.
3.Wirekso, Uranika L, dan Nurul Inayah (2005):
Merencanakan bentuk struktur bangunan
pengaman pantai di Mundu-Balongan yang
ditujukan untuk perlindungan pipa Pertamina.
Perencanaan struktur berdasarkan hasil model
Genesis yang menunjukan titik terjadinya erosi
dan sedimentasi.
4.Dwi Charnila dan Henry M. Manik (2010):
Memetakan persebaran sedimen di Perairan
Studi Literatur 4
1. Siregar, Ivantheaus (2017): Kajian Hidrodinamika dan Sedimentasi
di Pelabuhan Balongan
• Terjadi abrasi di sisi
kanan dan kiri
pelabuhan saat musim
timur yaitu 28 cm dan
10 cm. Pada saat musim
hujan nilai abrasi
bertambah cukup kecil
yaitu 2 cm di sisi kanan
dan kiri pelabuhan.
• Pendangkalan di kolam
pelabuhan terjadi saat
musim timur (0.2 - 0.6
m) sedangkan saat musim
Studi Literatur 4
2. Yuwono, Nur (2013): STUDI KELAUTAN, LINGKUNGAN, DAN
ABRASI PANTAI BALONGAN INDRAMAYU
• Menggunakan teknologi
underwater sill untuk mencegah
pendangkalan pada kolam
pelabuhan

• Hasil model GENESIS


menunjukan perubahan garis
pantai akibat dibangunnya
pelabuhan dengan volume
angkutan sedimen 267.000
m3/tahun
Studi Literatur 4
3. Wirekso, Uranika L, dan Nurul Inayah (2005): PERENCANAAN
BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI DAERAH MUNDU –
BALONGAN (DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN PROGRAM
GENESIS )
• Variasi tinggi gelombang dan periode
mempengaruhi perubahan garis pantai.
• Tinggi gelombang yang paling tinggi akan
mempengaruhi perubahan garis pantai
tersebut
• Butiran pantai yang lebih halus akan
membentuk pantai yang lebih landai
• Hal ini terjadi karena gelombang pecah
terjadi pada lokasi yang lebih jauh dari
pantai dibandingkan bila pantai dengan
butiran yang lebih kasar
Studi Literatur 4
4. Dwi Charnila dan Henry M. Manik (2010): PEMETAAN DAN
KLASIFIKASI SEDIMEN DENGAN INSTRUMEN SIDE SCAN SONAR DI
PERAIRAN BALONGAN, INDRAMAYU-JAWA BARAT
• Pemetaan dasar laut daerah
Balongan terdiri dari buangan
sedimen, paritan dan kerukan
sedimen, selain itu terdapat
objek seperti box, mooring,
potongan pipa, dan tali
• Daerah Balongan memiliki
sedimen dasar laut berupa
lempung lanauan yang berada
di bagian tengah alur
• Selain itu di bagian barat dan
timur alur terdapat pasir
lanauan dengan jumlah
proporsi pasir yang lebih
dominan
Metode Penelitian
Metode Penelitian
Lokasi
Pengumpula Flowchart 5
n Data Model

Lokasi Penelitian

Lokasi
Kajian

Sumber : Google Earth, diunduh tanggal 2 Oktober 2017


Lokasi
Pengumpula Flowchart 5
n Data Model

No Jenis Data Fungsi Sumber

1. Peta Batimetri Membangun Grid Kawasan Peta Batimetri


Besar DISHIDROS
Membangun Grid Kawasan LAPI tahun 2016
Kecil
Validasi hasil perubahan Survei Batimetri
morfologi Lapangan Maret
2017
2. Data Angin Input Hindcasting ECMWF Januari 2001
- Mei 2017
3. Data Pasang Surut Input Model TPXO 7.2 Global
Tide

Validasi Model Kawasan DISHIDROS TNI-AL 2015


Besar

Kalibrasi Model Kawasan Hasil Survei


Lokasi
Pengumpula Flowchart 5
n Data 
Model
Data Primer  Analisis Hindcasting
Mulai  Data Gelombang
Sekunder  Analisis Pasang Surut

SETUP Domain Penentuan Domain


Model Besar dan Kecil

Pengumpulan data Memenuhi




Setting Orthogonality
Setting Courant
syarat? Number

Setup domain
 Input domain besar dan
SETUP Model  Input grid domain SETUP Model
kecil
FLOW  Input syarat batas WAVE  Input syarat batas

Running model arus OK

 Penentuan dt  Penentuan dt
Kalibrasi  Penentuan konstanta Transformasi  Penentuan konstanta
Model kekasaran (manning / gelombang kekasaran (manning /
chezy) chezy)
Running model Belum
Memenuhi Belum

gelombang
Running model Input sedimen

transport sedimen
 Arus Sejajar Pantai
 Transpor sedimen
Laporan akhir  Perubahan garis
pantai Laporan
Akhir

Sudah
Verifikasi
dengan Selesai
citra satelit
Analisis Data
Batimetri Data
Kedalaman (m)

pengukura
5
etri DISHIDROS perairan utara Jawa barat
n
diperbarui tahun 2003
batimetri
Perairan Balongan bulan
Agustus
2016

SLOPE (

U
Titik
Pengambilan
Kedalaman
bulan Maret
2017
Batimetri perairan balongan
relatif landai dengan
kemiringan rata-rata di
pantai 0,6 % sedangkan di laut
0,05 %
Pasang Surut 5
Hindcasting Gelombang 5
Mawar Gelombang Mawar Gelombang Simulasi dilakukan
Agustus 2016 – Maret 2017 Agustus 2016 – November 2016 dengan dua kondisi
gelombang,
a. Agustus 2016 –
November 2016:
H (0,5 m), T (5
dtk), Barat-Barat
Tinggi (m) Laut
Tinggi (m)
b. Desember 2016 –
Maret 2017: H (1
m), T (5 dtk),
Timur-Timur Laut

Kejadian Gelombang Kejadian Gelombang


Mawar Gelombang Agustus 2016 - November 2016 Desember 2016 - Maret 2017
Desember 2016 – Maret 2017 Arah Kejadian Persentase Arah Kejadian Persentase
Utara 395 9.06% Utara 317 7.27%
Timur Laut 178 4.08% Timur Laut 935 21.44%
Timur 121 2.77% Timur 1698 38.93%
Tenggara 76 1.74% Tenggara 194 4.45%
Tinggi (m)
Selatan 121 2.77% Selatan 83 1.90%
Barat Daya 407 9.33% Barat Daya 125 2.87%
Barat 844 19.35% Barat 495 11.35%
Barat Laut 810 18.57% Barat Laut 515 11.81%
Sedimen Dasar 5
n Perbandingan

Agustus 2016 Maret 2017 LOKASI

TITIK d50 (mm) TITIK d50 (mm)

1 0.0065 1 0.0065
Laut
2 0.0065 2 0.0065

3 0.12 3 0.11 Pelabuhan

4 0.07 4 0.09 Kiri Pelabuhan

5 0.16 5 0.15 Kanan Pelabuhan

1. D50 Sedimen laut relatif kecil dan berwujud lempung


2. D50 Sedimen pantai relatif lebih besar berwujud pasir
• Input D50 dalam model yang digunakan 0,1 mm
KAJIAN HIDRODINAMIKA
Domain Model 5
Parameter Ukuran/Nilai
Grid Skala
1 km x 1 km
Besar n
Grid Skala 25 m x 25 m dan
Kecil 10 m x 10 m
0,02 - 0,04
(disesuaikan
Manning
dengan hasil
kalibrasi)
D50 rata-
0.1 mm
rata
Viskositas
horizontal 1 m2/s
eddy
Diffusivita
s
10 m2/s
horizontal
eddy
Analisis Kalibrasi Pasang Surut dan Arus 6
No Nilai Maning Error Pasut Error Arus
1 0.02 6.7237% 2.506%
2 0.025 6.7238% 2.710%
3 0.03 6.7244% 2.990%
4 0.035 6.7251% 3.253%
5 0.04 6.7271% 3.543%

Kalibrasi Pasang Surut

0.9
0.8
0.7
0.6
Muka Air

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 Error: 6.7237%
0
31-Jul-16 00:00 4-Aug-16 00:00 8-Aug-16 00:00 12-Aug-16 00:00
Waktu
Analisis Transformasi Gelombang 6
Gelombang dari arah Barat- Gelombang dari arah Timur,
Barat Laut, bertransformasi bergerak secara tegak lurus
atau berbelok ke arah pantai saat menuju pantai
Tinggi gelombang sekitar Tinggi gelombang sekitar
pantai yaitu 0,1 m – 0,2 m pantai yaitu 0,3 m – 0,6 m

n
n
Analisis Arus Sejajar Pantai n
Pembagian Daerah 2
Kajian 1
3
Segmen 2,
Bagian Kiri

Segmen 1,
Pelabuhan
Segmen 3,
S. Singaraja Bagian Kanan
S. Prawira

n
n
S. Kesambi
n S. Majakerta
Arus Sejajar Pantai, Segmen 1
6
Pasang

Elevasi Muka Air (m)


Surut

Kondisi
Surut

Kondisi
Pasang
Arus Sejajar Pantai, Segmen 2
6
Pasang

Elevasi Muka Air (m)


Surut

Kondisi
Surut

Kondisi
Arus Sejajar Pantai, Segmen 3
6
Pasang

Elevasi Muka Air (m)


Surut

Kondisi
Surut
Kondisi
Pasang
S. Majakerta
KAJIAN TRANSPOR SEDIMEN
Analisis Erosi dan Sedimentasi
Segmen 1, Daerah Pelabuhan
Potongan A-A’
A’
A A’
Potongan B-B’
B’ B
A B’

B
C’

Erosi Sedimentasi Dari


Agustus 2016 s/d Maret 2017 Potongan C-C’
C
C C’

Kumulatif erosi dan sedimentasi (m)


Analisis Erosi dan Sedimentasi
Segmen 2, Bagian Kiri

A’

B’

C’

Kumulatif erosi dan sedimentasi (m)


Analisis Erosi dan Sedimentasi
Segmen 3, Bagian Kanan

A’

B’

C’

Kumulatif erosi dan sedimentasi (m)


Analisis dan Pembahasan
Hasil Model Perubahan Garis Pantai

Inisial: • Kemunduran garis pantai


Hasil model: (erosi) terjadi di dekat
bangunan jetty dan
pelabuhan
• Gelombang dari arah Timur
dan Tenggara akan
mengakibatkan erosi
mencapai 10 m per tahun
• Pada pantai di sebelah
kiri terjadi erosi sebesar
2 m per tahun
• Trouw dkk. (2012)
menyatakan bahwa pada
model transpor sedimen
Kesimpulan
• Pasang surut di perairan Pantai Balongan bertipe campuran condong semi diurnal dengan nilai bilangan formzhal sebesar

1,2512, dimana dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut.

• Gelombang di lokasi kajian didominasi oleh musim timur yang menunjukkan tinggi gelombang yang lebih besar (0,5 sampai

3,0 meter) dibandingkan pada musim barat (0,5 sampai 2,0 meter).

• Jenis sedimen sekitar lokasi kajian untuk didaerah dekat pantai relatif berpasir dibandingkan dengan sedimen di laut lepas

yang berbentuk lanau.

• Nilai kekasaran manning yang digunakan sebagai kalibrasi dalam model menunjukkan besar nilai kekasaran 0,02 m(1/3)/s

memberikan nilai error paling rendah setelah diverifikasi dengan data pasang surut dan arus hasil pengukuran lapangan.

• Transformasi gelombang dari arah timur menujukkan bahwa gelombang dari laut lepas akan mengalami refleksi akibat

pendangkalan ketika bergerak menuju pantai. Dimana tinggi gelombang dari laut lepas yang mencapai 3 meter akan

menurut hingga 1,5 meter ketika memasuki perairan dangkal.


Kesimpulan
• Arah arus sejajar pantai akibat gelombang dominan dari arah timur akan bergerak ke arah barat. Kecepatan arus akibat

interaksi gelombang dan pasang surut tersebut membentuk profil kecepatan yang rendah di daerah lepas pantai dan

semakin bertambah besar di daerah pantai. Hal ini akan mempengaruhi transport sedimen di perairan Pantai Balongan.

• Hasil transpor sedimen menunjukkan bahwa di daerah dekat pantai relatif terjadi erosi dibandingkan pada daerah lepas

pantai. Ketika perubahan dasar dibandingkan dengan MIKE21, hasil DELFT3D menunjukkan perubahan dasar yang berbeda

di dekat pantai, dimana sedimentasi lebih cepat terjadi. Hal tersebut dimungkinkan karena parameter yang digunakan

dalam kedua penelitian tersebut berbeda.

• Erosi disekitar bangunan pantai mampu mengakibatkan kemunduran mencapai 1 meter per tahun. Kemunduran garis

pantai lebih kecil disebelah bangunan pantai yang mencapai 0,2 meter per tahun.
Pekerjaan Selanjutnya
• Melakukan simulasi dengan parameter yang di

sarankan oleh Trouw dkk. (2012)

• Yaitu dengan menggunakan nilai parameter

viskositas sebesar 0,1 m 2/ s

• Melakukan simulasi pengaruh dari musim barat


Daftar Pustaka
• Bappeda Propinsi Jawa Barat. (2007), Atlas Sumber Daya Pesisir dan Laut Pantai Utara Jawa Barat, Bandung.
• Bird, E. C. (2011). "Coastal geomorphology: an introduction". John Wiley & Sons.
• Bishop, C. T., & Donelan, M. A. (1987). Measuring waves with pressure transducers. Coastal Engineering, 11(4), 309-328.
• BPLHD Jawa Barat (2008). Status lingkungan hidup tahun 2008.
• Chairunnisa (2008)."KAJIAN SEDIMENTASI ALUR PELAYARAN PELABUHAN BELAWAN". Institut Teknologi
Bandung.
• Charnila, D., & Manik, H. M. (2017). Pemetaan dan Klasifikasi Sedimen dengan Instrumen Side Scan Sonar di Perairan
Balongan, Indramayu-Jawa Barat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 1(2).
• Commandeur, Alwin. (2017). Sediment Modelling with Delft3D, Longshore transport, interventions and non-cohesives at
Lombok. TUDelft.
• Davis, R. E., & Dolan, R. (1993). Nor'easters. American Scientist, 81(5), 428-439.
• Diposaptono, S. (2004). Penambangan Pasir dan Ekologi Laut. Kasubdit Mitigasi Lingkungan Pesisir Pada Direktorat Jendral
Peesisir dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan Dan Perikanan
• Elfrink B, Baldock T. (2002). Hydrodynamics and sediment transport in the swash zone: a review and perspectives. Coastal
Engineering. 2002 May 31;45(3):149-67.
Daftar Pustaka
• Engineers, U. A. C. O. (1984). Shore protection manual. Army Engineer Waterways Experiment Station, Vicksburg, MS. 2v,
37-53.
• Finkl, C. W. (2002). Long-term analysis of trends in shore protection based on papers appearing in the Journal of Coastal
Research, 1984-2000. Journal of Coastal Research, 211-224.
• Fredsøe, J., & Deigaard, R. (1992). "Mechanics of coastal sediment transport". World Scientific.
• Goda, Y. (2000). Random seas and design of maritime structures. World Scientific.
• Hanafi M, 2005, “Hubungan Faktor Perilaku Manusia, Faktor Alam Dengan Perubahan Garis Pantai Untuk Optimisasi
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Kabupaten Indramayu Jawa Barat”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan,
Bandung.
• Holmbom, J. (2011). Modelling of Waves and Currents in the Baltic Sea. DIVA-PORTAL.
• Holthuijsen, L. H. (2010). Waves in oceanic and coastal waters. Cambridge university press.
• Horikawa, K. (Ed.). (1988). Nearshore dynamics and coastal processes: Theory, measurement, and predictive models.
University of Tokyo press.
• Hydraulics, D. (2017). Delft3D-FLOW user manual. Delft, the Netherlands.
Daftar Pustaka
• Kristensen, S. E. (2013). Marine and Coastal Morphology: medium term and long-term area modelling (Doctoral
dissertation, Technical University of Denmark).
• Magrufi, A. (2015). “Analisis Hidrodinamika dan Sedimentasi di Perairan Sekitar Pelabuhan Panarukan”. Institut Teknologi
Bandung.
• Metz, B. (Ed.). (2001). Climate change 2001: mitigation: contribution of Working Group III to the third assessment report of
the Intergovernmental Panel on Climate Change (Vol. 3). Cambridge University Press.
• Noujas, V., & Kurian, K. P. (2015). coastal Hydrodynamics and sediment Transport Regime in the central kerala coast in
comparison to south kerala (Doctoral dissertation, Cochin University of Science and Technology).
• Puspitasari, Asrida. (2016). ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN FAKTORFAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MELALUI CITRA LANDSAT MULTI-TEMPORAL DI PANTAI KABUPATEN DEMAK DARI
TAHUN 1992-2013. Program Pasca Sarjana. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
• Shibayama, T. (2009). Coastal Processes: Concepts in Coastal Engineering and Their Applications to Multifarious
Environments (Vol. 28). World Scientific.
• Siregar, Ivantheaus. (2017). Kajian Hidrodinamika dan Sedimentasi di Pelabuhan Balongan. Institut Teknologi Bandung.
Daftar Pustaka
• Triatmodjo, B. (1999). Teknik pantai. Beta Offset, Yogyakarta, 397.
• USACE, U. (2002). Army Corps of Engineers 2003. Coastal Engineering Manual, Part. V. Coastal and Hydraulics Lab., US
Army Engineer Research and Development Center, Vicksburg, Mississippi, USA.
• Vitousek, S., Fletcher, C. H., Merrifield, M. A., Pawlak, G., & Storlazzi, C. D. (2007). Model scenarios of shoreline change
at Kaanapali Beach, Maui, Hawaii: seasonal and extreme events. In Coastal Sediments' 07 (pp. 1227-1240).
• Wirekso, U. L., Inayah, N. (2005). “PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI DAERAH MUNDU –
BALONGAN ( DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN PROGRAM GENESIS )”, Universitas Diponegoro, Semarang-
Indonesia.
• Yuwono, Nur. (2013): Laporan Akhir “Studi Kelautan, Lingkungan dan Abrasi Pantai Balongan Indramayu”, Pusat Studi
Ilmu Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta-Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai