Anda di halaman 1dari 30

HINDCASTING

(Peramalan Gelombang)
Terdapat berbagai jenis metode dalam
peramalan gelombang, yakni :
1. Metode Tinggi Signifikan
• Metode SMB:
• Metode Shore Protection Manual (SPM 1984)
• Metode Coastal Engineering Manual (2001)
• Metode Groen and Dorrestein
2. Metode Spektrum
• Metode Darbyshire
• Metode PNJ
HINDCASTING GELOMBANG
SVERDRUP–MUNK–BRETSCHNEIDER
(SMB)
Sejarah
▪ Wave forecast mulai dipelajari pada saat
World War II (1940) oleh Ahli kelutan
USA
▪ Metode SMB Pertama kali dibahas
dalam buku karya Harald Sverdrup dan
Walter Munk yang berjudul WIND, SEA,
AND SWELL: THEORY OF RELATIONS
FOR FORECASTING (1947)
▪ Disempurnakan oleh C. L.
Bretschneider pada tahun 1952 dalam
sebuah paper yang berjudul REVISED
WAVE FORECASTING RELATIONSHIPS
▪ Disempurnakan kembali oleh C. L.
Bretschneider pada tahun 1957 dalam
sebuah makalah berjudul REVISIONS
IN WAVE FORECASTING: DEEP AND
SHALLOW WATER
▪ Disempurnakan kembali oleh C. L.
Bretschneider pada tahun 1964
Dasar Pemikiran
▪ Pembentukan gelombang dominan diakibatkan oleh angin
Fetch

Seas
Swell
Kec. Angin U

▪ Ada hubungan antara angin dan gelombang, dimana tinggi


dan perioda gelombang yang dibangkitkan oleh angin sangat
dipengaruhi oleh karaketristik perairan setempat seperti luas
daerah perairan, kecepatan angin, lamanya angin bertiup.
▪ SMB merumuskan formula hubungan antara parameter
gelombang dengan data angin, dengan menganalisa dan
membandingkan historical data pengamatan angin
(kecepatan, durasi, arah) dan data pengamatan gelombang
(tinggi dan perioda) di beberapa pantai di USA.
Grafik hubungan angin dan gelombang
Bottom constant depth
Diagram Alir Metode Hindcasting SMB

Mulai ◼ Prinsip semua metode hindcasting hampir


sama, dengan menggunakan data angin dan
Pengumpulan Data fetch untuk menghitung parameter gelombang
angin ◼ Data angin di Indonesia didapat dari Stasiun
BMKG terdekat, memberikan informasi berupa
(Kecepatan, arah, dan durasi)
Penentuan area pembentukan
gelombang (Fetch) ◼ Peta lokasi (Global) untuk perhitungan Fetch
◼ Proses hindcasting
Formula SMB ◼ Hasil analisis hindcasting dapat digunakan
Fetch Fully Duration untuk menentukan arah, tinggi dan perioda
Limited Developed Limited dari gelombang dominan dan gelombang
ekstrem
◼ Data gelombang digunakan untuk desain
Hasil (Hs dan Tp) elevasi dermaga dan bangunan laut lainnya

Selesai
Contoh Data Angin
Data angin BMKG ◼ Durasi angin diambil dengan menghitung
jumlah kelompok data angin dengan arah yang
sama.
◼ Misal pada data angin ini,
Kecepatan
Jam ke Arah Durasi
(knot)
Date 1 60 8
2 60 9 3 jam
3 60 8
4 45 12 1 jam
5 25 15
2 jam
6 25 15
7 30 10 1 jam

Kecepatan angin (Knot) ◼ Diberikan juga informasi ketinggian alat ukur


Anemometer, digunakan sebagai faktor koreksi
Arah angin kecepatan angin
1/ 2
 10 
U (10 ) = U (z)   
 z 

Jam pengamatan
Menentukan Fetch
▪ Panjang fetch dihitung
dengan mengukur
Arah fetch utama panjang lintasan garis
lurus antara lokasi studi
dan garis pantai di
seberang lautan
▪ Keseluruhan Fetch
diolah untuk mendapat
satu angka Fetch
Efektif. Rumus yang
digunakan untuk
menghitung panjang
fetch efektif ini adalah :
Lokasi yang
ditinjau

Feff = panjang fetch efektif dari perairan kajian


Fi = panjang garis fetch untuk indeks ke i.
 i = simpangan garis fetch ke i terhadap arah utama
i = menyatakan indeks dari garis fetch yang dibuat
Contoh Perhitungan Fetch
Efektif
1/ 7
 10 
U (10) = U (z)   
Koreksi dan Konversi Kecepatan
 z 

Angin
▪ Koreksi Satuan
Harus dilakukan konversi satuan dari knot (mil/jam) ke
meter/detik dimana 1 mil laut setara dengan 1853,15
meter
▪ Koreksi Elevasi
 Jika posisi stasiun tidak terletak pada elevasi 10 m,
maka dilakukan koreksi terhadap data yang akan
digunakan yaitu :

U(z) = Kecepatan angin menurut pencatatan stasiun pada elevasi z


U(10) = Kecepatan angin pada elevasi 10 m di atas permukaan laut
Contoh perhitungan hindcasting

▪ 1 data angin, akan menghasilkan 1 data gelombang


▪ Data dikelompokan berdasarkan kelompok arah, untuk keperluan
analisa statistik selanjutnya.
▪ Dari kelompok data gelombang yang diperoleh selanjutnya dapat
diolah sesuai dengan kebutuhannya; Waverose, analisa ekstrim, dll.
Perkiraan Tinggi dan Perioda
Gelombang
▪ Tinggi gelombang yang diperkirakan dari data
angin (hindcasting) dapat dibedakan sebagai
tinggi gelombang spectrum (spectral wave
height) Hm0 dan tinggi gelombang signifikan
(significant wave height) Hs
▪ Hm0 diperoleh dari analisis spectrum gelombang
dan Hs diperoleh dari analisis statistik.
▪ Dalam melakukan prediksi gelombang ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang
batasan parameter yang digunakan yaitu
panjang fetch F, dan durasi t.
Perkiraan Tinggi dan Perioda
Gelombang (cont’d)
▪ Bila angin bertiup cukup lama sehingga tidak
terjadi lagi pertumbuhan tinggi gelombang (
telah jenuh ) maka disebut fully developed
seas
▪ Bila durasinya pendek maka disebut duration
limited
▪ Bila fetch pendek dimana gelombang belum
sempat tumbuh sempurna telah keluar dari
daerah pembangkit gelombang maka disebut
fetch limited.
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5)
▪ Fully Developed Seas

Disebut fully developed seas jika lamanya angin


bertiup t cukup lama sehingga memenuhi
persamaan ketiga dari persamaan diatas.
Fetchnya dianggap tidak terbatas.
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
Contoh Soal untuk Fully Developed Seas
Diketahui kecepatan angin yang telah dikoreksi Ua = 60
km/jam. Hitung waktu yang dibutuhkan agar tercapai Fully
Developed Seas
Jawab :
Ua = 60000 m/(3600 detik) = 16.67 m/det
t = 71500 x Ua/g = 71500 x 16.67/9.81 = 121498 detik = 33 jam

Bila lamanya angin bertiup lebih besar dari 33 jam maka tinggi
dan periode gelombang yang terjadi adalah :
Hs = 0.282 x Ua2/g = 0.282 x (16.67)2/9.81 = 7.98 meter
Ts = 1.95 x 2 x Ua/g = 1.95 x 2 x 3.14 x 16.67/9.81 = 20.8 detik
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Fetch Limited dan Duration Limited
Jika angin bertiup tidak cukup lama untuk
membentuk kondisi fully developed seas,
maka ada dua kemungkinan cara yang bisa
dilakukan untuk menghitung tinggi dan
periode gelombang, yaitu :
Jika tdata > tkritis → fetch limited
Jika tdata < tkritis → duration limited
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Untuk menentukan jenis gelombang yang terjadi (fetch limited
atau duration limited) harus dicari dulu tkritis menggunakan
persamaan berikut :

▪ Jika kondisinya fetch limited, untuk mencari H dan T digunakan


persamaan berikut :
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Jika kondisinya duration limited, maka harus dicari dulu nilai
Fetch minimumnya menggunakan tkritis yang telah diperoleh dan
dimasukkan kedalam persamaan :

▪ Baru kemudaian nilai fetch minimum yang diperoleh


dimasukkan kedalam persamaan berikut :
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Contoh Soal 1 :
Diketahui kecepatan angin yang telah dikoreksi Ua = 60 km/jam.
Lamanya angin bertiup adalah t = 7 jam. Panjang fetch F=100 km.
Hitung tinggi dan perioda gelombang
Jawab :

Karena tdata > tkritis → fetch limited


Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Contoh Soal 2 :
Diketahui kecepatan angin yang telah dikoreksi Ua = 60 km/jam.
Lamanya angin bertiup adalah t = 5 jam. Panjang fetch F=100 km.
Hitung tinggi dan perioda gelombang
Jawab :
Berdasarkan perhitungan di contoh 1, tkritis = 6.85 jam,
maka tdata < tkritis → duration limited
Harus dicari dulu Fetch minimumnya:

Didapatkan nilai fetch minimum, X = 38700 meter = 38,7 km


Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Lanjutan Contoh Soal 2 :
Dengan nilai fetch minimum = 38.7 km, maka nilai H dan T dapat
dihitung sebagai berikut :
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dalam (h/L>0.5) [cont’d]
▪ Selain menggunakan rumus, Tinggi dan Periode
Gelombang di laut dalam dapat dicari dengan
menggunakan nomogram.
▪ Nomogram disusun oleh C. L. Bretschneider
dalam dua versi, versi yang pertama (1952)
disusun dengan memperhitungkan kondisi Fully
Developed Seas. Versi kedua (1957) tidak
memperhitungkan kondisi Fully Developed Seas
▪ SPM menyempurnakan nomogram buatan
Bretschneider berdasarkan versinya yang
pertama
Nomogram Perairan Dalam Versi I
Nomogram Perairan Dalam Versi II
Formulasi Perhitungan untuk
Perairan Dangkal (d/L>0.04)

dimana:
H = tinggi gelombang (m)
T = perioda gelombang (detik)
g = percepatan gravitasi, (=9,81 m/det2)
U = kecepatan angin setelah dikoreksi (m/det)
X = Fetch (m)
 = Faktor kedalaman = g.h/U2
h = Kedalaman Perairan
Formulasi Perhitungan untuk Perairan
Dangkal (d/L>0.04) [cont’d]

▪ Contoh Soal :
Diketahui kecepatan angin yang telah dikoreksi Ua = 60
km/jam. Lamanya angin bertiup adalah t = 4 jam.
Panjang fetch F=100 km. Kedalaman perairan 15 meter.
Hitung tinggi dan perioda gelombang
Jawab :
Formulasi Perhitungan untuk Perairan
Dangkal (d/L>0.04) [cont’d]

▪ Untuk kondisi perairan dangkal yang memiliki


kedalaman konstan, selain menggunakan
formulasi matematis, Bretschneider
membuat suatu nomogram untuk
menentukan H dan T
▪ Data yang dimasukkan adalah kecepatan
angin dan rata-rata kedalaman perairan
dangkal
Nomogram Perairan Dangkal
Daftar Pustaka

▪ Bretschneider C.L. Revised Wave Forecasting


Relationships. 1952
▪ Bretschneider C.L. Revisions In Wave Forecasting:
Deep And Shallow Water. 1957
▪ Etemad-Shahidi et al. On the Prediction of Wave
Parameters Using Simplified Methods.2009
▪ Groeneweg, J and M.W Dingemans. Wave Growth
Limit in Shallow Water. 2003
▪ Sverdrup, H.U and W.H Munk. Wind, Sea, And Swell:
Theory Of Relations For Forecasting. 1947

Anda mungkin juga menyukai