Anda di halaman 1dari 4

Breakwater Lepas Pantai

Energi gelombang yang menuju pantai dapat dikurangi dengan menempatkan


sebuah bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang letaknya sejajar pantai. Selain
sejajar pantai, bangunan tersebut juga diletakan agak jauh dari pantai, sehingga
diperkirakan energi gelombang yang sampai dipantai menjadi kecil, sehingga tidak
berpotensi menimbulkan kerusakan. Konstruksi breakwater bisa berada hingga
dipermukaan air atau di bawahnya. Jika breakwater direncanakan berada di bawah
permukaan, harus dipertimbangkan secara seksama kemungkinan gelombang yang
diteruskan ke pantai masih cukup besar atau tidak, sehingga masih berpotensi merusak
pantai.

Mekanisme perlindungan yang diberikan oleh breakwater lepas pantai


Energi gelombang dari arah laut yang relatif cukup besar akan terdifraksi saat
menyentuh struktur breakwater lepas pantai, di mana garis puncak gelombang sejajar garis
pantai akan dibelokan di belakangnya. Bersamaan dengan hal tersebut energi gelombang di
belakang struktur tersebut akan berkurang (relatif kecil) dan mengendapkan material yang
dibawanya di depan garis pantai yang dilindunginya. Perubahan garis pantai akibat
penempatan struktur breakwater tersebut akan berbentuk tonjolan daratan dari garis pantai ke
arah laut (cuspate) atau tombolo jika tonjolan yang terbentuk cukup masif dan bersambung ke
struktur breakwaternya. Pengaruh dari penempatan strukturnya akan berbentuk cuspate atau
tombolo tergantung pada ukuran struktur breakwater, jarak struktur dengan garis pantai dan
jarak antar struktur.

Mekanisme perlindungan oleh breakwater lepas pantai dapat dilihat pada Gambar 1. Sebagai
berikut :

Gbr. 1 Pembentukan cuspate (Triatmodjo, 1999)

Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai yang asli menyentuh
bangunan pemecah, maka akan terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan dan
garis puncak gelombang akan membelok dan membentuk busur lingkaran. Perambatan
gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah
terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut
menyebabkan terbentuknya cuspate di belakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut
sampai garis pantai baru yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang terdifraksi. Pada
keadaan tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol. Gambar 1 menunjukkan
bahwa arah gelombang dominan hampir tegak lurus garis garis pantai asli, garis puncak
gelombang di bagian kanan dan kiri breakwater akan berpotongan di titik A. Puncak cuspate
akan terjadi di titik A. (Triatmodjo, 1999)

Secara ringkas terjadinya cuspate atau tombolo, mengikuti kondisi sebagai berikut :

L L
Breakwater

Tombolo
X X
Cuspate

Garis pantai

L L L
Breakwater

b b

X X X
Garis pantai

Ket : L = panjang breakwater, X = jarak breakwater terhadap garis pantai, b = jarak celah
antar breakwater (b ≤ 2 λ, di mana λ = panjang gelombang)

Gbr. 2 Letak breakwater terhadap garis pantai, (a) L < X, terbentuk cuspate (b) L > X,
terbentuk tombolo, (c) terdapat satu seri breakwater dengan L < X dan b ≤ 2 λ ,
terbentuk cuspate dan tombolo.

Perlindungan pantai yang panjang membutuhkan satu seri pemecah gelombang yang
terdiri atas beberapa breakwater yang dipisahkan oleh suatu celah (Gbr. c). Energi gelombang
akan masuk melalui celah sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadi tombolo. Energi
gelombang yang sampai di daerah terlindung dipengaruhi oleh lebar celah antar breakwater
dan difraksi gelombang melewati celah tersebut. Lebar celah tidak kurang dari dua kali panjang
gelombang dan panjang breakwater lebih kecil dari jarak antara breakwater dengan garis
pantai.

Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedemikian rupa sehingga terjadi
limpasan gelombang yang dapat mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat lain dari cara ini
adalah garis pantai yang terbentuk dalam bentuk cuspate akan menjadi lebih rata menyebar ke
arah samping sepanjang pantai yang dilindungi.
Bentuk dan susunan konstruksi breakwater
Breakwater dapat berbentuk bangunan pantai sisi miring atau sisi tegak. Breakwater
sisi miring umumnya dibuat dari susunan tumpukan batu yang pada bagian luarnya diberikan
lapisan pelindung. Lapisan pelindung dapat berupa batu-batu berukuran besar, blok beton, atau
batu buatan dari beton dalam bentuk khusus seperti : tetrapod, quadripods, tribars, dolos, dll.
Bentuk khusus batu buatan dari beton tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Lapisan pelindung
dapat melindungi bangunan dari kerusakan akibat serangan gelombang.

Gbr. 3 Batu lapis pelindung buatan (Triatmodjo, 1999)

Breakwater sisi miring ini cocok dibangun di atas tanah dasar yang lunak yang memiliki
daya dukung yang cukup relatif kecil. Bangunan sisi miring ini pada umumnya berpenampang
melintang trapesium sehingga memiliki permukaan bagian bawah yang relatif luas. Untuk
beban berat yang sama, konskwensi luas permukaan bagian bawah yang besar tersebut dari
breakwater sisi miring akan memberikan tekanan yang lebih kecil terhadap tanah dasar
dibandingkan dengan jika struktur bersisi tegak, sehingga stabilitas bangunan menjadi lebih
baik. Selain pertimbangan luas permukaan bagian bawah bangunan, upaya lain untuk
mengurangi tekanan terhadap tanah dasar adalah mengupayakan penggunaan material
bangunan seringan mungkin. Penampang melintang dari struktur breakwater tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gbr. 4 Bangunan pantai sisi miring (Triatmodjo, 1999)

Bentuk breakwater yang lain adalah bangunan pantai bersisi tegak. Bahan bangunan
dari breakwater ini dapat berupa kombinasi pemasangan kaison beton dengan pemasangan
batu, atau tumpukan buis beton. Kaison adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton
bertulang yang di dalamnya diisi dengan pasir atau batu. Bangunan tersebut diletakan di atas
tumpukan batu yang berfungsi sebagai pondasi. Breakwater sisi tegak ini dapat dibangun di
atas tanah dasar yang memiliki daya dukung yang cukup besar. Penampang melintang dari
struktur breakwater sisi tegak tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
Gbr. 5 Bangunan pantai sisi tegak (Triatmodjo, 1999)

Pertimbangan memilih bentuk atau tipe pemecah gelombang tersebut di atas ditentukan oleh :
- Ketersedian material di lokasi.
- Kondisi dasar laut dan kedalaman air.
- Ketersediaan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan.
- Karakteristik dasar laut di bawah pengaruh gelombang : daya dukung tanah dasar
harus cukup kuat. Jika tanah dasar relatif cukup lunak, harus dilakukan pengerukan
lapisan tersebut dan menggantinya dengan pasir, atau memancang terucuk bambu yang
berfungsi sebagai pondasi.

Anda mungkin juga menyukai