Anda di halaman 1dari 24

Bab 1 Pendahuluan

Kehidupan perkotaan identik dengan pembangunan diberbagai bidang. Berbagai


upaya dilakukan untuk memajukan pembangunan demi dan untuk kesejahteraan bersama
dalam suatu wadah perkotaan. Kesejahteraan dan kemakmuran menjadi poin yang penting
dalam kehidupan perkotaan. Suatu kota dapat dikatakan berhasil apabila kesejahteraan
kehidupan masyarakatnya terpenuhi. Sehingga pembangunan tidak terlepas dari
pemanfaatan sumber daya alam, yang didalamnya terjadi proses perubahan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia. Perubahan yang dilakukan tentunya akan
mempengaruhi lingkungan hidup yang berdampak negatif maupun berdampak positif.
Reklamasi adalah salah satu upaya yang dilakukan dalam pembangunan. Reklamasi
dapat diartikan sebagai upaya pengadaan lahan dengan cara mengeringkan rawa, daerah
pasang surut dan sebagainya (Peterson, 2005). Reklamasi menjadi alasan utama dalam
pemekaran kota sehingga alternatif reklamasi pantai dilakukan karena berbagai alasan
berkaitan dari pertambahan penduduk alami maupun migrasi dan kesejahteraan penduduk
yang miskin mendorong mereka yang semula tinggal di tengah kota memilih ke daerah
pinggiran atau tempat baru untuk dapat memulai usaha demi meningkatkan
kesejahteraannya serta penyebaran keramaian kota, semula semua kegiatan terpusat di kota
sehingga dibutuhkan ruang baru untuk menampung semua kegiatan yang mana tidak bisa
difasilitasi dalam kota (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001:19).
Reklamasi merupakan subsistem dari sistem pantai. Reklamasi pantai merupakan
upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi
lingkungan buatan, suatu tipolohi ekkosistem estuaria, mangrove dan terumbu karang
menjadi suatu bentang alam daratan (Maskur, 2008). Ruang lingkup Undang Undang
No. 27 Tahun 2007 Pasal 34 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil,
reklamasi wilayah peisir dan pulau pulau kecil dilakukan dalam rangka meningkatkan
manfaat dan/ atau nilai tambah wilayah pesisir dan pulau pulau kecil ditinjau dari aspek
teknis, lingkungan dan sosial ekonomi. Ada tiga hal wajib dijaga dan diperhatikan dalam
reklamasi pantai, antara lain:
a. Keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat;
b. Keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir;
c. Persyaratan teknis pengambilan pengerukan dan penimbunan material.
Kegiatan reklamasi pantai tidaklah dianjurkan namun dapat dilakukan dengan
memperhatikan isi ketentuan sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
40/PRT/M/2007 tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
yaitu :
a. Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi
daratan;
b. Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan
membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan kebutuhan
yang ada;

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

c. Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan lindung
atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;
d. Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah
dengan daerah/negara lain.
Ada tiga tujuan dari program reklamasi adalah:
a. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat terjangan gelombang laut;
b. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan
bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai;
c. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi bangunan
dalam skala lebih besar.
Kawasan perkotaan yang berada di tepi pantai cenderung mengalami perubahan
yang cukup pesat yang berimbas pada daerah sekitarnya termasuk kawasan reklamasi
pantai yang dilakukan menimbulkan berbagai masalah yang membawa dampak negatif dan
dampak positif di lingkungan perkotaan.
Dampak reklamasi pantai adalah hal yang patut dikaji dan diperhatikan dalam
lingkungan perkotaan yang berkelanjutan sehingga kedepannya manusia tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Lingkungan perkotaan yang berkelanjutan mempengaruhi pola
perilaku manusia yang ada didalamnya. Hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungan perkotaan merupakan proses dua arah yang konstruktif, didukung baik oleh ciri
citra (image) lingkungan maupun ciri sifat kegiatan dan kejiwaan manusia.
Kota kota besar di Indonesia merupakan kota kota yang berada di tepi pantai
dengan jumlah penduduk yang besar dan kegiatan perekonomian yang pesat, tetapi
seringkali lahan yang tersedia tidak mendukung laju pertumbuhan dan perkembangan
wilayah yang berlangsung di suatu kota.
Kota Manado adalah salah satu kota yang melakukan reklamasi pantai. Adanya
pembangunan reklamasi di Kota Manado, yang dikembangkan menjadi kawasan
industrialisasi dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business
District (CBD), mengakibatkan adanya wajah kota pada daerah pesisir pantai yang secara
tidak langsung mempengaruhi lingkungan perkotaan yang ada. Pertumbuhan dan
perkembangan Kota Manado menjadi lebih condong ke arah pantai atau laut sehingga
Kawasan Boulevard dan sekitarnya lebih terbuka menjadi salah satu bagian kota yang
berorientasi ke laut. Adapun beberapa kawasan reklamasi pantai di kota Manado yaitu
kawasan Bahu Mall, Lion Plaza Hotel, Manado Town Square, Megamass, M-Walking dan
Marina Plaza.
Pada dasarnya unsur pembentuk lingkungan perkotaan di berbagai tempat, relatif
sama tetapi susunannya berlainan, sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan yang
dipahami dan dicerna manusia pada tiap lingkungan kota senantiasa berbeda-beda.

Oleh karena itu analisa dampak reklamasi pantai terhadap lingkungan perlu dilakukan
guna dijadikan bahan pertimbangan terhadap tindakan reklamasi yang akan dilakukan
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

kedepan sehingga segala kemungkinan kemungkinan yang baik dan buruk sudah dapat
dipikirkan dan menjadi acuan guna keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan alam
yang terjaga.

Bab 2 Pembahasan
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

Dalam penulisan ini, penulis akan membahas analisa dampak reklamasi pantai
kawasan Bahu Mall terhadap lingkungan. Kawasan tepi pantai Bahu Mall dibangun pada
akhir tahun 1990-an. Bahu Mall adalah nama kawasan hasil reklamasi pantai di ujung
barat jalan Boulevard. Kawasan ini bertumbuh cepat dengan hadirnya berbagai fasilitas
diantaranya pusat perbelanjaan freshmart, hotel berbintang, restoran, rumah sakit dan
berbagai fasilitas pendukung lainnya. Sehingga menjadikan kawasan ini sebagai pusat
perdagangan dan jasa yang ada di wilayah kelurahan Bahu kecamatan Malalayang.
Ada dua hal yang akan dikaji dalam pembahasan ini yaitu data lingkungan
reklamasi dan analisa dampak reklamasi pantai terhadap lingkungan sekitar.
a. Data Lingkungan Reklamasi (berdasarkan data kelurahan Bahu kecamatan
Malalayang Tahun 2012 dan 2013)
1. Batas Wilayah

Teluk Manado

III
I

II

IV
S. Utara
:
Kel. Sario Tumpaan, Kec. Sario

VI

VII

S. Selatan
Kel.
Batu
Malalayang

VIII

Teluk Manado

:
Kota,

Kec.

S. Timur
:
Kel. Kleak, Kec. Malalayang
S. Barat
:
Kel. Malalayang I Timur, Kec.
Malalayang

IXIII
II

IV

Gambar 2.1 Peta Kelurahan Bahu


Sumber : Data Kel. Bahu Kec. Malalayang

V
VI
2. Lokasi Reklamasi
Terletak di Lingkungan I, II dan III Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang.
VII

VIII

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

IX

Gambar 2.3 Foto Udara Lokasi


Reklamasi
Sumber : Google Earth

Gambar 2.2 Peta Lokasi Reklamasi


Sumber : Data Kel. Bahu Kec. Malalayang

3. Luas Wilayah Kelurahan Bahu menurut Penggunaan


Luas pemukiman
: 22.23 ha/m2
Luas kuburan
: 1
ha/m2
Luas pekarangan
: 3.9 ha/m2
Luas taman
: 0.05 ha/m2
Perkantoran
: 1.5 ha/m2
Luas Prasarana umum : 8.25 ha/m2
Total luasan
: 36.93 ha/m2

22%
4%
0%
11%

60%

3%

Pemukiman

Kuburan

Pekarangan

Taman

Perkantoran

Prasarana Umum

4. Perkembangan Wilayah Reklamasi


Gambar 2.4 Grafik Presentase Luas Wilayah menurut Penggunaan
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

Gambar 2.5 Perkembangan Wilayah Reklamasi Bahu Mall


Sumber : Google Earth

Tahun 2003 : lahan reklamasi masih kelihatan kosong, hanya di beberapa spot
saja terlihat bangunan, ruang terbuka masih kelihatan mendominasi
lahan;
Tahun 2008 : lahan reklamasi sudah mulai terisi dengan bermunculan bangunanbangunan lainnya, ruang terbuka masih kelihatan mendominasi
lahan;
Tahun 2010 : lahan reklamasi sudah mulai padat dengan bangunan-bangunan,
ruang terbuka dan bangunan menunjukkan perbandingan yang
hampir sama;
Tahun 2014 : lahan reklamasi sudah terlihat padat dengan bangunan-bangunan,
terdapat perbedaan perbandingan antara ruang terbuka dan bangunan
yaitu kepadatan bangunan sudah terlihat jelas sedangkan ruang
terbuka sudah mulai berkurang.
b. Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall terhadap Lingkungan Sekitar
(lingkungan I, II dan III) meliputi:
1. Dampak Sosial
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2012:
- Lingkungan I
: 738 jiwa
- Lingkungan II
: 952 jiwa
- Lingkungan III
: 435 jiwa
Total
: 2.145 jiwa
Jumlah penduduk tahun 2013:
-

Lingkungan I

: 748 jiwa

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

Lingkungan II
Lingkungan III
Total

: 969 jiwa
: 463 jiwa
: 2.180 jiwa

Rumus Laju Pertumbuhan Penduduk antara lain:

Laju pertumbuhan penduduk:


Pt

= 2.180

Po

= 2.145

= 2013 2012 = 1

r=

2.18
0

1
1 - 1

2.14
1
= (1.01631701631)
1

= 0.01631701631
= 1.63 %
Laju pertumbuhan penduduk 1.63% atau 0.33% di atas standar
nasional.
*Standar nasional diangka 1.3%

Tingkat Pendidikan

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2012


60.00%

53.86%

50.00%
40.00%
30.00%

26.24%

20.00%
10.00%

9.05%
0.97%0.63%1.39%

0.00%

SD SLTP SLTA D1

D2

D3

5.50%

S1

1.39%0.90%0.07%

S2

S3 SLBA

Gambar 2.6 Grafik Presentase Tingkat Pendidikan Tahun 2012


Sumber : Data kel. Bahu kec. Malalayang

TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2013


70.00%
57.34%

60.00%
50.00%
40.00%
30.00%

21.67%

20.00%
10.00% 8.10%
0.00%

7.55%
0.86%0.55%2.27%
0.80%0.80%0.06%

SD SLTP SLTA D1

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

D2

D3

S1

S2

S3 SLBA

Gambar 2.7 Grafik Presentase Tingkat Pendidikan Tahun 2013


Sumber : Data kel. Bahu kec. Malalayang

Tahun 2012, sebagian besar penduduk di lingkungan I, II dan III


berpendidikan SLTA dan SLTP. Hanya 7.79% yang berpendidikan S1 keatas.
Tahun 2013, penduduk yang berpendidikan SLTA meningkat 3.14% dari
tahun sebelumnya. Sedangkan SLTP mengalami penurunan 4.24% dari tahun
sebelumnya. Pendidikan S1 keatas meningkat 1.36% dari tahun sebelumnya.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan penduduk di sekitar
kawasan reklamasi masih tergolong rendah karena sebagian besar lulusan
SLTA dan SLTP. Lulusan S1 keatas tidak mencapai 50% dari jumlah
penduduk yang berpendidikan.
Oleh karena itu tingkat pendidikan di sekitar kawasan ini, perlu
ditingkatkan lagi. Berdasarkan teori Human Capital menyatakan bahwa
seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan
pendidikan. Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, akan
memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan orang
yang berpendidikan lebih rendah. Maka semakin banyak orang yang
berpendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasil nasionalnya
akan tumbuh lebih tinggi (Elwin Tobing, 2005), wawasan dan perilaku
semakin demokratis, diharapkan memiliki: kesadaran dan tanggung jawab
terhadap bangsa dan negara, lebih mudah terjadinya akulturasi budaya yang
selanjutnya akan terjadi integrasi budaya nasional atau regional, kesadaran
untuk belajar sepanjang hayat, selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus
belajar.

Mata pencaharian

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2012


25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%

Gambar 2.8 Grafik Presentase Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2012


Sumber : Data kel. Bahu kec. Malalayang

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2013


35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

10

Gambar 2.8 Grafik Presentase Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2013


Sumber : Data kel. Bahu kec. Malalayang

Tahun 2012, mata pencaharian penduduk di lingkungan I, II dan III


didominasi oleh PNS (20.84%), Pelajar (15.97%), Buruh (12.99%) dan
karyawan swasta (10%). Hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai
nelayan (5.13%). Tahun 2013, profesi pelajar meningkat 16.6% dari tahun
sebelumnya sehingga menjadi 32.66% sedangkan profesi PNS 16.30%
mengalami penurunan 4.56% dari tahun sebelumnya.
Diakibatkan adanya PNS yang pensiun.Berdasarkan data dua tahun
terakhir ini yaitu tahun 2012 dan 2013, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
ada perubahan yang signifikan terhadap mata pencaharian penduduk di
sekitar kawasan reklamasi.
Walaupun tidak ada perubahan yang signifikan terhadap mata
pencaharian penduduk, pemerintah bahkan reklamator harus tetap
memperhatikan penduduk yang mata pencahariannya hanya sebagai nelayan.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Presiden RI No. 122 Tahun
2012 tentang Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil, pasal 26
a dan 27 b menyatakan bahwa pelaksanaan reklamasi wajib menjaga dan
memperhatikan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyrakat yaitu
mempertahankan mata pencaharian penduduk sebagai nelayan, pembudidaya
ikan, usaha kelautan dan perikanan lainnya.

Pola Hidup

Wisata Bahari
Restoran

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

11

Lagoon

Formosa Hotel

Condotel

Perspektif
Big Fish Restoran
Kawasan
Freshmart
Supermarket

Gambar 2.9 Beberapa Fasilitas Kawasan Reklamasi

Fasilitas yang ada di kawasan reklamasi Bahu Mall terdiri dari


supermarket, hotel, rumah sakit, restoran, kios makan, rumah sakit, ruko dan
beberapa rumah tinggal. Ruang terbuka publik untuk masyarakat tidak
disediakan oleh pihak pengelola kawasan reklamasi tersebut.
Dari ketersediaan fasilitas yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa:
-

Masyarakat menjadi konsumtif akibat ketersediaan fasilitas komersil


yang ada;
Berkurangnya interaksi sosial antar masyarakat karena ketiadaan
ruang terbuka publik untuk memfasilitasi para masyarakat dalam
bersosialisasi jika ingin menikmati udara segar, pemandangan laut,
berolahraga, berkumpul dengan kerabat tanpa harus menggunakan
fasilitas komersil.

Berdasarkan dampak tersebut, sudah menjadi tanggung jawab


pemerintah dan pihak reklamator dalam menyediakan ruang terbuka publik
sehingga masyarakat tidak konsumtif dan penyakit psikis masyarakat dapat
terobati dengan adanya ruang terbuka publik. Sebagaimana yang dimaksud
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 40/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai point 4.1.5
Aspek kemudahan publik dan ruang publik bahwa untuk mewujudkan
kemudahan publik di kawasan reklamasi pantai, perencanaan tata ruang
kawasan ini harus memperhatikan keberadaan ruang publik yang dapat
diakses, dimanfaatkan, dan dinikmati secara mudah dan bebas oleh publik
tanpa batasan ruang, waktu dan biaya.

2. Dampak Ekonomi
Penghasilan per bulan

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

12

PENGHASILAN PER BULAN TAHUN 2012 - 2013


30.00%22.36%
23.82%
20.00%
10.00%

20.55%
19.45%
7.27%
6.55%

0.00%
500.000 s.d 1.000.000

Gambar 2.10 Grafik Presentase Penghasilan per Bulan Tahun 2012 2013
Sumber : Data kel. Bahu kec. Malalayang

Penghasilan rata rata penduduk adalah Rp. 3.000.000,- per bulan.


Jumlah ini dihitung berdasarkan pendapatan rata rata dari penduduk yang
ada di lingkungan I, II dan III.
Penghasilan rata rata penduduk per bulan di atas nilai UMP pada
tahun 2012 dan 2013. Ini membuktikan bahwa:
- Adanya pemberdayaan masyarakat sekitar yang terkena dampak
reklamasi sesuai dengan Peraturan Presiden RI No. 122 Tahun 2012
pasal 27 e, yang berimbas pada penghasilan rata rata dari penduduk
yang berada di sekitar kawasan reklamasi;
- Adanya kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar kawasan
reklamasi;
- Kesejahteraan meningkat maka perekonomian daerah ikut meningkat.

JUMLAH
(unit)
1

NO.

FASILITAS

1.

Mall

2.

Supermarket

3.

Minimarket

4.

Ruko

10

5.

Hotel

6.

Kantor

7.

Condotel & Apartement

Analisa Dampak Reklamasi


Pantai Kawasan
Bahu Mall
8.
Restorant

9.

Rumah makan

10

10

Rumah tinggal

11.

Rumah sakit bersalin

Tenaga Kerja

13

Tabel 2.1 Fasilitas dalam Kawasan Bahu Mall

Fasilitas yang ada di dalam kawasan reklamasi Bahu Mall lumayan


banyak ditinjau dari jumlah yang ada.
Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya fasilitas fasilitas dalam
kawasan reklamasi tersebut maka sudah pasti adanya penyerapan tenaga
kerja untuk bekerja di masing masing fasilitas yang tersedia.
Dengan adanya penyerapan tenaga kerja maka secara tidak langsung
membantu tingkat kesejahteraan, tingkat perekonomian masyarakat setempat
dan meningkatkan pendapatan pemerintah.
3. Dampak Fisik
Lingkungan

Gambar 2.11 Lingkungan Sekitar Kawasan


& Tambatan Perahu

Di lingkungan sekitar kawasan reklamasi terdapat tambatan perahu


nelayan, namun sayangnya kelihatan kotor. Tepi pantai dijadikan layaknya
tempat sampah. Bermacam macam sampah berserakan di sekitar tambatan
perahu nelayan. Entah itu sampah basah, sampah plastik, kemasan kemasan
makanan, kayu kayu bekas dan sampah lainnya menumpuk pada tepi
pantai.

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

14

Hal ini berdampak pada kebersihan lingkungan. Ternyata dengan


adanya reklamasi pantai tidak menjamin bahwa lingkungan sekitarnya akan
bersih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
- Masyarakat kurang peduli terhadap lingkungan sekitar;
- Polusi udara meningkat. Selain disebabkan oleh karena bau busuk yang
disebabkan oleh sampah sampah yang berserakan, disebabkan pula
oleh karena berkurangnya RTH dan kemacetan yang terjadi di ruas jalan
R.W Mongisidi yang merupakan akses utama kendaraan yang berada
tepat di depan kawasan reklamasi.
Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dari pemerintah terhadap
masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan yang ada di sekitar
kawasan reklamasi. Karena kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor
pendukung dalam kesejahteraan masyarakat.

Tata Guna Lahan


Kawasan reklamasi Bahu
Mall
merupakan
kawasan
perdagangan dan jasa. Sedangkan
di sekitar kawasan tersebut
didominasi
oleh
kawasan
campuran (permukiman, jasa,
sosial dan pendidikan).
Hal ini berdampak pada
status lahan yang ada di sekitar
kawasan tersebut antara lain:
Ket. Kawasan:
PERDAGANGAN & JASA
PERMUKIMAN
CAMPURAN (Permukiman, Jasa, Sosial & Pendidikan)
SOSIAL
PENDIDIKAN

Gambar 2.12 Blok Peruntukan Lahan


Sekitar Kawasan Reklamasi

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

Meningkatnya
nilai
jual
lahan;
Peralihan fungsi lahan. Lahan
yang dulunya berfungsi sebagai
lahan rumah tinggal kini
berlalih fungsi menjadi lahan
bangunan rumah took (ruko);
Penambahan fungsi rumah.
Rumah
yang
dulunya
difungsikan sebagai rumah
tinggal kini sebagiannya sudah
berfungsi sebagai tempat kos
dan ada pula yang berfungsi
menjadi rumah makan;
Meningkatnya
kepadatan
bangunan yang ada di sekitar
kawasan reklamasi.
15

Gambar 2.13 Kepadatan Bangunan di


Ruas Jln. R.W. Mongisidi

Aksesibilitas

Gambar 2.14 Lalu Lintas Sekitar Kawasan Reklamasi

Di dalam RTRW 2005 Kota Manado disebutkan arah pengembangan


kawasan kecamatan Malalayang adalah kawasan budidaya yang merupakan
kawasan perumahan dan permukiman, fasilitas umum dan sosial serta
kawasan perdagangan dan jasa.
Hal ini berdampak pada aksesibilitas yang tercipta di sekitar kawasan
ini. Terlebih khusus di sekitar kawasan reklamasi Bahu Mall yang notabene
adalah kawasan pusat perdagangan dan jasa yang berdampak negatif dan
berdampak positif terhadap aksesibilitas.
Dampak negatif, jalan yang berada di depan kawasan reklamasi
tersebut yaitu Jln. R.W. Mongisidi sering terjadi kemacetan pada jam jam
tertentu. Yaitu pada saat siang hari sekitar jam makan siang dan sore hingga
malam hari pada saat jam masyarakat pulang bekerja. Selain karena
terdapatnya pusat perdagangan dan jasa, hal ini juga disebabkan oleh jalan
tersebut sudah tidak dapat mewadahi lonjakan jumlah kendaraan bermotor
pada saat jam tertentu dan juga karena setiap tahun terjadi peningkatan
jumlah kendaraan bermotor di Kota Manado.
Dampak positifnya, dengan adanya kawasan reklamasi Bahu Mall ini
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjangkau fasilitas
yang tersedia. Masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang transportasi lebih
untuk dapat mengakses fasilitas yang ada dalam kawasan tersebut.
Dalam hal ini, menjadi masukkan bagi pemerintah kota agar supaya
dalam meningkatkan sarana dan prasarana sektor transportasi yang ada di
Kota Manado harus dilakukan secara berimbang demi kepentingan dan
kenyamanan bersama.

Pemandangan

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

16

Gambar 2.15 Pemandangan Sekitar Kawasan Reklamasi Bahu Mall

Pemandangan pantai/laut memberikan keindahan dan kepuasan


tersendiri bagi para penikmatnya. Dan sering para pengusaha menggunakan
keindahan pemandangan tersebut sebagai faktor pendukung dalam usaha
mereka. Alhasil pemandangan pantai dan pesisirnya berkurang akibat adanya
kios kios rumah makan di sepanjang garis pantai.
Sebagai buktinya dapat kita jumpai di kawasan reklamasi Bahu Mall.
Ada begitu banyak rumah makan dan beberapa restaurant yang berjejer di
sepanjang tepi pantai. Selain menawarkan beraneka jenis makanan dan
minuman yang menjadi usaha mereka, hal lainnya yang mereka tawarkan
yaitu pemandangan tepi pantai/laut.
Hal ini pastinya membawa keuntungan bagi para pengusaha yang
memiliki usaha rumah makan dan restaurant di tepi pantai. Dengan memiliki
usaha tersebut, selain mengundang para masyarakat yang ingin berkuliner di
tepi pantai sudah pasti juga mengundang para penikmat pemandangan pantai
untuk menghampiri usaha salah satu rumah makan dan atau restaurant yang
ada di kawasan tersebut.
Tapi tidak demikian bagi masyarakat lainnya yang mungkin berstatus
ekonomi menengah ke bawah dan atau masyarakat yang hanya ingin
menikmati pemandangan pantai tanpa harus menghampiri rumah makan atau
restaurant yang ada di sepanjang tepi pantai. Hal ini pasti sangatlah
memberatkan mereka.

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

17

Gambar 2.16 Kemudahan Publik dan Ruang Publik


Sumber : Permen PU No. 40/PRT/M/2007

Oleh karena itu diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah


dalam hal perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai sehingga
kemudahan publik dan ruang publik dapat tercipta sebagaiamana yang
dimaksud dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 40/PRT/M/2007
tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai point
4.1.5 Aspek kemudahan publik dan ruang publik bahwa agar supaya
kemudahan publik dalam menikmati panorama ruang pantai dapat terjaga,
maka perlunya memperhatikan tata letak bangunan yang figuratif dan garis
ketinggian bangunan yang berhirarki.

Langgam Arsitektur

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

18

Gambar 2.17 Langgam Bangunan Kawasaan Reklamasi Bahu Mall

Bila ditinjau dari objek bangunan, tipologi terbagi atas tiga hal pokok,
yaitu tapak bangunan, bentuk bangunan dan organisasi bagian bagian
bangunan tersebut. Tipologi merupakan konsep untuk mendeskripsikan
kelompok objek berdasarkan atas kesamaan sifat sifat dasar, dengan cara
memilah atau mengklasifikasikan keragaman bentuk dan kesamaan jenis.
Dalam konsep physiognomy yang diperkenalkan oleh Quatreme de
Quincy menyatakan bahwa tipologi dilihat sebagai aktivitas pengelompokkan
yang berdasarkan langgam (style), karena tiap objek memiliki tipenya
masing masing sesuai dengan fungsi serta kebiasaan masyarakat dalam
memakai objek tertentu. Menurut Frederick A. Jules, langgam (style) berada
diantara dua koridor, antara dunia pengalaman dan kesadaran manusia.
Dengan demikian, langgam (style) bergantung kepada situasi, kondisi dan
kontradiksi yang terjadi pada kehidupan masyarakat.
Langgam arsitektur pada bangunan di kawasan reklamasi Bahu Mall
mengandung unsur unsur geometri segi empat, segitiga dan lingkaran. Yang
mengalami penggabungan dan pengulangan satu dengan lainnya. Langgam
arsitektur pada bangunan bangunan yang ada di kawasan tersebut,
cenderung mengarah ke langgam arsitektur modern. Karena ornament yang
ada pada bangunan sangatlah minim. Bangunan yang ada di kawasan ini
lebih mengutamkan fungsi daripada bentuk, ukuran dan bahan. Bentuk
bangunan cenderung monoton, sederhana dan memiliki bidang bidang kaca
yang lebar. Langgam arsitektur nusantara tidak begitu nampak pada
bangunan yang ada. Kalaupun nampak hanya sebagian kecil saja yaitu atap
menara berundak yang ada pada hotel Formosa dan restaurant Wisata Bahari.
Hal ini tidaklah cukup untuk mewakili langgam arsitektur nusantara pada
kawasan tersebut.

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

19

Bab 3 Penutup
a. Kesimpulan
Kajian Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall memberikan
manfaat positif terhadap lingkungan perkotaan untuk dapat memahami dan bermanfaat
dalam menjawab masalah masalah yang ada.
Berdasarkan kajian tersebut di atas, dalam melakukan proses reklamasi
pemerintah kota dan pihak reklamator belum dapat mengimplementasikan secara
maksimal pedoman pedoman atau aturan aturan tentang tata ruang dan
pengelolaan kawasan reklamasi pantai. Dampak positif maupun dampak negatif
berimbas pada aspek kehidupan masyarakat dan lingkungan perkotaan.
Dampak positif yang ditimbulkan antara lain:
1. Memberikan peluang usaha bagi para pengusaha;
2. Meningkatkan penghasilan masyarakat;
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. Meningkatkan pendapatan daerah;
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

20

5. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja;


6. Kemudahan aksesibiltas dalam menjangkau fasilitas;
Sedangkan dampak negatifnya adalah:
1. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di sekitar kawasan reklamasi sehingga
jumlah penduduk semakin padat;
2. Tingkat pendidikan tergolong rendah (yang berpendidikan S1 tidak mencapai
50% dari jumlah penduduk di sekitar kawasan reklamasi) karena kemungkinan
penduduk yang baru menyelesaikan pendidikan SLTA lebih memilih untuk
bekerja di salah satu fasilitas dalam kawasan reklamasi ketimbang melanjutkan
pendidikan S1;
3. Pola hidup masyarakat menjadi konsumtif dan berkurangnya interaksi sosial;
4. Meningkatkan nilai jual lahan;
5. Peralihan fungsi lahan;
6. Meningkatkan kepadatan bangunan;
7. Berkurangnya kualitas kebersihan lingkungan;
8. Meningkatkan pencemaran kualitas udara;
9. Terjadi kemacetan
10. Berkurangnya ruang terbuka publik;
11. Berkurangnya pemandangan pantai tanpa dibatasi ruang, waktu dan biaya.
Melihat dampak positif dan dampak negatif reklamasi pantai kawasan tersebut,
nampaknya lebih banyak dampak negatif dibandingkan dengan dampak positifnya.
Sesuai dengan pedoman dan peraturan tentang tata ruang dan pengelolaan kawasan
reklamasi pantai, reklamasi pantai tidak dianjurkan namun jika mengimplementasikan
prinsip prinsip yang sesuai dengan pedoman dan peraturan tersebut maka reklamasi
sah sah saja dilakukan.
b. Saran
Dari hasil Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall yang dikaji
maka dapat diberikan saran kepada :
1. Bagi Pemerintah Kota
- Lebih serius lagi menerapkan pedoman dan peraturan tentang tata ruang dan
pengelolaan kawasan reklamasi pantai;
- Lebih bersikap tegas terhadap perilaku pihak reklamator / pihak swasta yang
tidak menerapkan pedoman dan peraturan dalam hal reklamasi pantai. Bagi
Pihak Swasta / Reklamator yang tidak menerapkan peraturan yang ada wajib
diberikan sanksi yang menimbulkan efek jerah.
2. Bagi Pihak Reklamator / Pihak Swasta
- Perlu adanya kerja sama yang baik dengan pemerintah dalam hal mereklamasi
pantai yang sesuai dengan prinsip prinsip pedoman dan peraturan yang ada;
- Bersikap lebih bertanggungjawab dan peduli terhadap kepentingan masyarakat
yang selama ini terabaikan akibat sikap monopoli untuk merauk keuntungan;
- Tingkatkan kesadaran dalam menciptakan lingkungan reklamasi yang sesuai
dengan prinsip prinsip pedoman dan peraturan yang ada sehingga dapat
saling memberikan keuntungan di antara ketiga belah pihak yaitu pemerintah,
pihak reklamator / swasta dan masyarakat.
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

21

3. Bagi Masyarakat
- Lebih bijak lagi dalam menghadapi perkembangan zaman yaitu dengan
kesadaran terhadap kebersihan lingkungan sekitar;
- Belajar untuk menerapkan pola hidup tidak konsumtif;
Saran yang diuraikan diharapkan kedepannya tercipta kerja sama yang baik
antara pihak pemerintah kota, reklamator / pihak swasta dan masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan meliputi:
1. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi: mengelola lingkungan hidup dan sumber
daya alam secara efektif dan efisien dengan yang berkeadilan perimbangan modal
masyarakat, pemerintah dan dunia usaha;
2. Keberlanjutan sosial budaya: pembentukan nilai-nilai sosial budaya baru serta
peranan pembangunan yang berkelanjutan terhadap iklim politik dan
stabilitasnya;
3. Keberlanjutan kehidupan lingkungan (ekologi) manusia dan segala eksistensinya:
keselarasan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Daftar Pustaka
Atmanti, Dwi Hastarini. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan.
Dinamika Pembangunan Vol. 2 No. 1, Juli 2005 : 30 39.
Anonimous. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 40/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai; Jakarta.
Anonimous. 2007. Undang Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil; Jakarta.
Anonimous. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 122 Tahun 2012 tentang
Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil; Jakarta.
Anonimous. 2012. Profil Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang; Manado.
Anonimous. 2013. Profil Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang; Manado.
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001, Pedoman Umum Pengelolaan Pulau-pulau
Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat, Jakarta: Ditjen Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil.
Frederick A. Jules. Basic Perception For Architecture Design dalam James C. Snyder &
Anthony J. Catanesse. 1979. Intoduction To Architecture. Mc. Graw Hill Book Co.
Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

22

Huda, Moch.Choirul. 2013. Pengaturan Perizinan Reklamasi Pantai terhadap


Perlindungan Lingkungan Hidup. Perspektif Vol. XVIII No. 2 T, Mei 2013.
Petterson, Y.MA. 2005. Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Karya Agung. Surabaya.
Rafael Moneo, 1979. On Typology dalam Journal Oppositions 13. Macashusette: The MIT
Press. h. 23 45.
Rellua, Olivianty. 2013. Proses Perizinan dan Dampak Lingkungan terhadap Kegiatan
Reklamasi Pantai, Lex Administratum Vol.1 No. 2, April 2013.
Rossi. 1982. The Architecture of the City. Cambridge Mass: MIT Press.
Suweda, I Wayan. 2011. Penataan Ruang Perkotaan Yang Berkelanjutan, Berdaya Saing
dan Berotonomi (Suatu Tinjauan Pustaka), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 15 No. 2,
Juli 2011, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar.
Tampi, I. 2000. Dampak Reklamasi Pantai Manado Terhadap Pendapatan Masyarakat
Nelayan di Kelurahan Wenang Selatan, Titiwungen dan Bahu, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Todaro, Michael P. 2000. Economic Development. Seventh Edition. Longman.
Utomo, Tri Prasetyo, 2005. Tipologi dan Pelestarian Bangunan Bersejarah, Jurnal Seni
Rupa STSI Surakarta Vol. 2 No. 1, Januari 2005.
Wagiu, Max. 2011 Dampak Program Reklamasi Bagi Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Di
Kota Manado, Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol VII-1, April 2011, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Tobing, Elwin. 2005. Pendidikan dan Pertumbuhan
theindonesianinstitute.ore/janeducfile.htm

Ekonomi.

http://www.

Perencanaan Kota Indonesia. Perencanaan Kota Indonesia, Teori, Konsep dan Perencanaan
Kota Serta Permasalahan Kota Kota di Indonesia. 07 Juli 2014.
http://perencanaankota.blogspot.com/2013/12/manfaat-dan-dampak-reklamasi-pantai.html

Berita Manado.Com. Berita Foto: Kawasan


http://beritamanado.com/berita-kawasan-bahu-mall/

Bahu

Mall

07

Juli

2014.

Manado Waterfront Kota Pengembangan Konsep Sebagai Berkelanjutan Kota Pariwisata.


07 Juli 2014.
http://www.scribd.com/doc/111985862/Manado-Waterfront-Kota-Pengembangan-KonsepSebagai

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

23

Analisa Dampak Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall

24

Anda mungkin juga menyukai