Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK REKLAMASI PANTAI TERHADAP KELESTARIAN

LINGKUNGAN
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai terpanjang keempat
di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia dengan panjang garis pantai
mencapai 95.181 km. Wilayah Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah
Indonesia (5,8 juta km2 dari 7.827.087 km2). Hingga saat ini wilayah pesisir memiliki
sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Seiring dengan
perkembangan peradaban dan kegiatan sosial ekonominya, manusia memanfatkan
wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan. Konsekuensi yang muncul adalah
masalah penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Agar
mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang selama ini
terlupakan, yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya memiliki kualitas lingkungan
hidup rendah. Fenomena ini bukan saja dialami di Indonesia, tapi juga dialami
negara-negara maju, sehingga daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan
dalam menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan. Penyediaan lahan di
wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada,
seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lain sebagainya yang
dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi
lahan lain yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau
dikenal dengan reklamasi.
Pengertian Reklamasi
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam
Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara
spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan
arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama,
arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Para ahli
belum banyak yang mendefinisikan atau memberikan pengertian mengenai reklamasi
pantai. Kegiatan reklamasi pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan
manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi lingkungan buatan, suatu
tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu karang menjadi suatu bentang
alam daratan.(Maskur, 2008).
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial
ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU No 27 Thn
2007).
Pengertian reklamasi lainnnya adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan
kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi
lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawarawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Pada
dasaranya reklamasi merupakan kegiatan merubah wilayah perairan pantai menjadi
daratan. Reklamasi dimaksudkan upaya merubah permukaan tanah yang rendah
(biasanya terpengaruh terhadap genangan air) menjadi lebih tinggi (biasanya tidak
terpengaruh genangan air). (Wisnu Suharto dalam Maskur, 2008).
1

Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan


kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman,
perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata. Dalam perencanaan
kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi
diamalkan oleh negara atau kotakota besar yang laju pertumbuhan dan kebutuhan
lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin
menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut,
pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan
daratan baru. (http//www.lautkita.org)
Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota
dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan
daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dll.
Reklamasi kawasan perairan merupakan upaya pembentukan suatu kawasan
daratan baru baik di wilayah pesisir pantai ataupun di tengah lautan. Tujuan utama
reklamasi ini adalah untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum
termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat untuk
berbagai keperluan ekonomi maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan daratan
baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis
dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, jalur transportasi alternatif,
reservoir air tawar di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan lingkungan
terpadu, dan sebagai tanggul perlindungan daratan lama dari ancaman abrasi serta
untuk menjadi suatu kawasan wisata terpadu.
Tujuan Reklamasi
Biasanya kegiatan reklamasi ini dilakukan oleh suatu otoritas (negara, kota
besar, pengelola kawasan) yang memiliki laju pertumbuhan tinggi dan kebutuhan
lahannya meningkat pesat, tetapi mengalami kendala keterbatasan atau ketersediaan
ruang dan lahan untuk mendukung laju pertumbuhan yang ada, sehingga diperlukan
untuk mengembangkan suatu wilayah daratan baru. Dalam konteks pengembangan
wilayah, reklamasi kawasan pantai ini diharapkan akan dapat meningkatkan daya
tampung dan daya dukungan lingkungan (environmental carrying capacity) secara
keseluruhan bagi kawasan tersebut. Reklamasi dilakukan dalam rangka meningkatkan
manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan social ekonomi
dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU 27, 2007). Hal ini
umumnya terjadi karena semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di
kawasan pesisir, sehingga perlu dicari solusinya.
Tujuan reklamasi juga yaitu untuk memperbaiki daerah atau areal yang tidak
terpakai atau tidak berguna menjadi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia antara lain untuk lahan pertanian, perumahan, tempat rekreasi dan
industri (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990). Sedangkan menurut max wagiu
2011. Tujuan dari program reklamasi yaitu:
a. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut

b. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk


mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng
perlindungan garis pantai
c. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi
bangungan dalam skala yang lebih besar.

Gambar 1. a. Foto Satelit Shenzen, Hongkong - Reklamasi yang menyambung


dengan daratan. b. Rencana Palm Island, Dubai Reklamasi yang
terpisah dari daratan utama. (Sumber; Djakapermana, 2013)
Manfaat Reklamasi
Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan
menjadi kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan
manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai
dan ekonomi. Tata ruang suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk
direklamasi agar dapat berdaya dan hasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi
pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib
untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.
Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak untuk
pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti
kontainer, pergudangan dan sebagainya. Dalam perkembangannya pelabuhan ekspor
impor saat ini menjadi area yang sangat luas dan berkembangnya industri karena
pabrik, moda angkutan, pergudangan yang memiliki pangsa ekspor impor lebih
memilih tempat yang berada di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu
memotong biaya transportasi.
Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin
mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan
reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan dalam memperluas
lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman. Fungsi lain adalah
mengurangi kepadatan yang menumpuk dikota dan meciptakan wilayah yang bebas
dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah
3

dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun sempadan pantai. Aspek
konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai karena perubahan
pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin
(pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah Ngebruk
Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan diwilayah pantai ini guna untuk
mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Reklamasi merupakan megaproject dari sebuah pengembangan perkotaan.
Besarnya sumber daya dan dana yag dikeluarkan harus sebanding dengan nilai fungsi
yang ada setelah reklamasi digunakan. Perencanaan dan studi harus mendalam perihal
Pekerjaan Reklamasi seperti: (Indonesia Water Institute. 2012)
1. Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan - Campur tangan manusia
terhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya,
maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini.
Salah satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka
persoalan muncul, ketika jalan Tol ir Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami
banjir beberapa pendapat dikarenakan limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2. Supply Air dan Energy Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah
pengembangan termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus
memperhitungkan betul dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus :
bandara Kansai, Jepang, menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk
memenuhi kebutuhan listrik.
3. Transportasi yang Terintegrasi Pengembangan daerah akan berdampak
pada arus transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan
daerah reklamasi harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari
kemacetan karena tidak adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah
utama (daerah asli) . Contoh : Reklamasi di Incheon sebagai Bandara
Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda transportasi yaitu, Jlan raya,
Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus transportasi.
4. Tata Ruang dan Wilayah Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari
Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka
master plan tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi
pelaksanaannya. Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata
dari sebuah kawasan.
5. Struktur Lapisan Tanah Reklamasi Hal ini merupakan syarat utama dari
ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban
bangunan diatasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang
besar.
Pelaksanaan reklamasi pantai dibedakan menjadi dua yaitu : (Yuwono, 2007)
a. Daerah reklamasi yang menyatu dengan garis pantai semula, dimana garis pantai
yang baru akan menjadi lebih jauh menjorok ke laut.
b. Daerah reklamasi yang memiliki jarak tertentu terhadap garis pantai

Gambar 2. Bentuk reklamasi pantai (Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir (2005)


Yang Secara umum bentuk reklamasi ada dua, yaitu reklamasi menempel
pantai dan reklamasi lahan terpisah dari pantai daratan induk. Cara pelaksanaan
reklamasi sangat tergantung dari sistem yang digunakan. Menurut Buku Pedoman
Reklamasi di Wilayah Pesisir (2005) dibedakan atas 4 sistem, yaitu :
a. Sistem Timbunan
Reklamasi dilakukan dengan cara menimbun perairan pantai sampai muka
lahan berada di atas muka air laut tinggi (high water level) yang aman.
b. Sistem Polder
Reklamasi dilakukan dengan cara mengeringkan perairan yang akan
direklamasi dengan memompa air yang berada didalam tanggul kedap air
untuk dibuang keluar dari daerah lahan reklamasi.
c. Sistem Kombinasi antara Polder dan Timbunan
Reklamasi ini merupakan gabungan sistem polder dan sistem timbunan, yaitu
setelah lahan diperoleh dengan metode pemompaan, lalu lahan tersebut
ditimbun sampai ketinggian tertentu sehingga perbedaan elevasi antara lahan
reklamasi dan muka air laut cukup aman.
d. Sistem Drainase
Reklamasi sistem ini dipakai untuk wilayah pesisir yang datar dan relatif
rendah dari wilayah di sekitarnya tetapi elevasi muka tanahnya masih lebih
tinggi dari elevasi muka air laut.
Pembangunan reklamasi di Indonesia harus mengacu pada berbagai pedoman
dan undang-undang yang mengatur tentang reklamasi pantai, antara lain:
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai (Peraturan
Menteri PU No. 4/PRT/M/2007) yang mencakup penjelasan tentang faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan
reklamasi, yaitu aspek fisik, ekologi, sosial ekonomi dan budaya, tata
lingkungan dan hukum, aspek kelayakan, perencanaan dan metode yang
digunakan. Pedoman ini juga memberikan batasan, persyaratan dan ketentuan

teknis yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat melakukan reklamasi
pantai.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang
memberi wewenang kepada daerah untuk mengelola wilayah laut dengan
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Undang-undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yang
merupakan guide line bagi daerah untuk mengatur, mengendalikan dan
menata wilayahnya dalam satu-kesatuan matra ekosistem,
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil yang mengamanatkan wilayah pesisir diatur secara
komprehensif mulai dari perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan
pengendalian.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
yang mengatur tentang perlindungan terhadap aset baik berupa jiwa
Contoh Pelaksanaan Reklamasi
Reklamasi pantai telah dilaksanakan di berbagai tempat di dalam, maupun
luar negeri diantaranya :
1. Bandara Kansai, Jepang Reklamasi di buat di tengah laut, dan lahan seluas 10
km2 ini digunakan sebagai Bandara Internasional Jepang.
2. Sea Landfill Phoenix Centre, Osaka Jepang, Lahan Reklamasi ini dibuat untuk
pengolahan limbah terpadu.
3. Tokyo Bay Landfill , Lahan Reklamasi ini juga di buat untuk pengolahan limbah
terpadu.
4. Incheon Korea Selatan, Lahan Reklamasi ini merupakan daerah
pengembangan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan. Lahan ini digunakan
sebagai Bandara Internasional Incheondan pembangunan kawan Industri di
kawasan Incheon.
5. Semakau Landfill, Singapura . Lahan digunakan sebagai pengeolahan limbah
di Singapura. Selain itu Area ini digunakan sebagai konservasi flora dan fauna
juga sebagai daerah rekreasi.
6. Dubai, Negara ini menjadi reklamasi sebagai megaproject dalam pengembangan
kawasan hunian. Terdapat 4 proyek Reklamasi yaitu : The Palm Jeber Ali, Deira,
Jumairah, dan The World
7. Tianjin China, tujuan dari Reklamasi lahan di daerah Tianjin adalah untuk
memenuhi efisiensi lahan yang dirasa sudah menggangu di daerah daratan.
Pemerintah China membangun Reklamasi ini untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan daerah Industri, Pelabuhan dan Free Trade Zone.
8. Linggang New City Project, Shanghai , China, Lahan reklamsi seluas 133.2
km2 ini merupakan proyek pengembangan daerah bisnis terpadu di daerah

Shanghai. Kawasan Industri, pelabuhan dan Bandara dibangun untuk menunjang


peningkatan pesat perekonomian di China.
9. Indonesia:
Kawasan Teluk Jakarta, Pengembangan yang sudah ada saat ini adalah
pengembangan kawasan Hunian Real Estate.
Mamuju, Sulawesi Barat - 8.3 Hektar lahan Reklamasi pantai Mamuju juga
bertujuan untuk mempercantik kota karena di sekitar reklamasi pantai akan
dibangun jalan dua jalur di sampingdibangun fasilitas pelayanan publik.
Diharapkan dari adanya pembangunan fasilitas publik lainnya juga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi Mamuju, misalnya proyek pembangunan
pusat jajan serba ada (pujasera), pusat bisnis, perumahan dan kantor, mall dan
pusta perbelanjaan, serta area pengembangan Hotel.
Denpasar, Bali Reklamasi seluas 380 Ha ini bertujuan untuk
menghubungkan gugusan Pulau Serangan. Namun konsekuensi dari
penggabungan gugusan tersebut kini dirasan masyarakat sekitar dari aspek
Lingkungan, Budaya, hingga Sosial.
Manado, Sulawesi Utara - Adanya reklamasi pantai di Kota Manado yang
dikembangkan sebagai kawasan fungsional dengan pola super blok dan
mengarah pada terbentuknya Central Business District (CBD)
Semarang Reklamasi di daerah pesisir pantai semarang ini digunakan untuk
perluasa lahan aratan yang digunakan sebagai lahan perekonomian dan bisnis
di kawasan tersebut. Reklamasi ini juga untuk menyangga daerah daratan
yang terus mengalami penurunan tinggi permukaan tanah.
Tanggerang Pemerintah Kota Tanggerang akan menambah sekitar 7500
hektar lahan daratan. eklamasi ini akan menjadi megaproject dari Pemkot
Tanggerang, Pembangunan kawasan terpadu seperti bisnis, hunian, wisata
akan menjadi daya tarik tersendiri. akan ada 6 pulau reklamasi yang akan
dibuat.
Makassar - Makasar sebagai titik tengah pembangunan Indonesia. Di
kawasan Center Point of ndonesia, dengan luas total 600 hektar ini, nantinya
akan dibangun pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel
kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas,
hampir serupa dengan apa yang dibangun melalui rencana reklamasi pantai
utara di Jakarta.
Ternate keterbatasan lahan bagi pengembangannya maka kegiatan
reklamasi pantai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian
dan pengembangan Kota Ternate penambahan luas lahan di wilayah pesisir
Kota Ternate yaitu sebesar 9.7 Ha yang berdasarkan fungsi dan jenis fasilitas
yang sudah dibangun kawasan komersial yang sudah mengisi lahan reklamasi
pantai.
Dampak Reklamasi
Dalam melakukan reklamasi terhadap kawasan pantai, harus memperhatikan
berbagai aspek/dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.

Dampak-dampak tersebut antara lain dampak lingkungan, sosial budaya maupun


ekonomi. Dampak lingkungan misalnya mengenai perubahan arus laut, kehilangan
ekosistem penting, kenaikan muka air sungai yang menjadi terhambat untuk masuk
ke laut yang memungkinkan terjadinya banjir yang semakin parah, kondisi
lingkungan di wilayah tempat bahan timbunan, sedimentasi, perubahan
hidrodinamika yang semuanya harus tertuang dalam analisis mengenai dampak
lingkungan. Dampak sosial budaya diantaranya adalah kemungkinan terjadinya
pelanggaran HAM (dalam pembebasan tanah), perubahan kebudayaan, konflik
masyarakat, dan isolasi masyarakat. Sementara dampak ekonomi diantaranya berapa
kerugian masyarakat, nelayan, petambak yang kehilangan mata pencahariannya
akibat reklamasi pantai.
Kegiatan Reklamasi pantai memungkinkan timbulnya dampak yang
diakibatkan. Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang
dilaksanakan dalam proses reklamasi, yaitu : (Maskur, 2008)
Tahap Pra Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan survey teknis dan
lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra rencana, perijinan,
pembuatan rencana detail atau teknis.
Tahap Konstruksi, kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan
material urug, transportasi material urug, proses pengurugan.
Tahap Pasca Konstruksi, yaitu kegiatan demobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan.
Wilayah yang kemungkinan terkena dampak adalah :
a. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi masyarakat
akan hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat.
Dari sisi lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun
fauna karena timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi
ekosistem yang sudah ada.
b. System hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan
berubah dari alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan
daerah diluar reklamasi akan mendapat limpahan air yang banyak
sehingga kemungkinan akan terjadi abrasi, tergerus atau
mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena genangan air yang
banyak dan lama.
c. Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai
sebagian besar adalah petani tambak, nelayan atau buruh. Dengan
adanya reklamasi akan mempengaruhi ikan yang ada di laut sehingga
berakibat pada menurunnya pendapatan mereka yang menggantungkan
hidup kepada laut. Selanjutnya adalah aspek ekologi, kondisi
ekosistem di wilayah pantai yang kaya akan keanekaragaman hayati
sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga daratan.
Ekosistem perairan pantai sangat rentan terhadap perubahan sehingga
apabila terjadi perubahan baik secara alami maupun rekayasa akan
mengakibatkan
berubahnya
keseimbangan
ekosistem.

Ketidakseimbangan ekosistem perairan pantai dalam waktu yang


relatif lama akan berakibat pada kerusakan ekosistem wilayah pantai,
kondisi ini menyebabkan kerusakan pantai.
Ada bermacam dampak reklamasi daerah pesisir pantai yang banyak
dilakukan pada negara atau kota maju dalam rangka memperluas daratan sehingga
bisa digunakan untuk area bisnis, perumahan,wisata rekreasi dan keperluan lainya.
selalu ada dampak positif dan negatif dalam setiap kegiatan termasuk dalam hal
pengurugan tepi laut ini, bisa jadi yang melakukan kegiatan hanya mendapat
keuntunganya saja sementara kerugian harus ditanggung oleh pihak yang tidak
mengerti apa-apa, tanpa disadari banyak daerah pesisir pantai terpencil yang hilang
karena aktifitas reklamasi ini.

Sumber :www.metrotvnews.com dan Foto:dok/tribunnews.com)

Gambar 3. Kerusakan lingkungan akibat reklamasi pantai

a. Dampak negatif atau kerugian reklamasi pesisir pantai


Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi
sebagai kolam telah berubah menjadi daratan.
Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya rawan
tenggelam, atau setidaknya air asin laut naik ke daratan sehingga
tanaman banyak yang mati, area persawahan sudah tidak bisa

digunakan untuk bercocok tanam, hal ini banyak terjadi diwilayah


pedesaan pinggir pantai.
Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga
keseimbangan alam menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan
dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi perubahan cuaca serta
kerusakan planet bumi secara total.
Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat menyebabkan
ikan mati sehingga nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.
b. Dampak positif atau keuntungan reklamasi pesisir pantai
Ada tambahan daratan buatan hasil pengurugan pantai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk bermacam kebutuhan.
Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi karena
konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat
menahan gempuran ombak laut.
Daerah yang ketinggianya dibawah permukaan air laut bisa aman
terhadap banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di sepanjang
pantai.
Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai
perencanaan, sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang
sangat memikat pengunjung.

10

Sumber ; dari berbagai sumber

Gambar 4. Keuntungan dari reklamasi pantai

Melihat kelebihan dan kekurangan reklamasi tersebut nampaknya tetap lebih


banyak dilakukan karena dampak negatif lingkungan justru ditanggung daerah lain
yang terkadang tidak tahu apa-apa tentang adanya reklamasi pantai yang letaknya
jauh dari tempat tinggal. solusi terbaik bisa dilakukan dengan mencari teknologi
terbaru mengenai pemanfaatan wilayah laut untuk aktifitas hidup manusia contohnya
dengan membuat gedung atau rumah terapung di atas permukaan laut, namun hal ini
tentu perlu penelitian yang dalam sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai, bagi
yang hendak memberikan uraian atau solusi mengenai kegiatan reklamasi pantai bisa
berbagi disini.
Reklamasi Dan Aspek Pelestarian Lingkungan
Rujukan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang secara regulatif melandasi kebijakan di Indonesia. Undang-undang ini menjamin
dalam pelaksanaan pembangunan diharapkan adanya keselarasan hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan komponen lingkungan
lainnya, serta dapat memenuhi masa kini dan menjaga kelestarian untuk masa datang.
Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas nampak di depan mata akibat
proyek reklamasi itu adalah kehancuran ekosistem berupa hilangnya keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan punah akibat proyek
reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove, punahnya
spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai keanekaragaman hayati lainnya.
Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah
meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah
bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut.
Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola
pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan tata air. Potensi
banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan
adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan global.
Studi Kasus Dampak Reklamasi Terhadap Kelestarian Lingkungan di Indonesia
1. Kawasan Teluk Jakarta
Untuk kawasan teluk Jakarta kegiatan reklamasi dalam Fase Operasi
memberikan dampak terhadap lingkungan seperti : (Esp2indonesia. 2011)
a. Dampak terhadap paras muka laut dan perendaman di hilir .
b. Dampak terhadap kinerja pembangkit listrik akibat resirkulasi thermal
c. Dampak terhadap jaringan pipa dan kabel bawah laut
d. Dampak terhadap geomorfologi garis pantai

11

e.
f.
g.
h.

Dampak terhadap kualitas perairan akibat menurunnya penggelontoran air


sungai yang diperparah dengan peningkatan asupan limbah dari operasional
permukiman, bisnis, dan industri yang berlangsung di lahan reklamasi
Dampak terhadap komunitas mangrove yang tersisa (wilayah konservasi)
akibat perubahan kualitas perairan, kondisi hidrologi dan sedimentasi
i. Dampak sosial-ekonomi terhadap nelayan (hilangnya wilayah penangkapan
ikan, sulitnya akses menuju Tempat Pendaratan Ikan, dampak jangka panjang
berupa perairan yang keruh)
j. Dampak terhadap lalu lintas di daratan (Antisipasi) Tekanan terhadap
infrastruktur dan pelayanan umum (air, buangan limbah, komunikasi, listrik,
dan lain-lain) Emisi gas buang selama kegiatan reklamasi berlangsung (akibat
peningkatan frekuensi kegiatan pelayaran, pembangkit listrik, dan lain-lain).
2. Mamuju, Sulawesi Barat Dampak kegiatan proyek reklamasi pantai Manakarra Mamuju terhadap
lingkungan sekitar yaitu aktivitas dari truk yang menimbulkan debu karna puluhan
truk pengangkut timbunan milik PT KMP, tidak menggunakan penutup untuk
mengangkut timbunan. Selain itu, lanjutnya, timbunan yang diangkut truk milik PT
KMP juga berjatuhan di jalanan, sehingga mengotori jalanan dan mengganggu
masyarakat pengguna kendaraan yang melintas di Pantai Manakarra Mamuju.
(ANTARA News, 2010).
3. Denpasar, Bali
Dampak dari kegiatan reklamasi terhadap lingkungan di bali mempengaruhi
terhadap jumlah ikan, dan kepiting, udang dan cumi-cumi karna sama sekali tidak ada
di dataran pasang surut; karang rusak; rumput laut yang dulu ada banyak hampir
hilang; dan jalan air berubah dekat pulau karena kedalaman yang dulu rata-rata 3m
sekarang 10m. Di daratan, pohon-pohon yang dulu banyak, termasuk pohon kelapa
dan hutan bakau, sekarang kurang dan kondisinya sakit. Dan terjadi perubahan suhu
yang mana suhu udara lebih panas (Woinarski 2002).
4. Manado
Pada dasarnya reklamasi pantai boulevard bermanfaat untuk kelangsungan
peningkatan ekonomi daerah kota Manado,akan tetapi dewasa ini reklamasi pantai
sudah mulai disalah gunakan bagi para pengelolah pusat hiburan.Banyak dampak
negatif yang ditimbulkan bagi lingkungan hidup yang ada dikota Manado antara lain
daerah disekitar pesisir pantai rawan banjir karena peninggian air laut yang
disebabkan oleh luas volume di laut yang berkurang.Musnahnya tempat tinggal
hewan dan tumbuhan khususnya disekitar daerah pesisr pantai yang bila terus
menerus berlanjut akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah bahkan total bagi
ekosistem laut yang ada dikota Manado.Perubahan cuaca yang meningkat drastis
akibat matinya tanaman bakau yang ikut berperan dalam menghasilkan oksigen bagi
mahluk hidup.Dampak lainnya yaitu pencemaran laut didaerah sekitar reklamasi
pantai,seperti pembuangan limbah pusat hiburan berupa sampah anorganik yang bisa
membawa dampak buruk bagi ekosistem laut,terutama bagi ikan-ikan dilaut,sehingga
12

turut dirasakan oleh para nelayan bahwa penangkapan sangat menurun drastis.
(Manado.tribunnews. 2011)

5. Semarang
Dampaknya, reklamasi berdampak pada lingkungan fisik di semarang yaitu
makin parahnya banjir yang terjadi di kawasan reklamasi karena sistem drainase yang
tidak bekerja dengan baik. Dan Akibatnya, reklamasi juga berdampak pada perubahan
pola arus air laut, hilangnya akses publik terhadap kawasan pantai, dan rusaknya
kawasan tanaman mangrove (Kampus.okezone, 2010).
6. Tanggerang
Dampak dari reklamasi di tangerang lahan untuk daeerah reklamasi yang
terdapat hutan bakau dikikis habis sehinggamengakibatkan banjir rob (limpahan air
laut pasang yang sampai ke daratan) menenggelamkan kawasan pesisir Pantai Utara
Tangerang. Tak lagi ada pohon-pohon yang menghiasi daerah pesisir, tidak ada lagi
udara bersih, tidak ada lagi air bersih dan penghidupan nelayan tak lagi seperti dulu.
Hasil tangkapan ikan menurun drastis, sebab limbah sudah membunuh ikan dan
udang. (Green.kompasiana, 2010)
7. Makassar
Dampak yang tejadi di Makassar yang paling nyata adalah kerusakan
ekosistem pantai,bencana banjir,dan hilangnya lapangan kerja masyarakat pesisir.
yang berdomisili dipinggir pantai,terutama nelayan (Kopel-online, 2012).
8. Ternate
Dampak yang ditimbulkan diantaranya rusaknya ekosistem didaerah yang
direklamasi seperti hilangnya ekosistem lamun dan rusaknya terumbu karang.
drainase perkotaan yang buruk,sehingga terjadinya banjir.
reklamasi pantai
memberikan dampak negatif terhadap kedalaman laut dan sedimentasi, telah terjadi
perubahan kedalan air laut pada perairan sekitar lahan reklamasi kedalaman air hanya
mencapai 1.5 meter, padahal seharusnya kedalamannya melebihi 3 meter. (Herry
2005).
Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara
sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta
memperhatikan dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian
lingkungan.

13

Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa implementasi kegiatan


reklamasi di lapangan seringkali tidak sesuai dengan perencanaannya
sehingga mengakibatkan kerusakan secara sosial, ekonomi maupun
lingkungan, sehingga menimbulkan resistensi dari masyarakat.
Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sinergis dari segenap
stakeholders dalam kegiatan reklamasi sehingga prinsip-prinsip reklamasi
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djakapermana D Ruchyat. 2013.(Pengamat Penataan Ruang dan Pengembangan)
Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Sekretaris
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian PU
Herry J, 2005, Reklamasi pantai dan pengaruhnya terhadap lingkungan fisik di
wilayah kepesisiran Kota Ternate, tesis Ilmu Lingkungan (Magister
Pengelolaan Lingkunga Universitas Gadjah Mada.
Maskur A, 2008, Rekonstruksi Pengaturan Hukum Reklamasi Pantai Di Kota
Semarang Tesis Program magister ilmu hukumProgram pascasarjana
Universitas diponegoro Semarang
Peraturan Menteri PU No. 40/PRT/M Tahun 2007 - bkprn
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Woinarski 2002, Pulau Serangan: Dampak Pembangunan pada Lingkungan dan
Masyarakat, Laporan Studi Lapangan, Universitas Muhammadiyah Malang
Kerja Sama Dengan Australian Consortium For In-Country Indonesian
Studies.
http://www.ilmusipil.com/analisa-dampak-reklamasi-pada-daerah-pesisir-pantai
07
Mei 2013, 13:56:05
http://www.indonesiawaterinstitute.org/reklamasi, 19 December 2012 05:33
http://www.antarasulsel.com
DPRD
Ancam Hentikan
Reklamasi Pantai Mamuju, Senin, 27 September 2010

Proyek

http://kopel-online.or.id 2012
http://kampus.okezone.com/read/2010/11/23/373/396124/reklamasi-pantai-janganlupakan-aspek-sosial
http://manado.tribunnews.com/2011/02/27/dampak-reklamasi-pantai-bagi-masyarakat
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/10/22/arogansi-pemkab-tangerangdalam-reklamasi-pantai%E2%80%A6-298584.html
http://www.esp2indonesia.org/sites/default/files/publications/REA%20Jakarta
%20Bay_Indonesia_editedJuli11_final%20(1).pdf.
http//www.lautkita.org/reklamasiabrasi_ind.html
14

Dari berbagai sumber yang sebagian blm tercantum

15

Anda mungkin juga menyukai