LINGKUNGAN
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai terpanjang keempat
di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia dengan panjang garis pantai
mencapai 95.181 km. Wilayah Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah
Indonesia (5,8 juta km2 dari 7.827.087 km2). Hingga saat ini wilayah pesisir memiliki
sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Seiring dengan
perkembangan peradaban dan kegiatan sosial ekonominya, manusia memanfatkan
wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan. Konsekuensi yang muncul adalah
masalah penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Agar
mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang selama ini
terlupakan, yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya memiliki kualitas lingkungan
hidup rendah. Fenomena ini bukan saja dialami di Indonesia, tapi juga dialami
negara-negara maju, sehingga daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan
dalam menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan. Penyediaan lahan di
wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada,
seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lain sebagainya yang
dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi
lahan lain yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau
dikenal dengan reklamasi.
Pengertian Reklamasi
Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam
Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara
spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan
arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama,
arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Para ahli
belum banyak yang mendefinisikan atau memberikan pengertian mengenai reklamasi
pantai. Kegiatan reklamasi pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan
manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi lingkungan buatan, suatu
tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu karang menjadi suatu bentang
alam daratan.(Maskur, 2008).
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial
ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU No 27 Thn
2007).
Pengertian reklamasi lainnnya adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan
kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi
lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawarawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Pada
dasaranya reklamasi merupakan kegiatan merubah wilayah perairan pantai menjadi
daratan. Reklamasi dimaksudkan upaya merubah permukaan tanah yang rendah
(biasanya terpengaruh terhadap genangan air) menjadi lebih tinggi (biasanya tidak
terpengaruh genangan air). (Wisnu Suharto dalam Maskur, 2008).
1
dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun sempadan pantai. Aspek
konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai karena perubahan
pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin
(pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah Ngebruk
Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan diwilayah pantai ini guna untuk
mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Reklamasi merupakan megaproject dari sebuah pengembangan perkotaan.
Besarnya sumber daya dan dana yag dikeluarkan harus sebanding dengan nilai fungsi
yang ada setelah reklamasi digunakan. Perencanaan dan studi harus mendalam perihal
Pekerjaan Reklamasi seperti: (Indonesia Water Institute. 2012)
1. Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan - Campur tangan manusia
terhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya,
maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini.
Salah satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka
persoalan muncul, ketika jalan Tol ir Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami
banjir beberapa pendapat dikarenakan limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2. Supply Air dan Energy Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah
pengembangan termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus
memperhitungkan betul dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus :
bandara Kansai, Jepang, menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk
memenuhi kebutuhan listrik.
3. Transportasi yang Terintegrasi Pengembangan daerah akan berdampak
pada arus transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan
daerah reklamasi harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari
kemacetan karena tidak adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah
utama (daerah asli) . Contoh : Reklamasi di Incheon sebagai Bandara
Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda transportasi yaitu, Jlan raya,
Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus transportasi.
4. Tata Ruang dan Wilayah Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari
Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka
master plan tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi
pelaksanaannya. Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata
dari sebuah kawasan.
5. Struktur Lapisan Tanah Reklamasi Hal ini merupakan syarat utama dari
ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban
bangunan diatasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang
besar.
Pelaksanaan reklamasi pantai dibedakan menjadi dua yaitu : (Yuwono, 2007)
a. Daerah reklamasi yang menyatu dengan garis pantai semula, dimana garis pantai
yang baru akan menjadi lebih jauh menjorok ke laut.
b. Daerah reklamasi yang memiliki jarak tertentu terhadap garis pantai
teknis yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat melakukan reklamasi
pantai.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang
memberi wewenang kepada daerah untuk mengelola wilayah laut dengan
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Undang-undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yang
merupakan guide line bagi daerah untuk mengatur, mengendalikan dan
menata wilayahnya dalam satu-kesatuan matra ekosistem,
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil yang mengamanatkan wilayah pesisir diatur secara
komprehensif mulai dari perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan
pengendalian.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
yang mengatur tentang perlindungan terhadap aset baik berupa jiwa
Contoh Pelaksanaan Reklamasi
Reklamasi pantai telah dilaksanakan di berbagai tempat di dalam, maupun
luar negeri diantaranya :
1. Bandara Kansai, Jepang Reklamasi di buat di tengah laut, dan lahan seluas 10
km2 ini digunakan sebagai Bandara Internasional Jepang.
2. Sea Landfill Phoenix Centre, Osaka Jepang, Lahan Reklamasi ini dibuat untuk
pengolahan limbah terpadu.
3. Tokyo Bay Landfill , Lahan Reklamasi ini juga di buat untuk pengolahan limbah
terpadu.
4. Incheon Korea Selatan, Lahan Reklamasi ini merupakan daerah
pengembangan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan. Lahan ini digunakan
sebagai Bandara Internasional Incheondan pembangunan kawan Industri di
kawasan Incheon.
5. Semakau Landfill, Singapura . Lahan digunakan sebagai pengeolahan limbah
di Singapura. Selain itu Area ini digunakan sebagai konservasi flora dan fauna
juga sebagai daerah rekreasi.
6. Dubai, Negara ini menjadi reklamasi sebagai megaproject dalam pengembangan
kawasan hunian. Terdapat 4 proyek Reklamasi yaitu : The Palm Jeber Ali, Deira,
Jumairah, dan The World
7. Tianjin China, tujuan dari Reklamasi lahan di daerah Tianjin adalah untuk
memenuhi efisiensi lahan yang dirasa sudah menggangu di daerah daratan.
Pemerintah China membangun Reklamasi ini untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan daerah Industri, Pelabuhan dan Free Trade Zone.
8. Linggang New City Project, Shanghai , China, Lahan reklamsi seluas 133.2
km2 ini merupakan proyek pengembangan daerah bisnis terpadu di daerah
10
11
e.
f.
g.
h.
turut dirasakan oleh para nelayan bahwa penangkapan sangat menurun drastis.
(Manado.tribunnews. 2011)
5. Semarang
Dampaknya, reklamasi berdampak pada lingkungan fisik di semarang yaitu
makin parahnya banjir yang terjadi di kawasan reklamasi karena sistem drainase yang
tidak bekerja dengan baik. Dan Akibatnya, reklamasi juga berdampak pada perubahan
pola arus air laut, hilangnya akses publik terhadap kawasan pantai, dan rusaknya
kawasan tanaman mangrove (Kampus.okezone, 2010).
6. Tanggerang
Dampak dari reklamasi di tangerang lahan untuk daeerah reklamasi yang
terdapat hutan bakau dikikis habis sehinggamengakibatkan banjir rob (limpahan air
laut pasang yang sampai ke daratan) menenggelamkan kawasan pesisir Pantai Utara
Tangerang. Tak lagi ada pohon-pohon yang menghiasi daerah pesisir, tidak ada lagi
udara bersih, tidak ada lagi air bersih dan penghidupan nelayan tak lagi seperti dulu.
Hasil tangkapan ikan menurun drastis, sebab limbah sudah membunuh ikan dan
udang. (Green.kompasiana, 2010)
7. Makassar
Dampak yang tejadi di Makassar yang paling nyata adalah kerusakan
ekosistem pantai,bencana banjir,dan hilangnya lapangan kerja masyarakat pesisir.
yang berdomisili dipinggir pantai,terutama nelayan (Kopel-online, 2012).
8. Ternate
Dampak yang ditimbulkan diantaranya rusaknya ekosistem didaerah yang
direklamasi seperti hilangnya ekosistem lamun dan rusaknya terumbu karang.
drainase perkotaan yang buruk,sehingga terjadinya banjir.
reklamasi pantai
memberikan dampak negatif terhadap kedalaman laut dan sedimentasi, telah terjadi
perubahan kedalan air laut pada perairan sekitar lahan reklamasi kedalaman air hanya
mencapai 1.5 meter, padahal seharusnya kedalamannya melebihi 3 meter. (Herry
2005).
Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara
sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta
memperhatikan dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian
lingkungan.
13
Proyek
http://kopel-online.or.id 2012
http://kampus.okezone.com/read/2010/11/23/373/396124/reklamasi-pantai-janganlupakan-aspek-sosial
http://manado.tribunnews.com/2011/02/27/dampak-reklamasi-pantai-bagi-masyarakat
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/10/22/arogansi-pemkab-tangerangdalam-reklamasi-pantai%E2%80%A6-298584.html
http://www.esp2indonesia.org/sites/default/files/publications/REA%20Jakarta
%20Bay_Indonesia_editedJuli11_final%20(1).pdf.
http//www.lautkita.org/reklamasiabrasi_ind.html
14
15