Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan
dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman. Fungsi
lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan menciptakan
wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah
disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai
maupun sempadan pantai.
Aspek konservasi yang dapat diperoleh bagi wilayah pantai, pada kasus
tertentu di kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi,
akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut
sebagai mana yang dilakukan di beberapa daerah yang terancam abrasi pantai oleh
gelombang laut seperti di daerah Ngebruk Mangkang Kulon Kota Semarang,
Rembang, Tuban dan di berbagai pulau di Indonesia. Reklamasi yang dilakukan di
wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena
abrasi ke bentuk semula.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas nampak adanya suatu upaya reklamasi
pantai yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah, perusahaan swasta maupun
secara perseorangan dengan berbagai motif yang melatarbelakanginya. Namun
secara umum upaya rekalamasi pantai yang dilakukan adalah hampir sama dan
yang membedakan hanya secara teknis pelaksanaannya.
Untuk itu dalam penulisan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah proses reklamasi pantai yang dilakukan baik secara teknis,
administratif maupun analisis dampak lingkungan yang ditimbulkannya?
BAB II
PEMBAHASAN
kepesisiran
atau
kawasan
kepesisiran
dan
ada
yang
ini
menjamin
dalam
pelaksanaan
pembangunan
Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah
mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan.
Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru,
terutama daerah strategis dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat seperti
pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya, di mana lahan eksisting
yang terbatas luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang
produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.
Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak
keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan di sini adalah
semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga
akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Reklamasi memberikan keuntungan
dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan
(pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lainlain.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan reklamasi antara
lain dalam hal perencanaan, teknis pelaksanaan, analisa dampak lingkungan,
manfaat positif dibandingkan efek negatif dan pengembangan selanjutnya dari hasil
reklamasi yang dilakukan.
Pada dasarnya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat
dilakukan dengan memperhatikan ketentuan berikut:
- Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi
daratan;
- Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan
membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan
kebutuhan yang ada;
- Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan
lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;
- Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah
dengan daerah/negara lain
Kawasan reklamasi pantai yang memiliki skala besar atau yang mengalami
perubahan bentang alam secara signifikan perlu disusun rencana detil tata ruang
(RDTR) kawasan. Penyusunan RDTR kawasan reklamasi pantai ini dapat
dilakukan bila sudah memenuhi persyaratan administratif seperti a) Memiliki
RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi kawasan reklamasi
pantai; b) Lokasi reklamasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, baik
yang akan direklamasi maupun yang sudah direklamasi; c) Sudah ada studi
kelayakan tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau kajian/kelayakan
properti (studi investasi); dan d) Sudah ada studi AMDAL kawasan maupun
regional.
Rencana detil tata ruang kawasan reklamasi pantai meliputi rencana struktur
ruang dan pola ruang. Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara lain
meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik,
jaringan telepon. Pola ruang di kawasan reklamasi pantai secara umum meliputi
kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung yang dimaksud dalam
pedoman ini adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya meliputi kawasan
peruntukan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan peruntukan
Dampak
lingkungan
lainnya
dari
proyek
reklamasi
pantai
adalah
meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah
bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi
tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen
sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan tata
air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila
dikaitkan dengan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan
global.
Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga dapat
menyebabkan nelayan tradisional tergusur dari sumber-sumber kehidupannya.
Penggusuran itu dilakukan karena kawasan komersial yang akan dibangun
mensyaratkan pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas penangkapan ikan
milik nelayan. Dampak yang dirasakan oleh nelayan laut dangkal adalah hilangnya
beberapa jenis ikan tangkapan seperti rebon (udang kecil), teri, dan kerapu, semakin
jauhnya wilayah tangkapan, terumbu karang tersedimentasi oleh lumpur, dan usaha
menangkap ikan dengan bubu tidak dapat dilakukan lagi. Akibat dari hal tersebut
menurunkan
hasil
tangkap
nelayan
yang
akhirnya
berdampak
terhadap
kesejahteraan nelayan
Adanya reklamasi pantai yang dikembangkan sebagai kawasan fungsional
dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business District
mengakibatkan aktivitas masyarakat banyak terserap pada kawasan tersebut, baik
untuk menikmati keindahan pantai ataupun dimanfaatkan oleh sektor informal
untuk mencari nafkah.
kemudian
digunakan
wilayah
reklamasi
di
sekitar
kawasan
tersebut
telah
mengakibatkan
berkurangnya
aksesibilitas
ruang
publik,
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara sosial,
ekonomi dan lingkungan.
2. Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta memperhatikan
dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan.
3. Beberapa kasus menunjukkan bahwa implementasi reklamasi seringkali tidak
sesuai dengan perencanaan sehingga mengakibatkan kerusakan secara sosial,
ekonomi maupun lingkungan, sehingga menimbulkan resistensi dari masyarakat.
4. Perlu koordinasi dan komunikasi yang sinergis dari segenap stakeholders dalam
kegiatan reklamasi sehingga prinsip-prinsip reklamasi dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asballah, Raja., 2003, Hubungan Reklamasi Pantai dengan Komponen Perkembangan
Kawasan, Tesis, Program Studi MPKD, Program Pasca Sarjana UGM,
Yogyakarta
Bengen G, Dietriech., 2001, Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut,
Sinopsis, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor
Sunarto, 2000, Kausalitas dan Equilibirium Dinamik sebagai Paradigma Pengelolaan
Ekosistem Pesisir, dalam Prosiding Makalah Penunjang dalan Seminar
Nasional Pengelolaan Ekosistem Pantai dan Pulau-Pulau Kecil dalam
Konteks Negara kepulauan, Badan Penerbit Fak. Geografi UGM, Yogyakarta
www.blog.unila.ac.id. Dampak Reklamasi Pantai Terhadap Kondisi Ekonomi-Sosial
Nelayan Di Teluk Lampung
www.tempointeraktif.com. Menimbang Reklamasi Pantai Donggala, Harian Mercusuar
16 November 2009
www.sinarharapan.co.id. Reklamasi Pantura Jakarta, Berkah atau Bencana?