Anda di halaman 1dari 2

Selasa, 07 Februari 2017 | 06:06 WIB

Home / Transportasi / Pelabuhan


Senin, 02 Mei 2016 20:21

Pengganti Pelabuhan Cilamaya di Patimban


Telan Rp40 Triliun Hery Lazuardi

Menhub Ignasius Jonan (Setkab)

JAKARTA - Pemerintah akhirnya memilih daerah Patimban, Kabupaten Subang,


sebagai lokasi pengganti proyek pelabuhan di Cilamaya. Pelabuhan itu direncanakan
memiliki terminal peti kemas berkapasitas sekitar 7,5 juta TEUs dan terminal mobil
kapasitas 250.000 unit. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan
pembangunan pelabuhan utama di pantai utara Jawa Barat itu sebagai pengganti
Cilamaya yang dinilai mengganggu infrastruktur migas dan proyek lain di sekitarnya.

Jika disetujui, pembangunan Pelabuhan Patimban akan menggunakan skema


pembiayaan antar pemerintah. Rencana pembangunannya dimulai pada awal 2017,
dan pengoperasian tahap pertama ditargetkan mulai 2019. "Di pelabuhan baru itu nanti
ada terminal kendaraan. Terminal kendaraan itu kira-kira 4 kali dari kapasitas kalau
dalam bentuk kontainer, karena kendaraan itu tidak bisa ditumpuk," katanya di Kantor
Presiden, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Pada tahap pertama, pelabuhan itu mampu melayani sekitar 1,5 juta TEUs dari rencana
kapasitas total 7,5 juta TEUs, sementara kapasitas terminal kendaraan sekitar 250.000
unit.

Menurut Menhub, yang paling utama adalah pemerintah mendorong ekspor lebih besar.
Saat ini, tuturnya, sudah ada kompleks industri yang besar di Jawa Barat, tetapi
pelabuhannya tidak memadai walaupun ada ekspansi di Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta. "Jadi, kalau ditanya apakah ini bersaing nggak dengan Tanjung Priok, kalau
bisnis ya kalau dekat-dekat ya bersaing. Tapi ini kan kapasitasnya di kemudian hari
juga kan tumbuh terus. Kalau industrinya berada di Jabodetabek, kata Jonan,
pengiriman barang pasti melalui Tanjung Priok. "Tapi kalau ke Karawang, Cikarang,
dan daerah Jawa Barat lainnya, saya kira akan ke pelabuhan yang akan dibangun itu,"
ujarnya.

Menhub menegaskan, meskipun ada kemungkinan pendanaan dari Jepang dengan


bunga 0,01%, jika disetujui Pelabuhan Patimban akan sepenuhnya menjadi pelabuhan
milik pemerintah Indonesia. Dia mengatakan biaya pembangunan pelabuhan masih
dihitung. Adapun total investasi diperkirakan mencapai Rp40 triliun. "Tergantung kurs
karena tidak semua juga bisa diproduksi dalam negeri jadi ini tergantung kursnya,"
ujarnya.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui proyek Pelabuhan Patimban belum


termasuk dalam Perpres tentang rencana proyek-proyek strategis nasional. Namun, dia
menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan dalam rapat,
yakni Menhub diminta melakukan renegosiasi dengan pihak-pihak, agar didapatkan hal
yang menguntungkan bagi bangsa.

"Harus dilakukan negosiasi yang fight dan Presiden sudah memerintahkan kepada
Seskab untuk mempersiapkan Perpres tersebut, kalau memang dari negosiasi tersebut
sudah bisa dilakuan dengan baik," jelasnya seraya mengingatkan, bahwa Presiden
akan berkunjung ke Jepang pada 26-27 Mei..

Dalam pertemuan dengan pimpinan Jepang tersebut, lanjut Pramono, juga menjadi
pertanyaan walaupun pada tanggal 16-20 Presiden juga akan ke Korea Selatan dan ke
Rusia untuk menghadiri Asian-Russian Summit. (hry/hry)

Anda mungkin juga menyukai