Anda di halaman 1dari 67

Laporan Pendahuluan

SISTEMATIKA PENYAJIAN

01 Pendahuluan
02 Kajian Peraturan dan
Kebijakan Pengembangan
Kawasan Industri
Kariangau – Buluminung
03 Karakteristik, Isu, Potensi,
dan Masalah Kawasan
Industri Kariangau –
Buluminung
04 Kajian Delineasi Kawasan
05 Pendekatan, Metodologi,
dan Rencana Kerja
Pendahuluan
LATAR BELAKANG

Tindak lanjut RTR KSP KIM Kariangau-Buluminung Tahun 2016 melalui penyediaan peta yang
terverifikasi BIG dan menghasilkan delineasi yang definitip serta penyiapan KRP sebagai landasan
penyusunan KLHS Validasi dan materi teknis RTR KSP Kariangau-Buluminung
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

Melakukan studi perencanaan kawasan berbasis pada peta dasar


skala 1: 10.000 – 1 : 25.000 guna merumuskan dan menetapkan
delineasi definitif kawasan yang didalamnya terdapat kawasan inti
dan kawasan penyangga

1. Melakukan penyiapan Peta Dasar Skala 1:25.000- 1:10.000


2. Menyusun dokumen fakta dan analisa
3. Melakukan Kajian Delineasi Kawasan
4. Merumuskan Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) dalam
penataan kawasan

1. Tersedianya album peta dasar pada skala 1 : 10.000 – 1.25.000;


2. Ditetapkannya delineasi kawasan secara definitive;
3. Tersusunnya dokumen fakta dan analisa;
4. Tersusunnya KRP penataan kawasan yang akan digunakan
untuk penyusunan dokumen KLHS
LINGKUP

LINGKUP KEGIATAN METODE PELAKSANAAN

1. Mengidentifikasi deliniasi kawasan inti


dan penyangga RTR KSP KIM
Kariangau Buluminung Provinsi Kaltim.
2. Mengidentifikasi dan mengupdate
kebijakan atau regulasi terbaru terkait
Pengembangan RTR KSP KIM
Kariangau Buluminung Provinsi Kaltim.
3. Mengidentifikasi permasalahan dan isu
strategis yang ada serta melakukan
perbaikan subtansi materi teknis dan
naskah raperda.
4. Melakukan kajian akademis terhadap
RTR KSP KIM Kariangau Buluminung
Provinsi Kaltim.
5. Melakukan koordinasi dan konsultasi
muatan materi teknis serta peta dasar
kepada K/L terkait.
6. Melakukan rapat-rapat pembahasan
untuk menyepakati Muatan materi teknis
dan naskah raperda.
LOKASI KEGIATAN

Luas Kawasan :
• Total Luas Kawasan : 21.727 Ha
• Luas Daratan : 14.187 Ha
Meliputi wilayah :
• Kelurahan Kariangau Kec. Balikpapan Barat
• Kelurahan Buluminung, Gresik, dan Jenebora,
Kecamatan Penajam Kabupaten PPU
KAJIAN PERATURAN DAN
KEBIJAKAN TERKAIT KSP
KARIANGAU-BULUMINUNG
PP NO 17/20 TENTANG RTRWN

MUATAN
ARAHAN KEBIJAKAN IMPLIKASI KEBIJAAN
KEBIJAKAN
Sistem Perkotaan Kota Balikpapan ditetapkan • Fungsi PKN dalam konteks Pengembangan kawasan
Nasional sebagai PKN (kawasan industri : kawasan perkotaan yang berfungsi atau
perkotaan Balikpapan – berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala
Tenggarong – Samarinda – nasional atau yang melayani beberapa provinsi
Bontang) • Kawasan industri Kariangau-Buluminung didorong untuk
menjadi pusat kegiatan industri skala nasional atau yang
melayani beberapa provinsi.
Sistem Jaringan • Pengembangan jalan • Pelabuhan yang akan dikembangkan di Kota Balikpapan
Transportasi bebas hambatan antar yaitu Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau
Nasional kota ruas Sp. Penajam- dengan kelas (skala pelayanan) Internasional.
Balikpapan • Implikasi terhadap pengembangan Kawasan Strategis
• Pengembangan Provinsi (KSP) Kawasan Industri Manufaktur Kariangau dan
Pelabuhan utama di Buluminung yaitu adanya kebutuhan penyiapan pelabuhan
Kota Balikpapan yang bisa melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti
• Pengembangan kemas angkutan laut nasional dan internasional dalam
Pelabuhan pengumpul jumlah besar
di Penajam
Kawasan Andalan Penetapan Kawasan Sektor unggulan yang menjadi pendorong pertumbuhan
Nasional Andalan Nasional Kawasan ekonomi pada kawasan ini, yaitu : industri, perkebunan,
Bontang-Samarinda - pertambangan, kehutanan, perikanan, pariwisata, pertanian,
Tenggarong, Balikpapan minyak dan gas bumi
Penajam dan sekitarnya
(Bonsamtebajam).
PERDA NO. 1/2016 TENTANG RTRWP KALIMANTAN TIMUR

MUATAN
ARAHAN KEBIJAKAN IMPLIKASI KEBIJAAN
KEBIJAKAN
Rencana • Pembangunan Jalan Trans Kalimantan yang Melalui Jalan Samarinda- Deliniasi KSP industri
pengembangan Balikpapan-Kariangau-Pulau Balang Kariangau-Balikpapan harus
Jaringan lalu • Pembangunan Jalan TMMD (Jalan Poros Kawasan Industri Kariangau); mempertimbangkan rencana
lintas dan • Pembangunan Jembatan PPU – Balikpapan; jaringan jalan yang melintasi
angkutan jalan • Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru Ulu-Kariangau; Kariangau dan Buluminung,
• Peningkatan dan Pengembangan Prasarana Terminal Penumpang dan karena jaringan jalan sebagai
Terminal Barang struktur pembentuk kawasan,
• Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Kolektor Primer 2 pada Ruas KM 5,5 mengintegrasikan antar pusat
Balikapapan – Kariangau pertumbuhan
• Pengembangan Jaringan Jalan pada Ruas Jalan Tana Paser (Kuaro) – Penajam
• Pengembangan Jaringan Jalan pada Ruas Jalan Jembatan P. Balang –
Penajam.
Sistem Jaringan • Pengembangan pelabuhan Kariangau dengan hierarki fungsi pelayanan antar Pengembangan pelabuhan
transportasi Kab/Kota dan lintas Provinsi : lintas Kariangau – Mamuju (Prov. Sulawesi perlu diintegrasikan sehingga
sungai, danau Barat) dan Kariangau –Taipai (Pov. Sulawesi Selatan). Alur Pelayaran Lintas
dan • Pengembangan pelabuhan Penajam dengan hierarki fungsi pelayanan antar Penyeberangan bisa
penyeberangan, Kab/Kota : lintas Penajam – Kariangau (Balikpapan) (PP). menghubungkan Karingau
dengan Buluminung
Sistem Jaringan • Pengembangan Pelabuhan khusus yang diarahkan di Kariangau sebagai
Transportasi Laut pelabuhan utama/primer yang skala pelayanannya hingga skala
internasional dengan fungsi khusus sebagai pelabuhan industri
• Pembangunan Pengembangan pelabuhan khusus dan dermaga di setiap
klaster industri
PERDA NO. 1/2016 TENTANG RTRWP KALIMANTAN TIMUR

MUATAN
ARAHAN KEBIJAKAN IMPLIKASI KEBIJAAN
KEBIJAKAN
Sistem Jaringan • Pembangunan Jaringan dan Layanan Kereta Api yang Menghubungkan
Transportasi Wilayah Sumber Daya Alam atau Kawasan Produksi dengan Pelabuhan.
Perkeretaapian • Ruas jalur kereta api yang dikembangkan meliputi : jalur Kutai Barat
(Muara Teweh) – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan.
Sistem Jaringan • Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan, meliputi Pengembangan PLTU
Energi dan Kariangau dengan kapasitas 2 x 2 x 100 MW
Kelistrikan
Rencana pola • Industri manufaktur yang mengolah produk-produk kehutanan, Rencana pola ruang kawasan
ruang pertanian, dan bahan-bahan lain menjadi produk jadi direncanakan peruntukan industri akan
berlokasi di Kawasan Industri Kariangau. berpengaruh terhadap
• Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di Kota pengembangan Kawasan
Balikpapan dialokasikan sebesar 6.946 Ha. Strategis Provinsi (KSP) Kawasan
• Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di Industri Manufaktur Kariangau
Kabupaten Penajam Paser Utara dialokasikan sebesar 6.284 Ha. dan Buluminung
Penetapan • Kawasan Industri Manufaktur Kariangau dan Buluminung Perlu disinkronkan deliniasi KSP
Kawasan ditetapkan sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut ekonomi dengan dan KSP fungsi
Strategis kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan lingkungan, sehingga tidak
Provinsi ekonomi provinsi bertabrakan
• Kecamatan Balikpapan Barat dan Kecamatan Penajam ditetapkan
pula sebagai kawasan strategis kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup berupa tempat perlindungan keanekaragaman
hayati
RENCANA STRUKTUR RUANG
RENCANA INFRASTRUKTUR STRATEGIS DI SEKITAR KAWASAN
KARIANGAU-BULUMINUNG
Kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi
RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2019-2023
VISI MISI PROGRAM PRIORITAS
Berani 1. Berdaulat Dalam 1. Atasi pengangguran, karena di Kaltim jumlah angkatan kerja,
Untuk Pembangunan Sumber Daya dengan jumlah lapangan pekerjaan masih belum seimbang.
Kalimantan Manusia yang Berakhlak Mulia 2. Pembangunan infrastruktur perekonomian, terutama jalan,
dan Berdaya Saing, Terutama jembatan dan pelabuhan. Jalan trans Kalimantan perlu segera
Timur Perempuan, Pemuda dan dituntaskan. Begitu pula pembangunan jalan
Berdaulat Penyandang Disabilitas. kabupaten/kota.
2. Berdaulat Dalam 3. Pelaksanaan komitmen untuk mengalokasikan biaya
Pemberdayaan Ekonomi pendidikan sebesar 20 persen, pencanangan wajib belajar 12
Wilayah dan Ekonomi tahun, serta pendidikan gratis.
Kerakyatan yang Berkeadilan. 4. Penanganan banjir di Kota Samarinda, Balikpapan, dan kota-
3. Berdaulat Dalam Memenuhi kota lainnya, terutama sepanjang Daerah Aliran Sungai
Kebutuhan Infrastruktur Mahakam.
Kewilayahan. 5. Pemberdayaan ekonomi rakyat semakin ditingkatkan,
4. Berdaulat Dalam Pengelolaan terutama memperhatikan pada sektor riil, sektor informal dan
Sumber Daya Alam yang UKM.
Berkelanjutan. 6. Peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan
5. Berdaulat Dalam Mewujudkan kesejahteraan PNS / TNI dan Polri.
Birokrasi Pemerintahan yang 7. Penyelesaian krisis energi, mengurangi ketimpangan antara
Bersih, Professional dan ketersediaan tenaga listrik dengan kebutuhan tenaga listrik.
Berorientasi Pelayanan Publik. 8. Kemandirian/kecukupan pangan dalam rangka ketahanan
pangan.
9. Pembangunan kawasan wilayah perbatasan, kawasan
pedalaman dan daerah terpencil.
10.Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan memperbaiki
iklim investasi.
PERDA NO. 12/2012 TENTANG RTRW KOTA BALIKPAPAN

MUATAN KEBIJAKAN ARAHAN KEBIJAKAN


Sistem Jaringan Transportasi • Pengembangan jaringan jalan arteri primer, Jalan Pusat Kota Kedua (Karang Joang) yang
Darat menghubungkan Kawasan Industri Kariangau dengan Perbatasan Kabupaten Penajam
Paser Utara
• Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru Ulu-Kariangau
• Pengembangan jaringan jalan lokal di Kelurahan Kariangau
• Pengembangan terminal angkutan barang di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan
Barat sebagai pelayanan kawasan industri Kariangau
• Pengembangan jaringan lintas angkutan barang jalur rute dari pelabuhan peti kemas di
Kelurahan Kariangau dengan skala nasional dan internasional
Jaringan transportasi sungai, • Pengembangan pelabuhan penyeberangan Kariangau di Kelurahan Kariangau yang
danau dan penyeberangan, menghubungkan Balikpapan - Penajam Paser Utara
Sistem Jaringan Transportasi • Trase jalur kereta api lintas Kalimantan Bagian Timur yang menghubungkan Penajam Paser
Perkeretaapian Utara – Balikpapan – Kutai Kartanegara
Sistem Jaringan Transportasi Laut Pembangunan pelabuhan Khusus, pelabuhan terminal peti kemas Kariangau

Prasarana Sumber Daya Air • Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih berupa pembangunan Waduk Wain di
Kelurahan Kariangau
• Pengembangan IPA Pelabuhan Industri Kariangau dengan kapasitas 150 liter/detik
Prasarana Sumber Daya Energi • Pengembangan PLTU kapasitas 6x25 MW di Kelurahan Kariangau yang khusus melayani
KIK
Sistem pengelolaan air limbah • Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah industri dengan kapasitas 2.500 m3/hr di
Kelurahan Kariangau
PERDA NO. 12/2012 TENTANG RTRW KOTA BALIKPAPAN

MUATAN KEBIJAKAN ARAHAN KEBIJAKAN


Rencana Pola Ruang • Kawasan industri yang diarahkan di Kota Balikpapan merupakan kawasan
peruntukan industri besar, dengan luas kurang lebih 4.170 Ha.
Pengembangan kawasan industri yang dialokasikan di Kariangau seluas
kurang lebih 2.721 Ha (65,25%)
• pengembangan jalur hijau setiap blok kawasan industri di Kawasan Industri
Kariangau
• pengembangan ruang terbuka hijau setiap blok kawasan industri
• pengembangan sistem pengelolaan limbah dengan konsep zero waste di
setiap blok kawasan industri
• pengembangan kawasan industri pergudangan dan galangan kapal seluas
kurang lebih 213 Ha di Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Karang Joang
di Kecamatan Balikpapan Utara dan di Kelurahan Kariangau di Kecamatan
Balikpapan Barat
• pengembangan prasarana kawasan peruntukan industri
• pengembangan perumahan karyawan di kawasan peruntukan industri besar
Penetapan Kawasan • Kawasan Industri Manufaktur Kariangau dan Buluminung ditetapkan
Strategis Kota sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi
• Di dalam RTRW Kota Balikpapan, Kelurahan Kariangau ditetapkan pula
sebagai kawasan strategis kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
berupa kawasan kawasan Hutan Lindung Sungai Wain
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA BALIKPAPAN

Rencana Jalan
Arteri Primer (Trans Trase jalur kereta api lintas
Kalimantan) Kalimantan Bagian Timur yang
menghubungkan Penajam Paser
Rencana
Utara – Balikpapan – Kutai
jembatan pulau
Kartanegara
Balang

Rencana jalan
bebas hambatan
(Freeway BASABO)
Pengembangan
Waduk Wain

Pelabuhan
industri

Pembangkit
Listrik (PLTU)

Jembatan PPU-
BPP

Pengembangan
Jalan Poros KIK
(TMMD)

Pengembangan
Terminal angkutan
barang

RENCANA COASTAL
ROAD
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KIK

INFRASTRUKTUR CAPAIAN DAN TARGET


Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau Pembangunan tahun 2008
Telah beroperasi
dan diresmikan Presiden RI 23 Oktober 2013
Pembangkit Listrik • 2 x 15 MW (PLTU, PT Kariangau Power-Bayan Grup) Sudah
operasional dan siap untuk sharing suplai listrik
• 2 X 100 MW (PLTU - PLN), sedang uji komisioning, Operasional
juli 2016
Penyediaan Air Bersih • Waduk Wain 2012 oleh Pemprov Kaltim , kapasitas = 5,1 Juta m3
, Debit 262 L/dt, progres pembangunan tubuh bendung
• PT. Kariangau Power, kapasitas 100 l/dt (perencanaan)
• PT. KKT, 1800 ton/hari, sudah operasional dan siap sharing air
Pembangunan Jembatan • Bentang Pendek 470 m
Pulau Balang • Bentang panjang 800 m, telah dikerjakan 4 tiang (2 sisi Pulau
Balang, 2 sisi Balikpapan) Rp. 100 Milyar Tahun 2013, tahun 2014
pembebasan lahan abutment, Tahun 2016 diusulkan pendanaan
pembangunan
Pembangunan Jalan Km. 13 – KIK • Panjang = 12 Km, telah terbangun
• jembatan wain 2 jalur, telah terbangun
• Jalan pendekat P. Balang progres pembukaan lahan 3 Km
No. Uraian Bentang Bentang Panjang
Pendek
1. Mengubungkan Kab. PPU – P. Balikpapan – P. Balang
Balang
2. Panjang 470 m 804 m

3. Jenis Kontruksi Pelengkung Cable Stayed BENTANG


Beton Presstres PANJANG

4. Total Biaya Rp. 425 Miliar Rp. 1,6 Triliun


BENTANG PENDEK
5. Pembangunan 2008 2013

6. Progress 80 % 6,25 % (4 pilar = Rp.


100 Miliar)

318 m 804 m 318 m


91 m
33 26,80
m m
22
Kawasan Industri Kariangau

Blok Lainnya : Blok Industri


1. Zona Hutan (3.565 ha)
Mangorove
(1.085,119 ha),
2. Zona Jalur
Luas Zona
Migrasi Satwa
Industri Zona Industri Zona Fasos-
(178,412 ha),
di KM 13 =
3311,598 ha
3. Zona Hutan Kota (2.721 ha) Fasum
(21, 744 ha), (844 ha)
4. Zona Sempadan
Pantai (196,314
ha)

Luas Zona Industri


di KM 5 = 253,402 ha

Z. Industri KM 13 = 3311,598 ha
Z. Industri KM 5 = 253,402 ha
Jumlah Zona KIK = 3565,000 ha
KIK sebagai kawasan
strategis kota
balikpapan dari sudutt
kepentingan
pertumbuhan ekonomi
PERDA NO. 3/2014 TENTANG RTRW KAB. PPU

MUATAN KEBIJAKAN ARAHAN KEBIJAKAN


Sistem Jaringan Transportasi • Rencana jembatan Penajam – Balikpapan
Darat • Rencana jalan kolektor primer yg menghubungkan Penajam – Kariangau, Kota
Balikpapan
• Peningkatan dan pemeliharaan jalan Kabupaten (Jalan Lokal Primer) pada ruas
Jalan Perkotaan Penajam – Gunung Seteleng – Buluminung
• Peningkatan dan pemeliharaan jalan Kabupaten (Jalan Lokal Primer) pada ruas
Jalan ruas Jalan Gunung Seteleng – Gresik – Jenebora – Pantai Lango
Jaringan transportasi sungai, • Pengembangan jaringan sungai, danau dan penyeberangan yang
danau dan penyeberangan, menghubungkan Kabupaten PPU dengan Kota Balikpapan, yaitu pelabuhan
Penyeberangan Ine Dong Hwa berada di Kelurahan Jenebora (Penajam) –
Kampung Baru (Balikpapan)
Sistem Jaringan Transportasi • Pengembangan jalur kereta api berupa pembangunan jaringan jalur kereta api
Perkeretaapian nasional, yang melintasi Kecamatan Babulu – Kecamatan Waru – Kecamatan
Penajam – Pulau Balang – Balikpapan
Sistem Jaringan Transportasi • Pelabuhan umum berupa pengembangan pelabuhan pengumpul di Kecamatan
Laut Penajam
• Rencana pembangunan jembatan penyeberangan menghubungkan Kabupaten
Penajam Paser Utara menuju Kota Balikpapan melalui Teluk Balikpapan
Rencana Pola Ruang • Kawasan industri yang diarahkan di Kabupaten PPU merupakan kawasan
peruntukan industri yang berbasis sumber daya alam dan pertanian
• Industri pengolahan hasil pertanian, perdagangan dan jasa dipusatkan di
sekitar Kelurahan Pantai Lango, Gresik, Jenebora, Buluminung, Gunung Seteleng
dan Nipah Nipah di Kecamatan Penajam
RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN PPU

Rencana jalan kolektor primer yg


menghubungkan Penajam – Kariangau

Rencana pembangunan jembatan


penyeberangan menghubungkan Kabupaten
Penajam Paser Utara menuju Kota
Balikpapan melalui Teluk Balikpapan

Pengembangan pelabuhan Penyeberangan


Ine Dong Hwa berada di Kelurahan Jenebora
(Penajam) – Kampung Baru (Balikpapan)

Pembangunan jaringan jalur kereta api


nasional, yang melintasi Kecamatan Babulu –
Kecamatan Waru – Kecamatan Penajam –
Pulau Balang – Balikpapan

Pengembangan Pelabuhan umum berupa


pengembangan pelabuhan pengumpul di
Kecamatan Penajam
Rencana peruntukan industri skala besar
• Kawasan industri yang diarahkan di Kabupaten
PPU merupakan kawasan peruntukan industri
yang berbasis sumber daya alam dan pertanian
• Industri pengolahan hasil pertanian,
perdagangan dan jasa dipusatkan di sekitar
Kelurahan Pantai Lango, Gresik, Jenebora,
Buluminung, Gunung Seteleng dan Nipah Nipah
di Kecamatan Penajam
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
DI KABUPATEN PPU
KARAKTERISTIK, ISU, POTENSI,
DAN MASALAH KAWASAN INDUSTRI
KARIANGAU – BULUMINUNG
GUNA LAHAN EKSISTING

Wilayah Perencanaan
Penggunaan
No Kab. Penajam Kota
Lahan
Paser Utara Balikpapan
Industri dan
1 128,55 800,26
Pergudangan
2 Mangrove 3.486,36 1.610,67
3 Pelabuhan 30,46 0,00
4 Perkebunan 811,72 114,38
5 Permukiman 679,34 391,57
6 Semak Belukar 2.484,12 2.650,71
7 Tambak 412,64 27,07
STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI 8 Tambang 535,75 20,86
KARIANGAU-BULUMINUNG 9 Kolong 2,59 0,00
Luas 8.571,53 5.615,51
KEMIRINGAN LERENG

STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KARIANGAU-BULUMINUNG
JENIS TANAH

STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KARIANGAU-BULUMINUNG
GEOLOGI

STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KARIANGAU-BULUMINUNG
GEOHIDROLOGI

STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KARIANGAU-BULUMINUNG
DAERAH ALIRAN SUNGAI

STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI


KARIANGAU-BULUMINUNG
KEMAMPUAN PENGEMBANGAN LAHAN

Kemampuan Wilayah Perencanaan


No Pengembangan Kab Penajam Kota
Lahan Paser Utara Balikpapan
1 Sangat Tinggi 6369,81 1862,04
2 Tinggi 94,89 77,75
3 Sedang 2106,84 3675,72
Luas 8571,53 5615,51
STUDI PERENCANAAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
KARIANGAU-BULUMINUNG
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan
Luas Kepadatan
Kelurahan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Daerah Penduduk 2017
(Km2) (Jiwa/Km2)
Baru Tengah 21.902 22.596 23.587 24.575 25.350 21.398 21.738 0,57 38.137
Margasari 11.454 11.417 12.724 13.227 13.621 10.755 10.926 0,66 16.555
Baru Ilir 20.455 19.939 21.781 22.333 22.441 19.715 20.028 0,59 33.946
Margo Mulyo 14.979 14.821 15.048 15.552 15.683 15.524 15.771 1,85 8.525
Baru Ulu 20.586 20.580 22.808 23.602 24.486 22.149 22.499 0,95 23.683
Karingau 3.758 3.809 4.523 4.978 5.466 4.458 4.529 175,33 26
Jumlah 93.134 93.162 100.471 104.267 107.047 93.999 95.491 179,95 531

▪ Jumlah penduduk terbesar 10.00%

tahun 2017 ada di kelurahan


Baru Ulu, mencapai 22.499 jiwa 7.85%
▪ Kepadatan tertinggi ada di 5.00%
2.67%
Kelurahan Baru Tengah, 1.59%
3.78%
mencapai 38.137 jiwa/Km2 0.03%
▪ Pertumbuhan penduduk Kec. 0.00%
Balikpapan Barat selama 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017

periode 2011– 2017 meningkat


sebesar 2,53% atau rata-rata -5.00%
pertahun memiliki
pertumbuhan 0,42%
-10.00%

-12.19%
-15.00%
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara
▪ Jumlah penduduk terbesar tahun 2017 ada di kelurahan Penajam, mencapai 12.093 jiwa
▪ Kepadatan tertinggi ada di Kelurahan Gunung Seteleng, mencapai 271,24 jiwa/Km2
▪ Pertumbuhan penduduk Kec. Penajam selama periode 2011– 2017 meningkat sebesar
2,53% atau rata-rata pertahun memiliki pertumbuhan 0,42%

Luas Kepadatan
Kelurahan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Daerah Penduduk 2017
(Km2) (Jiwa/Km2)
Tanjung Tengah 1.950 2.108 2.215 2.303 2336 2.385 2.441 22,20 109,95
Saloloang 1.644 1.810 1.864 1.980 2055 2.095 2.139 20,21 105,84
Petung 7.245 7.564 7.738 8.805 7969 8.085 8.097 10,23 791,50
Giri Mukti 4.575 4.809 4.999 6.093 5684 5.875 5.955 16,00 372,19
Lawe-Lawe 2.329 2.691 2.894 2.805 3109 3.121 3.194 60,08 53,16
Pejala 1.031 1.056 1.100 1.170 1199 1.234 1.202 20,45 58,78
Kampung Baru 607 677 633 642 648 641 651 31,57 20,62
Sesumpu 765 762 833 850 882 885 908 17,88 50,78
Sungai Parit 1.671 1.639 1.838 2.578 2737 2.578 2.578 19,62 131,40
Nipah-Nipah 2.690 2.638 3.106 3.407 3375 3.379 3.356 70,51 47,60
Nenang 4.897 4.923 5.052 6.454 5232 5.286 5.665 25,13 225,43
Gunung Seteleng 4.195 4.899 5.081 6.479 5268 6.019 6.016 22,18 271,24
Penajam 13.822 14.693 13.215 15.568 13722 13.737 12.093 46,23 261,58
Bulu Minung 2.283 2.419 3.248 3.842 3731 3.703 3.707 70,86 52,31
Sotek 4.817 5.342 5.417 5.429 5568 4.983 4.978 157,96 31,51
Sepan 1.627 1.535 1.513 1.892 1669 1.918 1.939 109,40 17,72
Riko 1.710 1.502 1.553 1.786 1648 1.733 1.763 347,09 5,08
Pantai Lango 1.471 1.495 1.588 3.217 1665 1.708 1.662 44,24 37,57
Gersik 3.331 3.479 3.201 3.851 3037 2.999 2.954 41,55 71,10
Jenebora 4.145 4.392 3.951 1.658 4036 3.639 3.611 45,02 80,21
Bukit Subur 867 941 910 930 916 903 895 9,60 93,23
Sidorejo 1.745 1.784 1.941 2.056 2069 2.081 2.112 8,96 235,71
Giri Mukti 2.282 2.177 3.294 3.786 3351 3.359 3.490 13,47 259,09
Total 71.699 75.335 77.184 87.581 81.906 82.346 81.406 1.230,44 66,16
ISU STRATEGIS

1. Didukung oleh berbagai kebijakan baik kebijakan


pemerintah pusat, provinsi maupun kota dan kabupaten.
2. Didukung dengan infrastruktur terhadap kegiatan
industri seperti terminal peti kemas, pelabuhan bongkar
muat barang, jalur kereta api, jalan tol, pembangkit
tenaga listrik serta rencana infrastruktur lainnya.
3. Berada pada poros regional lintas trans kalimantan yang
menghubungkan wilayah Kalimantan Utara, Kota
Samarinda, Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat.
4. Sudah terintegrasi dengan terminal pelabuhan peti
kemas dan memiliki konektivitas untuk melayani
kegiatan industri di wilayah tengah dan timur Indonesia.
5. Pengembangan kawasan industri berbenturan dengan
ekosistem lingkungan terutama terkait dengan flora
fauna di sekitar teluk Balikpapan.
6. Kabupaten PPU telah memiliki Masterplan Kawasan
Industri Buluminung yang dapat menjadi mitra kegiatan
di Kawasan Industri Kariangau dengan basis industri
pengolahan hasil kehutanan dan pertanian
7. Diperlukan integrasi antara kawasan industri Kariangau
dengan kawasan industri Buluminung.
POTENSI PENGEMBANGAN

1. Memiliki letak strategis → bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia


(ALKI II).
2. Dukungan infrastruktur : terminal peti kemas, pelabuhan bongkar muat
barang, jalur kereta api, jalan tol, pembangkit tenaga listrik serta rencana
infrastruktur lainnya.
3. Sudah terintegrasi dengan terminal pelabuhan peti kemas (sebagai jalur
angkut laut) dan Freeway (sebagai jalur angkut darat).
4. Sudah ada industri yang beroperasi, 20 pabrik yang sudah mengantongi
izin membuat pabrik, dimana 13 diantaranya sudah beroperasi
5. Suda memiliki dokumen perencanaan, seperti Review Masterplan Kawasan
Industri Kariangau dan Masterplan Kawasan Industri Buluminung, sebagai
dasar pembangunan kawasan.
6. Kawasan Industri Buluminung diarahkan sebagai mitra Kawasan Industri
Kariangau yang akan bersinergi di dalam kegiatan industri
▪ Kawasan Industri Kariangau mengakomodir industri kimia, batubara,
pengolahan kayu, pengeboran minyak, pupuk dan aneka industri
lainnya.
▪ Kawasan industri Buluminung mengakomodir industri pengolahan
hasil kehutanan dan pertanian
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN

1. Letak Kawasan industri ini berdampingan dengan Kawasan


Teluk Balikpapan yang mempunyai fungsi lindung. Dari KIK
dan KIB secara bersamaan berpotensi menimbulkan dampak
kumulatif terhadap perairan Teluk Balikpapan
2. Saat ini belum terhubungnya antara kawasan industri
Kariangau dan Kawasan Industri Buluminung.
3. Terdapat ketimpangan sarana prasarana antara Kawasan
Industri Kariangau dan Kawasan Industri Buluminung.
4. Belum tersusunnya regulasi yang menguatkan status kegiatan
di dalam Kawasan Industri Buluminung karena terbentur
masalah administrasi
5. Kawasan Industri Kariangau saat ini ibarat “mati suri” karena
belum beroperasi secara maksimal, sedangkan Kawasan
Industri Buluminung sedang dalam tahap pengembangan dan
membutuhkan suntikan investasi dan kejelasan regulasi
6. Adanya penggunaan lahan tidak sesuai dengan rencana
pengembangan kawasan industri
Nilai Strategis kawasan industri kariangau buluminung
Kesesuaian dengan
No. Kriteria KSP Ekonomi Kondisi Kawasan Kariangau dan Buluminung
Kriteria Ekonomi*
1. Memiliki potensi ekonomi cepat Sektor industri pengolahan menjadi basis di Kota Balikpapan
tumbuh sedangkan Kabupaten PPU sektor industri menjadi basis v
memiliki prospek yang baik di masa depan
2. Memiliki sektor unggulan yang dapat Saat ini sudah banyak investasi di kawasan industri, dan sudah
v
menggerakkan pertumbuhan ekonomi ada perusahaan yang telah beroperasi
3. Memiliki potensi ekspor Analisis DLQ: Subsektor industry tanpa migas potensial untuk
v
menjadi sektor basis dan diekspor keluar wilayah di masa depan
4. Memiliki dukungan jaringan prasarana Kondisi infrastruktur sudah cukup baik ditambah lagi terdapat
dan fasilitas penunjang kegiatan rencana pengembangan infrastruktur yang mendukung kegiatan v
ekonomi industri
5. Memiliki kegiatan ekonomi yang Pengembangan kawasan industri ini memiliki tema
v
memanfaatkan teknologi tinggi pengembangan industri perakitan berteknologi tinggi
6. Berfungsi untuk mempertahankan Pengembangan Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung di
tingkat produksi pangan dalam rangka Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara tidak
mewujudkan ketahanan pangan berpengaruh terhadap usaha mewujudkan ketahanan pangan x
karena lebih mengarah ke industri – industri besar yang tidak
bergerak di sektor pangan
7. Berfungsi untuk mempertahankan Terdapat rencana pembangunan pembangkit listrik tambahan
tingkat produksi sumber energi dalam namun tidak ada rencana produksi sumber energi sebagai usaha x
rangka mewujudkan ketahanan energi mendukung ketahanan energi
8. Dapat merupakan kawasan yang dapat Analisis I-O: Saat ini hanya output yang dihasilkan dari Industri
mempercepat pertumbuhan kawasan Kertas dan Barang Cetakan saja yang banyak digunakan sebagai
tertinggal di dalam wilayah provinsi input bagi sektor-sektor lainnya dalam perekonomian. x
Sementara sektor indsutri lain belum mampu mendorong
perekonomian di sekitarnya untuk menjadi lebih baik.

*v : Pemenuhan Kriteria KSP Sudut Kepetingan Ekonomi Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung
Kebutuhan Penanganan Dampak Pengembangan Kawasan Industri

1) Perlu adanya antisipasi konflik antara kawasan permukiman dengan


kawasan industri, misalnya dengan menyediakan zona buffer antara kedua
kawasan tersebut.
2) Pengembangan kawasan industri berpotensi merusak ekosistem mangrove di
daerah pantai jika aspek lingkungan tidak diperhatikan.
3) Terdapat disparitas pembangunan antar kawasan industri Kariangau dengan
kawasan industri Buluminung terutama dalam hal sarana dan prasarana
4) Meningkatnya kebutuhan lahan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan
baku industri
5) Bangkitan penduduk yang besar akibat pekerja pendatang
SEBARAN INDUSTRI DI KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU - BULUMINUNG

KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU KAWASAN INDUSTRI BULUMINUNG

Astra Infra Port - Eastka


Packing Plant Semen Indonesia PT. Kalimantan Prima Services Indonesia

PT. Petrosea Kutai Refinery Nusantara PTK Shorebase Tanjung Batu (PSTB) PTK Shorebase Tanjung Batu (PSTB)

PT. Kaltim Kariangau Terminal PT. PJB Ubjom Kaltim Teluk


PT Inne Donghwa Penajam Supply Base Chevron
Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan dalam Pengembangan Kawasan
Strategis Provinsi Kariangau-Buluminung
IFAS→ Strength (S) Weaknesses (W)
• Adanya pembangunan jembatan • Belum berkembang akibat dari kurangnya
Pulau Balang & Jalan Tol pendukung industri (energi listrik /power
• Tersedia lahan kawasan industri KSP plant & air bersih)
diluar lahan KIB dan KIK • Keterbatasan peran kelembagaan dalam
• Pembagian kewenangan pengelolaan mengelola pengembangan kawasan industri
Pemprov dan Pemkab dalam yang mencakup seluruh KSP
pengembangan KSP
EFAS
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
• KI dan KB telah memiliki dokumen • Percepatan realisasi pengembangan KI • Mengatasi /melengkapi kebutuhan
Masterplan Kawasan Industri dan dan KB pendukung kawasan industri yang belum
masing masing telah tercantum • Percepatan & Optimalisasi dimiliki oleh KIK ataupun KIB sebagai
dalam RTRW Kota Balikpapan dan pemanfaatan infrastruktur terkait kawasan prioritas KSP Kariangau
kab Penajam Paser Utara (jalan TOL dan Jembatan Pulau Buluminung:
• Rencana Pembangunan Indonesia Balang) dalam mendukung o Pusat pendidikan dan pelatihan
Marine Science and Technologi Park pengembangan Industri industri
di PPU (BPPT) o Perkantoran
• Pengembangan jalur kereta api di o Pusat Perbelanjaan & Niaga (CBD)
Pulau Kalimantan o Permukiman pekerja industri
o Fasilitas Pendukung Industri skala
pelayanan KSP
o Infrastruktur pendukung KSP lainnya
Threat (T) Strategi S-T Strategi W-T
• Persaingan kegiatan industri & • Sinergis Pengembangan KIK dan KIB • Pengelolaan Kebijakan Rencana dan Program
Perdagangan bebas sesuai kewenangan Pemprov-pemkab (KRP) secara terpadu → KLHS KSP
• Dari KIK dan KIB secara bersamaan dalam kesatuan pengelolaan KSP Kariangau Buluminung
berpotensi menimbulkan dampak • • Penetapan kelembagaan dengan lingkup dan
kumulatif terhadap perairan Teluk kewenangan mencakup KSP Kariangau-
Balikpapan Buluminung
• Penggunaan lahan tidak sesuai
dengan rencana pengembangan
kawasan industri
KAJIAN DELINEASI
KAWASAN
KETENTUAN DELINEASI KSP
PermenATR No. 37/2016

• Delineasi harus memiliki titik • Dalam hal perencanaan tata ruang


koordinat yang jelas KSP tidak memerlukan adanya
kawasan penyangga, delineasi KSP
• Ditetapkan oleh Gubernur atau hanya mencakup kawasan inti
pejabat yang ditunjuk yang
berwenang di bidang penataan
ruang
Kaw. INTI
• Batas delineasi dapat berupa:
– Batas administrasi
– Batas bentang alam (sungai,
danau, dll); dan/atau
– Batas buatan (jalan, rel KA, dll)
Kaw.
• Delineasi mencakup: PENYANGGA

– Kawasan Inti
Ilustrasi
– Kawasan Penyangga
PENETAPAN DELINEASI

PENGERTIAN: KRITERIA PENETAPAN DELINEASI:


1) Kawasan INTI → kawasan di mana 1) Kawasan INTI:
kegiatan utama KSP atau KSK – Merupakan obyek utama
berada, baik yang batasnya telah pengembangan/pembangunan
maupun belum ditetapkan dalam – Berada di wilayah daratan
peraturan perundang-undangan. dan/atau perairan
2) Kawasan PENYANGGA → kawasan 2) Kawasan PENYANGGA:
sekitar kawasan inti KSP atau KSK – merupakan kawasan yang
yang mempengaruhi fungsi kawasan memiliki pengaruh, pelindung,
inti atau dipengaruhi oleh kawasan dan berdampak langsung
inti, baik secara langsung maupun terhadap kawasan inti;
tidak langsung. – memiliki radius tertentu dari batas
terluar kawasan inti
– Berada di wilayah daratan
dan/atau perairan
PENGERTIAN INDUSTRI MANUFAKTUR

• INDUSTRI → seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku


dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri
(UU No. 3/2014)
• MANUFAKTUR → suatu cabang industsri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan, dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan
mentah menajdi barang jadi yang memiliki nilai jual.
• Dalam KBLI 2017 → Industri Pengolahan yang masuk dalam Kategori C
merupakan penerjemahan dari Klasifikasi dalam ISIC yaitu Manufaktur
(Manufacturing)
• Dengan demikian, INDUSTRI MANUFAKTUR dapat didefinisikan sebagai
INDUSTRI PENGOLAHAN, dimana mengacu pada KBLI 2017 termasuk pada
Kategori C.
PENGERTIAN KAWASAN INDUSTRI

• KAWASAN INDUSTRI → kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri yang


dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri (UU No. 3/2014)

• KAWASAN INDUSTRI → Merupakan zona pemusatan kegiatan industri yang


dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang (PerMen ATR No. 16/2018)

• KAWASAN INDUSTRI (INDUSTRIAL ESTATE) → kawasan industri adalah suatu


daerah atau kawasan yang biasanya didominasi oleh aktivitas industri. Kawasan
industri biasanya mempunyai fasilitas kombinasi yang terdiri atas peralatan-
peralatan pabrik (industrial plants), penelitian dan laboratorium untuk
pengembangan, bangunan perkantoran, bank, serta prasarana lainnya seperti
fasilitas sosial dan umum yang mencakup perkantoran, perumahan, sekolah,
tempat ibadah, ruang terbuka dan lainnya (Industrial Dev’t Handbook, 1975)

• Ciri-ciri Kawasan industri:


– Adanya areal/bentangan lahan yang cukup luas yang sudah dimatangkan
dilengkapi dengan sarana & prasarana
– Ada badan pengelola
– Diisi oleh Industri (manufaktur)
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

PERIODE DESKRIPSI KARAKTERISTIK


1970 - 1989 Kawasan Industri Kawasan industri yg direncanakan,
GENERASI PERTAMA dibangun, & dikelola oleh Pemerintah
Ct: KI Pulogadung (Jkt), KI Rungkut
(Surabaya), KI Medan, KI Makassar, dsb

1990 – 2000 Kawasan Industri Kawasan industri yang direncanakan,


GENERASI KEDUA dibangun & dikelola oleh Swasta.
Dikembangkan dg konsep sederhana, yaitu
semata sebagai lokasi pabrik.
Pemerintah berfungsi sebagai regulator

2000 ke atas Kawasan Industri Kawasan Industri yang terintegrasi dari hulu
GENERASI KETIGA ke hilir, didukung fasilitas dan jaringan
infrastruktur, serta dilengkapi dengan
fasilitas perumahan bagi pekerja, bisnis,
hiburan, pendidikan, dsb ke arah kota
industri baru yang modern dan mandiri
Ct: Kota Cikarang Baru
KARAKTERISTIK GENERASI KAWASAN INDUSTRI

KARAK- KI GENERASI KI GENERASI KEDUA KI GENERASI KETIGA


TERISTIK PERTAMA (1970-1989) (1989-2000) (2000 – skrg)
PRODUK Beraneka ragam, belum Tidak spesifik Berbasis kompetensi inti
terfokus industri daerah/memiliki
pohon industri yg akan
dikembangkan
INFRASTRUK Tidak terintegrasi Mengarah pada integrasi Terintegrasi dengan seluruh
TUR dengan dukungan sarana dan prasarana dukungan sarana (area
sarana lain, seperti listrik penunjang kawasan komersial, riset, pendidikan,
dan air perumahan, rumah sakit,
supermarket)
LINGKUNGA Pengelolaan limbah Memperhatikan Memperhatikan lingkungan
N kurang intensif lingkungan
LITBANG Belum terdapat pusat Litbang dilakukan oleh Semua kawasani ndustri
litbang masing-masing punya pusat litbang
perusahaan
ORIENTASI Penjualan lahan Penjualan lahan dan jasa Jasa
BISNIS secara parsial

Sumber: KemenPerin
REKOMENDASI PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU & KAWASAN INDUSTRI BULUMINUNG
Berdasarkan uraian pengertian dasar dan perkembangan
konsep pengembangan Kawasan Industri di Indonesia, maka
direkomendasikan pengembangan KI Kariangau dan KI
Buluminung adalah pengembangan Kawasan Industri
(Pengolahan) Generasi Ketiga yang mengintegrasikan lahan
untuk pengembangan industri (pabrik) beserta infrastrukturnya
(transpostasi, energi, air, limbah, dsb) serta pengembangan
kawasan permukiman, perkantoran (bisnis), pendidikan,
hiburan, dsb dalam satu hamparan kawasan.
DUKUNGAN TERHADAP VISI
KALTIM 2030 USULAN DELINEASI
Dukungan kebijakan Provinsi Kalimantan
Timur untuk mendorong KI Kariangau & KI DASAR PERTIMBANGAN DELINIASI dan INTEGRASI KI
Buluminung menjadi pusat pertumbuhan KARIANGAU & KI BULUMINUNG DALAM SATU KAWASAN KSP
ekonomi Kaltim

• Pembangunan Jembatan Pulau


Balang dan pembangunan jalan
KONEKTIFITAS menuju Kawasan Industri Buluminung
JARINGAN • Pembangunan dermaga di Teluk
INFRASTRUKTUR Balikpapan yang bisa
menghubungkan pergerakan barang
KAWASAN INDUSTRI KARIANGAU- dari KI Kariangau ke KI Buluminung
BULUMINUNG MEMILIKI SATU
KESATUAN TEMATIK PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI YANG
TERINTEGRASI DAN MEMILIKI
KONEKTIVITAS CUKUP KUAT DALAM
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR • Pembangkit listrik
INTEGRASI
• Pembangunan Bendungan Sepaku
JARINGAN
Semoi, Bendung Lawe-lawe, Bendung
INFRASTRUKTUR
Telake sebagai sumber air baku
(YANG BISA
bersama
DIGUNAKAN
• Sarana Telekomunikasi bersama
BERSAMA)
• Sarana Pengolahan limbah B3
bersama

KESESUAIAN LAHAN UNTUK KARIANGAU & BULUMINUNG BERADA


PENGEMBANGAN KEGIATAN INDUSTRI & PADA KAWASAN YANG SESUAI UNTUK
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KEGIATAN INDUSTRI
USULAN DELINEASI
Alternatif -1
• KSP KI Karingau & KI Buluminung dikembangkan
sebagai KI Generasi Ketiga dalam satu hamparan
yang tidak terpisahkan.
• Kawasan Inti → meliputi KI Kariangau dan KI
Buluminung yang dilengkapi dengan infrastruktur
serta permukiman pekerja, perkantoran (bisnis),
hiburan, dsb dalam satu hamparan yang tidak
terpisahkan.
• Kawasan Penyangga → tidak ada
• Analisis Makro digunakan sbg pertimbangan
pengembangan KI Karingau & KI Buluminung
(baik dari potensi bahan baku industri maupun
infrastruktur dari/menuju sumber bahan baku)
• Luas lahan: 21.727 Ha (wilayah daratan: 14.187 Ha)
• Skala ketelitian peta: 1:10.000
Kabupaten Keterangan Luas (Ha)
Desa Jenebora dan Pantai Lango 1.775,33
Kecamatan Penajam 1.150,74
Kabupaten Penajam
KIB 5.381,84
Paser Utara
Pulau Balang 203,40
Pulau Kwangan 60,22
Jumlah 8.571,53
KIK 5.501,95
Kota Balikpapan
Pulau Balang 113,56
Jumlah 5.615,51
Sungai 7.540,51
Total Luas Wilayah Daratan 14.187,04
Total Luas Wilayah KSP (Darat & Perairan) 21.727,55
USULAN DELINEASI – Alternatif 2
• KSP KI Karingau & KI Buluminung dikembangkan
sebagai KI Generasi Ketiga, masing-masing berdiri
sendiri sebagai satu KI mandiri.
• Kawasan Inti → meliputi KI Kariangau dan KI
Buluminung yang dilengkapi dengan infrastruktur
serta permukiman pekerja, perkantoran (bisnis),
hiburan.
• Antara KI Kariangau & KI Buluminung dipisahkan
oleh perairan (Teluk Balikpapan) dan kawasan
daratan (Kelurahan Jenebora)
• Kawasan Penyangga → tidak ada
• Analisis Makro digunakan sbg pertimbangan
pengembangan KI Karingau & KI Buluminung (baik
dari potensi bahan baku industri maupun
infrastruktur dari/menuju sumber bahan baku)
• Luas lahan: 19.952 Ha (wilayah daratan: 12.412 Ha)
• Skala ketelitian peta: 1:10.000

Kabupaten Keterangan Luas (Ha)


Kecamatan Penajam 1.150,74
Kabupaten Penajam KIB 5.381,84
Paser Utara Pulau Balang 203,40
Pulau Kwangan 60,22
Jumlah 6.796,21
KIK 5.501,95
Kota Balikpapan
Pulau Balang 113,56
Jumlah 5.615,51
Sungai 7.540,51
Total Luas Wilayah Daratan 12.411,72
Total Luas Wilayah KSP (Darat & Perairan) 19.952,22
USULAN DELINEASI – Alternatif -3
• Kawasan Inti → lahan yang diperuntukkan KSP KI Karingau & KI Buluminung dikembangkan
untuk kegiatan industri pengolahan (parik), baik sebagai KI Generasi Kedua. Dimana Infrastruktur dan
yang berada di KI Kariangau maupun KI kawasan perumahan pekerja, perkantoran, dsb berada
Buluminung
• Kawasan Penyangga → kawasan di sekitar KI
di kawasan penyangga.
Kariangau dan KI Buluminung yang
menyediakan kegiatan penunjang (infrastruktur,
kawasan perumahan pekerja, perkantoran,
hiburan, pendidikan, dsb)
• Luas lahan
– Kawasan Inti: 7.979,27 Ha
– Kawasan Penyangga: 6.207,78 Ha
• Skala ketelitian peta:
– Kawasan Inti: 1:5.000
– Kawasan Penyangga : 1:10.000 – 1:25.000
Kabupaten Keterangan Kawasan Luas (Ha)
KIB Inti 5.381,84
Kabupaten Desa Jenebora dan Pantai Lango Penyangga 1.775,33
Penajam Kecamatan Penajam Penyangga 1.150,74
Paser Utara Pulau Balang Penyangga 203,40
Pulau Kwangan Penyangga 60,22
Jumlah 8.571,53
KIK Inti 2.597,43
Kota
KIK Penyangga 2.904,52
Balikpapan
Pulau Balang Penyangga 113,56
Jumlah 5.615,51
Sungai 7.540,51
Total Luas Kawasan Inti 7.979,27
Total Luas Kawasan Penyangga 6.207,78
Total Luas Wilayah KSP (Daratan) 14.187,04
PENDEKATAN, METODOLOGI,
DAN RENCANA KERJA
PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENDEKATAN

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Pendekatan Dalam Pendekatan Dalam
Perencanaan Pembangunan Partisipatif Dan
Analisis Kebijakan Penyusunan Rencana
Komprehensif Berkelanjutan Aspiratif

Pendekatan
Pendekatan Analisis
Incremental-
Kebijakan Publik
Strategis

Pendekatan Pendekatan
Normatif Strategis-Proaktif
METODOLOGI

METODA
KEBUTUHAN
METODOLOGI PENGUMPULAN
DATA
• Data & Peta Dasar (IGD) Skala 1:10.000
DATA
• Data Profil KSP Kariangau – Buluminung
• Data hasil studi terdahulu
• Data kebijakan pemanfaatan ruang
• Rencana struktur dan pola ruang
TEKNIK
• Teknik Survey Sekunder / • Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan
PENGUMPULAN Instansional dan pengembangan KSP Kariangau – Buluminung
DATA
• Teknik Wawancara • Data Sarana dan Prasarana KSP Kariangau –
Buluminung
• Studi Dokumentasi – Visual • Data Kelembagaan KSP Kariangau - Buluminung

• Diskusi / Konsultasi Publik • Data Dokumen Perencanaan Daerah

• Ground Control Point (GCP) & • Data permasalahan dan isu strategis KSP
Independent Control Point (ICP)
• Data data statistik kab. PPU dan kota Balikpapan

METODA KEBUTUHAN
• Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang
ANALISIS DATA ANALISIS
• Analisis Deliniasi KSP
• Metoda Orthorektifikasi dan
deskripsi peta / asistensi BIG • Analisis karakteristik sosial kependudukan

• Metode Pemetaan • Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Stakeholder
• Analisis arah pengembangan KSP
• Metode SWOT • Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta
optimasi pemanfaatan ruang
• Metode Proyeksi • Analisis Karakteristik Klimatologi
• Analisis Karakteristik Topografi
• Metode Standar Kebutuhan • Analisis Karakteristik Geologi
TEKNIS ANALISIS Sarana Prasarana • Analisis Kemampuan Lahan
DATA
• Metode Analisis Isi • Analisis Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP)
PROGRAM KERJA

Identifikasi KRP Kawasan RTR KSP


Identifikasi KRP Kawasan RTR KSP
PROSES PEMETAAN
REVIEW DAN PENYEPAKATAN
DELINIASI KSP KARIANGAU -
BULUMINUNG

SURVEY DATA SEKUNDER


TERKAIT PETA (CITRA
SATELIT RESOLUSI TINGGI
DAN PETA DASAR LAINNYA)

KONSULTASI PETA CSRT KE BIG PENGOLAHAN PETA LAPORAN HASIL


Berita Acara persetujuan peta CITRA RESOLUSI SURVEY DAN
CSRT dari BIG TINGGI PENGUKURAN GCP ICP

KONSULTASI HASIL
ORTHOREKTIFIKASI KE PEMBUATAN PETA GARIS
BIG PADA CITRA SATELIT
Berita Acara persetujuan RESOLUSI TINGGI
dari BIG

KONSULTASI HASIL PETA PENYUSUNAN PETA-PETA


DASAR KE BIG TEMATIK KSP KARIANGAU –
Berita Acara persetujuan BIG BULUMINUNG

PENYUSUNAN PETA-PETA
RENCANA KSP KARIANGAU –
BULUMINUNG
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Identifikasi KRP Kawasan RTR KSP


ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
SATUAN KERJA
Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi
Supervisi Administrasi Kegiatan Kalimantan Timur

TIM SUPERVISI

koordinasi
TIM PELAKSANA KEGIATAN STAKEHOLDER LAINNYA
MANAJEMEN
STUDI PERENCANAAN KSP KARIANGAU – Pemerintah Povinsi, Pemerintah Kab./
PT. STUDIO CILAKI EMPAT LIMA BULUMINUNG Kota, Pihak Swasta dan Masyarakat

KETUA TIM
Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

TENAGA AHLI & ASISTEN TENAGA AHLI

Ahli Teknik Industri Ahli Teknik Lingkungan


Ahli Ekonomi dan Sosial Ahli Penginderaan Jarak Jauh/
` Masyarakat Remote Sensing
Asisten Ahli Geospasial/Geodesi/
Ahli Geodesi
Geografi/GIS

TENAGA PENDUKUNG

Administrasi & Keuangan


Operator Komputer
Proyek
`
Surveyor Tenaga Lapangan

Anda mungkin juga menyukai