Anda di halaman 1dari 78

LATAR BELAKANG PEKERJAAN 4

▪ Nilai strategis wilayah Kabupaten Cirebon dalam Rencana Pengembangan Regional


o Bagian dari WP Ciayumajakuning → fokus pengembangan sektor industri (RTRWP Jabar)
o Bagian dari WPPI /Wilayah Pusat Pengembangan Industri → sebagai zona pertumbuhan industri yang
diarahkan untuk menjadi salah satu prime mover ekonomi pada WPI (RIPIN)
o Adanya pengembangan infrastruktur nasional dan regional yang dapat mempengaruhi perkembangan
ekonomi wilayah
▪ Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) Kabupaten Cirebon
o program pengembangan industri unggulan;
o program pengembangan perwilayahan industri (pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri,
kawasan peruntukan industri, kawasan industri dan sentra industri kecil dan industri menengah);
o program pembangunan sumber daya industri,
o program pembangunan sarana dan prasarana industri
o program pemberdayaan industri kecil dan menengah…
▪ Dinamika Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon
o Perda No.7/2018 tentang RTRW Kab.Cirebon → penetapan KPI ± 10.000 Ha
o Evaluasi terhadap RTRW Kab.Cirebon akibat dinamika pembangunan wilayah, perkembangan arah
penataan ruang regional, dan perkembangan kebijakan nasional (UUCK, Permen Industri tentang KPI, dll)

DIPERLUKAN KAJIAN TERHADAP ALOKASI KPI DI KABUPATEN CIREBON


✓ Menjaga amanah RPIK Kab.Cirebon
✓ Penyesuaian terhadap dinamika kebijakan sektoral dan tata ruang
✓ Sebagai masukan bagi arah perencanaan pemanfaatan ruang di Kabupaten Cirebon. 4
TUJUAN, SASARAN, dan KELUARAN PEKERJAAN 5

Untuk memperoleh informasi dan materi bagi perumusan ❖ Produk (deliverables):


kebijakan dan informasi mengenai Kawasan Peruntukan ▪ Produk Pelaporan (Laporan
Industri (KPI) di Kabupaten Cirebon. Pendahuluan, Laporan Akhir)
beserta softcopy dalam
flashdisk data hasil kegiatan
dan laporan

❖ Outcome (manfaat):
a. Teridentifikasinya keterkaitan antara program
▪ Masukan / rekomendasi bagi
pembangunan industri dengan penetapan KPI dan realisasi penetapan Kawasan
pemanfaatan ruangnya di Kabupaten Cirebon; Peruntukan Industri yang
b. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan terkait selaras dengan arah kebijakan
pengembangan pemanfaatan lahan KPI yang masih pengembangan industri
Kab.Cirebon, industri regional,
tersedia; dan
dan kebutuhan penataan
c. Terrumuskannya arahan strategis bagi upaya penetapan ruang wilayah Kab.Cirebon
KPI yang sinkron dengan arah kebijakan pembangunan
industri di Kabupaten Cirebon.

5
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERINDUST RIAN & PERDAGANGAN
(KAJIAN K PI K AB.CIREBON)

Pengumpulan Data & Informasi

Data Arahan
Data Data
Kebijakan Ruang &
❖ Arah kebijakan dan potensi Sektoral
Pembangunan
Lapangan
▪ Industri ▪ Peta Ruang
perindustrian di Kabupaten ▪

Perdagangan
Lingkungan


RTRW Kab.Cirebon
RPJMD Kab.Cirebon


Observasi Lapangan
Fisik Alami
▪ RPIK Kab.Cirebon
Cirebon, khususnya di kawasan ▪

Infrastruktur
dll.
▪ UU & Perpu terkait
▪ Fisik Buatan

strategis perbatasan bagian utara;


❖ RTRW Kabupaten Cirebon yang Analisis Ruang & Kebijakan

perlu didetilkan dalam upaya


merumuskan suatu acuan dasar Analisis Internal Analisis Eksternal
pengembangan industri; ▪ Fisik ▪ Arah Perkembangan Wilayah
▪ Infrastruktur ▪ Linkage S arana & Prasarana
▪ Kebijakan Mikro ▪ Arah Kebijakan Makro
❖ Peraturan perundangan dan ▪

Dampak Lingkungan
dll.
▪ dll.

kebijakan terkait pengembangan Penetapan Kawasan Peruntukan Industri

perindustrian dan kawasan


industri yang dapat menjadi acuan Rekomendasi Arahan Penetapan KPI

dalam pengembangan
perindustrian dan kawasan Arah Kebijakan dan Strategi

industri di Kabupaten Cirebon. Rencana Ruang & Infrastruktur

Arahan Pemanfaatan Ruang,


PENELITIAN & PENGEMBANGAN Pengendalian, dan Programming
PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN
6
PEMAHAMAN DASAR KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
Sumber : - PP 142/2015 tentang Kawasan Industri
- PP 28/2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian
- Permenperin 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI

adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah


bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri
sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

yang selanjutnya disingkat KPI adalah bentangan lahan


yang diperuntukkan bagi kegiatan Industri berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri


yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan
Kawasan Industri
8
PEMAHAMAN DASAR KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

adalah wilayah yang dirancang dengan pola berbasis


pengembangan industri dengan pendayagunaan potensi
sumberdaya wilayah, melalui penguatan infrastruktur industri
dan konektivitas yang memiliki keterkaitan ekonomi kuat,
serta ditetapkan dengan deliniasi atau batas yang tidak
terkait dengan batas secara administratif.

9
POLA PIKIR PERWILAYAHAN INDUSTRI

WPPI
Perwilayahan Industri

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri

Kawasan Peruntukan Industri

KI Kawasan Industri
IKM
WPPI
Sentra Industri Kecil / Menengah
IKM

10
PEMAHAMAN DASAR KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

▪ Kawasan Peruntukan Industri


merupakan lokasi pelaksanaan
kegiatan Industri

▪ Lokasi KPI harus dinilai dari


sisi infrastruktur, sumberdaya
dan tenaga kerja.

DI LUAR KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

11
TINJAUAN KEBIJAKAN: PP 28/2021 tentang Penyelenggaraan Perindustrian

❑ Merupakan turunan langsung dari UU 11/2020 tentang Cipta Lapangan Kerja (UUCK)
❑ Lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi:
a. Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong;
b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga penilaian kesesuaian;
c. Industri Strategis;
d. Peran serta masyarakat dalam pembangunan Industri; dan
e. Tata cara pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha Industri dan kegiatan
usaha Kawasan Industri.

❖ Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja hadir dalam rangka menciptakan lapangan
pekerjaan yang salah satunya dilakukan melalui peningkatan investasi.
❖ Adanya komitmen dalam menjaga kelangsungan proses produksi dan pengembangan Industri melalui
kemudahan penyediaan bahan baku → melalui pembatasan ekspor bahan baku, kemudahan impor
bahan baku, maupun pemetaan dan penetapan wilayah penyediaan serta membangun industri hulu dan
industri berbasis sumber daya alam
❖ Adanya perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan Industri melalui pengawasan dan
pengendalian kegiatan usaha Industri dan kegiatan usaha Kawasan Industri

12
TINJAUAN KEBIJAKAN: PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI

❑ Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan
Industri, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam
pengaturannya.
❑ KPI ditetapkan dengan kriteria berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan Industri; tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan/atau tidak mengubah lahan produktif.
❑ Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian
berwenang menetapkan kriteria teknis KPI.
❑ Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin keterediaan infrastruktur Industri di
dalam KPI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
❑ Pedoman teknis penetapan KPI tercantum dalam Lampiran.

➢ Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Pemerintah Daerah yang masih dalam proses
penyusunan dan penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, harus menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini;
➢ KPI yang telah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dinyatakan tetap berlaku
dan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat pada saat
peninjauan kembali Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah

13
PRINSIP PENETAPAN KPI berdasarkan PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI


▪ Penetapan KPI harus dijadikan acuan dalam rencana tata ruang, baik RTRW maupun RDTR, serta
RTR kawasan strategis, apabila Pemerintah menetapkan kegiatan Industri sebagai kegiatan strategis.
▪ Penetapan KPI memperhatikan keharmonisan peruntukan ruang (pola ruang) dengan kawasan
sekitarnya dan mempertimbangkan potensi sumber daya alam yang terkandung didalamnya.


▪ dapat mengacu pada Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) dan Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten/Kota (RPIK).
▪ Termasuk dalam penentuan skala Industri (besar, menengah, atau kecil).

▪ Penetapan KPI memerlukan dukungan kemudahan penyediaan infrastruktur Industri yang memadai
baik rencana maupun eksisting, antara lain:


▪ Jaminan keamanan dan kenyamanan berusaha dari gangguan keamanan
▪ Jaminan kemudahan dalam berusaha juga diperlukan, seperti kemudahan dalam berinvestasi dan
perizinan.
14
KRITERIA TEKNIS KPI berdasarkan PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI

❑ (daya dukung, kerawanan bencana, topografi)


❑ (bukan lahan adat, LP2B, maupun kawasan lindung)
❑ (mengacu PP No.142/2015 tentang Kawasan Industri)
▪ dalam hal KPI yang akan dikembangkan menjadi lokasi kawasan Industri, luas lahan paling sedikit 50 ha
dalam satu hamparan; atau
▪ dalam hal KPI yang akan dikembangkan menjadi lokasi kawasan industri yang peruntukannya untuk
Industri kecil dan Industri menengah, luas lahan paling sedikit 5 ha dalam satu hamparan.

▪ Keberadaan sistem jaringan transportasi yang didukung dengan simpul/hub perhubungan
▪ Jalur transportasi merupakan jalur regional atau jalur utama yang tidak mengganggu/terganggu
pergerakan lokal
❑ (ketersediaan air permukaan, pemanfaatan jaringan air bersih PDAM atau
kerjasama/fasilitasi jaringan air bersih industri, dan pemanfaatan air limbah industri/reuse)

▪ Sesuai dengan Permen LHK No.102/2018 tentang Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah
▪ Izin Pembuangan Air Limbah dari Menteri, Gubemur, atau Bupati/Walikota.
▪ Ada proses pengolahan dan jaringan air limbah
▪ Pemerintah Daerah dapat menyusun dokumen kajian pembuangan air limbah
▪ Pemerintah Daerah dapat menyediakan infrastruktur instalasi pengolahan air limbah komunal dan
memperoleh pendapatan dari pengolahan air limbah tersebut.
15
KRITERIA TEKNIS KPI berdasarkan PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI

No Pertimbangan Lain Keterangan

▪ Ketersediaan Jaringan Energi dan Kelistrikan;


▪ Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi;
▪ Kepadatan Permukiman;
▪ Kesesuaian dengan Rencana Pembangunan
Industri Daerah.

16
18
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL 19

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang


RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) 2015 - 2035

Visi Pembangunan Industri Nasional adalah Indonesia Menjadi Negara


Industri Tangguh yang bercirikan:
1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan;
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global; dan
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

19
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL 20

Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang


RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) 2015 - 2035

1. Industri Pangan
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4. Industri Alat Transportasi
5. Industri Elektronika dan Telematika/ICT
6. Industri Pembangkit Energi
7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri
8. Industri Hulu Agro
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara.

20
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL YANG MEMPENGARUHI
ARAH PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN CIREBON

Revitalisasi dan Percepatan


pengembangan Kota-Kota pusat
Pertumbuhan Nasional → program
pengembangan / peningkatan fungsi

21
KEBIJAKAN NASIONAL PENDORONG DINAMIKA KAWASAN REBANA
Tabel: Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang
berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi

Kebijakan yang memicu perkembangan investasi dan


kegiatan perkotaan di koridor Cirebon-Patimban
Kertajati Majalengka :
▪ Kebijakan perwilayahan industri melalui
pengembangan WPPI (RIPIN 2015-2035)
▪ Proyek Strategis Nasional : Pelabuhan Patimban dan
Jalan Tol
▪ RTRWN : PKN Cirebon, PKW Indramayu, Kawasan
Andalan Purwasuka dan Ciayumajakuning
▪ Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja : Kemudahan Perijinan dan Investasi

Implikasi dari kebijakan nasional tersebut belum diantisipasi dalam


konsep perubahan ruang baik struktur dan pola ruangnya
22
INFRASTRUKTUR STRATEGIS DI WILAYAH PKN CIREBON 23

Pelabuhan Balongan
Indramayu

Rencana
BIJB &
Aerocity Jalan Tol
Kertajati Cikopo - Palimanan

Pelabuhan
Rencana Tol Cirebon
Bandung –
Kertajati –
Cirebon Terminal tipe-A
Kota Cirebon
Jalan Tol
Cirebon - Pejagan

Rencana Jalur KA
Jatinangor –
Tj.Sari – Cirebon PLTU Astanajapura - Cirebon
Electric Power (CEP) - Jalur
transmisi Sumatera-Jawa-Bali

Rencana PLTU Cirebon Ekspansi


(Cirebon-2) 1.000 MW 23
INFRASTRUKTUR STRATEGIS DI WILAYAH PKN CIREBON 24

▪ Pelabuhan Cirebon
→ hierarki: Pelabuhan Pengumpul (PP)
→ fungsi: angkutan laut dalam negeri;
tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang; angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar
provinsi.
▪ Pelabuhan Muara Gebang, Astanajapura,
Bondet, Gebangmekar, Kejawanan
→ hierarki: Pel. Pengumpan Lokal (PL)
→ fungsi: angkutan penumpang dan
barang antar kab/kota atau antar
kecamatan; pengumpan terhadap
pelabuhan pengumpul; moda
transportasi untuk mendukung
kehidupan masyarakat; tidak dilalui jalur
laut reguler
24
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT PENGEMBANGAN KPI di KABUPATEN CIREBON

Sumber: LAMPIRAN RAPERPRES Percepatan


Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendorong
Investasi Dalam Pengembangan Kawasan
Cirebon-patimban-kertajati Dan Kawasan Jawa
Barat Bagian Selatan, 2021
25
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT PENGEMBANGAN KPI di KABUPATEN CIREBON
KAWASAN JENIS KAWASAN KECAMATAN PUSAT PELAYANAN TEMA FUNGSI
KABUPATEN CIREBON
KPI Cirebon KPI Ciledug Kawasan Perkotaan Pengembangan Industri pengolahan makanan dan minuman,
Lemahabang Sekitarnya Kawasan Industri furnitur dan barang dari kayu, perkapalan,
Mundu pakan, bahan galian non logam, bahan
Greged bangunan, pengolahan garam konsulasi,
Astanajapura pengolahan hotmix dan beton
Pangenan
Karangsembung
Gebang
Babakan
Losari
Pabedilan
Mertasinga SIKM Gunungjati SIKM SIKM Pangan Olahan Kerang dan Rajungan
Trusmi Kulon SIKM Plered SIKM SIKM Sandang Batik Tulis dan Cap
Tegalgubug SIKM Arjawinangun SIKM SIKM Sandang Konveksi
Rawaurip SIKM Pangenan SIKM SIKM Kimia Garam Krosok
Tegalwangi SIKM Weru SIKM SIKM Furniture Meubel Rotan
Gempol SIKM Gempol SIKM SIKM Galian Bukan Kapur Tohor
Logam
Bobos SIKM Dukupuntang SIKM SIKM Galian Bukan Batu Alam
Logam
Sumber Kawasan Perkotaan Sumber PKL Kawasan Perkotaan Pusat pelayanan administrasi pemerintahan,
pendidikan vokasi, kesehatan
Arjawinangun Kawasan Perkotaan Arjawinangun PKL Kawasan Perkotaan Pusat perdagangan, jasa keuangan, perumahan
Palimanan Kawasan Perkotaan Palimanan PKL Kawasan Perkotaan Pusat perdagangan, jasa keuangan, perumahan
Sumber: LAMPIRAN RAPERPRES Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendorong Galmantro Kawasan Perdesaan Weru Pusat Kaperdes - Desa Kampung Wisata Penghasil kerajinan rotan dan meubelair
Investasi Dalam Pengembangan Kawasan
Cirebon-patimban-kertajati Dan Kawasan Jawa Tegalwangi Rotan
Barat Bagian Selatan, 2021 Gempol Kawasan Perdesaan Gempol Pusat Kaperdes - Desa Agrowisata Penghasil komoditas utama buah-buahan dan
Cikeusal Jamur 26
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT PENGEMBANGAN KPI di KABUPATEN CIREBON
Kebijakan dan strategi utama yang mendasari program rencana aksi adalah:
1. Mengembangkan KPI, Kota Baru, SIKM, dan sentra produksi di kawasan perdesaan
2. Mengembangkan sistem rantai logistik terintegrasi antara industri besar dan IKM
TAHUN PELAKSANAAN (20...) SUMBER
NO PROGRAM LOKASI KEMENTERIAN/ LEMBAGA
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 DANA
1 Pembangunan Interchange Akses Tol Cipali (Subang KM109 – Patimban) Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
2 Pembangunan Jalan Tol Cipali - Palasah – Jatibarang Kab. Indramayu, Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
3 Pembangunan Jalan Akses Cisumdawu – Aerocity Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
4 Pembangunan Pelabuhan Patimban Kab. Subang Kementerian Perhubungan APBN
5 Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Patimban Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
6 Peningkatan kelas Jalan Sarengseng – Pabuaran Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
7 Peningkatan kelas Jalan Cipeundeuy – Pabuaran Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
Kab. Majalengka, Kab. Indramayu, Kab. Subang, Kab. Cirebon,
8 Peningkatan status Jalan Provinsi menjadi Jalan Nasional Kementerian PUPR APBN
Kab. Sumedang
9 Peningkatan Jalan Conggeang - Ujungjaya Kec. Conggeang, Kec. Ujungjaya Kementerian PUPR APBN
10 Peningkatan Jalan Ujungjaya - Palasah Kec. Ujungjaya Kementerian PUPR APBN
11 Peningkatan Ruas Jalan Cisumur- Nanggerang/Kab Subang Kab.Sumedang,Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
12 Peningkatan Jalan Burujul - Sanca Kab.Sumedang,Kab. Indramayu Kementerian PUPR APBN
13 Peningkatan Jalan Lebaksiuh - Kadu Kab.Sumedang,Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
14 Pembangunan Ruas Jalan Cijurey-Darmawangi Kab.Sumedang,Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
15 Pelebaran jalan kabupaten (pusakanagara – patimban) Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
16 Peningkatan kelas Jalan Pusakanagara – Tanjung Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
17 Peningkatan kelas Jalan Kamarung – Tanjung Kab. Subang Kementerian PUPR APBN
18 Pembangunan Jalan Jatitujuh - Ligung Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
19 Pelebaran Jalan Cigasong – Maja Kab. Majalengka Kementerian PUPR APBN
20 Pembangunan Rel KA Rancaekek - Tanjungsari - Akses Bandara Kertajati Kab. Bandung, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka Kementerian Perhubungan APBN
21 Reaktivasi Rel KA (Kota Cirebon – Kadipaten Kab. Majalengka) Kab. Cirebon, Kab. Majalengka Kementerian Perhubungan APBN
22 Pembangunan Rel KA Subang - Akses Pelabuhan Patimban Kab. Subang Kementerian Perhubungan APBN
23 Pembangunan Rel KA (Jatibarang – Kertajati) Kab. Indramayu Kab. Indramayu, Kab. Majalengka Kementerian Perhubungan APBN
24 Pembangunan Rel KA Subang-Kertajati Kab. Subang, Kab. Majalengka Kementerian Perhubungan APBN
25 Pembangunan SMK dan Sekolah Tinggi Maritim dan Logistik Kec Pusakanagara, Kab. Subang Kemen. Pendidikan dan Kebudayaan APBN
26 Pembangunan gardu induk Patimban, Cibogo, Sukamandi-Haurgeulis, Indramayu, Kadipaten Kab. Subang, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka Kementerian ESDM APBN
27 Pembangunan SUTT Kab. Cirebon, Kab. Subang, Kab. Majalengka Kementerian ESDM APBN
28 Pembangunan pembangkit listrik Kab. Cirebon, Kab. Subang, Kab. Majalengka Kementerian ESDM APBN
29 Pembangunan Rumah Susun Pekerja 13 KPI Kementerian PUPR APBN
Kab. Subang, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka,
30 Rehabilitasi Embung dan Penampungan Air Lainnya Kementerian PUPR APBN
Sumber: LAMPIRAN RAPERPRES Kab. Sumedang.
Percepatan Pembangunan Cipunagara, Kab. Subang; Sadawarna, Kab. Subang; Kadumalik,
Infrastruktur Untuk 31 Pembangunan waduk untuk mendukung air baku kegiatan indusri Kementerian PUPR APBN
Kab. Majalengka; Cilame; Cipanas, Kab. Sumedang
Mendorong Investasi Dalam
Pengembangan Kawasan 32 Pengembangan IPLT 13 KPI Kementerian PUPR APBN
Cirebon-patimban-kertajati 33 Peningkatan Skema Pembiayaan HAKI, Modal Ventura, dan Hibah untuk industri kreatif Kab. Subang, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Indramayu Kemen. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif APBN
Dan Kawasan Jawa Barat
Bagian Selatan, 2021 34 Penyelenggaraan event business meeting dan promosi Kawasan Kab. Cirebon, Kab. Subang, Kab. Majalengka Kemen. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif APBN 27
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA BARAT 29

Peraturan Daerah. No. 8 Tahun 2018 tentang


RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 - 2038

1. meningkatnya pertumbuhan industri manufaktur sebesar 2 digit untuk


mempertahankan kontribusi industri manufaktur dalam Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 40% (empat puluh persen);
2. meningkatnya industri bernilai tambah tinggi tanpa mengurangi
perannya dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup melalui
pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi;
3. meningkatnya peran industri Jawa Barat dalam penguatan dan
pendalaman struktur industri nasional;
4. meningkatnya jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur menjadi
35% dari jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur nasional;
5. meningkatnya nilai ekspor produk industri manufaktur Jawa Barat
menjadi 40% dari nilai ekspor nasional.

29
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA BARAT 30

Peraturan Daerah. No. 8 Tahun 2018 tentang


RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018 - 2038

No Industri Unggulan Jenis Industri Keterangan


1 Industri Pangan Industri Pengolahan Ikan Aneka olahan ikan dan hasil laut lainnya (termasuk minyak ikan,
suplemen, dan pangan fungsional lainnya.)
2 Industri Tekstil, Kulit, Alas Industri Furnitur dan Barang • Furniture kayu dan rotan;
Kaki, dan Aneka Lainnya Dari Kayu • Kerajinan dengan bahan baku limbah industri pengolahan
kayu
3 Industri Alat Transportasi Industri Perkapalan Perawatan kapal
4 Industri Hulu Agro Industri Pakan Ransum dan suplemen pakan ternak dan aqua culture
Industri Barang dari Kayu • Komponen berbasis kayu (wood working, laminated, and
finger joint),
• serat bambu untuk tekstil,
• wood moulding products
5 Industri Logam Dasar dan Industri Bahan Galian Non-
Bahan Galian Bukan Logam
Logam
30
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG PROVINSI 31
yang Mempengaruhi Perkembangan Wilayah Kab.Cirebon
Revisi RTRWP Jawa Barat (2020)

Hierarki Lokasi
PKN Cirebon
• Arjawinangun
• Sumber
PKL • Lemahabang
• Palimanan
• Ciledug

31
PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN REBANA
Revisi RTRWP Jawa Barat (2020)

“Kawasan Metropolitan Cirebon-Patimban-Kertajati yang


selanjutnya disebut Kawasan Metropolitan REBANA adalah
kawasan perkotaan inti dan kawasan pinggiran perkotaan di
Kabupaten Cirebon, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan
dan Kota Cirebon yang memiliki keterkaitan fungsional dan
terbentuk karena aglomerasi kegiatan ekonomi, aglomerasi
aktivitas sosial masyarakat, aglomerasi lahan terbangun, dan
aglomerasi penduduk minimal satu juta jiwa”

“Pemprov Jabar menyusun konsep pengembangan kawasan Metropolitan


Rebana agar pengembangan kawasan berbasis industri tidak sporadis dan
memiliki tema ecoindustry, serta menata pusat –pusat pertumbuhan ekonomi
baru ke dalam Pengembangan Kawasan Rebana di Provinsi Jawa Barat
mengadopsi Konsep Multi-Nodal, dimana Kota Cirebon sebagai Kota Inti
(City-centered) , Kawasan Patimban dan Kertajati sebagai Simpul Kawasan
Perkotaan (Urban-Nodes) yang terhubung oleh infrastruktur, serta terhubung
pula dengan Kawasan perkotaan lain yang koheren dan terintegrasi.”
32
KAWASAN METROPOLITAN REBANA – Revisi RTRWP Jawa Barat (2020) 33

33
Draft RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN METROPOLITAN REBANA

35
KONSEP KAWASAN METROPOLITAN REBANA – Revisi RTRWP Jawa Barat (2020) 36

❖ KONEKTIVITAS ANTAR KLUSTER / RTRW


▪ JALAN TOL
▪ JALAN KERETA

❖ KONEKTIVITAS DALAM TIAP CLUSTER


▪ JALAN ARTERI
▪ LRT/MRT ANTAR PUSAT-PUSAT
KEGIATAN
Haur Geulis
❖ KLUSTER SALING MELENGKAPI /
MENGUATKAN, DENGAN TEMA /
KEKHUSUSAN TIAP CLUSTER:
1. CLUSTER AEROCITY → BANDARA
2. CLUSTER PATIMBAN →
PELABUHAN
Kluster / Calon Metropolitan:
▪ Kota Eksisting
3. CLUSTER CIREBON
▪ KPI ▪ PELABUHAN
▪ Potensi permukiman skala besar ▪ PERDAGANGAN DAN JASA
▪ Infrastruktur Regional (Bandara,
Pelabuhan, Tol, dsb) 4. CLUSTER SUBANG
Konektivitas dalam tiap klister ▪ INDUSTRI
(Jalan Arteri, LRT/MRT antar ▪ PARIWISATA
pusat kegiatan)
5. CLUSTER INDRAMAYU
Ibu Kota Kabupaten/Kota ▪ INDUSTRI MIGAS
PKN PKW
Perkotaan Eksisting ▪ PRODUK KELAUTAN/IKAN
(Pusat Kota) Permukiman Skala Besar
36
RENCANA PENGEMBANGAN KPI dalam KAWASAN METROPOLITAN REBANA 37

13 KPI yang tersebar di Kawasan


REBANA, diantaranya:

1 Kota Baru Patimban 8 KPI Cirebon


(2.618,5 ha) (6.292,88 ha)
KPI Cipali Subang Barat KPI Balongan
2 9
(14.303,67 ha) (2.061 ha)
Pelabuhan
1 KPI Cipali Subang Timur KPI Losarang
Patimban 3 10
(7.653,67 ha) (6.406,93 ha)
11
4 KPI Cipali-Indramayu 11 KPI Patrol
(2.250,55 ha) (4.126,55 ha)

10 5 KPI Kertajati 12 KPI Butom


(7.085,55 ha) (4.092 ha)
9
6 KPI Tukdana 13 KPI Krangkeng
(492,95 ha) (3.452 ha)
2 KPI Jatiwangi
7
3 (968,39 ha)

Total luas KPI 54.260 Ha yang tersebar


6
di 5 kabupaten sebagai berikut:
13
Kabupaten Luas (ha)
4 Bandara Internasional Kab. Subang 24.608,66
Kertajati
5 Kab. Indramayu 15.288,35
Kab. Majalengka 5.765,19
Kab. Cirebon 6.292,88
7 8 Kab. Sumedang 2.305,56
12
Total 54.260,64

Bandara Internasional Legenda:


Husein Sastranegara
Bandar Udara Jalur Kereta Api
Pelabuhan Jalan Tol
0 5 10 20 km Rencana Pelabuhan Rencana Jalan Tol
Jalan Utama/Nasional
Sumber: Rencana Metropolitan REBANA
37
KONEKTIVITAS KAWASAN METROPOLITAN REBANA 38

Ke Jakarta • Posisi Kab. Cirebon strategis, memiliki


+220 Km/ 2 Jam 59 Menit berkendara
akses Jalan Tol Cikopo-Palimanan
Ke Subang dengan gerbang tol Ciperna, Plumbon,
+106 Km/ 1 Jam 25 Menit berkendara
Pelabuhan
Palimanan.
Patimban Ke PelabuhanTj Priok
+223 Km/ 2 Jam 51 Menit berkendara • Beberapa potensi sangat baik dari aspek
infrastruktur transportasi, yaitu terlayani
Ke Pelabuhan Patimban
+125 Km/ 2 Jam 5 Menit berkendara oleh 4 jaringan infrastruktur utama
Stasiun
seperti kereta api, pelabuhan (+125 km
Cikampek ±35 km Ke Dryport Pasirbungur
dari Pelabuhan Patimban), bandar udara
berkendara +128 Km/ 1 jam 58 Menit berkendara
(+62 km dari Bandara Kertajati), jalan
Ke Bandara Kertajati
Dryport
Pasirbungur +62 Km/ 59 menit berkendara Tol Trans Jawa dan Jalan Nasional Rute
Stasiun Pegaden
Baru 1 (Pantura). Adanya akses terhadap
KM 89
Gerbang Tol infrastruktur tersebut dapat mendukung
Subang
KM 115
kegiatan industri yang akan
dikembangkan di Kab. Cirebon

Bandara Internasional
Kertajati

±65 km berkendara Legenda:

Bandar Udara
Pelabuhan
Rencana Pelabuhan
Stasiun Kereta Api
Stasiun Kereta Api Utama
Bandara Internasional
Jalur Kereta Api
Husein Sastranegara Jalan Tol
Rencana Jalan Tol
Jalan Utama/Nasional
0 5 10 20 km Gerbang Tol

38
KEUNGGULAN KAWASAN 39
KAWASAN INDUSTRI GRAND REBANA

Pelabuhan
Patimban

Bandara
Internasional
Kertajati
Tol Cikopo -
Karawang Palimanan Pelabuhan
Patimban

Purwakarta

Rebana
Kertajati
Subang Aeropolis

Cirebon
Bandung

1 Lokasi Strategis dan Aksesibilitas yang Baik


Berada di dalam area WPPI 1 dan Rencana Pengembangan Segitiga Ekonomi REBANA (Cirebon,
Patimban, Kertajati) serta dilengkapi dengan infrastruktur yang cukup dekat.
2 Tenaga Kerja yang Terampil dan Kompetitif
Dilengkapi dengan Politeknik, Fasilitas Pelatihan, dan Start Up Incubator

39
KEUNGGULAN KAWASAN 40
KAWASAN INDUSTRI GRAND REBANA

Solar Panel

Gas

Water

Fiber Optic

Kementerian BUMN Badan Koordinasi Kementerian Kementerian Provinsi Kabupaten


Penanaman Modal Perindustrian PUPR Jawa Barat Subang

3 Pendekatan Eco + Smart Infrastructure


Menerapkan prinsip-prinsip infrastruktur cerdas yang berbasis keberlanjutan untuk
mendukung kegiatan industri 4 Dukungan Besar dari Pemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah serta Badan Usaha yang mendukung percepatan pembangunan Kawasan
Perencanaan

40
KPI
dalam
RTRW
Kab.Cirebon
(Perda 7/2018)

No. JENIS POLA RUANG LUAS (Ha.)


1 Kawasan Lindung
1.1 Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 393,16
1.2 Hutan Bakau 204,27
1.3 Hutan Konservasi 0,58
1.4 Kawasan Hutan Lindung 23,71
1.5 Kawasan Sekitar Waduk, Situ dan Embung 347,82
1.6 RTH Jalur Hijau 755,52
1.7 RTH Pemakaman 104,86
1.8 RTH Taman 49,09
1.9 Rawan Banjir 82,47
1.10 Rawan Gelombang Pasang 368,41
1.11 Rawan Letusan Gunung Api Ciremai 95,37
1.12 Rawan Tanah Longsor 4.534,80
1.13 Resapan Air 68,79
1.14 Sempadan Mata Air 29,60
1.15 Sempadan Pantai 383,31
1.16 Sempadan Sungai 4.967,11
1.17 Suaka Margasatwa 13,35
1.18 TN. Gunung Ciremai 17,74
2 Kawasan Budidaya
2.1. Hutan Produksi Terbatas 3.466,18
2.2 Hutan Produksi Tetap 2.072,10
2.3 Hutan Rakyat 1.646,94
2.4 Kawasan Peruntukan Industri 10.008,82
2.5
2.6
Kawasan Peruntukkan Lainnya
Pariwisata
1.272,81
122,86 KPI Kab.Cirebon:
2.7 Perikanan Budidaya Air Payau 3.425,73
2.8 Perikanan Budidaya Air Tawar 2.064,30
2.9 Permukiman Perdesaan 9.605,19
2.10 Permukiman Perkotaan 16.589,50
2.11 Pertambangan 1.003,52
2.12 Peternakan Besar dan Kecil 1.008,43
2.13 Peternakan Unggas 675,07
2.14 Produksi Garam 1.624,48
2.15 Tanaman Pangan 40.002,66 42
Grand Total 107.028,55
KPI
dalam
RTRW
Kab.Cirebon
(Perda 7/2018)

No. JENIS POLA RUANG LUAS (Ha.)


1 Kawasan Lindung
1.1 Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 393,16
1.2 Hutan Bakau 204,27
1.3 Hutan Konservasi 0,58
1.4 Kawasan Hutan Lindung 23,71
1.5 Kawasan Sekitar Waduk, Situ dan Embung 347,82
1.6 RTH Jalur Hijau 755,52
1.7 RTH Pemakaman 104,86
1.8 RTH Taman 49,09
1.9 Rawan Banjir 82,47
1.10 Rawan Gelombang Pasang 368,41
1.11 Rawan Letusan Gunung Api Ciremai 95,37
1.12 Rawan Tanah Longsor 4.534,80
1.13 Resapan Air 68,79
1.14 Sempadan Mata Air 29,60
1.15 Sempadan Pantai 383,31
1.16 Sempadan Sungai 4.967,11
1.17 Suaka Margasatwa 13,35
1.18 TN. Gunung Ciremai 17,74
2 Kawasan Budidaya
2.1. Hutan Produksi Terbatas 3.466,18
2.2 Hutan Produksi Tetap 2.072,10
2.3 Hutan Rakyat 1.646,94
2.4 Kawasan Peruntukan Industri 10.008,82
2.5
2.6
Kawasan Peruntukkan Lainnya
Pariwisata
1.272,81
122,86 KPI Kab.Cirebon:
2.7 Perikanan Budidaya Air Payau 3.425,73
2.8 Perikanan Budidaya Air Tawar 2.064,30
2.9 Permukiman Perdesaan 9.605,19
2.10 Permukiman Perkotaan 16.589,50
2.11 Pertambangan 1.003,52
2.12 Peternakan Besar dan Kecil 1.008,43
2.13 Peternakan Unggas 675,07
2.14 Produksi Garam 1.624,48
2.15 Tanaman Pangan 40.002,66 43
Grand Total 107.028,55
44
KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
dalam RPIK Kabupaten Cirebon
Kawasan Peruntukan Industri telah ditetapkan seluas 10.000 Ha,
meliputi : Kawasan peruntukan industri menengah dan besar,
Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro, Kawasan
peruntukan industri agro, dan Kawasan Industri

ARAHAN LOKASI & JENIS INDUSTRI


Koridor Indikasi Lokasi Industri yang didorong
Barat • Susukan • Industri bahan galian non logam
• Ciwaringin • Industri barang dari kayu
• Gempol • Industri furniture dan barang
• Arjawinangun lainnya dari kayu
• Industri komponen
• Industri tekstil
• Industri pakan
• Industri komponen
Utara • Kapetakan • Industri barang dari kayu
• Industri furniture dan barang
lainnya dari kayu
• Industri garam olahan
• Industri pengolahan ikan
• Industri perkapalan
Tengah • Palimanan • Industri furniture dan barang
• Depok lainnya dari kayu
• Plumbon • Industri barang dari kayu
• Greged
Timur • Mundu Industri barang dari kayu
• Pangenan • Industri furniture dan barang
• Gebang lainnya dari kayu
• Losari • Industri garam olahan
• Pabedilan • Industri pengolahan ikan
• Ciledug • Industri perkapalan 45
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RTRW
PROVINSI JAWA BARAT

46
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RTR
KAWASAN METROPOLITAN
REBANA

47
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RTRW
KABUPATEN CIREBON

48
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RIPK
KABUPATEN CIREBON

49
KPI DALAM RENCANA POLA RUANG KAB. CIREBON 52

Rencana Pola Ruang


No Kecamatan Kawasan Peruntukan % Kawasan
Industri Peruntukan
1 Kecamatan Arjawinangun 496,79 4,94 Industri
2 Kecamatan Astanajapura 950,27 9,44
3 Kecamatan Babakan 8,43 0,08
4 Kecamatan Beber - -
5 Kecamatan Ciledug 342,81 3,41
6 Kecamatan Ciwaringin 232,29 2,31
7 Kecamatan Depok 42,52 0,42
8 Kecamatan Dukupuntang 0,35 0,00
9 Kecamatan Gebang 1.062,37 10,55
10 Kecamatan Gempol 420,80 4,18
11 Kecamatan Greged 500,70 4,97
12 Kecamatan Gunungjati 8,34 0,08
13 Kecamatan Jamblang 15,76 0,16
14 Kecamatan Kaliwedi 7,13 0,07
15 Kecamatan Kapetakan 599,29 5,95
16 Kecamatan Karangsembung 6,34 0,06
17 Kecamatan Karangwareng - -
18 Kecamatan Kedawung 23,23 0,23
19 Kecamatan Lemahabang 123,70 1,23
20 Kecamatan Losari 406,68 4,04
21 Kecamatan Mundu 1.051,13 10,44
22 Kecamatan Pabedilan 938,20 9,32
23 Kecamatan Palimanan 386,20 3,84 • Alokasi ruang KPI berdasarkan
24 Kecamatan Pangenan 1.412,24 14,03 RTRW Kab. Cirebon memiliki
luas 10.066, 22 Ha atau 9,35%
25 Kecamatan Pasaleman - -
26 Kecamatan Plered 34,60 0,34
27 Kecamatan Plumbon 135,31 1,34 dari total luas wilayah Kab.
28 Kecamatan Sedong - -
29 Kecamatan Sumber 1,04 0,01 Cirebon
30 Kecamatan Susukan 812,51 8,07 • Alokasi ruang untuk KPI
31 Kecamatan Susukan Lebak - -
terbesar ada di Kec. Pangenan
32 Kecamatan Talun 6,29 0,06
33 Kecamatan Waled 0,28 0,00 (14,03%), Gebang (10,55%),
34 Kecamatan Weru 40,64 0,40 dan Kec. Mundu (10,44%)
Grand Total 10.066,22 100,00 52
PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING
No. JENIS GUNA LAHAN LUAS (Ha) (Hasil Interpretasi Tutupan Lahan 2020)
1 Perindustrian 1.044,92
Bangunan Industri 941,32
Bangunan Industri, Perdagangan dan Perkantoran 103,60
2 Pertambangan 435,30
3 Perkantoran
Bangunan Perkantoran 163,32
Lembaga Pemasyarakatan / Penjara 8,01
4 Permukiman dan Perdagangan & Jasa
Bangunan Permukiman Desa 9.987,16
Bangunan Permukiman Kota 8.165,33
5 Hutan
Hutan Mangrove Sekunder Kerapatan Sedang 115,51
Hutan Rakyat 4.614,06
6 Pertanian dan Ruang Terbuka
Kebun Campuran 6.280,82
Kolam Ikan Air Tawar 5,92
Lahan Terbuka Lain 150,10
Lapangan 60,80
Padang Golf 63,53
Padang Rumput 45,64
Pekarangan 486,61
Pemakaman 151,37
Perkebunan / Kebun 5.877,64
Ruang Terbuka Hijau 3,91
Sawah 52.067,80
Semak Belukar 2.831,32
Situs Purbakala 0,18
Tambak Garam 9.548,69
Tegalan / Ladang 2.396,78
7 Sarana Pelayanan Umum
Sarana Kesehatan 72,54
Sarana Olahraga 16,72
Sarana Pelayanan umum 59,87
Sarana Pendidikan 516,92
Sarana Peribadatan 70,39
Sarana Sosial 0,07
Sarana Transportasi 2,95
Jaringan Jalan 358,03
Landas Pacu (runway) dan Taxiway 3,87
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga Lainnya 2,46
Stasiun Kereta Api
Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum
2,88
18,57 Penggunaan Lahan untuk Kegiatan
8 Instalasi Lainnya
Instalasi TNI (AD / AL / AU) 25,41
Industri di Kab.Cirebon (2020):
PLTU
Gardu Induk
56,65
0,69
1.480,21 Ha atau baru termanfaatkan
Perairan
Sungai 1.038,08
10,38% dari alokasi ruang KPI
Danau Alami
Waduk Irigasi
33,00
63,52
Masih ada sisa lahan 9.021,31 Ha
Waduk Multiguna
Total Luas Lahan
154,10
108.046,35
untuk pengembangan KPI 53
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KEGIATAN INDUSTRI 54

Lokasi Kegiatan Industri di


Kabupaten Cirebon
(Pemantauan terhadap Pemanfaatan Ruang
Kawasan industri, tahun 2020-2021)
Perkembangan kawasan industri di Kab.
Cirebon relatif tersebar di wilayah
tengah Kabupaten
Ditambah Luasan industri
per kecamatan

54
TUTUPAN LAHAN PADA RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI 55

Berdasarkan interpretasi peta


tutupan lahan tahun 2020,
teridentifikasi jenis tutupan lahan
yang direncanakan sebagai KPI :
• Hutan mangrove sekunder
• Hutan rakyat
• Bangunan permukiman kota
• Bangunan permukiman desa
• Perdagangan & jasa
• Penambangan bukan situ
• Bangunan industri
• Bangunan perkantoran
• Sarana peribadatan
• Sarana pendidikan
• Sarana Kesehatan
• Statiun pompa bahan bakar umum
• Jaringan jalan
• Kebun campuran
• Kolam ikan air tawar
• Lahan terbuka lain
• Pekarangan
• Pemakaman
• Perkebunan/ kebun
• Sawah
• Semak belukar
• Tambak garam
• Tegalan/ladang
• Instalasi TNI (AD/AL/AU)
• PLTU
• Waduk
• Sungai
55
KOMPATIBILITAS TUTUPAN LAHAN TERHADAP POLA RUANG KPI 56
Rencana Pola Ruang KPI VS Eksisting
No Keterangan Luas (Ha) %
Landuse
Kawasan Peruntukan Industri VS
1 Kompatibel 675,24 6,71
Bangunan Industri
Kawasan Peruntukan Industri VS
2 Bangunan Industri, Perdagangan dan Kompatibel 1,69 0,02
Perkantoran
Kawasan Peruntukan Industri VS
3 Tidak Kompatibel 5,48 0,05
Bangunan Perkantoran
Kawasan Peruntukan Industri VS
4 Tidak Kompatibel 141,83 1,41
Bangunan Permukiman Desa
Kawasan Peruntukan Industri VS
5 Tidak Kompatibel 74,10 0,74
Bangunan Permukiman Kota
Kawasan Peruntukan Industri VS Hutan
6 Tidak Kompatibel 13,04 0,13
Mangrove Sekunder Kerapatan Sedang
Kawasan Peruntukan Industri VS Hutan
7 Tidak Kompatibel 423,45 4,21
Rakyat
Kawasan Peruntukan Industri VS Instalasi
8 Tidak Kompatibel 2,78 0,03
TNI (AD / AL / AU)
Kawasan Peruntukan Industri VS Jaringan
9 Kompatibel 50,04 0,50
Jalan
Kawasan Peruntukan Industri VS Kebun
10 Kompatibel 380,45 3,78
Campuran
Kawasan Peruntukan Industri VS Kolam
11 Kompatibel 3,14 0,03
IKan Air Tawar
Kawasan Peruntukan Industri VS Lahan
12 Kompatibel 0,01 0,00
Terbuka Lain
Kawasan Peruntukan Industri VS
13 Kompatibel 96,86 0,96
Pekarangan
Kawasan Peruntukan Industri VS
14 Tidak Kompatibel 3,47 0,03
Pemakaman
Kawasan Peruntukan Industri VS
15 Tidak Kompatibel 9,73 0,10
Penambangan Terbuka Bukan Sirtu
Kawasan Peruntukan Industri VS
16 Kompatibel 727,67 7,23
Perkebunan / Kebun
17 Kawasan Peruntukan Industri VS PLTU Tidak Kompatibel 55,56 0,55

18
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
Kesehatan
Tidak Kompatibel 0,13 0,00
Berdasarkan hasil overlay rencana
pola ruang dengan pola landuse
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
19 Tidak Kompatibel 13,29 0,13
Pendidikan
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
20

21
Peribadatan
Kawasan Peruntukan Industri VS Sawah
Tidak Kompatibel

Kompatibel
0,14

5.160,61
0,00

51,27
eksisting, teridentifikasi luas
22
Kawasan Peruntukan Industri VS Semak
Belukar
Kompatibel 128,31 1,27 rencana KPI yang kompatibel
23
Kawasan Peruntukan Industri VS Stasiun
Pompa Bahan Bakar Umum
Tidak Kompatibel 0,43 0,00 dengan pola landuse mencapai
9.320,01 atau 92,59% sedangkan
24 Kawasan Peruntukan Industri VS Sungai Tidak Kompatibel 1,07 0,01
Kawasan Peruntukan Industri VS Tambak
25 Kompatibel 1.861,28 18,49
Garam

26
Kawasan Peruntukan Industri VS Tegalan
/ Ladang
Kompatibel 234,70 2,33 yang tidak kompatibel ada 746,22
Ha atau 7,41% dari total luas KPI.
Kawasan Peruntukan Industri VS Waduk
27 Tidak Kompatibel 1,72 0,02
Multiguna 56
Grand Total 10.066,22 100,00
KESESUAIAN TUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI 57

Kesesuaian Rencana Pola Ruang


Kawasan Peruntukan Industri Jumlah
No Kecamatan
Terhadap Penggunaan Lahan (Ha)
Sesuai (Ha) Tidak Sesuai (Ha)
1 KECAMATAN ARJAWINANGUN 449,61 47,18 496,79
2 KECAMATAN ASTANAJAPURA 840,58 109,69 950,27
3 KECAMATAN BABAKAN 7,56 0,87 8,43
4 KECAMATAN BEBER - - -
5 KECAMATAN CILEDUG 328,2 14,61 342,81
6 KECAMATAN CIWARINGIN 216,83 15,46 232,29
7 KECAMATAN DEPOK 42,52 - 42,52
8 KECAMATAN DUKUPUNTANG 0,35 - 0,35
9 KECAMATAN GEBANG 1.049,92 12,45 1.062,37
10 KECAMATAN GEMPOL 419,52 1,28 420,80
11 KECAMATAN GREGED 136,44 364,27 500,71
12 KECAMATAN GUNUNGJATI 8,03 0,31 8,34
13 KECAMATAN JAMBLANG 15,76 - 15,76
14 KECAMATAN KALIWEDI 6,1 1,03 7,13
15 KECAMATAN KAPETAKAN 599,29 - 599,29
16 KECAMATAN KARANGSEMBUNG 6,34 - 6,34
17 KECAMATAN KARANGWARENG - -
18 KECAMATAN KEDAWUNG 22,79 0,44 23,23
19 KECAMATAN LEMAHABANG 123 0,7 123,70
20 KECAMATAN LOSARI 406,44 0,24 406,68
• Luas rencana KPI yang sesuai
21 KECAMATAN MUNDU 932,4 118,73 1.051,13
22 KECAMATAN PABEDILAN 932,72 5,48 938,20 dengan pola landuse mencapai
23 KECAMATAN PALIMANAN 364,88 21,31 386,19
9.334,04 atau 92,73% dari total
24 KECAMATAN PANGENAN 1.402,12 10,12 1.412,24
25 KECAMATAN PASALEMAN - - luas KPI
26 KECAMATAN PLERED 31,04 3,55 34,59 • Luas rencana KPI yang tidak sesuai
27 KECAMATAN PLUMBON 135,13 0,18 135,31
28 KECAMATAN SEDONG - -
dengan pola landuse 732,18 Ha
29 KECAMATAN SUMBER 1,04 - 1,04 atau 7,27% dari total luas KPI
30 KECAMATAN SUSUKAN 808,39 4,12 812,51
31 KECAMATAN SUSUKAN LEBAK - - • Wilayah dengan tingkat
32 KECAMATAN TALUN 6,29 - 6,29 Kesesuaian tinggi ada di
33
34
KECAMATAN WALED
KECAMATAN WERU
0,28
40,47
-
0,16
0,28
40,63
Kecamatan Pangenan, Kecamatan
Jumlah 9.334,04 732,18 10.066,22 Gebang, Pabedilan, dan Mundu 57
Studi Kasus Kompabilitas
Rencana Pola Ruang Kawasan
Peruntukan Industri Terhadap
Pola Penggunaan Lahan Eksisting MUNDU

di Kecamatan Astanajapura
PANGENAN

ASTANAJAPURA

Hutan Bakau VS Hutan Mangrove Sekunder Kerapatan Sedang GREGED

Hutan Rakyat VS Kebun Campuran


Hutan Rakyat VS Perkebunan / Kebun
Hutan Rakyat VS Tegalan / Ladang
Kawasan Peruntukan Industri VS Bangunan Industri
Kawasan Peruntukan Industri VS Jaringan Jalan
Kawasan Peruntukan Industri VS Kebun Campuran
Kawasan Peruntukan Industri VS Pekarangan
Kawasan Peruntukan Industri VS Perkebunan / Kebun
Kawasan Peruntukan Industri VS Sawah
Kawasan Peruntukan Industri VS Semak Belukar LEMAHABANG

KARANGSEMBUNG

Kawasan Peruntukan Industri VS Sungai


Kawasan Peruntukan Industri VS Tambak Garam
Kawasan Sekitar Waduk, Situ dan Embung VS Danau Alami 58
SUSUKAN LEBAK
KAPETAKAN

Studi Kasus Kompabilitas


Rencana Pola Ruang Kawasan
Peruntukan Industri Terhadap KALIWEDI

Pola Penggunaan Lahan Eksisting


di Kecamatan Arjawinangun
GEGESIK

PANGURAGAN

SUSUKAN

ARJAWINANGUN

Kawasan Peruntukan Industri VS Bangunan Industri


Kawasan Peruntukan Industri VS Kebun Campuran
Kawasan Peruntukan Industri VS Pekarangan KLANGENAN

Kawasan Peruntukan Industri VS Perkebunan / Kebun


Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana Pendidikan
Kawasan Peruntukan Industri VS Sawah CIWARINGIN

Kawasan Peruntukan Industri VS Semak Belukar JAMBLANG

Kawasan Peruntukan Industri VS Tegalan / Ladang


Kawasan Sekitar Waduk, Situ dan Embung VS Sawah GEMPOL

PALIMANAN

Perikanan Budidaya Air Tawar VS Sungai


Permukiman Perkotaan VS Bangunan Industri, Perdagangan dan Perkantoran 59
Pemahaman Jasa Ekosistem
▪ Jasa Ekosistem adalah manfaat
yang diperoleh oleh manusia
dari berbagai sumberdaya dan
proses alam yang secara
bersama-sama diberikan oleh
suatu ekosistem
▪ Jasa ekosistem dikelompokkan
ke dalam empat macam manfaat
yaitu:
o penyediaan (provisioning) →
produksi pangan dan air;
o pengaturan (regulating) →
pengendalian iklim dan
penyakit;
o pendukung (supporting) →
siklus nutrien dan polinasi
tumbuhan; Millenium Ecosystem Assessment (2005)
o budaya (cultural) → spiritual
dan rekreasional.

61
Pentingnya Penilaian Jasa Ekosistem

62
Pentingnya Penilaian Jasa Ekosistem

63
PETA EKOREGION
KABUPATEN CIREBON

64
Peta Jasa Ekosistem
Rekreasi dan
Ekowisata Lahan
Industri

65
Peta Jasa Ekosistem
Penyediaan Pangan
Lahan Industri

66
Peta Jasa Ekosistem
Penyediaan Air
Kawasan Lahan
Industri

67
Peta Jasa Ekosistem
Pengaturan Tata
Aliran Air dan Banjir
Lahan Industri

68
Peta Jasa Ekosistem
Pengaturan
Pengolahan Dan
Penguraian Limbah
Lahan Industri

69
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
BERDASARKAN JASA EKOSISTEM
Jasa Ekosistem
Proyeksi Fungsi Arahan Pengembangan
Pengolah Pemelihara Pengaturan
No Kecamatan Neraca Air Penyedia Penyedia Pemurnian Rekreasi Bio- Kawasan Peruntukan
dan Pengurai Kualitas Pengaturan Tata Air dan
2031 Air Bersih Pangan Air dan diversitas Industri
Limbah Udara Iklim Banjir
Ekowisata
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
1 Ciledug Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
2 Losari Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
3 Pabedilan Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
4 Gebang Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
5 Astanajapura Surplus program penurunan emisi
GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah
yang menerapkan program
6 Pangenan Defisit
penurunan emisi GRK, hemat
air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
7 Mundu Surplus program penurunan emisi
GRK, hemat air, pengelolaan
70
limbah
lanjutan
Jasa Ekosistem
Proyeksi Fungsi Arahan Pengembangan
Pengolah Pemelihara Pengaturan
No Kecamatan Neraca Air Penyedia Penyedia Pemurnian Rekreasi Bio- Kawasan Peruntukan
dan Pengurai Kualitas Pengaturan Tata Air dan
2031 Air Bersih Pangan Air dan diversitas Industri
Limbah Udara Iklim Banjir
Ekowisata
Industri jasa berskala menengah
yang menerapkan program
penurunan emisi GRK, konservasi
air (hemat air, daur ulang air),
8 Greged Defisit
pengelolaan limbah, dan dapat
memanfaatkan fungsi rekreasi dan
ekowisata serta konservasi
keanekaragaman hayati
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
9 Palimanan Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
10 Kapetakan Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
11 Arjawinangun Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
12 Ciwaringin Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
13 Gempol Surplus emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
konservasi keanekaragaman hayati
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
14 Susukan Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah

Sumber: Pengembangan Hasil Kajian Daya Dukung Lahan Industri Di Kabupaten Cirebon 71
SINTESA-1: KEBIJAKAN INTERNAL PENGEMBANGAN KPI KABUPATEN CIREBON

❖ Kawasan Peruntukan Industri telah ditetapkan seluas 10 ribu Hektar yang terdiri atas
Kawasan peruntukan industri menengah dan besar, Kawasan peruntukan industri
kecil dan mikro, Kawasan peruntukan industri agro dan Kawasan Industri.
❖ Kawasan peruntukan industri menengah dan besar serta Kawasan industri
→ Pengembangannya mengacu pada Permenindustri yang ada (areal khusus)
→ Potensi penggerak wilayah → perlu antisipasi aspek lingkungan, pola ruang, dan
aspek sosial, infrastruktur, kelembagaan, dll.
❖ Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di dalam Kawasan Permukiman
→ Memerlukan pengaturan kegiatan dalam Regulasi Penataan Ruang
→ Perlu melihat aspek kesesuaian lahan batasan kegiatan
→ Pengaturan lebih lanjut melalui Peraturan Zonasi dalam Rencana Tata Ruang
❖ Kawasan peruntukan industri agro
→ Potensi pendorong pengembangan wilayah dalam konsep indigenous development
→ Meliputi wilayah Kecamatan Sedong, Greged, Lemahabang, Pasaleman dan
Astanajapura.
73
SINTESA-2: KEBIJAKAN REGIONAL yang DAPAT MEMPENGARUHI ARAH
PENGEMBANGAN KPI KABUPATEN CIREBON

❖ Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Barat 2018 – 2038 dan
Draft RTRW Provinsi Jawa Barat (termasuk konsep pengembangan kawasan
Rebana)
❖ Strategi pembangunan industri Jawa Barat berfokus pada penguatan
penyediaan bahan baku, penguatan proses, penguatan output dan distribusi
(logistik) serta penguatan faktor pendukung.
❖ Industri Unggulan Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Cirebon:
1. industri pengolahan ikan
2. industri furniture kayu dan rotan
3. perawatan kapal
4. suplemen pakan ternak dan aqua culture
5. komponen berbasis kayu (wood working, laminated dan finger joint)
6. industri bahan galian non logam (semen dan keramik)

74
POTENSI PENGEMBANGAN KPI terkait ARAH KEBIJAKAN REGIONAL

❖ Peluang pengembangan industri terkait arah kebijakan nasional dan regional


✓ RIPPIN 2015-2035 → sektor prioritas dan penetapan kedalam WPPI-2
✓ RPIP Jabar 2018 → sektor prioritas dan pengembangan /relokasi industri ke WPPI-2
✓ RTRWP Jabar → pengendalian WP Utara Prov.Jawa Barat dan mendorong segitiga
WP Timur Prov.Jawa Barat
Kab. Kab. Kab. Kab.
❖ Keunggulan komparatif wilayah JABAR
Subang Indramayu Majalengka Cirebon

✓ UMK dibawah rata-rata Provinsi UMK (Rp.) 2,73 jt. 2,73 jt. 2,12 jt. 1,79 jt. 2,02jt.
Sumber: Pengolahan Data Dinas BMPR Provinsi Jabar, 2019
✓ Potensi lahan bagi pengembangan fungsi industri (Ket: Tertinggi jabar Rp. Rp 4,23 Jt, Terendah Rp. 1,69 Jt)

✓ Potensi sektor unggulan yang sudah terbukti


❖ Posisi strategis dan konektivitas wilayah
✓ Tol Cipali, BIJB, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Losarang, Pelabuhan Cirebon
Rencana Tol Patimban, Tol Cisumdawu
✓ Rencana Akses Kereta Tj.Sari – BIJB- Arjawinangun, Rencana Akses Kereta Patimban

❑ Tidak seluruh wilayah KPI Kab.Cirebon menjadi prioritas Nasional maupun Provinsi
75
REKOMENDASI RUANG BAGI PENGEMBANGAN KPI Kab.CIREBON

Rekomendasi Arahan Pola


Ruang bagi KPI: 9.334,04

76
KEBUTUHAN TINDAK LANJUT PROGRESS STUDI 77

❖ Penyesuaian Arahan Pengembangan Jenis Industri


✓ Kelompok Industri RIPK → benchmark hasil DDL Jasa
Ekosistem untuk Industri
✓ Arahan Pengembangan KPI Rebana → benchmark hasil
Evaluasi RIPK dengan DDL

❖ Rekomendasi Pengembangan KPI


✓ Rekomendasi ruang bagi pengembangan KPI
✓ Rekomendasi terkait kebutuhan penyiapan infrastruktur
penunjang
✓ Rekomendasi terkait manajemen pengembangan KPI →
scenario/strategi dan aspek pendukung yang diperlukan

77
Terima Kasih
78

Anda mungkin juga menyukai