❖ Outcome (manfaat):
a. Teridentifikasinya keterkaitan antara program
▪ Masukan / rekomendasi bagi
pembangunan industri dengan penetapan KPI dan realisasi penetapan Kawasan
pemanfaatan ruangnya di Kabupaten Cirebon; Peruntukan Industri yang
b. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan terkait selaras dengan arah kebijakan
pengembangan pemanfaatan lahan KPI yang masih pengembangan industri
Kab.Cirebon, industri regional,
tersedia; dan
dan kebutuhan penataan
c. Terrumuskannya arahan strategis bagi upaya penetapan ruang wilayah Kab.Cirebon
KPI yang sinkron dengan arah kebijakan pembangunan
industri di Kabupaten Cirebon.
5
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERINDUST RIAN & PERDAGANGAN
(KAJIAN K PI K AB.CIREBON)
Data Arahan
Data Data
Kebijakan Ruang &
❖ Arah kebijakan dan potensi Sektoral
Pembangunan
Lapangan
▪ Industri ▪ Peta Ruang
perindustrian di Kabupaten ▪
▪
Perdagangan
Lingkungan
▪
▪
RTRW Kab.Cirebon
RPJMD Kab.Cirebon
▪
▪
Observasi Lapangan
Fisik Alami
▪ RPIK Kab.Cirebon
Cirebon, khususnya di kawasan ▪
▪
Infrastruktur
dll.
▪ UU & Perpu terkait
▪ Fisik Buatan
dalam pengembangan
perindustrian dan kawasan Arah Kebijakan dan Strategi
9
POLA PIKIR PERWILAYAHAN INDUSTRI
WPPI
Perwilayahan Industri
KI Kawasan Industri
IKM
WPPI
Sentra Industri Kecil / Menengah
IKM
10
PEMAHAMAN DASAR KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
11
TINJAUAN KEBIJAKAN: PP 28/2021 tentang Penyelenggaraan Perindustrian
❑ Merupakan turunan langsung dari UU 11/2020 tentang Cipta Lapangan Kerja (UUCK)
❑ Lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi:
a. Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong;
b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga penilaian kesesuaian;
c. Industri Strategis;
d. Peran serta masyarakat dalam pembangunan Industri; dan
e. Tata cara pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha Industri dan kegiatan
usaha Kawasan Industri.
❖ Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja hadir dalam rangka menciptakan lapangan
pekerjaan yang salah satunya dilakukan melalui peningkatan investasi.
❖ Adanya komitmen dalam menjaga kelangsungan proses produksi dan pengembangan Industri melalui
kemudahan penyediaan bahan baku → melalui pembatasan ekspor bahan baku, kemudahan impor
bahan baku, maupun pemetaan dan penetapan wilayah penyediaan serta membangun industri hulu dan
industri berbasis sumber daya alam
❖ Adanya perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan Industri melalui pengawasan dan
pengendalian kegiatan usaha Industri dan kegiatan usaha Kawasan Industri
12
TINJAUAN KEBIJAKAN: PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI
❑ Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan
Industri, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam
pengaturannya.
❑ KPI ditetapkan dengan kriteria berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan Industri; tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan/atau tidak mengubah lahan produktif.
❑ Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian
berwenang menetapkan kriteria teknis KPI.
❑ Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin keterediaan infrastruktur Industri di
dalam KPI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
❑ Pedoman teknis penetapan KPI tercantum dalam Lampiran.
➢ Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Pemerintah Daerah yang masih dalam proses
penyusunan dan penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, harus menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini;
➢ KPI yang telah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dinyatakan tetap berlaku
dan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat pada saat
peninjauan kembali Peraturan Daerah yang mengatur mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah
13
PRINSIP PENETAPAN KPI berdasarkan PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI
❑
▪ Penetapan KPI harus dijadikan acuan dalam rencana tata ruang, baik RTRW maupun RDTR, serta
RTR kawasan strategis, apabila Pemerintah menetapkan kegiatan Industri sebagai kegiatan strategis.
▪ Penetapan KPI memperhatikan keharmonisan peruntukan ruang (pola ruang) dengan kawasan
sekitarnya dan mempertimbangkan potensi sumber daya alam yang terkandung didalamnya.
❑
❑
▪ dapat mengacu pada Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) dan Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten/Kota (RPIK).
▪ Termasuk dalam penentuan skala Industri (besar, menengah, atau kecil).
❑
▪ Penetapan KPI memerlukan dukungan kemudahan penyediaan infrastruktur Industri yang memadai
baik rencana maupun eksisting, antara lain:
❑
▪ Jaminan keamanan dan kenyamanan berusaha dari gangguan keamanan
▪ Jaminan kemudahan dalam berusaha juga diperlukan, seperti kemudahan dalam berinvestasi dan
perizinan.
14
KRITERIA TEKNIS KPI berdasarkan PERMENPERIN 30/2020 tentang Kriteria Teknis KPI
16
18
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL 19
19
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL 20
1. Industri Pangan
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4. Industri Alat Transportasi
5. Industri Elektronika dan Telematika/ICT
6. Industri Pembangkit Energi
7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri
8. Industri Hulu Agro
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara.
20
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL YANG MEMPENGARUHI
ARAH PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN CIREBON
21
KEBIJAKAN NASIONAL PENDORONG DINAMIKA KAWASAN REBANA
Tabel: Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang
berperan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi
Pelabuhan Balongan
Indramayu
Rencana
BIJB &
Aerocity Jalan Tol
Kertajati Cikopo - Palimanan
Pelabuhan
Rencana Tol Cirebon
Bandung –
Kertajati –
Cirebon Terminal tipe-A
Kota Cirebon
Jalan Tol
Cirebon - Pejagan
Rencana Jalur KA
Jatinangor –
Tj.Sari – Cirebon PLTU Astanajapura - Cirebon
Electric Power (CEP) - Jalur
transmisi Sumatera-Jawa-Bali
▪ Pelabuhan Cirebon
→ hierarki: Pelabuhan Pengumpul (PP)
→ fungsi: angkutan laut dalam negeri;
tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang; angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar
provinsi.
▪ Pelabuhan Muara Gebang, Astanajapura,
Bondet, Gebangmekar, Kejawanan
→ hierarki: Pel. Pengumpan Lokal (PL)
→ fungsi: angkutan penumpang dan
barang antar kab/kota atau antar
kecamatan; pengumpan terhadap
pelabuhan pengumpul; moda
transportasi untuk mendukung
kehidupan masyarakat; tidak dilalui jalur
laut reguler
24
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT PENGEMBANGAN KPI di KABUPATEN CIREBON
29
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA BARAT 30
Hierarki Lokasi
PKN Cirebon
• Arjawinangun
• Sumber
PKL • Lemahabang
• Palimanan
• Ciledug
31
PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN REBANA
Revisi RTRWP Jawa Barat (2020)
33
Draft RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN METROPOLITAN REBANA
35
KONSEP KAWASAN METROPOLITAN REBANA – Revisi RTRWP Jawa Barat (2020) 36
Bandara Internasional
Kertajati
Bandar Udara
Pelabuhan
Rencana Pelabuhan
Stasiun Kereta Api
Stasiun Kereta Api Utama
Bandara Internasional
Jalur Kereta Api
Husein Sastranegara Jalan Tol
Rencana Jalan Tol
Jalan Utama/Nasional
0 5 10 20 km Gerbang Tol
38
KEUNGGULAN KAWASAN 39
KAWASAN INDUSTRI GRAND REBANA
Pelabuhan
Patimban
Bandara
Internasional
Kertajati
Tol Cikopo -
Karawang Palimanan Pelabuhan
Patimban
Purwakarta
Rebana
Kertajati
Subang Aeropolis
Cirebon
Bandung
39
KEUNGGULAN KAWASAN 40
KAWASAN INDUSTRI GRAND REBANA
Solar Panel
Gas
Water
Fiber Optic
40
KPI
dalam
RTRW
Kab.Cirebon
(Perda 7/2018)
46
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RTR
KAWASAN METROPOLITAN
REBANA
47
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RTRW
KABUPATEN CIREBON
48
PETA ARAHAN
RUANG KPI
BERDASARKAN RIPK
KABUPATEN CIREBON
49
KPI DALAM RENCANA POLA RUANG KAB. CIREBON 52
54
TUTUPAN LAHAN PADA RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI 55
18
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
Kesehatan
Tidak Kompatibel 0,13 0,00
Berdasarkan hasil overlay rencana
pola ruang dengan pola landuse
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
19 Tidak Kompatibel 13,29 0,13
Pendidikan
Kawasan Peruntukan Industri VS Sarana
20
21
Peribadatan
Kawasan Peruntukan Industri VS Sawah
Tidak Kompatibel
Kompatibel
0,14
5.160,61
0,00
51,27
eksisting, teridentifikasi luas
22
Kawasan Peruntukan Industri VS Semak
Belukar
Kompatibel 128,31 1,27 rencana KPI yang kompatibel
23
Kawasan Peruntukan Industri VS Stasiun
Pompa Bahan Bakar Umum
Tidak Kompatibel 0,43 0,00 dengan pola landuse mencapai
9.320,01 atau 92,59% sedangkan
24 Kawasan Peruntukan Industri VS Sungai Tidak Kompatibel 1,07 0,01
Kawasan Peruntukan Industri VS Tambak
25 Kompatibel 1.861,28 18,49
Garam
26
Kawasan Peruntukan Industri VS Tegalan
/ Ladang
Kompatibel 234,70 2,33 yang tidak kompatibel ada 746,22
Ha atau 7,41% dari total luas KPI.
Kawasan Peruntukan Industri VS Waduk
27 Tidak Kompatibel 1,72 0,02
Multiguna 56
Grand Total 10.066,22 100,00
KESESUAIAN TUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI 57
di Kecamatan Astanajapura
PANGENAN
ASTANAJAPURA
KARANGSEMBUNG
PANGURAGAN
SUSUKAN
ARJAWINANGUN
PALIMANAN
61
Pentingnya Penilaian Jasa Ekosistem
62
Pentingnya Penilaian Jasa Ekosistem
63
PETA EKOREGION
KABUPATEN CIREBON
64
Peta Jasa Ekosistem
Rekreasi dan
Ekowisata Lahan
Industri
65
Peta Jasa Ekosistem
Penyediaan Pangan
Lahan Industri
66
Peta Jasa Ekosistem
Penyediaan Air
Kawasan Lahan
Industri
67
Peta Jasa Ekosistem
Pengaturan Tata
Aliran Air dan Banjir
Lahan Industri
68
Peta Jasa Ekosistem
Pengaturan
Pengolahan Dan
Penguraian Limbah
Lahan Industri
69
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
BERDASARKAN JASA EKOSISTEM
Jasa Ekosistem
Proyeksi Fungsi Arahan Pengembangan
Pengolah Pemelihara Pengaturan
No Kecamatan Neraca Air Penyedia Penyedia Pemurnian Rekreasi Bio- Kawasan Peruntukan
dan Pengurai Kualitas Pengaturan Tata Air dan
2031 Air Bersih Pangan Air dan diversitas Industri
Limbah Udara Iklim Banjir
Ekowisata
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
1 Ciledug Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
2 Losari Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
3 Pabedilan Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
4 Gebang Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
5 Astanajapura Surplus program penurunan emisi
GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah
yang menerapkan program
6 Pangenan Defisit
penurunan emisi GRK, hemat
air, pengelolaan limbah
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
7 Mundu Surplus program penurunan emisi
GRK, hemat air, pengelolaan
70
limbah
lanjutan
Jasa Ekosistem
Proyeksi Fungsi Arahan Pengembangan
Pengolah Pemelihara Pengaturan
No Kecamatan Neraca Air Penyedia Penyedia Pemurnian Rekreasi Bio- Kawasan Peruntukan
dan Pengurai Kualitas Pengaturan Tata Air dan
2031 Air Bersih Pangan Air dan diversitas Industri
Limbah Udara Iklim Banjir
Ekowisata
Industri jasa berskala menengah
yang menerapkan program
penurunan emisi GRK, konservasi
air (hemat air, daur ulang air),
8 Greged Defisit
pengelolaan limbah, dan dapat
memanfaatkan fungsi rekreasi dan
ekowisata serta konservasi
keanekaragaman hayati
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
9 Palimanan Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
10 Kapetakan Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
11 Arjawinangun Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
12 Ciwaringin Defisit
emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
Industri berskala menengah yang
menerapkan program penurunan
13 Gempol Surplus emisi GRK, hemat air, pengelolaan
limbah
konservasi keanekaragaman hayati
Industri berskala besar dan
menengah yang menerapkan
14 Susukan Surplus
program penurunan emisi GRK,
hemat air, pengelolaan limbah
Sumber: Pengembangan Hasil Kajian Daya Dukung Lahan Industri Di Kabupaten Cirebon 71
SINTESA-1: KEBIJAKAN INTERNAL PENGEMBANGAN KPI KABUPATEN CIREBON
❖ Kawasan Peruntukan Industri telah ditetapkan seluas 10 ribu Hektar yang terdiri atas
Kawasan peruntukan industri menengah dan besar, Kawasan peruntukan industri
kecil dan mikro, Kawasan peruntukan industri agro dan Kawasan Industri.
❖ Kawasan peruntukan industri menengah dan besar serta Kawasan industri
→ Pengembangannya mengacu pada Permenindustri yang ada (areal khusus)
→ Potensi penggerak wilayah → perlu antisipasi aspek lingkungan, pola ruang, dan
aspek sosial, infrastruktur, kelembagaan, dll.
❖ Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di dalam Kawasan Permukiman
→ Memerlukan pengaturan kegiatan dalam Regulasi Penataan Ruang
→ Perlu melihat aspek kesesuaian lahan batasan kegiatan
→ Pengaturan lebih lanjut melalui Peraturan Zonasi dalam Rencana Tata Ruang
❖ Kawasan peruntukan industri agro
→ Potensi pendorong pengembangan wilayah dalam konsep indigenous development
→ Meliputi wilayah Kecamatan Sedong, Greged, Lemahabang, Pasaleman dan
Astanajapura.
73
SINTESA-2: KEBIJAKAN REGIONAL yang DAPAT MEMPENGARUHI ARAH
PENGEMBANGAN KPI KABUPATEN CIREBON
❖ Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Barat 2018 – 2038 dan
Draft RTRW Provinsi Jawa Barat (termasuk konsep pengembangan kawasan
Rebana)
❖ Strategi pembangunan industri Jawa Barat berfokus pada penguatan
penyediaan bahan baku, penguatan proses, penguatan output dan distribusi
(logistik) serta penguatan faktor pendukung.
❖ Industri Unggulan Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Cirebon:
1. industri pengolahan ikan
2. industri furniture kayu dan rotan
3. perawatan kapal
4. suplemen pakan ternak dan aqua culture
5. komponen berbasis kayu (wood working, laminated dan finger joint)
6. industri bahan galian non logam (semen dan keramik)
74
POTENSI PENGEMBANGAN KPI terkait ARAH KEBIJAKAN REGIONAL
✓ UMK dibawah rata-rata Provinsi UMK (Rp.) 2,73 jt. 2,73 jt. 2,12 jt. 1,79 jt. 2,02jt.
Sumber: Pengolahan Data Dinas BMPR Provinsi Jabar, 2019
✓ Potensi lahan bagi pengembangan fungsi industri (Ket: Tertinggi jabar Rp. Rp 4,23 Jt, Terendah Rp. 1,69 Jt)
❑ Tidak seluruh wilayah KPI Kab.Cirebon menjadi prioritas Nasional maupun Provinsi
75
REKOMENDASI RUANG BAGI PENGEMBANGAN KPI Kab.CIREBON
76
KEBUTUHAN TINDAK LANJUT PROGRESS STUDI 77
77
Terima Kasih
78